Anda di halaman 1dari 6

.

Nilai-nilai kebajikan yang sifatnya universal lah kemudian yang dapat dijadikan “landasan
bersama” (common-ground), bagi beragam kepentingan, suku-bangsa, ras, agama, dan antar-
golongan. Semangat untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai yang diperlukan dan
menguntungkan anak adalah landasan dalam membawakan peran perubahan di pendidikan

Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip


etika dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Prinsip-
prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan
disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama
seseorang. Nilai-nilai kebajikan universal meliputi hal-hal seperti Keadilan, Tanggung Jawab,
Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen,
Percaya Diri, Kesabaran, dan masih banyak lagi. Maka dari itu tidaklah mudah menjadi
seorang pemimpin di sekolah yang merupakan intitusi moral. Karena dari setiap keputusan
yang diambil akan berimbas ke seluruh warga sekolah

Previous 2
Hal yang dapat mempengaruhi bagimana manusia berperilaku adalah keinginan.
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai manusia seperti
dorongan untuk mendapatkan kepastian merasa aman, nyaman, merasa dihargai,
dibutuhkan dan merasa dicintai serta dorongan untuk mencoba sesuatu hal baru.
Perjalanan untuk memenuhi keinginannya tersebut merupakan pengalaman hidup
yang sedikit banyaknya mempengaruhi cara manusia berperilaku.

Previous 3
A.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat

1. Apa yang dapat kita pelajari dari kedua system ini


2. Mengapa kita perlu mempelajarinya
3. Bagaimana kita dapat belajar lebih peka terhadap kerja dua system ini
4. Bagaimana kita dapat menyadari, menemukenali, membiasakan dan mengelola
penggunaan dua system kerja otak ini dengan sengaja.
Jawab :
Setelah menyimak video tentang cara kerja otak, hal yang dapat kita pelajari
adalah bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh sistem berpikir cepat dan
lambat untuk menghasilkan respon dalam menanggapi suatu kondisi atau situasi.
Kita perlu mempelajarinya karena sistem berpikir cepat dan lambat sangat
mempengaruhi cara berpikir, emosi bahkan tindakan kita. Kita dapat belajar lebih
peka terhadap kedua sistem ini dengan melatih otak dengan aktivitas seperti
bermain sudoku, teka teki silang atau membaca. Kita dapay mengenali cara kerja
otak dan menggunakannya adalah mengenali cara kerja otak luhur (otak
manusia), otak primate, otak mamalia dan otak reptil.
Previous 4
Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan

Artikel diatas mengatakan bahwa otak manusia dibagi menjadi tiga bagian dengan
fungsi khususnya, yaitu otak reptile yang berfungsi mengatur system metaboslisme
tubuh, otak mamalia yang berfungsi mengatur emosi atau perasaan serta otak berpikir
(otak luhur dan otak primate). Ketiga otak ini bekerja sama dan saling berhubungan
dalam mengatur fungsi kelangsungan hidup serta ekspresi manusia (emosi dan
Tindakan).

Previous 5

Dari uraian diatas, peserta didik merupakan manusia yang juga memiliki lima
kebutuhan dasar tersebut. Untuk memenuhi dan pengembangan kebutuhan dasar
tersebut, peserta didik memerlukan tuntunan dan arahan oleh pendidik untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya termasuk kebutuhan dasarnya yaitu
ebutuhan bertahan hidup (survival), kasih sayang dan rasa diterima (Kebutuhan
untuk diterima), kekuasaan dan penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas
Kemampuan), kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan) dan kesenangan (Kebutuhan
untuk merasa senang)

Previous 6

Ketika proses menuntun anak didik diselaraskan dengan kodrat anak maka para
pendidik merencanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan periode usia
dan kemampuan anak. Periode usia yang dimaksudkan adalah periode wiraga, wiraga-
wirama dan periode wirama menurut KHD, Sehingga para pendidik harus jeli dalam
memberikan stimulasi dan metode mengajar yang tepat agar berdampak pada
pengembangan kemampuan anak didik secara maksimal. Bukan hanya kemampuan
intektual saja yang diperhatikan tapi juga kemampuan mengelola dan pengembangan
psikologis karena akan mempengaruhi perkembangan kepribadian seorang anak
hingga tumbuh dewasa.

7.

Erikson mengklasifikasikan perkembangan kepribadian seseorang anak ke dalam


enam tahapan, yaitu : Tahap 1 (Usia 0-1,5 tahun): tahap anak untuk menumbuhkan
harapan dan mengembangkan rasa percaya. Tahap 2 (Usia 1,5-3 tahun) : tahap anak
untuk menumbuhkan tekad dan kehendak mereka. Tahap 3 (Usia 3-5 tahun) : tahap
masa awal anak bersekolah dan mengeksplorasi maksud dan tujuan-tujuan dalam
kehidupan/lingkungan mereka. Tahap 4 (Usia 5-12 tahun): tahap anak menumbuhkan
rasa kebanggaan atas pencapaian dan kemampuan mereka, Tahap 5 (Usia 12-18
tahun) : anak pada tahap ini cenderung labil dan galau, karena mereka memang
sedang mencari karena mereka sedang mencari jati diri. Tahap 6 (Usia 18-40 tahun) :
tahap seseorang mulai mengeksplorasi hubungan relasi yang sifatnya pribadi. Dasar
inilah yang digunakan seorang pendidik dalam memberikan layanan untuk
perkembangan kemampuan sosial seorang anak.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia


haruslah pendidikan yang memerdekakan anak didik. memerdekan anak didik
dengan membiasakan sejak dini untuk mencari sendiri pengetahuan dengan
menggunakan pikirannya sendiri yang akan berdampak pada perilakunya dan
pencapaian dalam kehidupannya tanpa adanya pengaruh dari orang lain.

Yang dapat saya simpulkan dari teori aksioma menurut Glasser adalah orang lain tidak
dapat membuat kita melakukan apa pun yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan,
karena yang memiliki kendali atas perbuatan dan juga perasaan adalah diri kita sendiri.
Pengendalian ini melalui pemikiran-pemikiran dan juga perasaan yang akan melahirkan
beberapa pilihan yang akan dipilih untuk menentukan perilaku atau sikap.

Salah satu cara seorang pendidik menuntuk segala kekuaan kodrat anak dari dalam
adalah dengan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik yang berasal dari dalam
yang mendorong anak didik untuk bertindak atau berbuat dalam menentukan jalan
kodrat mereka. Semakin kuat Motivasi Intrinsik yang diberikan maka semakin kuat
pula seorang anak memperlihatkan perilaku yang kuat untuk mencapai tujuan.

Dalam menciptakan profil pelajar Pancasila sangat erat kaitannya dngn nilai-nilai dan
peran dari seorang guru penggerak. Nilai guru penggerak yaitu berpihak kepada murid,
reflektif, mandiri, kolaboratif serta inovatif dijadikan standar bagi seorang pendidik
untuk mengambil sebuah keputusan dalam suatu masalah, sebagai bahan evaluasi hingga
menjadi motivasi dan pengrah tingkah dalam kegiatan sehari-hari dalam penerapan
perannya sebagai guru penggerak.

JAWABAN

1. Yang saya pahami adalah tingkah laku serta emosi manusia dipengaruhi oleh
sistem berpikir otak sebagai hasil proses menanggapi stimulus yang berasal dari
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia berupa kebutuhan
bertahan hidup, kebutuhan untuk diterima, butuh kebebasan, kesenangan dan
kekuasaan. Proses tuntunan yang dilakukan terhadap cara kerja otak
disesuaikan dengan usia dan tahap tumbuh kembang anak yang dipengaruhi
oleh genetik dan lingkungan dengan memperhatikan kodrat anak. Karena,
dengan memberikan stimulus yang terus menerus kepada otak, anak didik akan
belajar dari tuntunannya yang kemudian akan berdampak pada pembentukan
karakter serta tujuan hidup manusia sehingga akan menghasilkan perilaku yang
dianggap baik oleh diri sendiri dan juga dianggap baik oleh orang lain.
2. Nilai – nilai yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak adalah menjadi guru
yang disenangi oleh anak didik, memiliki sifat mandiri, suka melakukan
refleksi, mampu bekerjasama dan berpikir kreatif serta inovatif.

Previous 9
Pertanyaan pemandu: Apa makna dari pernyataan: manusia merdeka adalah manusia yang
berdaya dalam memilih dan mereka termotivasi dari dalam?

Makna dari manusia merdeka adalah manusia bebas yang tidak terbelenggu oleh
apapun dalam membangun persepsinya dengan cara berpikirnya sendiri dalam
menentukan pilihan atau membuat keputusan, sehingga mereka termotivasi melakukan
inovasi dengan melakukan belajar mandiri dan kreatif untuk itu seorang pendidik harus
merdeka terlebih dahulu baru memerdekan anak didik lahir batin dan menuntun anak
didik memperoleh masa depan yang mereka senangi sesuai harapan dan keinginan
mereka sendiri.

Previous 13
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

Pelajar Pancasila merupakan cita-cita Pendidikan Indonesia dimana terciptanya pelajar


Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat dengan kompetensi global dan perilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila mengandung enam dimensi yang selaras
dengan perkembangan anak didik yaitu (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, (2) mandiri, (3) bergotong royong, (4) Berkebinekaan global, (5)
Bernalas kritis dan (6) Kreatif. Untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila, satuan pendidika
dapat mengimplemetasikannya dalam proses pembelajaran, kegiatan intra dan
ekstrakurikuler serta menciptakan budaya sekolah bernuansa profil pelajar Pancasila.

Previous 15

1. Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu


memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik?
2. Tindakan spesifik apa yang dapat dilakukan untuk menguatkan diri Bapak/Ibu
sendiri untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya sekaligus
menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka dalam mengejawantahkan Profil
Pelajar Pancasila?

Jawab :
1. Setelah saya belajar teori pilihan dan motivasi instriksi, nilai-nilai guru penggerak
yang perlu dikuatkan menurut saya ada dua nilai. Pertama adalah berpihak pada
murid, setiap proses pembelajaran yang dilakukan mengutamakan kepentingan
anak, apa yang anak butuhkan di saat ini dan di masa yang akan datang dengan
menuntun mereka untuk mengembangkan potensi diri anak yang disesuaikan
dengan kodrat anak didik. Kedua adalah nilai reflektif, dimana seorang pendidik
memaknai setiap kejadian yang ada di sekelilingnya dan mengambil pelajaran yang
positif untuk menuntun dirinya sendiri dan juga anak didik untuk meningkatkan
potensi dan juga penguatan budi pkerti atau karakter.
2. Tindakan spesifik yang saya lakukan adalah sebagai pemimpin pembelajaran
dengan menerapkan filosofi among Ki Hajar Dewantara.

2. Tindakan spesifik dilakukan dalam menguatkan diri untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan
kodratnya sekaligus menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka dalam mengejawantahkan profil
pelajar pancasila yaitu menuntun atau tindakan membersamai dalam menggali potensinya. Artinya pendidik
sejalan dengan anak didik, bergandengan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah dalam keadaan
apapun.

Previous 16
Pertanyaan pemandu:  Bagaimana struktur sistemik lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai
dalam diri seseorang?

Jawaban :
struktur sistemik lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan nilai-nilai diri
seseorang, karena lingkungan yang baik akan menciptakan karakter yang baik dan
sebaliknya jika keadaan lingkungan tersenut negative atau tidak baik, akan
mengakibatkan terciptanya karakter yang tidak baik pada diri seseorang

Previous 22

1. Apa kaitan antara diagram identitas gunung es dengan penumbuhan Profil Pelajar
Pancasila pada murid dan transformasi pendidikan? 
2. Apa konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai
Guru Penggerak dalam transformasi pendidikan?

Jawab :
1. Fenomena gunung es mengajarkan bahwa karakter yang yang terlihat hanyalah
Sebagian kecil dari keselurahan karakter yang dimiliki oleh seseorang yang bahkan
dirinya sendiri juga tidak mengetahuinya. Karakter yang terlihat dari seseorang
didasari oleh perilaku yang berulang ulang dilakukan dan akhirnya menjadi
kebiasaan. Kebiasaan itu menjadi gambaran umum karakter seseorang.

(1)Fenomena gunung es mengajarkan bahwa dalam proses penumbuhan profil


pelajar Pancasila tidak cukup melihat karakter dari permukaan saja namun harus
diperhatikan karakter yang masih tersembunyi, sehingga seorang pendidik harus
bersikap konsisten dalam memberikan tuntunan berupa keteladanan dan juga
arahan yang positif serta berperan aktif dalam menanamkan profil pelajar Pancasila
dan berperan aktif dalam melakukan transformasi Pendidikan tapi tidak
meninggalkan jati diri bangsa.
(2)Konsekuensi yang logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya
sebagai guru penggerak adalah diperlukan usaha keras untuk mengenali identitas
diri yang masih tersembunyi, kemudian mengembangkannya yang nantinya akan
dijadikan kekuatan untuk mengawal terjadinya transformasi pendidikan yaitu
perubahan untuk menunjang proses belajar anak didik penerus bangsa menjadi
manusia pembelajar sepanjang hayat.

Apa kaitan antara diagram identitas gunung es dengan penumbuhan Profil Pelajar Pancasila pada murid
dan transformasi pendidikan? Diagram identitas gunung es dengan penumbuhan profil pelajar pancasila
merupakan dua hal yang sasarannya adalah memunculkan karakter yang masih tersembunyi, disinilah
tugas berat pendidik dalam mewujudkan tranpormasi pendidikan ke arah yang lebih baik maka
diperlukan sebuah sikap yang konsisten dalam bentuk keteladanan dan aturan yang mengikat. Apa
konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai Guru Penggerak dalam
transformasi pendidikan? Dibutuhkan kerja keras guru penggerak untuk dapat memunculkan karakter
yang tersembunyi itu dengan terus berupaya menggali potensi murid sesuai dengan kodratnya dan
melakukan pembiasaan-pembiasaan yang positif, jika hal dilakukan secara konsisten maka akan
memunculkan karakter profil pelajar pancasila pada diri murid.

2. Apa konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai Guru
Penggerak dalam transformasi pendidikan

Anda mungkin juga menyukai