2
Hal 1
Hal 2
Hal 3
Hal 4
Hal 5
NI KOMANG EKA YUNI noted on Karakteristik komunitas yang sehat dan resilien
Karakteristik komunitas yang sehat dan resilien dapat diwujudkan dengan : Mempraktikkan
dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat, yaitu perilaku yang menghargai
keragaman dan mendorong dialog penduduk yang aktif, partisipasi dan kepemilikan masyarakat
atas masa depan. Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada. Membangun koneksi
dan kolaborasi. Membentuk masa depannya. Bertindak dengan obsesi ide dan peluang.
Merangkul perubahan dan bertanggung jawab. Menghasilkan kepemimpinan, yaitu perilaku yang
terus-menerus memperluas dan memperbaharui kapasitas kepemimpinan masyarakat.
Reply Like (0)
Hal 6
NI MADE SINTIKA CANDRA SUARA noted on Aset –aset dalam sebuah komunitas
Green dan Haines (2016), yang memetakan 7 aset utama, atau di dalam buku ini disebut sebagai
modal utama. Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang dapat membantu
menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah. Dalam pemanfaatannya, ketujuh aset ini
dapat saling beririsan satu sama lain. Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang
dapat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah . Ketujuh modal itu
adlaah sebagai berikut :1. Modal Manusia 2. Modal Sosial 3. Modal fisik 4. Modal Lingkungan
atau alam 5. Modal finansial 6. Modal Politik 7. Modal Agama dan budaya.
Hal 7
Hal 8
Hal 9
Hal 10
Respondent Response
ya bisa, karena menurut saya sekolah memiliki kekuatan untuk mewujudkan
pembelajaran sesuai dengan filosopi KHD
2. Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA?
Respondent Response
contoh pengelolaan sumber daya sekolah degan pendekatan PKBA, seperti lomba
gerak jalan, dilihat dari manusianya kita memiliki aset/kekuatan dalamkompetisi
tersebut. dilihat dari sarana prasaarana mendukung, apalagi kepala sekolah sangat
mengijinkan kegiatan tersebut.
Contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA, sepereti
berikut : 1). Identifikasi Sumber Daya: Sekolah dapat mengidentifikasi aset yang
ada di lingkungan sekolah dan mengembangkan rencana aksi berbasis pada
kekuatan dan potensi tersebut. Sumber daya dapat mencakup keterampilan siswa,
keterampilan guru, dana hibah, dan fasilitas yang ada di sekolah, 2. Meningkatkan
Keterlibatan Orangtua: Sekolah dapat mengembangkan rencana aksi yang berbasis
pada partisipasi orangtua dalam pengelolaan dan pengembangan lingkungan
sekolah. Hal ini dapat mencakup pembentukan komite orangtua, pengembangan
program sukarelawan, dan promosi kegiatan yang melibatkan orangtua, 3).
Menumbuhkan Keterampilan Siswa: Sekolah dapat mengidentifikasi keterampilan
Respondent Response
dan minat siswa serta mengembangkan program yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan keahlian dan kemampuan mereka. Ini dapat mencakup program
mentoring, program magang, dan pengembangan program keterampilan teknis dan
kewirausahaan dan 4). Meningkatkan Keterampilan Guru: Sekolah dapat
mengidentifikasi keterampilan yang dimiliki oleh guru dan mempromosikan
pengembangan keterampilan tertentu. Ini dapat mencakup pengembangan program
pelatihan, mentoring, dan kolaborasi dengan sekolah lain atau organisasi yang
serupa
3. Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan
pendekatan PKBA?
Respondent Response
masih belum seratus persen, terkadang masih ada pandangan atau sikap pesimis
terhadap suatu kendala.
Tanpa saya sadari beberapa langkah pengelolaan sumber data sekolah sudah
menggunakan pendekatan PKBA
Selama ini di sekolah tempat saya bertugas, pengelolaan sumber daya sudah
dilakukan dengan menggunakan PKBA, meskipun terkadang saya melihat
pemimpin saya masih melibatkan pendekatan berbasis kekurangan dalam situasi-
situasi tertentu, namun PKBA sudah tercermin dari setiap aktivitas yang dilakukan
dengan memanfaatkan pengelolaan aset yang dimiliki. Sebagai contoh untuk acara
perpisahan kelas IX yang akan berlangsung sebentar lagi, sekolah saya mengelola
aset yang ada dengan baik, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Contoh
khusus, modal finansial diperoleh dari eksternal dengan meminta sumbangan dari
orang tua siswa sebagai dana perpisahan.
Tanpa disadari, selama ini pengelolaan sumber daya sudah menggunakan
pendekatan PKBA dengan fokus pada rencana atau tujuan yang telah ditetapkan,
kemudian memetakan aset yang ada untuk dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan.
Respondent Response
mesti fokus pada kekuatan yang ada, dan ini harus dipetakan terlebih dahulu.
Seperti pada poin 3 di sekolah saya sudah menerapkan pendekatan PKBA dalam
pengelolaan aset.
Jawaban Studi Kasus 2 : Menuru saya, Papak Pupur bersedia untuk diusulkan menjadi pengawas
sekolah karena dengan menjadi pengawas sekolah bisa berbagi praktek baik dengan guru guru
dari sekolah lain mengingat Pak Pupur memiliki kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
pengawas . Kalau saya menjadi kepala sekolah akan terus memotivasinya agar tidak bersedih
dan meyakinkan kepada Pak Pupur bahwa dia punya potensi menjadi seorang pengawas yang
nantinys bisa meningkatan kompetensi guru guru di daerah dimana pak Pupur bertugas menjadi
pengawas.
Menurut saya menelaah kasus dari Ibu Lilin ini sebetulnya dialami oleh guru yang pada
umumnya berada pada lingkungan sekolah yang bagus dengan sumberdaya murid yang juga
sudah bagus. Siswa unggulan yang cerdas bahkan memiliki kemampuan diatas rata - rata secara
akademik. adapun apa yang dilakukan Ibu Lilin setelah masa peralihan menjadi sekolah zonasi
sebaiknya memperhatikan kasus ini sebagai kekuatan aset bahwa keberagaman yang ada pada
murid merupakan sebuah aset yang mana masing - masing dari mereka unik serta memiliki
kelebihan dan potensi yang berbeda - beda. Ibu Lilin dapat mengupayakan berbagai pendekatan
pembelajaran seperti mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ditambahkan dengan
pendekatan Pembelajaran Sosial Emosional untuk mengakomodir kebutuhan belajar murid yang
beragam dan potensi sosial emosional siswa sehingga bu Lilin dapat menikmati proses
pembelajaran yang dilaksanakan
Untuk kasus yang kedua yaitu kasus pak Pupur, menurut saya kepala sekolah berkoordinasi
dahulu apakah pak Pupur bersedia diajukan menjadi pengawas, disisi lain seharusnya pak Pupur
dapat melihat peluang atau rekomendasi yang diberikan oleh Bapak kelapa sekolah sebagai
sebuah peluang dimana beliau mendapatkan rekomendasi karena dilihat prestasi, dedikasi, serta
pencapaian yang menginspirasi banyak orang termasuk rekan - rekan guru disekolahnya. Jadi
secara kesimpulan untuk kasus kedua ini mungkin terjadi kurang komunikasi antara pimpinan
yaitu kepala sekolah dengan guru yaitu pak Pupur.