Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG

Semua perilaku manusia dikendalikan oleh otak. Demikian juga dengan peserta didik. Sifat masing-
masing peserta didik juga akan berbeda, karena masing-masing memiliki perbedaan struktur komposisi
otak. Adapun kunci membangun karakter pada peserta didik adalah dengan membangun struktur otak
secara optimal sejak usia dini. Bangunan karakter inilah yang akan menjadi pembentuk arah hidup dan
kehidupan mereka dimasa depan jika mereka sudah tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa. Oleh
karena itu, perlu bagi para pendidik untuk memiliki pribadi yang lembut agar menjadi tempat
pertumbuhan karakter yang positif bagi anak. Selain karakter pendidik, lingkungan sekolah juga menjadi
penentu perkembangan karakter peserta didik. Maka ada anjuran untuk memilih sekolah yang bebas
dari ketakutan, beban, ancaman, dan ejekan. Kalau mungkin, memilih sekolah yang memiliki program
eksplisit pendidikan karakter. Seperti Super Brain (Brain Based Learning), Integrated Learning,
Cooperative Learning, Contextual Learning, dan lainnya. Oleh sebab itu pemakalah dalam hal ini ingin
membahas tentang Model Pembelajaran Super Brain.

B. FOKUS MASALAH

1. Pengertian Model Pembelajaran Super Brain

2. Konsep Model Pembelajaran Super Brain

3. Strategi Model Pembelajaran Super Brain.

4. Analisis Penerapan Model Pembelajaran Super Brain

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Super Brain

Kata Brain dalam bahasa Indonesianya otak adalah masa jaringan saraf di dalam tengkorak.Kata brain
berasal dari Anglo Saxon yaitu braigen. Orang Yunani menyebutnya enkephalos. Ini yang menjadi asal
encephalon yang dipakai secara luas dalam ilmu kedokteran untuk menyebut otak yaitu bagian dari
sistem saraf pusat yang berada dalam tengkorak, terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak
belakang berkembang anterior tabung neural embrionik [1]
Otak adalah bagian susunan saraf pusat (SSP) yang tersimpan dalam rangka tengkorak. Hubungan otak
dengan bagian-bagian saraf lain di tubuh membentuk jalinan saraf yang mengatur seluruh kegiatan
organ tubuh. Otak mempunyai cara kerja yang sungguh menakjubkan. Struktur otak yang ada akan
berpengaruh pada perilaku, metabolisme, pelepasan hormon dan aspek fisiologi tubuh lainnya.

Otak adalah organ vital yang terdiri atas triliyunan sel saraf yang sambung-menyambung dengan seluruh
sistem saraf yang ada di tubuh manusia. Apabila otak dimanfaatkan secara maksimal maka output yang
dihasilkan akan sangat dahsyat. Sebut saja Einstein, Isac Newton, Leonardo Da Vinci, dan ahli lainnya
yang mampu memanfaatkan potensi otaknya sehingga bias menghasilkan penemuan-penemuan luar
biasa yang dimanfaatkan oleh seluruh manusia.[2]

Setiap anak merupakan makhluk tunggal yang memiliki kepribadian tersendiri yang berbeda satu sama
lain. Begitu juga dengan kemampuan, sifat, dan karakteristiknya.Jadi dapat dipastikan bahwa di dalam
satu kelas pembelajaran memliki berbagai karakter yang berbeda-beda.

Brain based learning adalah sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada
upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Jadi brain based learningmerupaan sebuah model
pembelajaran siswa mengembangkan otaknya untuk memecahkan suatu permasalahan atau
mengembangkan suatu informasi yang diperolehnya.

Pengertian Super Brain (Brain Based Learning) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih
paralel dengan bagaimana otak belajar yang paling baik secara alami dengan didasarkan pada disiplin-
disiplin ilmu syaraf, biologi, psikologi, pemahaman tentang hubungan antara pembelajaran dan otak kini
mengantarkan kepada peran emosi, pola, pemaknaan, lingkungan, ritme tubuh dan sikap, stres, trauma,
penilaian, musik, gerakan, gender, dan pengayaan (Eric Jensen, 2008).

Brain based learning adalah sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada
upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Jadi brain based learningmerupaan sebuah model
pembelajaran siswa mengembangkan otaknya untuk memecahkan suatu permasalahan atau
mengembangkan suatu informasi yang diperolehnya.

B. Konsep Model Pembelajaran Super Brain

Model Pembelajaran Super Brain menjelaskan tentang bagaimana merancang kegiatan pembelajaran
yang melibatkan semua komponen otak. Yaitu: otak emosional, otak sosial, otak kognitif, otak kinestetik
dan otak reflektif.

Menurut Barbara K. Given:

1. Otak emosional berperan dalam membangkitkan hasrat belajar

2. Otak sosial berperan dalam membangun visi untuk melihat apa yang mungkin (peluang)
3. Otak kognitif berperan dalan menumbuhkan niat untuk mengembangkan pengetahuan dan
kecakapan..

4. Otak kinestetik berperan dalam mendorong tindakan untuk mengubah mimpi/ide menjadi
kenyataan

5. Otak reflektif berperan dalam mendorong berpikir tingkat tinggi yang akan membuahkan kebijakan
yang membuat seorang pembelajar mampu dan mau berfikir yang senantiasa mengingat dan
mengagungkan kebesaran Tuhannya.

Adapun menurut McClean, proses evaluasi mengacu pada tiga bagian otak manusia, yaitu:

1. Otak besar (Neokorteks) yang memiliki fungsi utama untuk berbahasa, berfikir, belajar,
memecahkan masalah, merencanakan dan menciptakan.

2. Otak tengah (sistem limbik) berfungsi untuk interaksi sosial, emosional, dan ingatan jangka panjang

3. Otak kecil (otak reptil) berfungsi untuk bereaksi, naluriah, mengulang, mempertahankan diri, dan
ritualis.

Dalam Model Pembelajaran Super Brain disebutkan bahwa semua pengetahuan pasti ada manfaatnya,
karena itu jangan pernah menyesal dengan apa yang pernah kita pelajari atau kita baca. Karena suatu
saat akan bermanfaat.

Postulat lain menyebutkan bahwa tidak ada sesuatu yang benar-benar baru. Tetapi hanya ada
kombinasi-kombinasi baru sehingga ditemukanlah ide baru. Karena itu peserta didik perlu diajari untuk
tidak pernah berhenti berfikir. Karena berfikir merupakan proses menyimpan informasi. Semakin banyak
otak digunakan untuk berfikir, semakin banyak informasi yang disimpan karena kapasitas otak tidak
terbatas.

Pada anak usia dini, fase membangun pondasi struktur otak mempunyai dampak permanent. Karena itu
semua pengalaman usia dini memegang peran penting dalam membangun pondasi dan semua
kemampuan otak anak itu. Apabila lingkungan kaya dengan beragam stimulasi positif, maka semua
potensi anak yang positif juga akan berkembang secara optimal. Sebaliknya apabila lingkungan
berstimulasi negative, maka potensi anak tidak berkembang secara positif, bahkan bisa memicu stress.
Anak yang mengalami stress akan lebih menstimulasi bagian otak yang merespon untuk bertahan dan
menyelamatkan diri. Bagian otak reptile akan terus distimulasi dan menjadi dominan, sementara bagian
otak konteks tidak diaktifkan, sehingga anak pada masa dewasa tidak memiliki kemampuan berfikir dan
mengontrol emosi secara baik

Sebagai Model baru, Model Pembelajaran Super Brain cocok untuk diterapkan oleh para pendidik dalam
KBM (kegiatan belajar mengajar), diantara beberapa alasannya adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan perubahan mendasar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
tidak saja menjadi sangat efektif, tapi juga hampir seluruh potensi yang dimiliki peserta didik akan
tergarap dan terbangkitkan secara lebih optimal.

2. Meminimalisir adanya perkembangan emosi negatif, perlu diketahui bahwasannya kurangnya


stimulasi dan eksplorasi terhadap otak anak akan menghambat perkembangannya. Hal ini dibuktikan
pada hewan yang dipelihara dikebun binatang memiliki otak 20% sampai 30% lebih kecil dibandingkan
dengan hewan yang dipelihara di alam liar.

3. Menjadikan karakter anak semakin kuat. Dalam membentuk karakter anak, otak kiri dan otak
kanan bekerja seimbang. Otak kanan akan menyatukan perasaan benar/salah yang merupakan domain
otak kanan, dengan pengetahuan baik dan buruk yang merupakan domain otak kiri

4. Peserta didik mampu merekam dan menyimpan informasi dengan baik.

5. Pendidik dapat memperbaiki dan melejitkan kualitas pendidikan.

6. Dapat dijadikan rujukan dalam membuat kurikulum.[3]

C. Strategi Model Pembelajaran Super Brain.

Pembelajaran dengan berorientasi kepada upaya pemberdayaan potensi cpeserta didik ada tiga strategi
utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi metode super brain.

1. menciptakan lingkungan belajar yang menantang lingkungan berfikir peserta didik.

2. menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan cara menhindari situasi


pembelajaran yang membuat peserta didik merasa tidak nyaman dan tidak senang terlibat didalamnya.

3. menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi peserta didik. Peserta didik
sebagai pembelajar dirangsang melalui kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun pengetahuan
mereka. Sedangkan pendidik berusaha membangun situasi pembelajaran yang memungkinkan seluruh
peserta didik beraktifitas secara optimal.[4]

D. Analisis Penerapan Model Pembelajaran Super Brain

Dalam Model Pembelajaran Super Brain pendidik sering memberikan soal-soal materi pelajaran yang
menfasilitasi kemampuan berfikir peserta didik dari mulai tahap pengetahuan (knowledge) sampai tahap
evaluasi. Soal-soal pelajaran dikemas seatraktif dan semenarik mungkin misalnya melalui teka-teki,
simulasi games, dan sebagainya, agar peserta didik dapat terbiasa untuk mengembangkan kemampuan
berfikirnya dalam konteks pemberdayaan potensi otak siswa. Selain itu, bisa juga dengan melakukan
pembelajaran diluar kelas pada saat tertentu. Untuk pembelajaran dalam kelas diiringi dengan musik
yang di desain secara cepat sesuai kebutuhan dikelas, serta melakukan kegiatan pembelajaran dengan
diskusi kelompok yang diselingi dengan permainan-permainan menarik. Disamping itu, bisa mengunakan
anggota tubuh untuk merangsang kerja otak. Misalnya mata peserta didik digunakan untuk membaca
dan mengamati, tangan peserta didik bergerak untuk menulis, kaki peserta didik bergerak untuk
mengikuti permainan dalam pembelajaran dan mulut peserta didik aktif bertanya dan berdiskusi. Model
Pembelajaran Super Brain dapat dipraktekkan dan dikembangkan diruang kelas sekolah kita. Semua itu
tergantung pada kemauan dan kemampuan pendidik dalam mereformasi pengembangan-
pengembangan baru dunia pendidikan ditataran praktis. Metode Pembelajaran Super Brain menjelaskan
tentang bagaimana merancang kegiatan pembelajaran yang melibatkan semua komponen otak.
Penerapan metode ini dalam pembelajaran PAI SMP kelas VII, kita ambil tema Fiqih tentang bab zakat.
Guru menyampaikan materi tentang zakat, kemudian beri permasalahan tentang bagaimana cara
menghitung zakat pertanian, perintahlah mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan begitu
semua komponen otak akan ikut berfikir. Kelebihan dari brain based learning tersebut adalah
menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa, menciptakan lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan, menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi
siswa (active learning). Sedangkan untuk kekuranganya adalah memerlukan waktu yang tidak sedikit
untuk dapat memahami (mempelajari) bagaimana otak kita bekerja dalam memahami suatu
permasalahan, memerlukan fasilitas yang memadai dalam mendukung praktek pembelajaran, dan
memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik bagi otak.
Penerapan brain based learning menjadikan guru menggunakan strategi pembelajaran yang berdasar
kepada pengoptimalan potensi otak. Sehingga untuk penenerapan dalam bidang biologi brain based
learning bisa digunaan dalam penelitian atau pengamatan suatu jaringan, morfologi, maupun anatomi.
Karena hal tersebut membutuhkan potensi otak yang cukup optimal. Dengan metode brain based
learning tersebut anak lebih cepat untuk memahaminya.

BAB III

KESIMPULAN

Model Pembelajaran Super Brain menjelaskan tentang bagaimana merancang kegiatan pembelajaran
yang melibatkan semua komponen otak. Yaitu: otak emosional, otak sosial, otak kognitif, otak kinestetik
dan otak reflektif.

Diantara beberapa alasan menggunakan Model Pembelajaran Super Brain adalah dapat memberikan
perubahan mendasar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran, meminimalisir adanya perkembangan
emosi negative, menjadikan karakter anak semakin kuat, peserta didik mampu merekam dan
menyimpan informasi dengan baik, pendidik dapat memperbaiki dan melejitkan kualitas pendidikan,
dapat dijadikan rujukan dalam membuat kurikulum.
Ada tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi Model super brain. Pertama,
menciptakan lingkungan belajar yang menantang lingkungan berfikir peserta didik. Kedua, menciptakan
lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Ketiga, menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan
bermakna bagi peserta didik. Model Pembelajaran Super Brain dapat dipraktekkan dan dikembangkan
diruang kelas sekolah kita. Semua itu tergantung pada kemauan dan kemampuan pendidik dalam
mereformasi pengembangan-pengembangan baru dunia pendidikan ditataran praktis.

Dalam kriteria pemilihan semua strategi pembelajaran,khususnya pada model dan strategi
pembelajaran, Mager menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih strategi
pembelajaran, yaitu:

1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran, tipe perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
didik. Misalnya menyusun bagian analisis pembelajaran.

2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti
(dihubungkan dengan dunia kerja).

3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra peserta
didik.

DAFTAR RUJUKAN

Id

a Hanif Mahmud dan Hanifuddin Mahaddun, Al-Asma Al-Husna: Menghafal nama Arti dan Nomor Urut:
Metod

https://diaryofaufa.blogspot.co.id/2016/11/model-pembelajaran-super-brain.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai