Anda di halaman 1dari 3

 Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional akan

terbentuk dengan sendirinya melalui pembelajaran di kelas, sehingga saya hanya fokus pada
penyampaian materi saja.
 Setelah mempelajari modul ini, ternyata saya menyadari pentingnya menerapkan 5 kompetensi
sosial emosional pada murid guna dapat menciptakan well-being dalam ekosistem pendidikan
di sekolah

 Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan
psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
a. Kompetensi sosial emosional meliputi : kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
b. Kesadaran penuh (mindfullness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yaitu
metode STOP (berhenti sejenak, tarik nafas dalam, rasakan sensasi yang terjadi, selesai dan
lanjutkan aktifitas)
c. Cara mengimplementasikan dan penguatan kompetensi sosial dan emosional kepada pendidik
dan tenaga kependidikan.

 Berkaitan dengan no 2, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:
a. bagi murid-murid: berusaha menerapkan pembelajaran yang berpihak kepada murid
menumbuhkan kecerdasan emosional dengan 5 kompetensi sosial emosional
dengan mengembangkan kompetensi sosial emosional baik yang tersurat dalam
perangkat pembelajaran maupun praktik langsung kepada murid melalui
integrasi pembelajaran dan kegiatan eksplisit lainnya.

b. bagi rekan sejawat: saya akan memodelkan dan belajar melalui praktek baik kepada rekan sejawat,
kemudian berkolaborasi untuk menerapkan kompetensi sosial dan emosional di lingkungan kelas
dan sekolah.

 Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin


pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di
sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai
aspek sosial dan emosional agar dapat: 
1. Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)
2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)
3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab)
5 kompetensi Sosial Emosional
1. Kesadaran diri
kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya
pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
2. Manajemen Diri
Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan
untuk mencapai tujuan dan aspirasi
3. Kesadaran Sosial
Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka
yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.
4. Keterampilan Berelasi
Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.
5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas
dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan
konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being)
diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

Well-Being
 Well-being  adalah sebuah kondisi  individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri
sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat
memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik,
memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha
mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

Kesadaran penuh
 Mindfullness (kesadaran penuh) adalah kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan
perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa
menghakimi) dan kebaikan.

Untuk melatih kesadaran penuh bisa menggunakan teknik STOP

Dengan teknik ini syaraf parasimpatik menenangkan tubuh dengan memperlambat detak jantung.
Menurunkan tekanan darah, mempertajam kekuatan otak bagian atas yang berhubungan dengan
fokus, konsentrasi dan kesadaran, sehingga akan tercipta well being

Implementasi KSE
a. Impelementasi KSE
b. Integrasi dalam pembelajaran praktik mengajar, dan kurikulum akademik.
c. Penciptaan iklim sekolah dan budaya sekolah.
d. Penguatan kompetensi sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan
 Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-
modulsebelumnya?

Modul 2.2 dengan Filosofi Pemikiran KHD


Pembelajaran sosial emosional dapat menciptakan well-being dalam ekosistem pendidikan di sekolah,
sehingga tercipta kondisi nyaman, sehat, dan bahagia bagi murid. Hal ini sesuai dengan penyataan KHD
tujuan pendidikan yaitu, menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.

Modul 2.2 dengan Nilai dan peran guru Penggerak


Guru penggerak memiliki nilai : berpihak kepada murid, mandiri, reflektif, inovatif dan kolaboratif untuk dapat
mewujudkan pembelajaran sosial emosional melalui perannya yaitu mewujudkan kepemimpinan murid.
Melalui nilai dan peran yang diampu, guru penggerak dapat menciptakan well-being dalam lingkungan
sekolah.

Modul 2.2 dengan Visi Prakarsa Perubahan


Melalui PSE dan pendekatan IA BAGJA, kita mampu untuk menggali nilai-nilai positif dalam diri siswa. Nilai-
nilai positif tersebut dapat kita jadikan sebuah visi, yang nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan dan
budaya sekolah, pelaknsaan visi tersebut akan terwujud melalui pembelajaran sosial emosional yang kita
laksanakan sehingga akan membentuk karakter murid yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Modul 2.2 dengan Budaya Positif


Melalui pembelajaran sosial dan emosional, guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-
masing sehingga akan mendukung penciptaan budaya –budaya positif di kelas/sekolah. Ketika budaya-
budaya posisitif telah terwujud, maka tujuan pendidikan yaitu menciptakan profil pelajara Pancasila pun akan
terwujud.

Modul 2.2 dengan Pembelajaran Berdifferensiasi


Pembelajaran berdifferensiasi merupakan pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan belajar murid baik
kesiapan, minat, ataupun profil (gaya belajar). Hal ini sangat berpengaruh terhadap penerapan kompetensi
sosial dan emosional. Karena, jika dua hal ini dapat diterapkan dengan baik, maka murid akan dapat
mengikuti pembelajaran secara antusias dan maksimal, karena baik emosi, sosial dan kebutuhan murid
sudah terpenuhi sebelum pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai