Disusun oleh:
Kelompok II
penulis
Kelompok 2
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
Pendahuluan..............................................................................................................1
1. Latar Belakang...................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.............................................................................................1
3. Tujuan Penulisan...............................................................................................1
Pembahasan...............................................................................................................2
A. Pendidikan Seumur Hidup Sebagai Prinsip Pendidikan Islam.................2
B. Urgensi Pendidikan Seumur Hidup...............................................................2
C. Ayat-Ayat Al-Quran Yang Terkait Urgensi Pendidikan Seumur Hidup.. .5
PENUTUP..................................................................................................................19
KESIMPULAN.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20
iii
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap
manusia. Dengan pendidikan akan meninggikan derajat seorang manusia
dibandingkan dengan manusia yang lain, manusia akan dianggap
berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya. Masa
dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan
bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah atau masa sekolah
saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung sepanjang hayat
melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupan seorang
manusia. Pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir
sampai kita meninggal dunia. Selain itu islam juga mengajarkan untuk
mempelajari firman-Nya, baik qouliyah, yakni ayat-ayat pada mushaf Al-
Qur’an, maupun ayat kauniyah atau kejadian-kejadian di alam sekitar.
Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan sepanjang hayat itu sangat benar
adanya didalam fase kehidupan kita.
2. Rumusan Masalah
1. Pendidikan sepanjang hayat sebagai prinsip pendidikan Islam.
2. Urgensi pendidikan sepanjang hayat.
3. Ayat-ayat al-Quran yang terkait tentang pendidikan seumur hidup .
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan seumur hidup.
2. Untuk mengetahui ugensi pendidikan seumur hidup.
3. Untuk mengetahui Ayat-ayat al-Quran yang terkait tentang
pendidikan seumur hidup.
1
Pembahasan
1
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, Jakarta: AMZAH.
2013. Hlm. 78
2
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, Jakarta: AMZAH.
2013. Hlm.80
2
Pendidikan dalam Islam yang sarat dengan nilai-nilai wahyu
ilahiyyah, melahirkan sistem yang saling berkaitan antara pemahaman
3
3
3
Adian Husaini, Pendidikan Islam Membentuk Manusi Berkarakter Dan Beradab, Jakarta :
Cakrawala Publishing, hlm. 115-117
4
8
Abu Bakar Jabir al-Jazairi.Tafsir al-Qur’an al-Aisar. Jakarta: Darus Sunnah Press. 2007. Jilid IV.
Hal.643
7
9
Muhammad Nasib Ar-Rifa’I,(terj) Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jilid.4.
8
10
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid X, Juz 28-29-30. Hal.632
11
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid X, Juz 28-29-30. Hal.220
12
Lalu, mengapa ujian itu berupa hidup dan mati? Ibnu ‘Asyur
menjelaskan, Allah menjadikan hidup dan mati sebagai ujian untuk
menguji mana yang paling baik dan buruk perbuatannya, karena dengan
diberi kehidupan, manusia akan punya kesempatan berbuat baik. Begitu
juga untuk berbuat buruk. Sampai ia menjumpai kematian, ia diadili, dinilai
oleh Allah, sesuai kebaikan dan kejelekan yang ia perbuat.
Demikianlah Allah dengan kuasaNya atas segala yang di dunia dan
akhirat menciptakan kematian dan kehidupan untuk manusia. Selain dari
dimensi tauhid, sehingga bisa memperteguh iman kita atas keesaanNya,
dua ayat ini juga menasehati kita bahwa sejatinya yang dipandang Allah
adalah perbuatan kita selama di bumi. Sudahkah baik perbuatan yang kita
salurkan, baik berupa ibadah kepadaNya, atau kebaikan untuk diri sendiri
dan sesama? Wallahu a’lam12
3. Al ankabut ayat 64
َّار ااْل ٰ خ َِر َة لَ ِه َي ْال َح َي َو ۘانُ لَ ْو َكا ُن ْوا َيعْ لَم ُْو َن
َ َو َما ٰه ِذ ِه ْال َح ٰيوةُ ال ُّد ْن َيٓا ِااَّل َلهْوٌ وَّ لَ ِع ۗبٌ َواِنَّ الد
“Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan
sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya,
sekiranya mereka mengetahui.”
Tafsir :
“Salah satu faktor yang menjadikan orang-orang kafir enggan
menyembah Allah, meski bukti wujud dan keesaan-Nya begitu jelas,
adalah motivasi duniawi. Karena itu, ayat ini menginformasikan hakikat
kehidupan dunia dan perbandingannya dengan kehidupan akhirat. Dan
kehidupan dunia ini hina, tidak bernilai, dan tidak pula kekal. Dunia ini
hanya senda gurau yang akan melenakan orang kafir dari tugas hidup
yang sebenarnya, dan dunia ini juga layaknya permainan yang hanya
memberi kesenangan sesaat, sebelum kelelahan datang. Dan
sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya bagi
manusia. Itulah kehidupan yang kekal dan abadi. Di sana manusia akan
merasakan kebahagiaan dan kesengsaraan yang hakiki, sekiranya
12
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid X, Juz 28-29-30. Hal 223
15
13
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid VII, Juz 19-20-21. Hal 443
16
golongan munafik yang telah hidup nyaman pada waktu turunnya ayat ini,
takut kepada manusia sebagai musuh yakni orang-orang kafir seperti
takutnya kepada Allah, bahkan lebih dahsyat lagi takut dari itu. Dalam
kondisi dihantui oleh rasa takut menghadapi musuh dan takut kehilangan
kesenangan yang sudah diperoleh, mereka berkata, “Ya Tuhan kami,
mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami, padahal kami belum
terlepas dari kesulitan hidup? Mengapa tidak Engkau tunda kewajiban
berperang itu kepada kami beberapa waktu lagi, agar kami dapat
merasakan kesenangan ini lebih lama lagi?” Katakanlah, “Berapa lama
pun kesenangan yang kalian dapatkan di dunia ini tidak ada artinya,
karena kesenangan dunia itu hanya sedikit, dan kesenangan akhirat itu
lebih baik karena banyak dan beraneka ragam, yang disediakan bagi
orang-orang yang bertakwa mendapat pahala turut berperang dan kamu
tidak akan dizalimi sedikit pun baik di dunia maupun di akhirat.” 14
5. Al hujurat ayat 13
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Tafsir Al Hujurat Ayat 13:
Melansir tafsir As-Sa’di karangan Syaikh Abdurrahman bin Nashir
as-Sa'di, melalui surat ini Allah SWT memberitahukan bahwa tujuan
penciptaan Adam dan Hawa untuk mewariskan keturunan yang tersebar
di muka bumi ini. Kemudian Allah SWT menyebarkan laki-laki dan
perempuan dalam jumlah yang banyak serta menjadikan mereka
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tujuan mereka membentuk suku
bangsa atau kelompok tertentu agar saling mengenal. Dengan mengenal
14
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid II, Juz 4-5-6. Hal 218
17
15
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid IX, Juz 25-26-27. Hal420
18
6. Ad dhuha ayat 3
ُّك َو َما َق ٰل ۗى
َ ك َرب
َ َّع
َ َما َود
“Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula)
membencimu”
Tafsir :
“Wahai Nabi, tidak adanya wahyu yang turun kepadamu dalam
beberapa hari ini bukan karena Allah membencimu. Tuhanmu yang telah
memilihmu sebagai nabi dan rasul tidak akan meninggalkan engkau
sendirian dalam menyampaikan risalah dan tidak pula membencimu.” 16
16
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid X, Juz 28-29-30. Hal 694
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan sepanjang hayat sebagai prinsip pendidikan Islam.
Dalam islam salah satu prinsip yang diyakini dalam bidang pencarian ilmu
(pendidikan) adalah prinsip kontinuitas atau berkelanjutan. Maka dari
prinsip inilah lahir sebuah konep yaitu “pendidikan sepanjang hayat”. Hal
ini lahir karena memang Dalam Islam mencari imu adalah suatu kewajiban
yang tidak pernah dan tidak boleh berakhir. Seruan “membaca” yang ada
dalam al-Qur’an (QS. al-‘Alaq:1) diayat iniAllah subhanahu wata’ala tidak
menmbatasi dengan waktu maka dapat disimpulkan bahwa mencari ilmu
itu setiap saat, maka inilah prinsip yang senantiasa dipegang oleh umat
muslim.
Urgensi pendidikan seumur hidup 1) Senantiasa menambah ilmu
untuk mengenal mengenal (marifah) kepada Allah subhanahu wata’ala
dan mencintai ibadah kepadanya. Sebagaimana yang telah termaktub
perintah-Nya dalam (Q.S muhammad : 19). 2) Allah subhanahu wa ta’ala
telah memberikan ratusan perintah dalam Al-Qur’an agar manusia
menggunakan akalnya untuk berfikir untuk mendapatkan keimanan. (Q.S
Ali Imran : 190). 3) Adanya perbedaan antara yang berilmu dan yang tidak
berilmu karena Orang yang beriman dan yang berilmu akan diangkat
derajatnya, melebihi orang yang beriman namun sedikit ilmunya. (Q.S : Al
– mujadilah :11) 4) Allah subhanahu wata’ala mengancam keras orang-
orang yang tidak menggunakan segala potensinya untuk berfikir dan
meraih ilmu.Orang-orang seperti ini, dalam al-Quran disamakan
derajatnya dengan binatang ternak. (Al-A’raf : 179) dan Ayat-ayat al-
Quran yang terkait urgensi pendidikan seumur hdup :al a’la : 17, al-
mulk:1-2, al-ankabut : 64, al-nisa : 77, al-hujurat :13, al-dluha :3. .
19
DAFTAR PUSTAKA
20