Anda di halaman 1dari 4

Koneksi Antar Materi

Modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Shinta Mania
CGP Angkatan 7 Kab. Kebumen
SD Negeri Serut

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang
didapatkan sebelumnya.
1. Pada sesi pembelajaran kali ini, Bapak/Ibu CGP membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada
di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan
Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat
sekitar sekolah.
2. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu
proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
3. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan
sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
4. Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran
apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
5. Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih sendiri. Unggahlah hasil
pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati bersama.

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan bagaimana mengimplementasikannya

Sekolah wajib membangun ekosistem yang dapat merangsang kreativitas untuk menunjang keberhasilan
tujuan pendidikan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat
ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang memandang pada apa yang
dimiliki merupakan suatu kekuatan, maka tidak akan berfokus pada kekurangan tetapi berupa pada pemanfaatan
aset yang dimiliki.
Sekolah sebagai Ekosistem

Ekosistem merupakan tempat terjadinya interaksi atau hubungan antar komponen makhluk hidup beserta
pendukungnya yang saling ketergantungan yakni komponen biotik (unsur hidup) dan komponen abiotik (unsur )
tidak hidup pada lingkungan tertentu.
Jika diumpamakan sebagai ekosistem, sekolah merupakan bentuk interaksi antara komponen biotik dan
abiotik. Ketika kedua unsur ini saling berinteraksi akan mampu menciptakan hubungan yang harmonis. Faktor-
faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah: murid, kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah. Sedangkan, faktor-faktor abiotik yang
juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah keuangan serta sarana
dan prasarana.
Berdasarkan sumberdaya yang ada di sekolah dan dua komponen penting dalam ekosistem sekolah, maka
sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus dapat memetakan tujuh aset sekolah. Tugas sebagai pemimpin yaitu
bagaimana mengelola ketujuh aset sekolah tersebut untuk kepentingan dan kemajuan sekolah, yang terdiri dari:
1. Modal Manusia.
2. Modal Fisik
3. Modal Sosial
4. Modal Finansial
5. Modal Politik
6. Modal Lingkungan/Alam
7. Modal Agama dan budaya

Bagaimana Seharusnya Seorang Pemimpin dalam Memanfaatkan Sumber Daya

Seorang pemimpin harus memahami dua konsep pendekatan dalam pengelolaan sumber daya yaitu
1. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) : melihat dengan cara pandang
negatif, memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja.
2. Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) : memusatkan pikiran pada kekuatan positif, pada apa
yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah, maka harus bisa menerapkan pemikiran yang berbasis
aset atau asset based thinking.
Mengapa berfikir berbasis aset?
1. Berfikir berbasis aset memunculkan pandangan positif untuk mengubah pola pikir yang memandang pada
aspek kekurangan dan kelemahan menjadi memandang pada kekuatan aset yang dimiliki sebagai fokus utama.
2. Berfikir berbasis aset akan mengembangkan potensi yang dimiliki untuk menggapai tujuan yang diharapkan.
3. Berpikir berbasis aset artinya fokus untuk belajar dari kesuksesan yang telah diraih dan mengupayakan secara
maksimal potensi yang dimiliki untuk meraih kesuksesan berikutnya.
4. Berpikir berbasis aset artinya kita mengorganisasikan kompetensi sumber daya aset dan kekuatan, sehingga
mampu memetakan potensi yang dimiliki sekolah.
5. Berpikir berbasis aset artinya kita merancang rencana berdasarkan visi dan kekuatan agar dapat diwujudkan
dengan terstruktur.
6. Berpikir berbasis aset artiya melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan sebagai penguatan tentang
bagaimana mengelola aset sekolah, memunculkan kekuatan pada aset yang ada.
7. Berpikir berbasis aset artinya mengupayakan dengan memaksimalkan potensi yang ada agar mampu
memajukan kualitas sekolah.

Sehingga dengan berpikir berbasis aset, kita akan fokus pada kekuatan yang dimiliki untuk mewujudkan masa
depan optimal. Berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih akan dapat mengorganisasikan kompetensi untuk
merancang rencana berdasarkan visi dan kekuatan agar dapat mewujudkan rencana aksi yang sudah diprogramkan.
Seorang pemimpin pembelajaran harus mempunyai pola pikir dan sikap positif demi kemajuan dengan cara
memanfaatkan aset yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang berkualitas, dan mewujudkan siswa yang
senang dan bahagia. Modul 3.2 mengarahkan seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran untuk selalu berpikir
positif dan dapat mengembangkan potensi sekolah.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada:
1. Nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas.
2. Mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilik serta membangun keterkaitan aset
tersebut agar lebih berdaya guna.
3. Kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan
bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri.
4. Berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.

Implementasi Sumber Daya Berbasis Aset

Agar dapat mengimplementasikan sumber daya berbasis asset yang perlu dilakukan yaitu:
1. Mengomunikasikan materi atau pengetahuan khususnya tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
yang sudah diperoleh melalui pendidikan Calon Guru Penggerak kepada kepala sekolah, rekan guru, dan
karyawan.
2. Berkolaborasi bersama rekan guru untuk melakukan pemetaan tujuh asset utama yang ada di sekolah.
3. Merancang cara pemanfaatan sumber daya di sekolah secara optimal berbasis asset.
4. Berkolaborasi dengan kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah dalam
memanfaatkan sumber daya.
Sintesis Berbagai Materi Modul 1 dan 2 dengan Modul 3

1. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Ki Hajar Dewantara : Pemetaan potensi yang dapat disesuaikan untuk menuntun
siswa sesuai kodratnya.
2. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak : Kompetensi atau kemampuan untuk merefleksikan, membuat
inovasi dan kreatifitas serta berkolaborasi dalam mendukung kesadaran pemimpin pembelajaran dalam
melihat aset yang ada.
3. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak : Konsep BAGJA dan 5D digunakan untuk memulai perencanaan dalam
pengelolaan sumber daya.
4. Modul 1.4 Budaya Positif : Memetakan potensi / aset adalah salah satu cara berpikir positif dalam perencanaan
pengembangan sumber daya.
5. Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi: Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat
memetakan minat dan kreatifitas siswa sebagai aset terbaik sekolah.
6. Modul 2.2 Keterampilan Sosial dan Emosional : Kompetensi / kemampuan guru dalam keterampilan sosial
dan emosional dalam memaksimalkan pembinaan siswa sebagai aset sekolah.
7. Modul 2.3 Coaching: Teknink, prinsip, dan langkah-langkah coaching dapat dilakukan guru untuk menggali
kemampuan dan kemandirian coachee sebagai aset sekolah dalam menyelesaikan permasalahannya.
8. Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran : Dengan menerapkan konsep,
paradigma dan nilai kebaikan bersama serta penerapan 9 langkah pengambilan keputusan, maka pengelolaan
aset dapat berjalan lebih optimal.

Perbedaan Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul 3.2


(Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya)

1. Sebelum
a. Berfokus pada kekurangan.
b. Cenderung menerima kekurangan, tanpa berpikir bahwa ada sisi lain yang dapat dikembangkan.
c. Belum sepenuhnya mengenali aset yang ada.
d. Berpikir berbasis masalah.

2. Sesudah
a. Berfokus pada sumber daya yang ada.
b. Berpikir apa yang dapat dikembangkan.
c. Lebih optimis dalam memandang rencana dengan bermodalkan asset yang dimiliki.
d. Berpikir berbasis aset.

Anda mungkin juga menyukai