Anda di halaman 1dari 14

1.4.a.3. Mulai dari diri - Modul 1.

4
1. pertanyaan

Meningkatkan Konsentrasi Belajar


Alasan pertama menciptakan lingkungan belajar yang nyaman adalah karena belajar
merupakan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Kita akan lebih mudah
berkonsentrasi jika berada di tempat yang nyaman dan tenang. Begitu pun ketika
belajar, pastikan lingkungan belajarmu sudah cukup nyaman dan kondusif agar
proses belajarmu tidak terganggu. Dengan belajar di lingkungan yang nyaman, kita
tentu akan lebih mudah berkonsentrasi dalam memahami materi yang akan
dipelajari.

Tidak Stress dan Tegang


Alasan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman berikutnya adalah untuk
mengurangi rasa stress dan tegang. Pernahkah kalian merasa tertekan dan stress
ketika akan atau sedang belajar? Hal tersebut bisa saja terjadi dalam kondisi
tertentu. Tidak jarang kondisi tersebut membuat proses belajar menjadi kurang
maksimal.

Kalian bisa mengurangi rasa stress dan tegang tersebut dengan menciptakan
suasana nyaman di sekitarmu, mulai mendengarkan musik, memilih spot belajar
yang asik, hingga belajar ditemani cemilan favorit. Jika rasa nyaman sudah
terbentuk, tentu kalian tidak akan stress dan tegang, bukan?

Meningkatkan Gairah Belajar


Alasan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman lainnya adalah untuk
meningkatkan gairah belajar. Motivasi menjadi hal yang penting dalam keberhasilan
proses belajar. Membangun motivasi belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Tentu
saja, lingkungan yang nyaman dan menyenangkan akan membuat seseorang lebih
bersemangat untuk belajar. Pada akhirnya, motivasi tersebut dapat dijadikan gaya
dorong dalam pencapaian prestasi.

Belajar Lebih Efektif dan Efisien


Alasan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman adalah agar dapat belajar
dengan lebih efektif dan efisien. Lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif akan
membuat waktu belajarmu lebih efektif dan efisien. Bagaimana tidak, ketika belajar
dengan suasana hati yang senang, otak akan lebih mudah menyerap materi. Kalian
tidak lagi perlu membuang-buang waktu untuk mengulang materi. Hal tersebut
sangat berbanding terbalik jika kalian belajar di lingkungan yang kurang nyaman dan
tidak kondusif. Waktu kalian akan terbuang percuma hanya karena kesulitan
berkonsentrasi pada saat belajar.

Hasil Belajar Optimal


Alasan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman yang terakhir adalah agar hasil
belajar menjadi lebih optimal. Dari semua manfaat sebelumnya, pada akhirnya
lingkungan yang nyaman dan kondusif akan memberikan manfaat besar bagi
peningkatan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif
akan membentuk iklim belajar yang menyenangkan. Proses belajar yang
menyenangkan tentu akan membantu mengoptimalkan hasil belajar kalian

2. pertanyaan Sebagai seorang pendidik dan/atau pimpinan sekolah, bagaimana Anda dapat
menciptakan suasana positif di lingkungan Anda selama ini?

Seorang guru perlu membekali diri dengan strategi pengelolaan kelas yang tepat
untuk menciptakan suasana belajar yang tenang, kondusif dan menyenangkan.
 
Selain itu, penting juga untuk membangun kedekatan dengan murid agar kelas
menjadi lebih aktif dan partisipatif.
 
Suasana kelas yang kondusif akan membantu siswa dan mempermudah Anda
sebagai guru untuk menangkap pelajaran dan menyampaikan materi pelajaran.
 
Untuk membantu Anda menciptakan suasana belajar yang kondusif, berikut tips
yang bisa diterapkan.
 
Cari lowongan kerja di wilayah Kalimantan Selatan? Temukan selengkapnya di
sini.
 
 
1. Menyampaikan aturan dengan tegas namun penuh empati
Saat suasana kelas sedang tidak kondusif, guru harus mampu meredam suasana
menjadi lebih tenang, namun tantangannya guru harus menghindari bentakan atau
meninggikan suara.
 
Guru yang mampu berkomunikasi dengan tenang dan emosi yang stabil di kelas,
akan mempengaruhi cara siswa dalam menerima pesan yang disampaikan.
 
Namun perlu diingat untuk tetap bersikap tegas, agar siswa mengerti batasan dan
menghormati Anda sebagai guru. Siswa cenderung memperlakukan guru
berdasarkan perlakuan guru terhadapnya.
 
Perlakukan mereka dengan empati, dengan begitu siswa akan bersikap serupa.
 
2. Bangun komunikasi yang baik dengan siswa dan orangtua
Anak cenderung akan meniru perilaku orang yang lebih tua. Ketika di sekolah,
mereka akan mengamati orang yang lebih dewasa untuk diikuti.
 
Supaya perilaku Anda bisa menjadi teladan yang baik bagi mereka,
bangunlah hubungan yang hangat dengan para siswa.
 

 
Buat interaksi yang positif dan menyenangkan, bukan hanya dengan siswa tetapi
juga orangtua mereka. Dalam skema pembelajaran online saat ini, kerjasama antara
guru, murid dan orang tua dalam berkomunikasi sangat mempengaruhi proses
belajar mengajar.
 
Misal saat kelas dimulai pukul 7 pagi, namun siswa belum bersiap di room online,
peran orangtua dibutuhkan untuk mengingatkan dan mempersiapkan anak sarapan
sebelum kelas dimulai agar energinya terpenuhi. Hal ini bisa dikomunikasikan
dengan orangtua agar mereka dapat mendukung kegiatan anaknya selama pelajaran
berlangsung.
 
3. Libatkan siswa dalam membuat aturan
Generasi muda saat ini sudah sangat kritis dengan hal-hal yang mereka anggap
tidak adil, termasuk tentang peraturan di kelas. Libatkan siswa dalam diskusi untuk
membahas dan menetapkan peraturan yang dibutuhkan di kelas.
 
Ketika anak-anak ikut dalam diskusi membuat peraturan, mereka akan merasa
terlibat dan menganggap peraturan itu harus dipatuhi karena dibuat atas
kesepakatan bersama.
 
Cari lowongan kerja di wilayah Kalimantan Timur? Temukan selengkapnya di
sini.
 
4. Amati dan pahami perilaku setiap siswa
Setiap individu memiliki sifat yang berbeda beda. Seorang guru yang ingin atau
memperbaiki perilaku siswa, harus memahami lebih dahulu apa latar belakang yang
mempengaruhi siswa berperilaku dan menunjukkan sikap demikian.
 
Berikan pendekatan yang sesuai dengan kondisi siswa saat ini. Misalnya, siswa
yang setiap hari terlihat tidak bersemangat mengikuti kelas, bisa Anda ajak
berbincang untuk mencari tahu akar masalahnya.
 
Rangkul dia menemukan solusi dan menemukan motivasi untuk semangat
mengikuti pelajaran di hari berikutnya. Dengan memberikan pendekatan seperti itu,
bukan hanya bermanfaat untuk siswa tapi juga untuk diri Anda sendiri, agar lebih
mudah membangun suasana kelas yang kondusif.
 
5. Berikan dukungan siswa dalam belajar
Setiap siswa masing masing punya waktu berbeda untuk berkembang dan
menangkap pelajaran. Ada siswa yang cepat paham, namun tidak sedikit juga yang
sulit dan membutuhkan waktu lama untuk mempelajari sesuatu.
 
Saat siswa berhasil menguasai materi atau mendapat nilai memuaskan, berikan
apresiasi, bisa dalam bentuk pujian, hadiah juga pesan motivasi untuk
mempertahankan dan meningkatkan pencapaiannya.
 
 
Untuk siswa yang belum berhasil, jangan diperlakukan berbeda, beri mereka
semangat untuk memperbaiki nilai dan mencapai target yang dibutuhkan.
 
Ajak siswa lain untuk ikut membantu, karena sesama teman biasanya akan lebih
mudah berkomunikasi.
 
Perhatian dan apresiasi yang Anda berikan menjadi salah satu faktor untuk
menciptakan suasana kelas yang tenang dan kondusif. Sebab siswa merasa dihargai
atas segala pencapaiannya baik besar maupun kecil.

Table of Contents
 Pertanyaan 1
 Pertanyaan 2
 Pertanyaan 3
 Pertanyaan 4
 Harapan untuk Diri Sendiri
 Harapan pada Murid
 Video yang berhubungan
Bapak dan Ibu calon guru penggerak,

Setelah mempelajari modul 1.1, 1.2, dan 1.3, tentunya saat ini Anda sudah
memahami bahwa sebagai pendidik, Anda diibaratkan sebagai seorang petani yang
memiliki peranan penting untuk menjadikan tanamannya tumbuh subur.  Anda akan
memastikan bahwa tanah tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok
untuk ditanami. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa,

“…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang


petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang
menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat
memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air,
membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan
lain sebagainya.” (Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4.,
Nov, Des 1936., Jan, Febr. 1937)Dari uraian tersebut, kita dapat memahami bahwa
sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus
mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan
melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian,  karakter murid
tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat,
bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu
pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama
seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses
pembelajaran akan sulit terjadi.

Pertanyaan 1
Bapak dan Ibu calon guru penggerak,

Untuk memulai pembelajaran di modul budaya positif ini, marilah melakukan refleksi
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apa urgensi dari menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda?


DINIK EKSI noted on Pertanyaan 1Menciptakan lingkungan yang positif di sekolah
sangat penting, karena sekolah merupakan tempat kegiatan pembelajaran
berlangsung, selain sebagai tempat pembelajaran, sekolah juga berfungsi sebagai
tempat bersosialisasi, penggali potensi dan membentuk karakter, menciptakan
lingkungan positif disekolah sama artinya dengan menciptakan pembentukan
karakter yang positif untuk seluruh warga sekolah. Lingkungan yang aman dan
nyaman menjadi faktor utama dalam menciptakan lingkungan positif, aman dan
nyaman tersebut dapat dirasakan dari baiknya interaksi antar warga sekolah,
suasana kondusif tentunya akan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan
dan pada akhirnya tujuan atau visi akan lebih mudah tercapai.

Pertanyaan 2
Bagaimana Anda sendiri sebagai seorang pendidik dapat menciptakan suasana
positif di lingkungan sekolah Anda selama ini?
DINIK EKSI noted on Pertanyaan 2
Dengan memberikan contoh positif, baik itu perkataan, perbuatan, maupun cara
berinteraksi, ciptakan suasana nyaman kepada orang-orang sekitar, baik itu melalui
kolaborasi maupun komunikasi yang menyenangkan.

Pertanyaan 3
Selanjutnya,

Apa hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses


pembelajaran yang berpihak pada murid?
DINIK EKSI noted on Pertanyaan 3Pembelajaran yang menyenangkan tentunya
menjadi impian semua siswa, suasana positif menjadi salah satu pendukung utama
pada proses pembelajaran yang berpihak pada siswa, bagaimana siswa merasa
dihargai, diberi kemerdekaan dalam belajar, keleluasaan dalam mengekspresikan
diri dan mengeluarkan potensi mereka secara maksimal. yang tentunya hal tersebut
dapat membantu dalam pencapaian visi dan tujuan dari pembelajaran.

Pertanyaan 4
Selanjutnya,

Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan
dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu dikembangkan?
DINIK EKSI noted on Pertanyaan 4

Penerapan disiplin di sekolah saya sudah diterapkan, namun belum maksimal,


menurut saya yang masih perlu dikembangkan adalah kerjasama dengan banyak
pihak, baik itu siswa, atasan, rekan sejawat maupun orangtua, sehingga kedisiplinan
dapat berkesinambungan antara di rumah ataupun di sekolah. Peraturan yang dibuat
bukan hanya sekedar disosialisasikan saja, namun juga wajib diterapkan untuk
seluruh warga sekolah, dan tidak boleh merasa bosan untuk mengingatkan tentang
kedisiplinan tersebut.

Refleksi
Bapak dan Ibu calon guru penggerak, 

Selanjutnya Anda dapat melakukan refleksi terhadap bagaimana kita dapat


menciptakan sebuah budaya positif, dengan melakukan serangkaian kegiatan di
bawah ini:

 Sediakan waktu khusus, pejamkan mata, dengarkan musik yang sesuai,


kemudian bayangkan kelas impian Anda. Ingat kembali visi sekolah impian
yang Anda tulis saat mempelajari modul 1.3. Bagaimana suasananya?
Bagaimana sikap gurunya? Bagaimana tutur katanya? bagaimana ia bersikap
kepada murid-muridnya? Bagaimana murid-muridnya, bagaimana mereka
saling berinteraksi, terhadap Anda, sebagai guru dan terhadap teman-teman
yang lain? 
 Untuk mewujudkan lingkungan yang positif, pikirkan bagaimana Anda dapat
menghilangkan rasa takut agar semua murid dapat belajar dengan tenang dan
nyaman.
 Berikutnya renungkanlah pertanyaan ini: Bagaimana mewujudkan kelas
impian tersebut? Apa yang diperlukan untuk mewujudkan kelas yang aman
dan nyaman bagi semua warga kelas?
DINIK EKSI noted on Refleksi

Bagaimana mewujudkan kelas impian tersebut? Apa yang diperlukan untuk


mewujudkan kelas yang aman dan nyaman bagi semua warga kelas? Tentunya hal
ini membutuhkan proses yang tidak sebentar, banyak tantangan yang harus
dihadapi, namun tentunya tantangan yang ada akan menjadi mativator kita sebagai
guru untuk dapat menciptakan kelas impian, kerja keras sangat dibutuhkan,
kolaborasi tentunya sangat membantu, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dapat
menentukan rencana tindak lanjut untuk mewujudkan kelas yang aman dan nyaman.

Harapan untuk Diri Sendiri


Setelah Anda melaksanakan refleksi terkait peran Anda dalam menciptakan budaya
positif, isilah kolom harapan berikut ini:

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda,
sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?
DINIK EKSI noted on Harapan untuk Diri Sendiri

Harapannya adalah saya dapat mengimplementasikan dan mengaplikasikan ilmu


yang saya dapatkan di dalam kelas pembelajaran dan lingkungan tempat saya
berada, saya ingin menjadi guru yang bisa menggerakkan seluruh warga sekolah
untuk mencapai tujuan positif dalam hidup, dan ikut berkontribusi dalam kemajuan
pendidikan.

Harapan pada Murid


Setelah Anda melaksanakan refleksi terkait peran Anda dalam menciptakan budaya
positif, isilah kolom harapan berikut ini:

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid
Anda setelah mempelajari modul ini?
DINIK EKSI noted on Harapan pada Murid

Saya memiliki harapan, siswa dapat menerapkan dan memiliki profil pelajar
pancasila dalam hidupnya dan siswa dapat menggunakan potensi mereka secara
maksimal demi masa depan dalam kehidupan mereka.

Ekspektasi
Selanjutnya, tuliskan 

Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
DINIK EKSI noted on Ekspektasi

Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
Materi tentang cara atau strategi yang efektif untuk menumbuhkan budaya positif
yang dapat diimplementasikan dalam sekolah saya, dan apa yang saya dapatnya
manfaatnya bukan hanya untuk saya pribadi, namun untuk seluruh warga sekolah.
                                                              Menerapkan Budaya Positif Sekolah
melalui Kesepakatan Kelas

PGP- Angk2 - Kabupaten Majalengka-Yayat Nurhidayat-1.4- Aksi Nyata

A.  Latar Belakang
Guru harus mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang nyaman, humanis dan
berkarakter agar tujuan pendidikan tercapai. Salah satu ruang lingkup kecil yang
harus kita jadikan wadah belajar yang menyenangkan adalah kelas. Untuk itu
diperlukan membangun budaya positif di kelas yang merangkul semua harapan,
impian dan tujuan murid dalam menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan
menyenangkan.  Harapannya budaya positif ini dapat menumbuhkan kebiasaan-
kebiasaan baik yang membangun motivasi intrinsik murid tersebut yang nantinya
bermanfaat bagi dirinya, orang lain di sekitarnya, maupun lingkungannya.
Upaya dalam membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid
diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya
positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas.  Kesepakatan kelas tidak hanya
berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru.
Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid.
Kesepakatan harus disusun dengan jelas sehingga murid dapat memahami perilaku
apa yang diharapkan dari mereka.

Sebelum membuat kesepakatan, guru harus mengetahui terlebih dahulu bentuk-


bentuk  disiplin yang baik yang akan dilaksanakan. Kesepakatan kelas diantaranya
berisi peraturan yang baik,  nah peraturan yang baik tersebut salahsatunya
dinyatakan dalam bentuk kalimat positif, mudah dipahami, nyata dapat dilaksanakan,
dapat direvisi apabila tidak memungkinkan untuk  diterapkan. Tentunya kesepakatan
kelas yang memihak kepada murid, pelanggaran terhadap kesepakatan kelas
seharusnya ditegaskan dari awal adanya konsekuensi apabila kesepakatan tersebut
dilanggar atau dilaksanakan. Selain itu Guru selalu mengingatkan siswa tidak
menjadikan hukuman sebagai fokus kesepakatan.

Harapan seorang guru, semoga kesepakatan kelas yang dibuat menjadi kebutuhan
bagi siswa, sehingga hukuman dan pengfhargaan tidak dibutuhkan lagi dalam
pelaksanaannya, murid dapat memotivasi diri sendiri dalam melaksanakan disiplin
positif dan budaya positif di kelas.

B.  Deskripsi Aksi Nyata


Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya
disiplin positif  di kelas, yang dapat membantu proses belajar mengajar yang lebih
mudah dan tidak menekan. Disiplin positif adalah disiplin tanpa ancaman atau tanpa
hukuman, menerapkan displin positif dapat meningkatkan kesadaran siswa dalam
membentuk karakter positif. Disiplin positif dapat dibuat melalui kesepakatan antara
guru dan siswa, agar siswa merasa terlibat dan bertanggungjawab dalam
menjalanankan disiplin tersebut.
Kegiatan aksi nyata yang berisikan penerapan budaya positif melalui kesepakatan
kelas memuat beberapa langkah dalam pelaksanaannya.  Keterlibatan setiap
individu dalam ruang kelas diyakini dapat mewujudkan budaya positif di sekolah.
Berikut ini langkah  membuat kesepakatan belajar sebagai awal penumbuhan disiplin
positif di kelas  yang melibatkan semua siswa  meliputi         a) Pernyataan tujuan
belajar murid ; b)Menyusun dan mempertahankan perilaku baik yang diharapkan; c)
Mendokumentasikan kesepakatan Kelas dalam bentuk poster ;d) Melakukan refleksi
rutin  dan e) Memastikan konsekuensi dijalankan.

Dari langkah-langkah pokok di atas, untuk selanjutnya perlu disusun bentuk


kegiatannya, sehingga dapat memberdayakan dan melibatkan seluruh murid dalam
mewujudkan perilaku atau kebiasaan positif di kelas.
1.  Langkah-langkah kegiatanBerikut  langkah-langkah yang penulis lakukan dalam
menyusun kesepakatan kelas VIII H dalam menghadapi Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas (PTMT)  mapel  IPA  adalah :
a. Menentukan tujuan atau objektif yang ingin dicapai
Dalam WA grup Kelas VIII H, pada awal kegiatan pembelajaran biasanya penulis
akan menanyakan kepada murid apa tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan
tersebut. Penulis akan memberikan pertanyaan pemantik seperti "Menurut anak-
anak, apa yang ingin Kalian capai terkait pembelajaran IPA ?". Respon yang didapat
dari murid adalah bermacam-macam.
b. Merumuskan tindakan untuk mencapai tujuan
Murid membuat kesepakatan kelas dengan dipandu oleh guru melalui grup WA kelas
VII  H IPA secara daring dalam menghadapi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
(PTMT).  Setiap murid diberi kesempatan menuliskan ide gagasannya secara bebas
tentang pembiasaan perilaku-perilaku positif dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang tertib dan menyenangkan melalui diskusi penyusunan kesepakatan kelas.
Guru menyampaiakan tujuan pembuatan kesepakatan kelas melalui WA grup kelasa
VIII H.  Selain itu Guru mengingatkan siswa tidak menjadikan hukuman sebagai
fokus kesepakatan,, ajakan kepada murid dalam menyusun perilaku-prilaku baik dan
menerapkan protokol Kesehatan di kelas di PTMT KBM IPA . Untuk memperjelas
dan komitmen pelaksanaan tentang kesepakatan kelas yang dibuat, , murid juga
dihadirkan secara luring di ruangan kelasnya. Dengan menggunakan protokol
Kesehatan yang ketat.
c. Menulis kesepakatan kelas dalam bentuk poster
Guru bersama murid menuliskan isi kesepakatan kelas lalu di buatkan dalam bentuk
poster.d. Mendokumentasikan  poster kesepakatan kelasPoster kesepakatan kelas
ditempelkan di dinding kelas .
e. Menangkap gambar (foto) poster kesepakatan kelas
Poster difoto dan dibagikan ke dalam grup WA kelas dengan tujuan agar setiap
murid mempunyai salinan kesepakatan kelas tersebut.
f. Merefleksi kesepakatan kelas

Refleksi akan dilakukan secara rutin untuk mengetahui kinerja dari kesepakatan
kelas. Pertanyaan yang akan penulis tanyakan seperti "Bagaimana perkembangan
kelas kita terhadap pembelajaran?" atau "Bagaimana perasaanmu dengan
kesepakatan kelas ini?"
2.  Linimasa tindakan yang akan dilakukana.Mengsosialisasikan budaya positif
dan rancangan aksi nyata ke kepala sekolah, ke guru, tenaga kependidikan, murid,
komite sekolah, dan masyarakat sekitar.b.Melaksanakan kegiatan aksi nyata
penyusunan kesepakatan kelas dengan melibatkan semua warga kelas dengan
merangkul semua harapan, impian dan tujuan murid dalam menciptakan lingkungan
belajar yang menarik dan menyenangkan dan berpihak kepada
muridc.Melaksanakan kesepakatan kelas secara kontinyu dan konsisten dengan
penuh komitmen dan tanggung jawab.
d.Mengevaluasi dan merefleksi pelaksanaan kesepakatan kelas secara berkala
dengan melibatkan semua warga kelas.

3.    Dukungan yang dibutuhkana.Orang tua di rumah dalam membiasakan budaya


positifb.Warga sekolah sebagai role model/ teladan bagi murid dalam menanamkan
budaya positif.
c.Seluruh warga sekolah berkolaborasi, bergotong royong dan bergerak bersinergis
dalam menciptakan serta membiasakan budaya positif dan menerapkan disiplin
positif di sekolah.

4.  Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan


Bagaimanpun kondisi di lapangan tidak menjadikan halangan untuk membiasakan
penanaman budaya positif di sekolah. Budaya positif sekolah yang sudah berjalan
akan terus dipertahankan dan yang belum ada akan coba dimunculkan.

C.  Hasil Aksi Nyata


Kegiatan untuk membuat kesepakatan kelas pada  Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas (PTMT)  Mata Pelajaran IPA menjadi fenomena baru di kelas pada
khususnya dan di sekolah pada umumnya. Kesepakatan kelas benar-benar
memberikan interaksi aktif bagi guru dan murid Hubungan yang harmonis antara
guru dan murid juga tercapai melalui kesepakatan kelas.  Ini terlihat dari kerja sama
dan kolaborasi antara guru dan semua murid yang memiliki latar belakang dan
keunikannya tersendiri.
Kegiatan pembelajaran mapel IPA  di kelas untuk semester baru dimulai dengan
warna yang baru. Kegiatan di kelas pada awal semester dengan memberikan
peraturan dari guru untuk peserta didiknya terhadap mata pelajaran tertentu yang
sifatnya hanya sepihak menjadi lebih efektif dengan membuat kesepakatan kelas.
Dengan kata lain, kegiatan ini sangat positif baik bagi guru maupun peserta didiknya.
Guru akan memperoleh situasi yang kondusif pada saat penyampaian materi dan
kegiatan mengajar lainnya. Guru benar-benar dapat memaksimalkan fungsinya di
dalam kelas dengan kesepakatan kelas yang dibuat. Selain itu muridbenar-benar
merasa diperhatikan dan didengarkan dengan kegiatan guru yang melibatkan
mereka dalam pembuatan kesepakatan kelas. Muridakan mengetahui tujuan mereka
di kelas dan konsekuensinya apabila mereka melanggar kesepakatan. Segala
bentuk kegiatan di kelas akan terorganisir dengan baik dan bermakna.

 Refleksi
Bapak dan Ibu calon guru penggerak, 
Selanjutnya Anda dapat melakukan pengamatan dan refleksi terhadap bagaimana
kita dapat menciptakan sebuah budaya positif, dengan melakukan serangkaian
kegiatan di bawah ini:

1. Sediakan waktu khusus, pejamkan mata, dibantu musik instrumental yang


sesuai, kemudian bayangkan sekolah impian Anda. Ingat kembali gambaran
sekolah impian yang Anda tulis saat mempelajari modul 1.3. Bagaimana
suasana sekolahnya? Bagaimana sikap gurunya? Bagaimana tutur kata
guru? Bagaimana guru bersikap kepada murid-muridnya? Bagaimana sikap
murid-muridnya, bagaimana mereka saling berinteraksi, terhadap Anda,
sebagai pimpinan sekolah dan terhadap guru-guru yang lain? 
2. Untuk mewujudkan sekolah impian tersebut, bila Anda adalah seorang
pemimpin di sekolah Anda,  bagaimana Anda akan menciptakan sebuah
lingkungan yang positif di sekolah Anda?  Apa strategi yang akan Anda pilih?
Bagaimana Anda akan menerapkan disiplin positif, apa yang perlu kita
lakukan terlebih dahulu? Tentunya, salah satu hal yang paling penting
adalah kita perlu menghilangkan rasa takut dalam diri murid-murid sehingga
mereka merasa aman dan nyaman berada di sekolah, dan bahwa membuat
kesalahan adalah suatu proses pembelajaran itu sendiri. Hanya dengan
demikian, semua murid dapat belajar dengan rasa tenang, tanpa tekanan
dan nyaman.

Standar Nasional Pendidikan: Lingkungan yang positif sangat diperlukan agar


pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berpihak pada murid
sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan
Pasal 12 yaitu: 
1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang:
a. interaktif;
b. inspiratif;
c. menyenangkan;
d. menantang;
e. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan
f. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.4

Moda: Kegiatan mandiri, Forum Diskusi

Bapak/Ibu CGP, Eksplorasi konsep untuk Budaya positif terdiri dari beberapa bagian yaitu.

2.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Tujuan pembelajaran:

o CGP dapat menjelaskan  makna ‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr.


William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta
dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol.
o CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya
di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol dengan 3 Motivasi Perilaku
Manusia.
o CGP menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan
yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak
tercipta sebuah budaya positif. 

2.2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi 

Tujuan Pembelajaran:

o CGP dapat menjelaskan dan menganalisis Teori Motivasi dan Motivasi


Intrinsik yang dituju, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungannya.
o CGP dapat menjelaskan konsep hukuman dan penghargaan, dan  konsep
pendekatan restitusi.
o CGP dapat melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan
konsep-konsep tersebut di lingkungannya sendiri.

2.3. Keyakinan Kelas

Tujuan Pembelajaran Khusus:

o CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai


fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan
dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas.
o CGP dapat menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih
ke keyakinan kelas. 
o CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali
nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah mereka masing-
masing.

2.4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

Tujuan Pembelajaran Khusus:   

o CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan
manusia baik murid maupun guru 
o CGP dapat menganalisis dampak tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap
pelanggaran peraturan dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai kebajikan 
o CGP dapat mengidentifikasi peran dan sekolah guru dalam upayanya
menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan kebutuhan anak yang
beragam.

2.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol

Tujuan Pembelajaran Khusus:

o CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama
ini dan dampaknya untuk murid-muridnya.
o CGP dapat menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal
pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab,
mandiri dan merdeka.
o CGP dapat menganalisis secara kritis,  reflektif, dan terbuka atas
penemuan diri yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.

2.6. Restitusi - Segitiga Restitusi

Tujuan Pembelajaran Khusus:   

o CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin


positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.
o CGP dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin
positif agar menjadi murid merdeka.
o CGP dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan
disiplin positif di lingkungannya. 

Anda mungkin juga menyukai