Anda di halaman 1dari 7

3.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.

2
Hal 1

NI NENGAH ARITIN,S.PD.SD noted on Pertanyaan Pemantik


Dalam suatu sekolah pastinya memiliki aset atau potensi yang tentunya dikembangkan dalam
visi sekolah baik itu faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah diantaranya
guru,siswa ,kepala sekolah,orangtua siswa ,stap dan tenaga kependidikan ,dan faktor abiotik
diantaranya adalah sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran di kelas.
Agar suatu ekosistem sekolah adapat berjalan efektif dan efesien tentunya dengan
meningkatkatkan kolaborasi atau interaksi yang positif disekolah sehingga tercipta lingkungan
belajar yang harmonis untuk mewujudkan merdeka belajar bagi murid dan guru.
Reply Like (2) Tuesday, 2 May 2023, 4:09 PM

NI WAYAN noted on Pertanyaan Pemantik


Sekolah merupakan sebuah ekosistem yang terdiri dari unsur biotik (siswa, guru, tenaga
kependidikan) dan unsur abiotik (sarana prasarana penunjang termasuk lingkungan). Dari
sumber daya yang ada di sekolah, tentunya hal ni merupakan aset kekuatan yang mendukung
bagi sekolah. Kepala sekolah sangat berperan dalam mengelola ekosistem sekolah. Tentunya hal
ini juga perlu dukungan dari guru, siswa, tenaga kependidikan dan pemangku kepentingan
lainnya. Sehingga sumber daya yang ada di sekolah dapat berkembang menjadi kekuatan dalam
mewujudkan lingkungan belajaran yang nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Reply Like (1)

Hal 2

I DEWA KETUT ALIT MAHARDIKA noted on Sekolah Sebagai Ekosistem


Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor
biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling
berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan
harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan
membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam
ekosistem sekolah di antaranya adalah: Murid Kepala Sekolah Guru Staf/Tenaga Kependidikan
Pengawas Sekolah Orang Tua Masyarakat sekitar sekolah Dinas terkait Pemerintah Daerah
Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif
dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan Sarana dan
prasarana Lingkungan alam
Reply Like (1)

Hal 3

DEWA PUTU KANTOR MUDANA noted on Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah


(Deficit-Based Approach) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Approach)
Menurut saya dari uraian di atas untuk mengembangkan ekosistem lebih bijak kita
megembangkan pendekatan berbasis aset agar kita bisa berpikir secara visioner bukan sebaliknya
berkutat pada masalah yang ada
Reply Like (1) Wednesday, 3 May 2023, 7:39 PM

I KOMANG PUTRA MAHENDRA noted on Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah


(Deficit-Based Approach) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Approach)
Terkadang didalam proses perjalan ,tidak terlepas dari cara padang kita yang berubah setiap saat,
karena adanya masalah di depan kita , suatu Ketika bisa saja cara pandang kita berbasis
masalah/kekurangan namun sebaliknya bisa terjadi cara pandang yang berbasis aset/kekuatan,
Kedua cara pandang tersebut bisa dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang lebih baik dalam
suatu komunitas.

Hal 4

NI MADE SINTIKA CANDRA SUARA noted on Pendekatan ABCD (Asset-Based Community


Development)
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik terhadap
pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan
kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan
komunitas sebagai penerima bantuan, dan dengan demikian dapat menyebabkan anggota
komunitas menjadi merasa tidak berdaya, pasif, dan selalu bergantung dengan pihak lain

Hal 5

NI KOMANG EKA YUNI noted on Karakteristik komunitas yang sehat dan resilien
Karakteristik komunitas yang sehat dan resilien dapat diwujudkan dengan : Mempraktikkan
dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat, yaitu perilaku yang menghargai
keragaman dan mendorong dialog penduduk yang aktif, partisipasi dan kepemilikan masyarakat
atas masa depan. Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada. Membangun koneksi
dan kolaborasi. Membentuk masa depannya. Bertindak dengan obsesi ide dan peluang.
Merangkul perubahan dan bertanggung jawab. Menghasilkan kepemimpinan, yaitu perilaku yang
terus-menerus memperluas dan memperbaharui kapasitas kepemimpinan masyarakat.
Reply Like (0)

Hal 6

NI MADE SINTIKA CANDRA SUARA noted on Aset –aset dalam sebuah komunitas
Green dan Haines (2016), yang memetakan 7 aset utama, atau di dalam buku ini disebut sebagai
modal utama. Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang dapat membantu
menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah. Dalam pemanfaatannya, ketujuh aset ini
dapat saling beririsan satu sama lain. Tujuh modal utama ini merupakan salah satu alat yang
dapat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah . Ketujuh modal itu
adlaah sebagai berikut :1. Modal Manusia 2. Modal Sosial 3. Modal fisik 4. Modal Lingkungan
atau alam 5. Modal finansial 6. Modal Politik 7. Modal Agama dan budaya.
Hal 7

NI MADE SINTIKA CANDRA SUARA noted on Studi Kasus (1)


Dari kedua video yang saya amati maka dapat disimpulkan antara lain: Video 1 merupakan
suasana rapat rutin untuk perpisahan dengan pendekatan bebasis kekurangan dimana perpisahan
anak kelas 6 tidak bisa dilaksanakan karena semua guru berfokus pada kekurangan yang ada
Video 2 merupakan suasana rapat perpisahan dengan menggunakan pendekatan Pengembangan
Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD), sehingga perpisahan
siswa kelas 6 dapat terlaksana karena semua guru berfokus pada aset yang ada dengan
berkolaborasi dengan pihak orang tua siswa dan aset yang ada di sekolah.

Hal 8

NI KOMANG EKA YUNI noted on Studi kasus (2)


Suasana Rapat pada video pertama merupakan contoh dari pendekatan berbasis
kekurangan/masalah. Dimana rapat dimulai dengan menjabarkan kekurangan yang dimiliki
sekolah, dan penyelesaian yang dilakukan hanya dengan memilih keputusan untuk tidak
melakukan perpisahan sekolah sesuai dengan kekurangan dana yang dijabarkan. Sedangkan,
suasana rapat yang termasuk contoh pendekatan berbasis aset terdapat pada video nomor dua.
Dimana rapat perpisahan dilakukan dengan mengidentifikasi aset yang dimiliki baik yang
bersifat internal dari sekolah maupun eksternal dari lingkungan masyarakat sekitar/orang tua
siswa. Sehingga dengan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki sekolah kegiatan acara perpisahan
bisa dilakukan.

Hal 9

NI MADE SRIASTITI noted on Pertanyaan: Pengalaman rapat


Dalam rapat sekolah, terkadang membahas kekurangan/ masalah yang ada dan dijadikan sebagai
bahan refleksi untuk perbaikan kedepannya khususnya yang berhubungan dengan sarana atau
anggaran dana, namun tidak jarang pula membahas pencapaian yang sudah diperoleh untuk kita
dapat mengidentifikasi potensi yang dimilki sekolah.
Reply Like (0) Wednesday, 3 May 2023, 9:49 PM

ROBERT ANTON AKTAFIANTO noted on Pertanyaan: Pengalaman rapat


kebiasaan pada rapat sekolah yang dilaksanakan disekolah kami adalah membahas kekuatan
yang dimiliki oleh sekolah. misalnya saja pada saat rapat evaluasi pelaksanaaan SMK PK dimana
pada rapat kami fokus terhadap pencapaian yang telah dilaksanakan untuk ditingkatkan pada
tahun berikutnya

Hal 10

NI NENGAH ARITIN,S.PD.SD noted on Pertanyaan: Mendiskusikan murid


Pada saat mendiskusikan seorang murid bersama rekan guru ,tentunya diawali dari kekurangan
murid karena dengan mengetahui kekurangan atau kelemahan murid kita dapat mengambil suatu
tindakan yang sesuia dengan masalah yang dihadapi .Dengan pengambilan suatu keptusan yang
tepat dan sesuia dengan kekurangan siswa secara otomatis aset atau kekuatan pada siswa akan
tampak kemandirian siswa yang berkelanjutan .
3.2.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Pertanyaan Pemantik

1. Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset


untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata komunitas
menjadi sekolah,  Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset? Mengapa?

Respondent Response
ya  bisa, karena menurut saya  sekolah memiliki kekuatan  untuk mewujudkan 
pembelajaran sesuai dengan filosopi KHD

Bisa, Karena pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based


Community Development/ABCD) sebenarnya sudah umum digunakan dalam
berbagai konteks, termasuk untuk mengelola sumber daya sekolah.

Sekolah merupakan tempat berkumpulnya komunitas seperti kepala sekolah, guru,


murid, staff yang tentunya merupakan suatu satu kesatuan yang akan selalu
membuat sekolah menjadi hidup dengan lingkungan sekolah sendiri. Jadi kata
komunitas bisa diganti menjadi sekolah karena mencakup hal yang lebih luas
dimana dalam sekolah tidak hanya terdapat komunitas namun terdapat faktor-
faktor ekosistem lainnya mencakup faktor biotik (komunitas itu sendiri) dan abiotik
(sarana prasarana dan lingkungan alam). Pendekatan pengembangan sekolah
berbasis aset bisa diterapkan dalam mengelola sumber daya sekolah kita. Sehingga
pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset dapad diganti dengan
perkembangan sekolah berbasis aset karena komunitas sudah termasuk di
dalamnya. 

2. Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA?

Respondent Response
contoh pengelolaan sumber daya sekolah  degan pendekatan PKBA, seperti lomba
gerak jalan, dilihat dari manusianya kita memiliki aset/kekuatan  dalamkompetisi
tersebut. dilihat dari sarana prasaarana mendukung, apalagi kepala sekolah sangat
mengijinkan kegiatan tersebut.
Contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA, sepereti
berikut : 1). Identifikasi Sumber Daya: Sekolah dapat mengidentifikasi aset yang
ada di lingkungan sekolah dan mengembangkan rencana aksi berbasis pada
kekuatan dan potensi tersebut. Sumber daya dapat mencakup keterampilan siswa,
keterampilan guru, dana hibah, dan fasilitas yang ada di sekolah, 2. Meningkatkan
Keterlibatan Orangtua: Sekolah dapat mengembangkan rencana aksi yang berbasis
pada partisipasi orangtua dalam pengelolaan dan pengembangan lingkungan
sekolah. Hal ini dapat mencakup pembentukan komite orangtua, pengembangan
program sukarelawan, dan promosi kegiatan yang melibatkan orangtua, 3).
Menumbuhkan Keterampilan Siswa: Sekolah dapat mengidentifikasi keterampilan
Respondent Response
dan minat siswa serta mengembangkan program yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan keahlian dan kemampuan mereka. Ini dapat mencakup program
mentoring, program magang, dan pengembangan program keterampilan teknis dan
kewirausahaan dan 4). Meningkatkan Keterampilan Guru: Sekolah dapat
mengidentifikasi keterampilan yang dimiliki oleh guru dan mempromosikan
pengembangan keterampilan tertentu. Ini dapat mencakup pengembangan program
pelatihan, mentoring, dan kolaborasi dengan sekolah lain atau organisasi yang
serupa

3. Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan
pendekatan PKBA?

Respondent Response
masih belum seratus persen, terkadang  masih ada pandangan atau sikap pesimis
terhadap suatu kendala. 
Tanpa saya sadari beberapa langkah pengelolaan sumber data sekolah sudah
menggunakan pendekatan PKBA
Selama ini di sekolah tempat saya bertugas, pengelolaan sumber daya sudah
dilakukan dengan menggunakan PKBA, meskipun terkadang saya melihat
pemimpin saya masih melibatkan pendekatan berbasis kekurangan dalam situasi-
situasi tertentu, namun PKBA sudah tercermin dari setiap aktivitas yang dilakukan
dengan memanfaatkan pengelolaan aset yang dimiliki. Sebagai contoh untuk acara
perpisahan kelas IX yang akan berlangsung sebentar lagi, sekolah saya mengelola
aset yang ada dengan baik, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Contoh
khusus, modal finansial diperoleh dari eksternal dengan meminta sumbangan dari
orang tua siswa sebagai dana perpisahan. 
Tanpa disadari, selama ini pengelolaan sumber daya sudah menggunakan
pendekatan PKBA dengan fokus pada rencana atau tujuan yang telah ditetapkan,
kemudian memetakan aset yang ada untuk dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan.

4. Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan pendekatan pengembangan


sekolah berbasis aset?

Respondent Response
mesti fokus pada kekuatan yang ada, dan ini harus dipetakan terlebih dahulu.
Seperti pada poin 3 di sekolah saya sudah menerapkan pendekatan PKBA dalam
pengelolaan aset.

3.2.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi


Jawaban Studui Kasus 1: Saya melihat Ibu lilin  frustasi menghadapi kelas yang heterogen
dengan kemampuan yang berbeda beda. Cara mengajarnya mungkin sama ketika ibu Lilin
mengajar siswa dengan motivasi belajar yang tinggi sehingga ini membuat siswa yang
motivasinya rendah tidak tertarik pada cara mengajar Bu Lilin. Seharunya Ibu Lilin mengetahui
profil pelajar siswa binaanya sehingga dia tahu minat, gaya belajar dan kesiapan belajar para
murid yaang berbeda beda. Sebagai Kepala  Sekolah saya akan menyarankan ke Bu Lilin untuk
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran Kompetensi Sosial emosional  di
kelasnya sehingga kelas menjadi menyenangkan, memihak murid dan juga murid bisa belajar
menyadari dan mengelola dirinya.

Jawaban Studi Kasus 2 : Menuru saya, Papak Pupur bersedia untuk diusulkan menjadi pengawas
sekolah karena dengan menjadi pengawas sekolah bisa berbagi praktek baik dengan guru guru
dari sekolah lain  mengingat Pak Pupur memiliki kompetensi yang harus  dimiliki oleh seorang
pengawas . Kalau saya menjadi kepala sekolah akan terus memotivasinya agar tidak bersedih 
dan meyakinkan kepada Pak Pupur bahwa dia punya potensi menjadi seorang pengawas yang
nantinys bisa meningkatan kompetensi guru guru di daerah dimana pak Pupur bertugas menjadi
pengawas.

ROBERT ANTON AKTAFIANTO - Thursday, 4 May 2023, 11:33 AM


Number of replies: 2

Menurut saya menelaah kasus dari Ibu Lilin ini sebetulnya dialami oleh guru yang pada
umumnya berada pada lingkungan sekolah yang bagus dengan sumberdaya murid yang juga
sudah bagus. Siswa unggulan yang cerdas bahkan memiliki kemampuan diatas rata - rata secara
akademik. adapun apa yang dilakukan Ibu Lilin setelah masa peralihan menjadi sekolah zonasi
sebaiknya memperhatikan kasus ini sebagai kekuatan aset bahwa keberagaman yang ada pada
murid merupakan sebuah aset yang mana masing - masing dari mereka unik serta memiliki
kelebihan dan potensi yang berbeda - beda. Ibu Lilin dapat mengupayakan berbagai pendekatan
pembelajaran seperti mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ditambahkan dengan
pendekatan Pembelajaran Sosial Emosional untuk mengakomodir kebutuhan belajar murid yang
beragam dan potensi sosial emosional siswa sehingga bu Lilin dapat menikmati proses
pembelajaran yang dilaksanakan

Untuk kasus yang kedua yaitu kasus pak Pupur, menurut saya kepala sekolah berkoordinasi
dahulu apakah pak Pupur bersedia diajukan menjadi pengawas, disisi lain seharusnya pak Pupur
dapat melihat peluang atau rekomendasi yang diberikan oleh Bapak kelapa sekolah sebagai
sebuah peluang dimana beliau mendapatkan rekomendasi karena dilihat prestasi, dedikasi, serta
pencapaian yang menginspirasi banyak orang termasuk rekan - rekan guru disekolahnya. Jadi
secara kesimpulan untuk kasus kedua ini mungkin terjadi kurang komunikasi antara pimpinan
yaitu kepala sekolah dengan guru yaitu pak Pupur.

Anda mungkin juga menyukai