Anda di halaman 1dari 15

TEORI PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu:
Nirra Fatmah, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Novi Eliza NPM. 212601968
Anisa Purnamasari NPM. 212601999
Lailatul Maqhfiroh NPM. 212601977

UNIVERSITAS ISLAM TRIBAKTI (UIT) LIRBOYO KEDIRI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur mendalam kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi kami banyak nikmat, anugerah dan inayahnya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Rosululloh SAW. Beliaulah teladan terbaik dalam
menempuh kehidupan, dan beliaulah teladan terbaik dalam menggapai kecerdasan.

Kami merasa bahagia dan bersyukur atas terselesainya makalah kami yang
berjudul: TEORI PENDIDIKAN ISLAM dengan tepat waktu, guna memenuhi
tugas Mata Kuliah ILMU PENDIDIKAN ISLAM. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dosen yang telah membimbing dan menuntun kami dalam
menyusun makalah ini, Beliau adalah Ibu Nirra Fatmah, M.Pd.I.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan,


wawasan, dan pengalaman bagi pembaca.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.

Penyusun

Kediri , 8 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

A. Pengertian Teori Pendidikan Islam .............................................................. 2

B. Teori Pendidikan Islam ................................................................................ 3

C. Aliran-Aliran Utama Dalam Filsafat Pendidikan Islam ............................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9

A. Kesimpulan .................................................................................................. 9

B. Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Teori adalah suatu cara berfikir manusia dalam berbagai bidang kehidupan
yang tersusun berdasarkan pada suatu fakta-fakta yang ada dan yang saling
berkaitan dan saling mendukung, sehingga menjadi suatu bentuk pemikiran yang
dapat teruji dengan kebenarannya dalam segi praktik. Pengertian Pendidikan
sendiri merupakan suatu proses memeberikan pengetahuan atau ilmu pada
manusia untuk mendewasakan nya, agar mampu bertanggung jawab pada apa
yang sudah menjadi kewajiban nya baik sebagai makhluk sosial atau individu.
Jadi teori-teori Pendidikan jika di kaitkan dengan filsafat sangatlah
berhubungan. Karena pada dasarnya teori itu sebagai pedoman pada suatu
konsep yang umum atau sebagai teori yang dasar. Karena Pada dasarnya teori
Pendidikan islam adalah sebagai suatu cara berfikir manusia pada sistem
Pendidikan yang fungsinya untuk menerapkan ajaran agama islam pada bidang
Pendidikan tersebut. Dengan teori tersebut dapat memberikan pemikiran lebih
dalam pada faktor spiritual, kebudayaan, ekonomi, sosial, atau politik negra
dengan menempatkan Al Quran sebagai dasar acuannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Teori Pendidikan Islam?


2. Apa teori Pendidikan islam?
3. Apa saja Aliran-Aliran utama dalam filsafat Pendidikan?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Teori Pendidikan Islam


2. Untuk mengetahui tentang isi teori Pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui Aliran-Aliran utama dalam filsafat Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Pendidikan Islam

Mudyhardjo (2002) menjelaskan bahwa teori Pendidikan adalah


sebuah pandangan atau serangkaian pendapat ikhwal Pendidikan yang
disajikan dalam sebuah konsep. Pendidikan sebagai sistem mengandung arti
suatu kelompok tertentu yang setidaknya memiliki hubungan khusus secara
timbal balik dan memiliki imformasi.1
Teori-teori Pendidikan adalah sebuah sistem konsep yang terpadu,
menerangkan, dan memprediksi. Sebuah teori Pendidikan adalah sebuah
sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan dan prediktif tentang
peristiwa-peristiwa Pendidikan. Teori Pendidikan juga berperan sebagai
asumsi atau titik tolak pemikiran Pendidikan dan ada yang berperan sebagai
definisi menerangkan makna.2
Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Islam merupakan suatu
pendidikan yang juga mempelajari keimanan dan pendidikan amal.
Sehingga, pelajaran Islam pun berisi tentang tingkah laku kepribadian dari
masyarakat ke arah kesejahteraan kehidupan individual dan kehidupan
bersama. Menurut Hasan Langgulung, pendidikan Islam diartikan sebagai

1
http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id
2
http://elanurainiblog.wordpress.com

2
pendidikan keagamaan, pendidikan dalam Islam, dan pendidikan di
kalangan orang-orang Islam (Uci Sanusi, 2018).3
Teori Pendidikan islam merupakan teori yang terintegratif yang
berdasarkan pada prinsip-prinsip Qur’ani. Jadi teori pendidikan islam tidak
akan bertentangan dengan hasil-hasil sains bahkan dapat menerima dan
memanfaatkan bagian-bagian dari sains bagi pelaksanaan operasional
Pendidikan.4

B. Teori Pendidikan Islam

Relitas pendidikan Islam di Indonesia selama ini, metode yang


digunakan terbatas pada aspek kognitif (hafalan), meskipun dimensi afektif
menjadi salah satu komponen tujuan pendidikan dalam kurikulum, akan
tetapi metode pengajaran masih tetap menekankan aspek kognitif (Wiyono,
2017). Secara komprehensif, pendidikan harus saling melengkapi. Sehingga
hasilnya diharapkan mampu memberikan pencerahan pendidikan kearah
yang diharapkan. Hal yang mungkin dilakukan untuk menghimpun prinsip-
prinsip pendidikan yang ada ke dalam enam bagian:
1. Konsep Pengajaran dan Pembelajaran
Menurut Ibn Abdun, Pengajaran itu merupakan profesi, yang
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan kecermatan, sama
seperti pelatihan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan,
hingga menjadi cakap dan professional. Karena ini adalah
profesi professional, maka sangat wajar ketika ulama
membedakan antara pendidikan (tarbiyah) dan pengajaran
(ta’lim). Tentu saja pengertian pertama mencakup bidang lebih
luas dibanding yang kedua. Saking luasnya, AlGhazali
menganalogikan pendidikan ibarat seorang petani yang harus

3
Pengertian,Teori dan Konsep, Ruang lingkup isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam(Shiren
Destrianjasari)hlm.1750
4
http://nurintanrizqi.blogspot.com/2015/12/teori-pendidikan-islam.html?m=1

3
telaten mengiangi duri, rumput, dari tanamannya agar tumbuh
dan berkembang dengan baik (Ridla, 2002).
2. Dasar-Dasar Psikologis Proses Pembelajaran
Menurut ahli pendidikan muslim, al-idrak adalah dasar
utama pembelajaran. Menurut al-Thusi, siswa tidak bisa
memperoleh sesuatu yang tidak ia pahami. Karena itu siswa
harus memulai sesuatu pengajaran yang paling dekat untuk
dipahami. Pendidik tidak boleh memaksakan mengajarkan
materi di luar kemampuan siswa, yang ditakutkan tidak bisa
dicapai nalarnya, hingga beban dan putus asa. Hal yang senada
juga disampaikan Al-Ghazali dalam Ihya’nya (Ridla, 2002).
3. Pemahaman tentang Subjek Didik
Memahami kejiwaan siswa adalah satu pijakan utama untuk
keberhasilan pendidikan. Berangkat dari sini, pakar pendidikan
Islam memberikan syarat memahami lingkungan sosial siswa,
terutama lingkungan keluarga, untuk diperhatikan dan dipahami.
Pendidikan moral dan kemuliaan tidak cukup diselenggarakan di
dalam sekolah saja, melainkan perlu ditanamkan pada diri anak
sejak ia memulai berkomunikasi. Tentu saja setiap anak akan
memulai berkomunikasi dengan orang yang paling dekat dan
intens padanya, dan merekalah yang paling dibebankan untuk
melakukan pengajaran dan pendidikan ini.
Selain itu, diperlukan pula sanksi edukatif dalam rangka
menunjang kemajuan pendidikan anak, sesuai situasi keadaan.
Diantara sanksi edukatif yaitu;
a. Menunjukkan sikap melarang di hadapan anak, tanpa
harus menunjuk hidungnya.
b. Jika masih saja berlanjut, pendidik boleh melarang
secara tegas dan personal
c. Selanjutnya teguran keras boleh dilakukan

4
d. Jika teguran keras belum dihiraukan, maka pendidik
boleh menghukum yang setimpal.5
4. Metode Pengajaran
Pendidikan adalah profesi yang dituntut ketelatenan. Hingga
sangat wajar jika hal itu memerlukan metode yang strategis bagi
keberhasilan proses pembelajaran. Guru tidak boleh memulai
pengajaran dengan hal-hal yang sulit, karena itu dapat
mengganggu proses pembelajaran.
Guru dituntut untuk serius dalam mendekatkan pemahaman
dan materi pelajaran siswa. Tentu saja hal ini sesuai dengan
perkembangan kematangan bahasa dan kecerdasannya. Hal itu
dilakukan secara bertahap dan sistematik. Dimulai dari
penyampaian guru tentang materi inti pelajaran, lalu dilanjutkan
ke materi selanjutnya. Bahkan guru dituntut untuk memecahkan
problem yang sulit, agar siswa mampu menguasai seluruh
materi. Hal inilah yang disebut Ibn Khaldun sebagai ‘al-ta’lim al
mufid’.
Terkadang diperlukan juga dialog sebagai metode lanjutan.
Sehingga melalui ini tercipta pengalaman pribadi yang teruji,
sebagai efek dari diskusi dan dialog. Dialog dan diskusi itu bisa
terjadi disetiap guru selesai menjelaskan pelajaran. Bahkan
terkadang guru sangat perlu untuk melempar pertanyaan pada
siswanya.6
5. Pengajar (Guru)
Pembelajaran dilakukan oleh guru sebagai orang yang sudah
dewasa pada siswa yang belum dewasa. Sehingga pakar
pendidikan Islam memberikan dua prinsip dasar edukatif yang
penting. Pertama, buku tidak akan bisa menggantikan posisi
guru dalam pengajaran. Bahkan imam Syafii pernah

5
Ibid, hal. 208
6
Ibid. hal. 211

5
menyampaikan, siapa yang menggeluti ilmu hanya berdasarkan
pada lembaran buku, maka ia telah menyia-nyiakan banyak hal.
Kedua guru adalah pembimbing perkembangan moral bagi
siswa. Ibnu Sina menjelaskan, sepantasnya guru tampil cerdas,
agamis, bermoral, simpati, karismatik dan pandai membawa diri.
Kebersihan dan kepribadiannya harus selalu diperhatikan
sebelum berdiri di depan muridnya. Akhlak guru akan dicontoh
banyak siswa,karena pribadi guru laksanan cerminan pribadi
nabi yang patut diteladani.7
6. Penyiapan Individu untuk Berpartisipasi Aktif dalam Kehidupan
Ekonomi Masyarakat
Aliran rasionalisme menganggap persoalan sosial
kemasyarakatan merupakan kebutuhan asasi manusia. Mereka
mengaitkan antara keutamaan dengan kerja sama dan partisipasi
aktif dalam kehidupan bersama. Keutamaan dapat dicapai
melalui amal perbuatan yang mewujud pada kerjasama dan
partisipasi aktif dalam interaksi sosial.
Diharapkan pula setiap siswa mampu berperan dalam
kehidupan ekonomi masyarakat, sesuai dengan peminatan dan
bakat sebagai bekal terjun ke masyarakat. Keharusan setiap guru
untuk menyingkap potensi-potensi yang dimiliki sisiwanya.
Selanjutnya guru dituntut untuk mengarahkan, sesuai dengan
keterampilan yang ada. Karena tidak semua jenis keterampilan
mudah dikuasi siswa, melainkan memerlukan bimbingan yang
professional.8

C. Aliran-Aliran Utama Dalam Filsafat Pendidikan Islam

Aliran-Aliran Utama Dalam Filsafat Pendidikan Islam Ditinjau dari


Analisis Muhammad Jawwad Ridha, Beliau menguraikan 3 pemikiran pokok dalam

7
Ibid. hal. 213
8
Ibid. hal. 215

6
filsafat pendidikan islam, yaitu : (1) Aliran atau pemikiran Religius-Konservatif,
(2) Aliran atau pemikiran Religius-Rasional, dan (3) Aliran atau pemikiran
Pragmatis-Instrumental. Penjelasan dari ketiga pemikiran tersebut dapat dilihat di
bawah ini.

1. Aliran Religius-Konservatif

Menurut golongan ini lebih bersikap religius. Para ilmuan dalam golongan
ini menganggap bahwa ilmu pengetahuan itu mempunyai ruang lingkup yang kecil,
yakni hanya sebatas ilmu pengetahuan yang diperlukan ketika kita hidup di dunia
dan dapat membawa manfaat kelak di Akhirat. Tokoh-tokoh yang termasuk dalam
golongan ini adalah Al-Ghazali, Zarnuji, Nasiruddin al-Thusi, Ibnu Jama’ah,
Sahnun, Ibnu Hajar al-Haitami, dan Abdul Hasan Ali bin Muhammad bin Khalaf
(Al-Qabisi). Sedangkan, Menurut golongan Konservatif, ilmu pengetahuan
dijabarkan menjadi 2 bagian yaitu :

a. Ilmu yang wajib hukumnya dipelajari oleh setiap individu,


b. Ilmu yang hukumnya Fardhu Kifayah untuk dipelajari.

Pandangan dari golongan Konservatif ini lebih kearah konsep hierarki yaitu
yang mengelompokkan berbagai macam ilmu pengetahuan secara vertikal yang
berhubungan dengan keyakinan mereka tentang kemanfaatan masing-masing ilmu
pengetahuan. Ulama dalam golongan ini yaitu Al-Ghazali.

Tujuan pendidikan merupakan konsepsi yang lahir dari refleksi kepercayaan


falsafahnya. Imam Al-Ghazali menganggap bahwa pendidikan merupakan media
Taqarrub kepada Allah SWT dan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.

2. Aliran Religius-Rasional

Aliran ini memandang bahwa semua ilmu dan sastra yang tidak bisa
memberi manfaat sebagai bekal untuk hidup di akhirat, maka ilmu pengetahuan
tersebut hanya menjadi timbal balik untuk pemiliknya di akhirat kelak. Aliran
Religius-Rasional banyak membangun konsep-konsep pemikirannya yang diadopsi

7
dari pandangan Filsafat Yunani kuno dengan pemikiran-pemikiran yang sangat
dasar yang bertujuan kearah religius yang dijadikan sebagai pedomannya.

Pendidikan islam dalam pendekatan Religius-Rasional adalah pendidikan


yang mencampurbaurkan antara tubuh dan hati sebagai salah satu rujukan untuk
melakukan pengajaran serta mendidik yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan
AsSunnah untuk mengasah kemampuan peserta didik dengan memadukan Dzikir,
Fikir, Amal Shaleh hingga terbentuk manusia yang Insan Kamil, yaitu manusia
yang cerdas intelektual, emosional-moral, dan religius-spiritual.

3. Aliran Pragmatis-Instrumental (al-Dzarai’iy)

Aliran Pragmatisme memandang bahwa hakikat pendidikan islam ialah


untuk menyiapkan peserta didik dengan bekal berupa berbagai macam keahlian dan
keterampilan di bidangnya supaya mereka bisa bersaing untuk hidup di dunia yang
terus-menerus berubah. Aliran ini menguraikan bahwa pendidikan yang
dilaksanakan harus fokus kepada peserta didik dan sebisa mungkin cocok dengan
minat dan kebutuhan supaya bisa menyelesaikan masalah atau problem hidup
secara praktis. Tokoh utama aliran Pragmatis-Instrumental ini yaitu Ibnu Khaldun.
Pemikiran beliau cenderung kearah pragmatisme dan banyak terfokus dalam
lingkup aplikasi-praktis.

Ibnu Khaldun menguraikan beberapa macam jenis ragam ilmu yang nyata
yang berhubungan dengan kebutuhan manusia, baik berupa kebutuhan keagamaan
yang berhubungan dengan hati maupun kebutuhan barang atau materi yang
berhubungan dengan tubuh.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Muhammad Jawwad Ridha membagi Teori pendidikan Islam kedalam beberapa


aspek, yaitu : (1) Konsep tentang belajar mengajar, (2) Aspek-aspek psikologi
belajar mengajar, (3) Memahami tentang semua yang terkait dengan peserta didik,
(4) Cara dalam proses belajar mengajar, (5) Pengajar dan (6) Mempersiapkan
peserta didik untuk turut serta terjun ke dalam kehidupan masyarakat di bidang
ekonomi. Beliau membagi 3 aliran utama filsafat pendidikan islam dengan beberapa
tokoh utamanya dalam setiap aliran tersebut.

Pada 3 aliran utama yang telah dibahas, tentunya setiap aliran mempunyai
pandangan masing-masing.

Golongan yang pertama yakni golongan Religius-Konservatif. Golongan ini


menganggap bahwa ilmu pengetahuan hanya cakupan sempit hanya meliputi ilmu-
ilmu keagamaan.

Aliran kedua yaitu Religius-Rasional. Kelompok ini menganggap dirinya


dengan sebutan Ikwan al-Shafa, memandang bahwa yang termasuk disiplin ilmu
adalah penting. Kelompok ini leluasa dalam mengkaji dan menyimpulkan suatu
ilmu pengetahuan serta panca indera sebagai gagasan pokok suatu ilmu
pengetahuan.

Aliran yang ketiga yaitu aliran Pragmatis-Instrumental. Tokoh utama dalam


aliran ini yaitu Ibnu Khaldun. Menurut pandangan beliau, pendidikan tidak hanya
berorientasi untuk memperoleh kajian ilmu pengetahuan saja akan tetapi untuk
memperoleh keahlian di dunia dan di akhirat serta kedua-duanya harus
menghasilkan manfaat.

9
B. Saran

Kami menyadari bahwa tentunya makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang
membangun dari makalah diatas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol. 8, No. 2, April 2022 p-ISSN: 2442-
9511, e-2656-5862 DOI
10.36312/jime.v8i2.3304/http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME 1748 |
http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/attalim/
I Wayan Sritama: Konsep Dasar Dan Teori Pendidikan Agama Islam
Jurnal As-Salam, 1(3) September - Desember 2017 (Print ISSN 2528-1402, Online ISSN
2549-5593 KONSEP DAN TEORI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN
ISLAM

11

Anda mungkin juga menyukai