Anda di halaman 1dari 14

PAKET MODUL 1

PARADIKMA DAN VISI GURU PENGGERAK


MODUL 1.4
BUDAYA POSITIF

1.4.a.5. Ruang Kolaborasi


Modul 1.4 - Kerja Kelompok

Kasus 1
1.4.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Kerja Kelompok :
Anggota Kelompok

SUSANA EKA DEWI


Dra. SRI SUWENI, MM. PENGAJAR PRAKTIK
FASILITATOR

Moderator : RIWAYATI YANU FATKHRIYAH


Presenter : NISWATUN MAHFIROH
Notulis : WELLY AGUNG KUSUMA RIVA
Tujuan
Pembelajaran Khusus
1. CGP dapat menganalisis kasus-kasus yang disediakan
berdasarkan konsep-konsep inti dalam modul Budaya
Positif bersama CGP lain dalam Komunitas Praktisi
2. CGP dapat mempresentasikan hasil analisis studi kasus
berdasarkan konsep-konsep inti dalam modul Budaya
Positif
KASUS 1
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti,
Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai
menggunakan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba
menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah
tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi
dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.

Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan
apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri,
namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila
mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk
menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan
Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada
gagasan?

Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan
teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling
menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email kepada
Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah,
Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.
Analisa 1
Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa
saja yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi?

1. Menstabilkan Identitas

2. Validasi Tindakan yang Salah

3. Menanyakan Keyakinan
Lanjutan Analisa 1

1. Menstabilkan Identitas
Bu Shanti memanggil Fitri dan Natalie
secara personal. Bu Shanti tidak menegur
mereka di depan kelas atau di depan
teman-teman mereka. Bu Shanti
menstabilkan identitas dengan cara
mengajak Fifi dan Shanti tenang dan
kembali ke suasana hati dimana proses
belajar dan penyelesaian masalah bisa
dilakukan dengan langkah-langkah
segitiga restitusi
Lanjutan Analisa 1

2. Validasi Tindakan yang Salah


Bu Shanti mengkonfirmasi kepada Fitri
dan Natalie tekait laporan bu Eni
tentang perilaku mereka selama
pelajaran berlangsung
Bu Shanti mampu memahami maksud
perbuatan Fitri dan Natalie
Lanjutan Analisa 1

3. Menanyakan Keyakinan

Bu Shanti menanyakan keyakinan Fitri dan


Natalie tentang nilai-nilai kelas yang mereka
percayai dan inginkan
Analisa 2
Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan
Natalie sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah
dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi yang telah
diusulkan mereka?

Restitusi yang Fifi dan Natalie usulkan sudah


sesuai dengan pelanggaran yang telah
mereka buat
Restitusi dan Solusi yang diusulkan
Fifi dan Natalie
1. Fifi dan Natalie mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai
dengan nilai-nilai keyakinan kelas
2. Meminta maaf kepada bu Eni
3. Berdiskusi dengan teman satu kelas tentang penerapan
keyakinan kelas, yaitu saling menghormati.
4. Mengirim email kepada Bu Eni tentang gagasan bahwa mereka
telah bersepakat tentang penerapan keyakinan kelas,
5. Memberitahu Bu Eni bahwa bahwa mereka telah memberi tahu
pak Hasan untuk meminta bu Eni sebagai guru
pengganti jika guru lain berhalangan hadir.
Disiplin Positif :
Motivasi dari dalam diri mereka untuk menjadi orang yang mereka
inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai positif yang
mereka percaya.
Analisa 3
Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil
oleh Bu Eni dalam menangani Fifi dan Natalie?
Posisi kontrol yang diambil Bu Eni adalah sebagai TEMAN.
Hal tersebut ditunjukkan dengan Bu Eni mencoba
menyapa Fifi dan Natalie dengan ramah sambil
mengingatkan mereka agar tetap fokus pada
mengerjakan tugas.
Kalimat yang disampaikan Bu Eni adalah
“Ayolah tugasnya dikerjakan,
nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah
kalau kalian tidak kerjakan
tugas. Tolong bantu Ibu ya?”
Analisa 4
Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi
langkah yang ditempuh ibu Shanti?
Saya setuju dan menghormati langkah bu Shanti. Bu Shanti telah
melakukan budaya positif dengan menerapkan segitiga restitusi
dan memposisikan dirinya sebagai “Manager” dalam
memutuskan masalah.
Dengan begitu budaya positif di lingkungan sekolah tercipta
sehingga guru dapat menumbuhkan motivasi intrinsik siswa
TERIMA KASIH
Sesi Tanya Jawab
1. ANalisa 3 selain posisi B Eni sebagai teman
adalah sebagai Pembuat rasa Bersalah…? B Bilqis
2. Apakah ada unsur restitusi sebagai sesuatu nilai
yang digunakan pembelajaran bagi fifi dan natali
dan Guru Eni…? P Tyo
3. Bagaimana menanyakan keyakinan untuk memperbaiki
masalah dan apa ada gagasannya dari analisi
studi kasus 1 ? P Yusuf

Anda mungkin juga menyukai