-MANAJEMEN SEKOLAH-
DISUSUN OLEH :
NIM : 5203111014
2023
Modul 1.2 : “ Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak “
Pembelajaran 1 : Mulai dari Diri
Peran Fasilitator:
1. Fasilitator mengingatkan CGP untuk mengerjakan tugas pada bagian Mulai dari Diri
CGP dapat mengetahui hubungan antara emosi, cara kerja otak dan pembentukan nilai-
nilai dalam diri seseorang.
Suka atau tidak, di luar kelebihan dan kelemahannya, baik atau tidak karakternya,
guru sudah terlanjur dipandang sebagai orang yang dapat diteladani di tengah
masyarakat kita. Guru sesungguhnya memiliki kesempatan untuk menjadi teladan
bagi muridnya. Kini, pilihannya adalah memanfaatkan kesempatan itu dengan
sengaja atau membiarkannya lewat begitu saja dan tidak melakukan apa-apa.
Menjadi teladan harus diusahakan secara sadar. Lumpkin (2008), menyatakan
bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana
keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Guru ini membantu muridnya
memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri, kemudian mereka
mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa mereka, hingga
Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebaikan di dalam diri
murid-muridnya. Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan lingkungan di mana
murid berproses menumbuhkan nilai-nilai dirinya tersebut. Dengan demikian, guru patut
mengembangkan lingkungan yang sifatnya fisik (ekstrinsik) dan yang sifatnya psikis
(intrinsic).
Emosi adalah bagian utama dari lingkungan yang sifatnya psikis dan intrinsik yang dapat
dipengaruhi dan harus dipertimbangkan pengembangannya oleh guru. Dalam rangkaian
modul Pendidikan Guru Penggerak ini aspek emosi akan dibahas tersendiri dengan lebih
detail dalam modul Pembelajaran Sosial Emosional.
2. Menonton video pendek Eskalator dan Cara Kerja Otak
Lewat video ini Anda diajak mengeksplorasi dua sistem kerja otak “3-in-1” manusia
secara singkat untuk memelajari bagaimana manusia tergerak, bergerak, dan menggerakkan.
Guru adalah manusia yang senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya. Oleh
karena itu, guru harus lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian memilih untuk
bergerak dan akhirnya menggerakkan manusia yang lain.
Batang otak mengelola semua otomasi dan reflek di tubuh demi kelangsungan
hidup kita, sehingga mampu mengkonservasi energi yang digunakan otak. Bagian
otak ini selalu menganggap semua adalah ancaman hingga terbukti aman. Bagian otak
ini menyerupai otak Reptil.
Sistem limbik (amigdala) yang menyerupai otak Mamalia ini, bertanggung jawab
soal emosi. Letaknya begitu dalam di otak kita sehingga seringkali mampu mengambil
alih kendali diri seseorang. Terlukanya perasaan jauh lebih sakit dan lama sembuhnya
ketimbang luka fisik biasa. Otak Reptil dan Mamalia tersebut memiliki kecenderungan
alamiah yang sama yaitu: sebanyak mungkin mengkonservasi energi melalui otomasi,
auto pilot.
Otak berpikir, yang terdiri dari otak Primata (bagian gerak kompleks, rekayasa
penggunaan alat) dan berada dalam satu kesatuan dengan otak manusia, otak luhur, atau
neocortex yang tugasnya berpikir strategis, kreatif, metakognitif. Ini adalah kekuatan,
namun karena kerja itu semua memakan banyak sekali energi, maka hal ini pun
sekaligus menjadi kelemahan. Jadi, perlu diingat bahwa secara alamiah kita mempunyai
kecenderungan untuk mengkonservasi energi. Insting kita akan lebih cepat bereaksi dan
mengklasifikasikan sesuatu sebagai ancaman, ketimbang harus menganalisanya terlebih
dahulu apakah benar itu adalah ancaman.
Kabar baiknya, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar. Tidak statis tapi
elastis. Dengan demikian, penggunaan sistem berpikir lambat, penggunaan otak luhur
(manusia) dapat kita pelajari agar tidak begitu saja memperkenankan sistem berpikir
cepat (otak Reptil & Mamalia) mengambil alih kendali diri kita.
Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
● Akhlak Beragama
- Pemahaman agama/kepercayaan
Akhlak Pribadi
- Menjaga lingkungan
● Akhlak bernegara
Dalam elemen ini seorang murid mampu menunjukkan:
2) Berkebinekaan Global
Murid dengan dimensi profil ini merupakan seorang murid yang berbudaya,
memiliki identitas diri yang matang, mampu menunjukkan dirinya sebagai
representasi budaya luhur bangsanya, serta terbuka terhadap keberagaman budaya
daerah, nasional, global. Hal ini dapat diwujudkan dengan kemampuan berinteraksi
secara positif antar sesama, memiliki kemampuan komunikasi interkultural, serta
mampu memaknai pengalamannya di lingkungan majemuk sebagai kesempatan
pegembangan dirinya. Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi
Berkebinekaan Global:
● Berkeadilan Sosial
Dalam elemen ini seorang murid mampu:
3)Gotong Royong
Seorang murid yang memiliki dimensi Gotong Royong berarti murid tersebut
mampu berkolaborasi dengan orang lain dan secara proaktif mengupayakan
pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang yang ada dalam
masyarakatnya. Murid tersebut juga sadar bahwa Ia tidak hidup sendiri, memiliki
kesadaran diri sebagai bagian dari kelompok, sehingga perlu ada usaha dari dirinya
untuk membantu pencapaian kebahagiaan kelompoknya.
Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Gotong Royong:
● Kolaborasi
- Kerjasama
● Kepedulian
● Regulasi Diri
- Regulasi Emosi
- Menetapkan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri dan prestasi
- Memiliki inisiatif bekerja secara mandiri
-
5)Bernalar Kritis
Seorang murid yang memiliki dimensi Bernalar Kritis berarti murid tersebut
mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses informasi,
mengevaluasinya, hingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk mengatasi
berbagai persoalan yang dihadapinya. Murid tersebut mampu menyaring informasi,
mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi, menganalisa serta membuat
kesimpulan berdasarkan informasi tersebut. Dimensi ini juga berarti keterbukaan
terhadap berbagai macam perspektif ataupun pembuktian baru (termasuk pada
pendapatnya semula yang digugurkan oleh pembuktian baru ini). Keterbukaan ini
pun mampu bermanfaat dalam kehidupan murid di masa mendatang karena
menumbuhkan murid yang terbuka, mau mengubah pendapatnya, serta menghargai
pendapat orang lain.
Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Bernalar Kritis:
6) Kreatif
Seorang murid yang memiliki dimensi kreatif berarti mampu memodifikasi,
menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak untuk
mengatasi berbagai persoalan baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk lingkungan di
sekitarnya.
Peran dari dari seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki
keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diharapkan. Di tautan berikut ini, Anda akan diminta untuk membaca dan memahami
kompetensi-kompetensi apa saja yang perlu dimiliki oleh seorang Guru
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, di bagian A kita sudah mempelajari mengenai Profil
Pelajar Pancasila yang menjadi sasaran utama dari seluruh rangkaian program pelatihan
Guru Penggerak. Pada bagian B, kita juga sudah lebih memahami peran dari seorang Guru
Penggerak. Pada bagian ini, kita akan mulai mengenali dan memaknai nilai-nilai dari
seorang Guru Penggerak. Nilai-nilai ini yang diharapkan bisa muncul dari Bapak/Ibu Calon
Guru Penggerak sekalian. Nilai ini yang nantinya akan mendukung Bapak/Ibu Calon
Penggerak dalam melaksanakan peran-peran Guru Penggerak, serta mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila.
1. Mandiri
Mandiri berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri
untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada
dirinya. Segala perubahan yang terjadi di sekitar kita maupun pada diri kita, muncul dari
diri kita sendiri. Ketika kita hanya menunggu sesuatu untuk terjadi, seringkali hal tersebut
tidak pernah terjadi. Karena itu seorang Guru Penggerak diharapkan mampu mendorong
dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu, untuk mengerjakan
sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan untuk terjadi.
2. Reflektif
Guru Penggerak yang memiliki nilai reflektif mau membuka diri terhadap pengalaman
yang baru dilaluinya, lalu melakukan evaluasi terhadap apa saja hal yang sudah baik, serta
apa yang perlu dikembangkan. Apa yang dievaluasi tentu saja beragam, bisa terhadap
kekuatan dan keterbatasan diri sendiri, pendapat yang dimiliki oleh diri sendiri, proses, dll.
Guru Penggerak yang reflektif tidak hanya berhenti sampai berefleksi namun juga sampai
melakukan aksi perbaikan yang bisa dilakukan. Mereka juga senantiasa terbuka untuk
meminta dan menerima umpan balik dari orang-orang di sekelilingnya.
3. Kolaboratif
Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun
hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang
berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah (contoh: orang tua murid dan
komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila, seorang Guru Penggerak akan bertemu banyak sekali pihak yang
mampu mendukung pencapaian Profil Pelajar Pancasila. Guru Penggerak diharapkan
mampu merangkul semua pihak itu.
Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif mampu membangun rasa
kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya, serta
mengakui dan mengelola perbedaan peran yang diemban oleh masing-masing tiap
pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan bersama.
Peran Fasilitator:
CGP dapat melakukan refleksi terkait dirinya berdasarkan Peran dan Nilai Guru
Penggerak
Peran Fasilitator:
Peran Fasilitator:
CGP dapat mengetahui praktik baik pembentukan nilai Guru Penggerak melalui sesi forum
diskusi virtual bersama instruktur
Peran Fasilitator: