Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam seumur hidupnya, setiap individu mengalami perkembangan
kepribadian yang mencakup perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional
dan juga mengalami tahap-tahap perkembangan yang meliputi masa balita, masa
kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa dan masa tua.
Pendidikan memiliki peranan yang penting bagi setiap individu dalam
setiap tahap-tahap perkembangannya, mulai dari lahir hingga masa tua, apalagi
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih maka
pendidikan sangat penting. Manusia yang tidak berpendidikan akan jauh berbeda
dibandingkan manusia yang berpendidikan. Contohnya saja dari segi moral, kita
bisa mengetahui bagaimana pendidikannya apalagi ilmu pengetahuannya.
Menyadari pentingnya pendidikan dalam setiap tahap-tahap perkembangan kita
maka tidak bisa kita pungkiri bahwa pendidikan yang kita dapatkan melalui
pendidikan sekolah saja tidaklah cukup. Pendidikan tidaklah berakhir setelah
berakhirnya masa sekolah tetapi sebuah proses yang berlangsung seumur hidup.
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep yang
menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia. Oleh karena itu, perlu kejelasan
tentang pendidikan seumur hidup diantaranya konsep pendidikan seumur hidup,
pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif, dasar, tujuan dan implikasi
pendidikan seumur hidup serta strategi pendidikan sumur hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian long life education?
2. Bagaimana konsep long life education?
3. Apa saja dasar, tujuan dan implikasi konsep long life education?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian long life education.
2. Untuk mengetahui konsep long life education.
3. Untuk mengetahui dasar, tujuan dan implikasi konsep long life education.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Long Life Education


Long life education adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan
yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar
yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Ditekankan pula pada
konsep ini, bahwa pendidikan dalam arti kata yang sebenarnya adalah sesuatu
yang berlangsung terus sepanjang kehidupan seseorang.1
Adapun pengertian long life education menurut pendapat para ahli adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Stephens, pokok long life education adalah seluruh individu
harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk
instruction, studi dan learning di setiap kesempatan sepanjang hidup
mereka. Adapun tujuannya adalah menyembuhkan kemunduran akan
pendidikan sebelumnya memperoleh keterampilan baru, meningkatkan
keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya.
2. Menurut Silva long life education berkenaan dengan prinsip
pengorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk
melakukan fungsinya yaitu: proses perubahan yang menuntut
perkembangan individu. Dalam garis-garis besar haluan Negara
dikatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan
didalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
Kesimpulannya ialah long life education atau pendidikan sepanjang hayat
adalah suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem
pemdidikan yang ada.

______________
1
Mochtar Bukhari, Pendidikan dalam Pembangunan, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 2003), hal. 22.

3
B. Konsep Long Life Education
Long life education adalah sebuah sistem konsep-konsep yang
menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan hidup manusia.2 Dalam GBHN 1978 dinyatakan
bahwa Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.3
Hal ini berarti bahwa setiap manusia diharapkan supaya selalu
berkembang sepanjang hidup dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah
diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Konsep
pendidikan seumur hidup merupakan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu
proses yang terus menerus dari bayi sampai wafat. Secara yuridis formal konsepsi
pendidikan seumur hidup dituangkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang
GBHN, dengan prinsip-prinsip pembangunan nasional, diantaranya :
1. Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia.
2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga,
sekolah dan masyarakat.4
Atas konsep long life education, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan
oleh para pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh
sebelum orang-orang barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan
seumur hidup, sebagaimana dinyatakan oleh hadist Nabi SAW :

.
Artinya: Tuntutlah ilmu itu dari buaian sampai ke liang lahat (meninggal
dunia).

______________
2
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002),
hal. 169.
3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal.
40.

4 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002 ), cet. I, hal.
205.

4
Konsepsi manusia Indonesia seutuhnya merupakan konsepsi dasar tujuan
pendidikan nasional (UU Nomor 2 tahun 1989 Pasal 4) yakni pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam konsep long life education pendidikan sekolah, pendidikan luar
sekolah yang dilembagakan dan yang tidak dilembagakan saling mengisi dan
saling memperkuat. Philip H. Coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam
tiga bagian yaitu: 1) pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak
dilembagakan), 2) pendidikan formal (pendidikan sekolah), 3) pendidikan non-
formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan).5
1. Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan (pendidikan informal)
Adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman
sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak
sistematis, sejak seseorang lahir sampai wafat seperti di dalam keluarga, tetangga,
pekerjaan, hiburan, pasar atau didalam pergaulan sehari-hari. Walaupun demikian,
pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang karena dalam kebanyakan
masyarakat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan penting
melalui keluarga, masyarakat dan pengusaha.
2. Pendidikan sekolah (pendidikan formal)
Adalah pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, mempunyai
jenjang yang dibagi dalam waktu-waktu tetentu yang berlangsung dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-
satunya tempat bagi setiap orang untuk belajar. Namun, kita menyadari bahwa
sekolah merupakan tempat dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan
masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya.

______________
5
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan..., hal. 41.

5
3. Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan (pendidikan non-formal)
Adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja,
tertib, terarah, dan berencana diluar kegiatan persekolahan. Bagi masyarakat
Indonesia yang masih banyak dipengaruhi oleh proses belajar tradisional,
pendidikan luar sekolah yang dilembagakan akan merupakan cara yang mudah
sesuai dengan daya tangkap rakyat, dan mendorong rakyat menjadi belajar sebab
pemberian pendidikan tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan
kebutuhan para peserta didik. Calon peserta didik pendidikan luar sekolah yang
dilembagakan meliputi :
a. Pendidikan usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan /
kesempatan memasuki sekolah.
b. Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah
c. Peserta didik yang putus sekolah baik dari pendidikan dasar,
menengah dan pendidikan tinggi.
d. Peserta didik yang telah lulus satu sistem pendidikan sekolah tetapi
tidak dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
e. Orang yang telah bekerja tetapi ingin menambah keterampilan lain.
f. Jadi, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dapat memperkuat
pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan.

C. Long Life Education dalam berbagai Perspektif


1. Tujuan Ideologis
Pada dasarnya semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang
sama khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan.
2. Tujuan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih
banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal.
Dengan demikian, pendidikan seumur hidup kepada orang tualah yang menjadi
solusi dari masalah tersebut.

6
3. Tinjauan Filosofis
Dalam negara-negara demokrasi menginginkan seluruh rakyatnya
menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi perintah DPR, MPR
dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan
kepada setiap orang atau masyarakat.
4. Tinjauan Teknologi
Pada era globalisasi seperti sekarang ini tampaknya dunia dilanda oleh
eksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Tinjauan Psikologis dan Pedagogis
Dalam kerangka ini pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai
pelayanan untuk membantu pengembangan pribadi sepanjang hidup.
Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan
individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi
masyarakat.
6. Tinjauan Ekonomi
Pada negara yang sedang berkembang sebagian besar penduduk dalam
keadaan buta huruf dan kurang pendidikan. Bahkan sebagian yang telah
berpendidikan tidak mendapat kesempatan untuk meningkatkan pendidikan sesuai
dengan kemajuan zaman. Cara yang paling efektif untuk keluar dari lingkaran
setan kemelaratan yang menyebabkan kebodohan dan kebodohan yang
menyebabkan kemelaratan ialah melaui pendidikan.
7. Tinjauan Politik
Pemerataan demokrasi dan hak pilih dalam rangka pemerintahan yang
demikian menuntut kedewasaan warga dalam kehidupan bernegara. Pendidikan
kewarganegaraan menjadi makin lama makin penting dan ini menjadi tugas
pendidikan dalam rangka pendidikan seumur hidup.

D. Dasar, Tujuan, dan Implikasi Long Life Education


1. Dasar-dasar Filosofis
Secara filosofis hakikat kodrat manusia merupakan kesatuan integral
segi-segi atau potensi-potensi:

7
a. Manusia sebagai makhluk pribadi (individual being)
b. Manusia sebagai makhluk sosial (social being)
c. Manusia sebagai makhluk susila (moral being).6
Ketiga potensi ini merupakan kesadaran yang integral (bulat dan utuh)
yang dimiliki setiap manusia. Ketiganya menentukan martabat dan kepribadian
manusia. Artinya bagaimana individu itu merealisasikan potensi-potensi tersebut
secara optimal dan berkesinambungan, itulah wujud kepribadiannya.
2. Dasar-dasar Psikologis
Yang dimaksud dasar-dasar psikologis adalah dasar-dasar kejiwaan dan
kejasmanian manusia.7 Realitas psikologis manusia menunjukkan bahwa pribadi
manusia merupakan kesatuan antara :
a. Potensi-potensi dan kesadaran rohaniah baik segi pikir, rasa, karsa,
cipta.
b. Potensi-potensi dan kesadaran jasmaniah yakni jasmani yang sehat
dengan panca indra yang normal yang secara fisiologis bekerjasama
dengan sistem saraf dan kejiwaan.
3. Dasar-dasar Sosial Budaya
Meskipun manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang merupakan
bagian dari umat manusia dan alam semesta, namun manusia Indonesia terbilang
pula oleh tata nilai sosial budayanya sendiri. Dimensi sosial budaya itu mencakup:
a. Tata nilai warisaan budaya bangsa yang manjadi filsafah hidup
rakyatnya seperti nilai ketuhanan, kekeluargaan, musyawarah,
mufakat, gotong-royong dan tenggang rasa.
b. Nilai-nilai filsafah negaranya yakni Pancasila.
c. Nilai-nilai budaya dan tradisi bangsanya.
d. Tata kelembagaan dalam hidup bermasyarakat dan kenegaraan baik
yang non formal maupun formal.

______________
6
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik..., hal. 212.
7
Ibid..., hal. 212.

8
4. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
a. Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan
kodrat dan hakikatnya yakni seluruh aspek pembawaan seoptimal
mungkin.
b. Berlangsung selama manusia hidup seirama dengan pertumbuhan
kepribadian manusia yang bersifat dinamis.
5. Implikasi Pendidikan Seumur Hidup
Implikasi yaitu akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
Jadi, sesuatu yang merupakan tindak lanjut dari suatu kebijakan dan
keputusan.8 Menurut W. P. Guruge dalam bukunya Toward Better Education
Management,9 implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan
adalah:
a. Pendidikan baca tulis fungsional
Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat bagi negara
maju maupun negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional memuat:
1) Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M)
yang fungsional bagi anak didik
2) Menyediakan bahan-bahan makanan yang diperlukan untuk
mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya
tersebut.
b. Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi
anak diluar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal
merupakan salah satu program dalam pendidikan seumur hidup. Namun,
pendidikan vokasional tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas tetapi
dilaksanakan secara kontinu.

______________
8
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik..., hal. 125.
9
Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), cet. II , hal 29.

9
c. Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup dalam kiat-kiat profesi telah
tercipta Built in Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus
mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi,
perlengkapan, terminologi dan sikap profesionalnya.
d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Diakui bahwa di era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan
pesatnya perkembangan IPTEK telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan
masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai
dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya
menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinu (life long education).
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka
mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan
konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.
e. Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat yang semakin
maju dan kritis, baik rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan diperlukan
pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara.
Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinu dalam konteks ini merupakan
konsekuensinya.
f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggang
Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang perlu diberikan secara
konstruktif sebagai bagian konsep long life education. Dengan cara ini waktu
senggang dapat dimanfaatkan berbasis budaya yang baik sehingga pendidikan
seumur hidup dapat berjalan menyenangkan.

E. Eksistensi Long Life Education


Pendidikan seumur hidup (long life education) dalam prakteknya sudah
dilaksanakan oleh manusia sejak manusia ada di dunia ini. Namun secara
konsepsionallong life education merupakan suatu konsep baru dalam pendidikan.

10
Secara konsepsional dan kesadaran akan segala konsekuensinya baru dirasakan
dan disadari pada dekade akhir enam puluhan.
Menurut konsep long life education, pendidikan tidak terbatas oleh ruang
dan waktu. Pendidikan akan selalu berlangsung dalam totalitas kehidupan,
didalam keluarga, suku bangsa, melalui agama, mesjid, gereja, sekolah formal,
organisasi-organisasi kerja, organisasi pemuda, membaca buku, mendengar radio
dan sebagainya.
Pada abad ke-19, sekolah merupakan suatu lembaga formal yang
diperuntukkan bagi anak-anak, yang harus taat pada disiplin dan ketentuan-
ketentuan yang sangat ketat dan kaku. Sekolah merupakan suatu keharusan dan
dianggap sebagai penyebab utama kemajuan masyarakat dan industri yang sangat
cepat.10
Menurut Hummel pada waktu itu kehidupan seseorang dibagi pada tiga
periode yang terpisah satu sama lainnya, yaitu:
1. Sekolah dan belajar.
2. Kehidupan yang aktif.
3. Usia lanjut.11

F. Strategi Long Life Education


Ada strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup, menurut Prof.
Soelaiman Joesof yaitu :
1. Konsep-Konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup
a. Konsep-konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri, diartikan
sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan
perstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan. Yang berarti
pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia.

______________
10
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik..., hal. 217.
11
Ibid..., hal. 128.

11
b. Konsep Belajar Seumur Hidup, berarti pelajar belajar karena respons
terhadap keinginan yang di dasari untuk belajar dan angan-angan
pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
c. Konsep Pelajar Seumur Hidup, yang dimaksud adalah orang-orang
yang menyadari dirinya adalah pelajar seumur hidup, dengan belajar
dengan cara logis untuk bisa menghadapi dan mengatasi semua
tantangan dalam hidupnya.
d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup, kurikulum di
desain sedemikian rupa supaya bisa menghasilkan pelajar seumur
hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
2. Arah Pendidikan Seumur Hidup
a. Pendidikan Seumur Hidup pada Orang Dewasa
Orang dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka
pemenuhan self interest yang merupakan tuntutan hidup mereka sepanjang masa.
Yang termasuk self interest adalah kebutuhan baca tulis, latihan, dan
keterampilan.
b. Pendidikan Seumur Hidup bagi Anak-anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak-anak merupakan hal yang dsangat
penting karena anak-anak akan menjadi tempat awal bagi orag dewasa. Program
kegiatan yang disusun untuk anak-anak adalah kecakapan baca tulis, keterampilan
dasar, dan mempertinggi daya pikir anak sehingga memungkinkan anak terbiasa
belajar kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang di cita-citakan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Long Life Education adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan
yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar
yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan
seumur hidup berlangsung secara kontinu dan tidak terbatas oleh waktu seperti
pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang
yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.
Penerapan cara berfikir menurut azas pendidikan seumur hidup itu akan
mengubah pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama
pendidikan sekolah adalah mengajar anak didik bagaimanapun caranya belajar,
peranan guru terutama adalah sebagai motivator, stimulator, dan penunjuk jalan
anak didik dalam hal belajar. Sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat
sekitar. Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pendidikan seumur hidup
maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis uraikan, diharapkan dengan adanya
pembahasan makalah ini, masyarakat lebih menyadari betapa pentingnya
pendidikan dan kita sebagai mahasiswa bisa lebih giat belajar dan juga menyadari
bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung pada jenjang perkuliahan namun
pendidikan itu berlangsung seumur hidup kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002 ), cet. I.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005).

Mochtar Bukhari, Pendidikan dalam Pembangunan, (Yogyakarta: Tiara Wacana


Yogya, 2003).

Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2002).

Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Bumi


Aksara, 2006), cet. II.

14

Anda mungkin juga menyukai