Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN SUPERBRAIN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Model dan Strategi
Pembelajaran PAI
Prodi Pendidikan Agama Islama Semester V

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 4
MEGA DINI FITRIANI (2114480001)
INDAH IRAWATI (2114480005)
NUR ISNAENI (2114480035)
Dosen ANJARWATI (2114480037) Pengampu

MUHAMMAD WAHYUDI, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PANCA BUDI

PERDAGANGAN-SIMALUNGUN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga kegiatan dan pengerjaan makalah ini dapat kami selesaikan dengan

lancar dan tepat waktu. Marilah kita panjatkan sholawat dan salam kepada

Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari masa kegelapan menuju masa

yang terang benderang seperti saat ini.

Niat kami menulis makalah ini merupakan bagian dari perkuliahan untuk

menyelesaikan tugas-tugas pada mata kuliah “Model dan Strategi Pembelajaran

PAI” yang diampu oleh Bapak Muhammad Wahyudi, M.Pd.I selaku dosen tetap

STAI Panca Budi dengan makalah yang berjudul “Problematika Supervisi

Pendidikan”

Dengan menulis makalah ini, kami berharap para pembaca dan kami

sendiri sebagai penulis dapat menambah pemahaman dan pengetahuan kita

tentang model dan strategi pembelajaran yang akan kami paparkan, semoga

bermanfaat bagi kita semua di kemudian hari. Oleh karena itu, sebagai pemakalah

kami berharap teman-teman dapat memberikan kritik dan saran kepada penulis

yang dapat menjadi penyemangat bagi penulisan makalah ini untuk perbaikan

pada tulisan-tulisan selanjutnya.

Perdagangan, Oktober 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ajaran agama Islam di Indonesia nampaknya masih sangat sulit untuk

diterapkan dalam kehidupan nyata. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran,

tidak semua siswa sebenarnya mampu memahami dan melaksanakan materi yang

disampaikan guru, mungkin hanya sebagian saja. Di sini peran guru memerlukan

pemahaman yang mendalam akan pentingnya memenuhi tanggung jawab tersebut

sebagai guru dan pendidik. Dan itu semua dimulai dari pemahaman yang

komprehensif tentang pelajaran agama Islam. Pemahaman terhadap materi yang

diajarkan biasanya hanya berorientasi pada kecerdasan kognitif, karena

pemahaman awal dibangun dari informasi yang dapat diterima dengan

kemampuan mengasimilasi informasi tersebut melalui kecerdasan otak. Setiap

siswa mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda.

Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki perbedaan struktur dan

komposisi otak. Kunci dalam membangun karakter siswa adalah dengan

menciptakan struktur otak yang optimal sejak dini. Karakter inilah yang

menentukan arah hidup mereka di masa depan. Oleh karena itu, kepribadian

lembut guru dapat menjadi tempat tumbuhnya karakter positif siswa. Selain

karakter guru, lingkungan sekolah juga menjadi faktor penentu berkembangnya

karakter siswa. Oleh karena itu disarankan untuk memilih sekolah yang bebas dari

intimidasi, perundungan dan mempunyai program pengembangan karakter seperti

super brain (brain based learning), pembelajaran kontekstual, pembelajaran


kooperatif dan pembelajaran aktif. Pada artikel kali ini penulis membahas tentang

model dan strategi pembelajaran superbrain (brain-based learning).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Super Brain?

2. Bagaimanakah konsep model pembelajaran Super Brain?

3. Apakah alasan menggunakan model pembelajaran Super Brain?

4. Bagaimanakah strategi model pembelajaran Super Brain?

5. Bagaimanakah aplikasi model pembelajaran Super Brain?

6. Teori belajar apakah yang mendukung model pembelajaran Super Brain?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari Super Brain

2. Untuk mengetahui konsep model pembelajaran Super Brain

3. Untuk mengetahui alasan menggunakan model pembelajaran Super Brain

4. Untuk mengetahui strategi model pembelajaran Super Brain

5. Untuk mengetahui aplikasi model pembelajaran Super Brain

6. Untuk mengetahui teori belajar yang mendukung model pembelajaran

Super Brain
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Super Brain

Pembelajaran yang dapat menggugah peserta didik untuk berpikir kreatif,

inovatif, aktif dan dinamis. Model pembelajaran super brain adalah salah satunya.

Kata bahasa Inggris Brain, yang berarti otak, berasal dari kata Anglo-Saxon

braegen. Orang Yunani menyebutnya encephalos dari kata encephalon, yang

kemudian digunakan sebagai istilah medis untuk menyebut otak. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, otak diartikan sebagai kumpulan saraf yang menyusun isi

kepala alat berpikir. Mufidah menyatakan otak manusia merupakan massa

protoplasma paling kompleks yang pernah diketahui di alam semesta. Otak

memang mempunyai cara kerja yang luar biasa. Struktur otak saat ini

mempengaruhi perilaku, metabolisme, pelepasan hormon dan aspek psikologis

tubuh lainnya. Model pembelajaran berbasis otak (brain-based learning)

merupakan suatu konsep untuk menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada

penguatan potensi otak siswa.

Menurut Eric Jensen, pengertian super brain adalah cara belajar yang lebih

paralel berdasarkan pembelajaran dari alam terbaik otak, berdasarkan disiplin

ilmu neurosains, biologi, psikologi dan pemahaman hubungan antara belajar dan

otak, sehingga menghasilkan emosi, pola, makna, lingkungan, ritme dan sikap

tubuh, trauma, dalam penilaian, musik, peran gerak, gender dan pengayaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis otak

atau model pembelajaran super brain adalah model pembelajaran yang


memungkinkan siswa mengembangkan otaknya sehingga dapat memecahkan

suatu masalah atau mengembangkan pengetahuan yang diperoleh. Dalam model

ini siswa diajarkan bahwa berpikir tidak pernah ada habisnya, berpikir itu sendiri

adalah suatu proses menyimpan informasi, dan semakin terbiasa otak berpikir

maka semakin banyak pula informasi yang tersimpan, karena kapasitas otak tidak

terbatas.

B. Konsep Model Pembelajaran Super Brain

Model pembelajaran Super brain menjelaskan bagaimana merancang

kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen otak. Yaitu otak

emosional, otak sosial, otak kognitif, otak kinestetik, dan otak reflektif. Menurut

Barbara K. Diberikan :

1. Otak emosional berperan dalam menciptakan keinginan untuk belajar ;

2. Otak sosial berperan dalam menciptakan visi untuk melihat apa yang

mungkin (possibility) ;

3. Otak kognitif berperan dalam menciptakan niat untuk mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan ;

4. Otak kinestetik mengontrol tindakan yang mengubah mimpi/ide menjadi

kenyataan ;

5. Otak reflektif mendorong pemikiran tingkat tinggi yang menciptakan

kebijakan yang menjadikan siswa bijaksana dan tekun serta selalu

mengingat dan memuji kebesaran Tuhan.

Menurut Mc Clean, proses evaluasi melibatkan tiga bagian otak manusia,


yaitu :

1. Otak besar(Neocortex), yang fungsi utamanya adalah bahasa, berpikir,

belajar, pemecahan masalah, perencanaan dan penciptaan. Otak sendiri

terdiri dari dua bagian yaitu otak kanan dan kiri yang masing-masing

mempunyai fungsi berbeda.

2. Otak kiri bekerja pada logika, masalah relasional dan merupakan pusat

matematika.

3. Otak kanan bekerja untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi,

seperti kemampuan melukis, menyanyi, menari, dll.

4. Otak tengah (sistem limbik) adalah menjaga komunikasi sosial, emosional,

dan memori jangka panjang. Selain itu, otak tengah juga berperan dalam

refleks mata dan kontraksi otot.

5. Otak kecil (otak reptil) berfungsi sebagai reaksi, naluri, pengulangan,

pertahanan diri dan ritual, serta sebagai pusat keseimbangan,

mengkoordinasikan kerja otot dan posisi tubuh.

Model Super Brain Learning menyatakan bahwa semua ilmu harus

bermanfaat, sehingga kita tidak boleh menyesali apa yang kita pelajari atau baca.

Karena terkadang itu berguna. Dalil kedua mengatakan bahwa sebenarnya tidak

ada yang baru. Namun yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru, maka

ditemukanlah ide-ide baru. Oleh karena itu, siswa harus diajarkan untuk tidak

pernah berhenti berpikir. Karena berpikir adalah proses menyimpan informasi.

Semakin terbiasa otak berpikir maka semakin banyak informasi yang tersimpan,

karena kapasitas otak tidak terbatas.


C. Alasan Menggunakan Model Pembelajaran Super Brain

Sebagai model baru, model pembelajaran Super Brain cocok digunakan

guru dalam kegiatan belajar mengajar karena beberapa alasan sebagai berikut :

a. Dapat memberikan perubahan mendasar akibat kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran tidak hanya sangat efektif, namun hampir seluruh potensi

siswa dimanfaatkan dan dibangkitkan secara maksimal. Untuk

meminimalisir berkembangnya emosi negatif, perlu diketahui bahwa

kurangnya stimulasi dan eksplorasi pada otak anak menghambat

perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan otak hewan yang dipelihara

di kebun binatang berukuran 20-30% lebih kecil dibandingkan otak hewan

yang dipelihara di alam liar.

b. Memperkuat karakter anak. Otak kiri dan kanan bekerja secara seimbang

dalam pembentukan karakter anak. Otak kanan memadukan perasaan

benar atau salah yang merupakan wilayah otak kanan, dan pengetahuan

baik dan buruk yang merupakan wilayah otak kiri. Siswa mengetahui cara

menyimpan informasi dengan baik.

c. Pendidik dapat meningkatkan kualitas pengajarannya.

d. Dapat dijadikan referensi ketika menyusun kurikulum.

D. Strategi Model Pembelajaran Super Brain

Pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki peserta

didik. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan untuk menerapkan model

Super Brain, antara lain sebagai berikut :


a. Ciptakan lingkungan belajar yang menantang bagi siswa

b. Ciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

c. Hindari situasi pembelajaran yang membuat siswa merasa tidak nyaman

dan tidak bahagia dalam berpartisipasi di dalamnya.

Untuk menciptakan situasi belajar yang aktif dan bermakna bagi siswa.

Maka siswa sebagai pembelajar didorong untuk mampu meningkatkan

pengetahuannya melalui kegiatan belajar. Pada saat yang sama, guru berusaha

menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan semua siswa berfungsi

secara optimal.

E. Aplikasi Model Pembelajaran Super Brain

Dalam pembelajaran model superbrain, guru sering mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tematik yang memudahkan berpikir siswa mulai dari tahap

informasi hingga tahap evaluasi. Soal-soal kelas dikemas semenarik mungkin,

seperti puzzle, permainan simulasi, dan lain-lain, sehingga siswa dapat berlatih

mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam kaitannya dengan penguatan

potensi otak siswa. Selain itu, pembelajaran juga dapat dilakukan dengan musik

pengiring yang dirancang secara cepat sesuai kebutuhan kelas. Serta

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok disertai permainan

yang menarik. Selain itu, Anda dapat menggunakan bagian tubuh Anda untuk

merangsang aktivitas otak. Misalnya saja mata siswa yang terbiasa membaca dan

mengamati, tangan siswa yang bergerak untuk menulis, kaki yang digerakkan

untuk mengikuti permainan pembelajaran, dan mulut siswa yang aktif bertanya
dan berdiskusi. Penerapan model pembelajaran Super Brain membuat guru

menggunakan strategi pembelajaran yang berbasis pada optimalisasi potensi otak.

Hal-hal yang dapat dilakukan seorang guru dalam belajar mengajar dengan

menggunakan langkah-langkah Super Brain adalah :

1. Pra-paparan

Melakukan presentasi atau review terhadap topik baru yang akan

disampaikan, baik dengan cara menunjukkannya di papan tulis atau

memberikannya secara lisan. Tujuannya adalah untuk membuat koneksi di otak

tentang informasi baru yang diterima siswa.

2. Persiapan

Perkenalkan siswa pada lingkungan belajar yang menyenangkan. Guru

tidak hanya memanfaatkan ruang kelas sebagai tempat siswa belajar, tetapi juga

tempat lain seperti taman, lapangan bahkan di luar sekolah. Guru hendaknya

menghindari situasi pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa tidak

nyaman, mudah bosan, atau tidak senang berpartisipasi di dalamnya, serta

menciptakan suasana yang kondusif bagi pembelajaran siswa.

3. Akuisisi

Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap akuisisi antara lain sebagai

berikut :

a. Menyajikan pembelajaran yang menarik dan berkesan bagi siswa

dengan menggunakan visualisasi dan warna. Misalnya : jika ingin siswa

memahami tentang bentuk spasial, maka ajaklah siswa untuk

mengamati berbagai model bentuk spasial atau benda-benda di


lingkungan sekitar yang berbentuk seperti bentuk spasial. Setelah

kegiatan ini, siswa kemudian diminta menggambar bentuk ruangan

semenarik mungkin dengan menambahkan berbagai macam warna

sesuai kreativitas siswa.

b. Mendorong siswa untuk berkreasi membuat gambar spasial tanpa harus

terpaku pada contoh yang diberikan guru. Dengan demikian, jika siswa

telah membayangkan suatu struktur keruangan dan dapat

mendeskripsikannya kembali, maka konsep bangun ruang telah

tertanam di otak kanan siswa. Dan jika suatu saat diminta menggambar

bentuk ruang lagi, siswa masih bisa melakukannya. Inilah yang disebut

dengan “ingatan jangka panjang”. Otak akan mengingat informasi enam

kali lebih efektif jika menggabungkan aktivitas antara otak kiri dan otak

kanan.

4. Pemrosesan mekanis

Pada tahap proses, Anda dapat melakukan hal berikut :

a. Ajari siswa untuk membuat catatan kreatif menggunakan peta pikiran.

Peta pikiran merupakan cara kreatif dalam mencatat yang dapat melatih

otak kanan. Catatan yang biasanya tersusun rapi, dari atas ke bawah sesuai kaidah

yang sudah dipakai puluhan tahun, kemungkinan besar hanya melatih otak kiri.

Siswa sering kali gagal memahami catatan mereka dalam jangka panjang. Namun

jika siswa membuat catatannya secara kreatif, dengan membuat konsep pokok di

tengah-tengah halaman buku, maka dari konsep pokok tersebut akan sampai pada

cabang-cabang akhir dan cabang-cabang yang memuat konsep-konsep yang lebih


rinci. Sehingga siswa lebih memahami isi mata pelajaran secara umum dan

mengetahui hubungan antar konsep. Saat membuat peta pikiran, Anda harus ingat

untuk menambahkan gambar dan warna yang menarik pada setiap cabang atau

cabang konsep.

b. Lakukan eksperimen atau permainan peran.

Misalnya : untuk melatih siswa menyelesaikan permasalahan yang

berkaitan dengan pecahan, siswa dapat diminta memainkan peran (drama) yang

mengandung unsur permasalahan pecahan yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Selain menyempurnakan kemampuan otak kiri siswa dalam

menyelesaikan masalah pecahan, metode ini juga dapat melatih kemampuan otak

kanan siswa dalam bidang seni.

5. Pembentukan memori

Selama fase pembentukan memori, Anda dapat melakukan hal berikut :

a. Menciptakan gelombang alpha pada otak siswa.

Gelombang otak alpha ini diduga mengaktifkan otak tengah. Gelombang

otak siswa yang cocok untuk menangkap informasi adalah ketika otak siswa

berada pada gelombang alpha. Pada gelombang ini siswa fokus mendengarkan,

memperhatikan pelajaran atau berkonsentrasi agar apa yang dipelajarinya suatu

hari dapat hadir pada esok harinya. Fokus ini dibuktikan dengan peningkatan

pendaftaran siswa. Oleh karena itu, ciptakan suasana yang menyenangkan bagi

siswa. Jika siswa sulit berkonsentrasi, gantilah pembelajaran dengan permainan

singkat yang memotivasi siswa. Perlu juga ditetapkan jadwal yang tepat, misalnya

tidak memasukkan materi yang sulit pada hari yang gelombang otak siswanya
sudah dalam gelombang beta. Pada saat itu, siswa sulit mendapatkan informasi.

Doronglah siswa untuk menggunakan pelajaran antara pukul tujuh dan sembilan

malam, ketika gelombang otak juga biasanya berada pada posisi gelombang alpha.

b. Menggunakan musik dalam pembelajaran.

Musik yang menggunakan frekuensi dan pola ritme tertentu dapat

membantu meningkatkan konsentrasi, pembelajaran, dan memori.

c. Ajukan serangkaian pertanyaan pemecahan masalah kepada siswa yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

Hal ini digunakan untuk memeriksa apakah siswa memahami materi yang

dipelajarinya atau tidak. Hasil penilaian kemudian dikomunikasikan kepada siswa

agar mereka mengetahui memahami materi atau tidak dan memberikan dasar

untuk melakukan perbaikan.

6. Integrasi fungsional

Mengajak siswa untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari dan mampu mentransfer ilmu tersebut kepada orang lain.

Menyadarkan siswa bahwa aktivitas manusia tidak dapat dipisahkan dari

matematika. Berdasarkan uraian di atas, diasumsikan bahwa pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran Super Brain memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menyempurnakan pemikiran matematis tingkat lanjut. Oleh

karena itu, pembelajaran menggunakan model pembelajaran Super Brain

matematika memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasah kemampuan

komunikasinya dalam kaitannya dengan konsep-konsep matematika yang abstrak.

Dengan cara ini, kesulitan siswa dalam belajar matematika dapat dikurangi
sehingga mereka mudah menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Super Brain

Teori atau landasan filosofis yang mendukung model pembelajaran Super

Brain antara lain :

1. Psikologi perilaku (behaviorisme)

Teori di sekolah psikologi perilaku termasuk David Ausubel, Edward L.

Thomdike, dan Jean Piaget. Teori Ausabel dikenal dengan pentingnya

pembelajaran bermakna dan pengulangan sebelum pembelajaran dimulai. Teori

Thorndike antara lain mengungkap Hukum Praktik yang pada dasarnya

menyatakan bahwa hubungan stimulus-respons melemah dengan latihan dan

pengulangan yang terus-menerus. Jadi semakin sering Anda mengulangi

pelajaran, semakin baik Anda mempelajari pelajaran tersebut. Sementara itu, teori

Piaget mengungkapkan bahwa perkembangan intelektual terjadi melalui tahapan-

tahapan berturut-turut yang selalu terjadi dalam urutan yang sama. Tahapan-

tahapan tersebut diartikan sebagai gugusan aktivitas mental (pengorganisasian,

penyimpanan, pengelompokan, hipotesis, penarikan kesimpulan) yang

menunjukkan adanya perilaku intelektual, dan melalui tahap-tahap tersebut

diselesaikan dengan keseimbangan yang menggambarkan interaksi pengalaman

(asimilasi) dan pengalaman struktur kognitif yang muncul.

2. Aliran konstruktivisme

Pendekatan konstruktivis menunjukkan bahwa penyelesaian masalah lebih

mengutamakan proses dibandingkan hasil (output). Guru tidak hanya memberikan


jawaban akhir atas pertanyaan siswa, tetapi juga membimbingnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa teori-teori diatas dapat mendukung proses

model pembelajaran Super Brain melalui pengulangan-pengulangan, praktik, dan

sering melakukan interaksi dengan kelompok belajar agar dapat dinilai proses

pembelajaran yang diberikan guru. Oleh karena itu, yang dilihat oleh guru

terhadap siswa dalam proses pembelajaran adalah proses dari siswa itu sendiri

untuk mendapatkan hasil belajar yang baik atau buruk.


BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Model pembelajaran Super Brain adalah pembelajaran yang dapat

menggugah peserta didik untuk berpikir kreatif, inovatif, aktif dan

dinamis.

2. Konsep model pembelajaran Super Brain yaitu otak emosional, otak sosial,

otak kognitif, otak kinestetik, dan otak reflektif.

3. Alasan menggunakan model pembelajaran Super Brain adalah dapat

memberikan perubahan mendasar akibat kegiatan pembelajaran dan

memperkuat karakter anak.

4. Strategi model pembelajaran Super Brain yaitu ciptakan lingkungan belajar

yang menantang bagi siswa, ciptakan lingkungan belajar yang

menyenangka, dan hindari situasi pembelajaran yang membuat siswa

merasa tidak nyaman dan tidak bahagia dalam berpartisipasi di dalamnya.

5. Aplikasi model pembelajaran Super Brain yaitu guru dapat memberikan

soal-soal tematik di dalam kelas dalam bentuk permainan dengan diiringi

musik yang menyenangkan dan membentuk diskusi kelompok dalam

bentuk games di dalamnya. Selain itu guru tidak hanya melakukan

pembelajaran di dalam kelas saja tetapi guru boleh mengajak siswa ke

taman, lapangan, bahkan luar sekolah agar siswa tidak merasa bosan dan

senang untuk berpartisipasi di dalamnya.

6. Teori yang mendukung model pembelajaran Super Brain yaitu teori


perilaku (behaviorisme) dan teori konstruktivisme.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami perbuat, jika pembaca menemukan

reverensi baru dalam model pembelajaran Super Brain pembaca bisa

menerapkannya pada saat proses belajar mengajar agar pembelajaran bisa lebih

optimal dan lebih aktif, kreatif, dan efektif lagi. Sesungguhnya masih banyak

kekurangan dalam makalah itu untuk itu masukan, kritik, dan saran yang kami

harapkan dapat memotivasi kami demi kebaikan pada makalah-makalah

selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai