Anda di halaman 1dari 5

Koneksi Antar Materi Modul 3.

2 Pemimpin Pembelajaran Dalam


Pengelolaan Sumber Daya

by : Trisna Rosmita, S.Pd.

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan bagaimana mengimplementasikannya


Ekosistem merupakan sebuah tempat terjadinya interaksi atau hubungan antar komponen makhluk
hidup beserta pendukugnya yang saling berkaitan dan berketergantungan yakni komponen biotik yaitu
unsur yang hidup dan komponen abiotik, yaitu unsur yang tidak hidup pada lingkungan tertentu.
Apabila diumpamakan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor
biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu
sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem
sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama
lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:Murid, Kepala
Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua dan Masyarakat sekitar
sekolah. Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif
dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan serta Sarana dan
prasarana.
Berdasarkan sumberdaya yang ada di sekolah dan dua komponen penting dalam ekosistem sekolah,
maka sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa memetakan 7 aset / potensi atau modal utama sebuah
sekolah dan tugas sebagai pemimpin adalah bagaimana mengelola ketujuh aset sekolah atau sumber
daya tersebut untuk kepentingan dan kemajuan sekolah. 7 aset / potensi atau sumber daya sekolah
tersebut antara lain:
1. Modal Manusia 2. Modal Fisik 3. Modal Sosial 4. Modal Finansial 5. Modal Politik 6. Modal
Lingkungan/ Alam 7. Modal Agama dan budaya
Sedangkan pendekatan berfikir dalam pengelolaan aset terdiri atas 2 jenis, yakni:
1. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan melihat dengan cara pandang
negatif. memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak
bekerja.
2. Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking)adalah memusatkan pikiran pada kekuatan positif,
pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah, maka harus bisa menerapkan pemikiran yang
berbasis aset atau asset based thinking.
Mengapa berfikir berbasis aset?
Ø Berfikir berbasis aset menjadikan suasana nyaman dan menyenangkan sehingga dari suasana tersebut
akan muncul pikiran atau panndangan positif untuk merubah pola pikir yang semula memandang pada
kekurangan dan kelemahan mejadi memandang kekuatan atau kelebihan atau aset / potensi yang
dimiliki sebagai fokus utama..
Ø Berfikir berbasis aset maka kita bisa membayangkan masa depansehingga kita mempunyai mimpi
yang ingin kita capai kelak. Dengan demikian kita akan terus memupuk aset / potensi yang telah dimiliki
dan terus berupaya utuk terus berkembang.
Ø Berpikir berbasis aset artinya kita berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih, maka kita akan fokus
untuk belajar dari kesusksesan yang telah diraih, dan mengupayakan secara maksimal potensi yang
dimiliki untuk meraih kesuksesan berikutnya.
Ø Berpikir berbasis aset artiya kita mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan
kekuatan), sehingga kita mampu memetakan potensi-potensi yang dimiliki oleh sekolah. Ø Berpikir
berbasis aset artinya kita merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan. Sebuah rencana
yang disusun berdasarkan sebuah kekuatan maka akan dapat diwujudkan dengan mudah.
Ø Berpikir berbasis aset artiya melaksanakan rencana-rencana aksi yang sudah diprogramkan, sebagai
penguatan tentang bagaimana mengelola aset sekolah, berupaya memunculkan kekuatan pada aset-
aset yang ada. Berpikir berbasis aset artinya selalu berpikir positif, berbasis pada kekuatan yang ada, apa
yang sudah berjalan maka kita upayakan dengan memaksimalkan potensi yang ada dan bisa memajukan
kemajuan sekolah
Sehingga dengan berfikir berbasis pada aset / potensi kita akan bisa fokus pada aset atau kekuatan yang
dimiliki, sehingga bisa mewujudkan masa depan, kita pun akan berfikir tentang kesuksesan yang telah
diraih, dan kita akan bisa mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya sehingga kita akan bisa
merancang rencana berdasarkan visi dan kekuatan serta bisa mewujudkan rencana aksi yang sudah
diprogramkan.“Seorang pemimpin pembelajaran harus mempunyai pola pikir dan sikap positif untuk
menuju perubahan sehingga bisa mengelola aset yang ada dengan pendekatan positif agar bisa
memanfaatkan aset yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang berkualitas, dan mewujudkan siswa
yang senang dan bahagia“
Modul 3.2 mengarahkan seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran untuk selalu berpikir positif.dan
bisa mengembangkan potensi sekolah.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada:
Ø Nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh
komunitas
Ø mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun
keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna
Ø kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan
bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri
Ø berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas
Sekolah Berbasis Aset mengelola sumber daya yang dimiliki dengan cara :Fokus pada aset dan kekuatan,
Membayangkan masa depan, Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk
mencapai kesuksesan tersebut., Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan,
Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan, Melaksanakan rencana aksi yang sudah
diprogramkan
1. SINTESIS BERBAGAI MATERI
a. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Ki Hajar Dewantara : Pemetaan potensi yang bisa disesuaikan untuk
menuntun siswa sesuai kodratnya.
b. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak : Kompetensi atau kemampuan untuk merefleksikan,
membuat inovasi dan kreatifitas serta berkolaborasi dalam mendukung kesadaran pemimpin
pembelajaran dalam melihat aset yang ada.
c. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak : Konsep BAGJA dan 5D digunakan untuk memulai perencanaan dalam
pengelolaan sumber daya.
d. Modul 1.4 Budaya Positif : Memetakan potensi / aset adalah salah satu cara berpikir positif dalam
perencanaan pengembangan sumber daya.
e. Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi: Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, guru bisa
memetakan minat dan kreatifitas siswa sebagai aset terbaik sekolah.
f. Modul 2.2 Keterampilan Sosial dan Emosional : Kompetensi / kemampuan guru dalam keterampilan
sosial dan emosional dalam memaksimalkan pembinaan siswa sebagai aset sekolah.
g. Modul 2.3 Coaching: Teknink, prinsip, dan langkah-langkah coaching bisa dilakukan guru untuk
menggali kemampuan dan kemandirian coachee sebagai aset sekolah, dalam menyelesaikan
permasalahannya.
h. Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran : Dengan menerapkan konsep,
paradigm dan nilai kebaikan bersama serta penerapan 9 langkah pengambilan keputusan, maka
pengelolaan aset dapat berjalan lebih optimal.

Perbedaan Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul 3.2


(Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya)
Sebelum
· Berfokus pada Kekurangan
· Cenderung menerima apa adanya kekurangan, tanpa berpikir bahwa ada sisi lain yang bisa
dikembangkan.
· Belum sepenuhnya mengenali aset yang ada
· Berpikir berbasis masalah
Sesudah
· Berfokus pada sumber daya
· Berpikir apa yang bisa dikembangkan
· Perbedaan Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul 3.2 (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya)
Lebih optimis
· Berpikir berbasis aset
2. RENCANA TINDAKAN AKSI
Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

a. Latar belakang

(Apa yang mendasari Anda membuat rancangan tindakan ini?)


Potensi atau aset adalah sumber daya yang sangat mendukung kemajuan sekolah, maka sebagai guru
harus bisa memetakan aset sekolah , sehingga bisa berupaya maksimal pemanfaatan aset untuk
mendukung pembelajaran di kelas yang menarik dan menyenangkan menuju merdeka belajar.

b. Tujuan

(Apa dampak pada murid yang ingin dilihat dari rancangan tindakan ini?)
Pemetaan potensi dan pengelolaan aset dan sumber daya dilakukan untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan di kelas dan meninngkatkan kualitas pendidikan yag merdeka belajar.

c. Tolok Ukur

(Bukti apa yang dapat dijadikan indikator bahwa tindakan ini berjalan dengan baik?)
Evaluasi terhadap proses pelaksanaan aksi nyata
d. Dukungan yang dibutuhkan

(Apa saja bahan, alat, atau pihak yang Anda butuhkan untuk menjalankan tindakan? Bagaimana Anda
akan mendapatkannya?Dalam melaksanakan aksi nyata diperlukan kerjasama atau kolaborasi semua
pihak di sekolah, sehingga saya memerlukan bantuan pemangku kepentingan di sekolah, yakni:

- kepala sekolah

- rekan sejawat

- Staf TU

-siswa

e. Linimasa tindakan yang akan dilakukan


Dalam melaksanakan aksi nyata, maka saya menyusun prosedur BAGJA pada modul 1.2, yakni:
1. Buat Pertanyaan atau define : Guru menggali cita-cita dan harapan tentang kelas impian mereka
dengan mengidentifikasi potensi dan kekuatan:
Apa yang bisa dilakukan untuk membuat kelas yang menyenangkan? Bagaimana menciptakan kelas yang
menarik dan menyenangkan?
2. Ambil Pelajaran atau Discover: Guru bersama-sama dengan siswa mengidentifikasi hal-hal yang
diinginkan, misalnya:
Apa pengalaman yang menyenangkan yang pernah dialami oleh siswa ?
3. Gali Mimpi atau Dream: Guru menanyakan kepada siswa , menanyakan pendapat setiap siswa
tentang pendapat dan perasaan mereka tentang impian kelas yang menyenangkan, contohnya: Seperti
apakah kelas yang menarik dan menyenangkan menurut siswa? bagaimana perasaan kelas yang menarik
dan menyenangkan?
4. Jabarkan Rencana atau Design: Membuat capaian yang masuk akal, misalnya langkah apa yang bisa
dilakukan untuk menyiapkan kelas yang menyenangkan? Bagaimana pengaturan kelas agar selalu
menarik dan menyenangkan?

5. Atur Eksekusi atau Deliver: Menyusun kelompok/tim kerja, misalnya siapa saja yang terlibat dan apa
peran masing-masing siswa ?

Anda mungkin juga menyukai