Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

3.2.a.8 Koneksi Antar Materi –Modul 3.2


“ Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya”
1. Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya merupakan bagaimana kita sebagai guru
sebagai pemimpin pembelajaran manpu memberdayakan sumber daya/modal aset yang dimiliiki
disekolah sebagai pendukung untuk pengembangan sekolah. Dalam mengimplementasikannya
dikelas, sekolah dan masyarakat merupakan satu kestuan yang merupakan ekosistem atau
komunitas yang saling mendukung untuk pengembangan sekolah sehingga paradikma atau
pendekatan yang kita bangun harus pendekatan yang berbasis aset bukan pendekatan berbasis
kekurangan sehingga mampu melihat aset yang kita miliki sebagai suatu modaL dalam
pengembangan sekolah khususny murid kita.

2. Ada 7 modal /aset yang dimiliki dalam suatu komunitas yang terdiri atas Modal Manusia, Modal
Sosial, Modal Politik, Modal Keuangan, Modal Fisik, Modal Lingkungan/Alam, Modal Agama dan
Budaya.salah satunya misalnya modal manusia jika modal aset ini teridentifikasi dengan baik maka
ini dapat menjadi kekuatan untuk pengembangan sekolah misalnya kita mengidentifikasi ternyata
dari beberapa guru kita ada yang punya prestasi dibidang olahraga maka ini dapat menjadi modal
besar pengembangan sekolah khususnya murid dibidang olahraga.

3. a. Koneksi dengan modul 1.1 filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara


Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun
(memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki
lakunya menjadi manusia seutuhnya (KHD, 1936, Dasar Pendidikan).

Kita sebagai seorang pendidik mempunyai tanggungjawab menuntun peserta didik dalam
pembelajaran terhadap anak harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, menggali
potensi anak disesuaikan dengan keadaan sosio kulturalnya, menyelenggarakan pendidikan yang
berpihak pada siswa,koaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat untuk menggali nilai luhur
sosial budaya di daerahnya yang relevansi dengan pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar
pancasila. Pendidik sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola sumber daya yang
ada di lingkungan sekolahsecara maksimal melalui pendekatan melalui pendekatan pengembangan
komunitas berbasis aset (PKBA) sehingga dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan atau
tantangan yang dihadapi dengan berbekal modal potensi yang ada di dalam diri agar hasil yang kita
harapkan dapat tercapai dengan baik dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan, mulai dari
modal manusia,modal sosial, modal fisik, modal agama dan budaya, modal politik, modal
lingkungan/alam, dan modal finansial.

b. Koneksi dengan modul 1.2. Nilai-nilai dan peran guru penggerak


Sebagai pendidik saya: a. menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman dan kondusif dan
memahami karakteristik siswa, b. Merancang inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan alam
sekitar, c. Memiliki kemauan dan cita-cita mewujudkan profil pelajar pancasila, d. Membangun
budaya positif dalam hubungan kerja, e. Mengevaluasi potensi diri, nilai dan peran kita sebagai
pendidik. Dari semua unsur nilai dan peran guru penggerak dimanfaatkan untuk mengelola sumber
daya agar tepat guna dan tepat sasaran.

c. Koneksi dengan modul 1.3 Visi guru penggerak


Sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai visi kita perlu menggunakan pendekatan inkuiri
apresiatif dengan pendekatan berbasis kekuatan. Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah
memetkan aset/potensi/kekuatan. Komunitas sekolah yang kita miliki. Dengan menggunakan
inquiri apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan dalam ekosistem sekolah menggunakan
5 tahapan model BAGJA.

d. Koneksi dengan modul 1.4


Dengan memahami bagaimana membuat kesepakatan kelas yang kemudian menjadi keyakinan
kelas , sekolah dapat membangun budaya positif yang berpihak pada murid , peran danposisi
kontrol dengan segitiga restitusi sehingga dapat mengenali kekuatan kita dengan
pendekatan komunitas berbasis aset yang menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas
sehingga dapat menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan
aset yang ada di dalam lingkungan sekolah kita atau bermodalkan potensi dari komunitas
ekosistem sekolah kita dengan demikian hasil yang diharapkan akan berkelanjutan sesuai dengan
harapan.

e.Koneksi dengan modul 2.1


Langkah awal yang saya lakukan untuk menerapkan Pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan
pemetaan kebutuhan belajar . orientasi kebutuhan belajar murid dengan merespon kebutuhan
belajar murid dan lingkungan belajar yang mengundang untuk belajar. Dengan pengelolaan sumber
daya yang baik dan optimal seperti dengan memanfaatkan jaringan listrik dan internet yang lancar
sehingga guru dapat membuat pembelajaran berdiferensiasi konten, proses dan produk dalam proses
belajar mengajar di kelas.
f. Koneksi dengan Modul 2.2
Pembelajaran sosial emosional yaitu pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh
komunitas sekolah yang memungkinkan siswa memperoleh kemampuan untuk mengelola ,
memahami dan mengendalikan emosi serta menerapkan aspek sosial emosionl yang tujuannya
membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (Kemampuan berelasi). Dengan
terpenuhinya kebutuhan belajar dan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, menyenangakan
yang tentunya dipengaruhi oleh optimalisasi aset /sumber daya sekolah yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan belajar.
g .Koneksi dengan modul 2.3
Coaching adalah bentuk kemitraan bersama klien(Coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi
dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran
dan proses kreatif(internasional coach federation). Bentuk kemitraan yang dibangun dengan
menciptakan suasana kenyamanan, keakraban, merasakan apa yang dirasakan coachee( Siswa,
Rekan sejawat) yang saling menghargai dan menghormati sehingga coachee dapat menyelesaikan
permasalahannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh coachee pada proses coaching
dengan pemanfaatan sumber daya.
h.Koneksi dengan modul 3.1
Dilema etika dan bujukan moral merupakan dua tantangan berat yang akan selalu kita
hadapi dalam mengambil suatu keputusan dari waktu ke waktu dan kita mampu menjalankan
peran dan nilai guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil suatu keputusan
dan menganalisis setiap kasus yang muncul yang harus kita hadapi dengan keputusan yang
percaya diri, bijaksana dalam pengambilan keputusan terdapat 3 prinsif yang melandasi, 4
paradigma dilema etika dengan 9 konsep pengambilan keputusan serta bermanfaat untuk ekosistem
sekolah dan masyarkat. Pengambilan keputusan yang bertanggung, Tepat dalam mengelola sumber
daya agar tidak keluar dari norma dan tata peraturan.

4. Sebelum saya mempelajari modul ini saya hanya berfokus melihat kekurangan yang ada di sekolah
atau pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan berbasis kekurangan namun setelah saya
belajar modul ini memberikan pemahaman yang sangat luar biasa dalam meanfaatkan aset yang
dimiliki sekolah.

Anda mungkin juga menyukai