Anda di halaman 1dari 48

Program Pendidikan

Guru Penggerak

Paket Modul 3:

Pemimpin Pembelajaran
dalam Pengembangan
Sekolah

Modul 3.2.

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

1
Pemimpin dalam Pengelolaan
Sumber Daya
Penulis:

Dr.Siti Suharsih, S.S., M.Pd

Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T

Penafian (Disclaimer): Buku ini merupakan modul pegangan untuk peserta


Program Pendidikan Guru Penggerak. Modul ini disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa
diperbaiki, diperbarui dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika
kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas modul ini.

Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2
Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian
kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan dijalankan melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). Program Guru
Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin
pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh
kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam
mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan
dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil
Pelajar Pancasila.

Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan


Guru Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada
kompetensi kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership)
yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial dan
emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan
murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.
Kompetensi tersebut dituangkan ke dalam tiga paket modul, yaitu
paradigma dan visi Guru Penggerak; praktik pembelajaran yang
berpihak pada murid; dan pemimpin pembelajaran dalam
pengembangan sekolah. Selanjutnya, ketiga paket modul tersebut
diperinci menjadi 10 bagian, termasuk modul yang Anda baca
sekarang. Program pendidikan ini dijalankan selama sembilan (9)
bulan yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan
pendampingan. Proses pendidikan ini mengedepankan coaching
dan on-the-job training, yang artinya selama belajar, guru tetap
menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan
pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kepala sekolah dan

3
pengawas menjadi mitra seorang calon guru penggerak dalam
mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

Di dalam proses pelaksanaan PPGP, Calon Guru Penggerak (CGP)


akan sering diajak untuk merefleksikan praktik pembelajaran yang
sudah dijalankan serta berdiskusi dan berkolaborasi dengan sesama
CGP maupun komunitas di sekitarnya. Keseluruhan pengalaman
belajar itu diramu dalam siklus MERRDEKA, yang diawali dengan Mulai
dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi;
Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman;
Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata. Diharapkan
model pembelajaran yang berbasis pengalaman seperti ini dapat
mewujudkan guru dan murid merdeka yang menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-


tingginya kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja
keras dan berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian modul ini serta
membantu terlaksananya PPGP. Semoga Allah Yang Mahakuasa
senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi pendidikan
Indonesia. Amin.

Jakarta, Juli 2020

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga


Kependidikan,

Iwan Syahril, Ph.D.

Surat dari instruktur

4
Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak, selamat berjumpa kembali
dalam modul pelatihan Calon Guru Penggerak! Saat ini kita masuk pada
modul tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.

Seperti yang kita ketahui bersama, sekolah wajib membangun


ekosistem yang dapat merangsang kreativitas untuk menunjang
keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan sebuah proses
pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat
ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan.
Sekolah yang memandang semua yang dimiliki adalah suatu kekuatan,
tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan
aset yang dimiliki.

Modul ini merupakan bagian dari paket modul 3 yang juga


merupakan modul terakhir dari tiga modul yang digunakan dalam
pelatihan guru penggerak. Seperti pada modul yang lain, kami yakin kita
sudah terbiasa dengan proses pelatihan yang lebih bermakna dan reflektif.
Pada modul ini pun Anda akan melakukan serangkaian kegiatan pelatihan
mulai dari eksplorasi mandiri, diskusi, tanya jawab, konsultasi daring, serta
membuat aksi nyata yang akan membuktikan terjadinya perubahan yang
lebih baik lagi sebagai seorang pendidik.

Modul ini disusun dengan harapan di akhir setiap fase


pembelajaran, Anda akan selalu merefleksikan semua pemahaman yang
didapatkan dengan apa yang terjadi dalam keseharian kegiatan Anda
sebagai pendidik. Kita tahu bahwa pada proses pembelajaran apa pun
sifatnya adalah personal, maka proses pembelajaran pada modul
pelatihan ini akan lebih bermakna apabila kita menghubungkan dan
mengimplementasikannya dalam kegiatan kita di sekolah.
Selamat mengeksplorasi materi dalam modul ini, semoga kita semua
banyak mendapatkan pencerahan selama proses pelatihan berlangsung

5
sekaligus menjadikan kita Guru Penggerak yang dapat mengubah dan
membawa pendidikan Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Salam Merdeka,

Instruktur

Daftar isi

Halaman Sampul Luar

6
Halaman Sampul Dalam

Kata Pengantar dari Direktur Jenderal Guru & Tenaga Kependidikan

Surat Dari Instruktur

Daftar Isi

Capaian yang Diharapkan

Ringkasan Alur Belajar MERRDEKA

Pembelajaran 1: Mulai dari diri

Pembelajaran 2: Eksplorasi Konsep

Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi

Pembelajaran 4: Refleksi Terbimbing

Pembelajaran 5: Demonstrasi Kontekstual

Pembelajaran 6: Elaborasi Pemahaman

Pembelajaran 7: Koneksi Antarmateri

Pembelajaran 8: Aksi Nyata

Surat Penutup

CAPAIAN YANG DIHARAPKAN

Kompetensi Kepemimpinan Sekolah

7
Setelah menyelesaikan modul 3.2., peserta diharapkan dapat memiliki
kompetensi kepemimpinan sekolah sebagai berikut:
3.2. Kategori memimpin manajemen sekolah: Menyusun dan
memantau program sekolah agar berjalan sesuai rencana dan
mengarah pada tujuan

4.1. Kategori memimpin pengembangan sekolah: Merencanakan,


mengorganisasikan, dan mengarahkan program perbaikan dan
perubahan sekolah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
sekolah

Capaian Umum Modul 3.2

Secara umum, profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari
modul ini adalah CGP mampu:

1. mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya dari berbagai


sumber yang sah untuk menjalankan program sekolah
2. menggunakan sumber daya sekolah secara efektif untuk
meningkatkan kualitas belajar

Capaian Khusus Modul 3.2:

Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru


Penggerak untuk mampu:
a. menganalisis aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya
yang efektif dan efisien.
b. merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya
menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis
Aset (Asset-Based Community Development).
c. merancang program kecil menggunakan hasil pemetaan
kekuatan atau aset yang sudah dilakukan.
d. menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya
pengelolaan sumber daya.

8
Isi Materi Modul:
1. Peran dan fungsi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya
2. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset dalam
mengelola sumber daya yang ada di sekolah dan sekitarnya.

Sumber Belajar:
a. Video; penjelasan, konsep, dan strategi pengelolaan sumber daya
b. Bacaan: artikel
c. Tautan: google form untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

Ringkasan Alur Belajar MERRDEKA

● Mulai dari diri:

9
- CGP mengingat ulang pengetahuan mereka tentang faktor-faktor
yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam
pengelolaan sekolah dengan mengisi pertanyaan yang ada.
- CGP merefleksikan hasil diskusi dari pengetahuan awal tentang
materi ini dengan keadaan di sekolahnya.
- CGP mengajukan pertanyaan dan harapan tentang materi ini.

● Eksplorasi Konsep:
- Berpikir berbasis aset dan berpikir berbasis kekurangan/masalah
- Strategi pengelolaan sumber daya menggunakan pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community
Development/ABCD)
- Pemetaan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah
menggunakan tujuh aset/sumber daya berdasarkan pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community
Development)
- Forum Diskusi: CGP mendiskusikan beberapa pertanyaan yang
terkait materi dari Eksplorasi konsep sebelumnya dengan seluruh
CGP dan dipandu oleh fasilitator

● Ruang Kolaborasi
- CGP mengidentifikasi berbagai sumber daya daerah dan strategi
pemanfaatannya secara efektif
- CGP melakukan telaah sumber daya yang dimiliki daerahnya
dengan cara bekerja dalam kelompok kecil. Setiap kelompok
memilih satu jenis sumber daya yang akan didiskusikan dari 7
sumber daya yang ada, dan hasilnya dipresentasikan dalam galeri
virtual dan akan mendapatkan umpan balik dari peserta lain.

● Refleksi Terbimbing
- CGP melakukan refleksi dan metakognisi terhadap cara pandang
yang sebelumnya melihat dari sisi masalah dan kekurangan

10
sekolah dari semua sumber daya yang ada, memandang dari sisi
aset dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah.
- CGP mengambil makna dari pengalaman belajar dan dapat
melakukan refleksi yang dipandu oleh fasilitator dalam ruang
konsultasi kelompok yang ada.

● Demonstrasi Kontekstual
- CGP menerapkan pemetaan aset yang dimiliki oleh sekolahnya
melalui penugasan mandiri.
- CGP menganalisis sejauh mana potensi kekuatan aset yang dimiliki
sekolah dibandingkan dengan semua sumber daya yang
seharusnya dimiliki sesuai dengan peraturan negara.

● Elaborasi Pemahaman
- CGP mengelaborasi pemahamannya tentang strategi
pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi
menggunakan moda konferensi daring dengan narasumber dan
fasilitator. Pertanyaan-pertanyaan akan diberikan untuk menggali
pemahaman CGP.

● Koneksi Antarmateri
- CGP membuat kesimpulan yang diunggah ke dalam sosial media
dalam bentuk yang diinginkan, seperti video, artikel, infografis,
powerpoint, lagu, dan lainnya.
- CGP juga membuat rencana perubahan secara rinci dengan
menggunakan format BAGJA (Buat pertanyaan; Ambil pelajaran;
Gali mimpi; Jabarkan rencana; dan Atur Eksekusi) yang sudah
pelajari pada modul 1.3 “Visi Guru Penggerak”.

● Aksi Nyata

11
- CGP mempraktikkan pengetahuan dan keterampilannya tentang
pengelolaan sumber daya yang memanfaatkan pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
- CGP akan mengimplementasikan rencana perubahan kecil yang
sudah ditulis pada pembelajaran sebelumnya. Proses implementasi
rencana tersebut akan didokumentasikan dalam bentuk jurnal
positif harian dan diunggah ke dalam google drive yang tersedia.

Pembelajaran 1: Mulai Dari Diri Waktu: 1 JP (45 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus:

12
Mengaktifkan ulang pengetahuan awal tentang faktor-faktor yang
memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan
sumber daya.

Aktivitas:
CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melihat
sejauh mana pengetahuan peserta tentang materi kali ini.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat datang pada kegiatan


pembelajaran 1. Pada sesi ini, Anda akan diminta untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang
pengetahuan awal Anda tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin
dalam pengelolaan sumber daya sekolah.

Ingatlah kembali sosok pemimpin yang pernah Anda tahu selama


berprofesi sebagai guru, seperti apakah sosok pemimpin yang Anda ingat
itu? Hal apa yang paling Anda ingat dari sosok pemimpin tersebut?

Setelah mengingat sosok pemimpin yang Anda tahu, menurut Anda


pribadi seperti apakah sosok pemimpin yang ideal? Apa saja sebetulnya
tugas seorang pemimpin?

13
Masih ingatkah kita apa yang dimaksud dengan ekosistem saat belajar
Biologi dulu? Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah
ekosistem, apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem
sekolah? Tuliskan pada kolom di bawah ini.

Apa yang Anda ketahui tentang peran seorang pemimpin dalam


pengelolaan sumber daya di sekolah? Apa saja sumber daya yang dimiliki
oleh sekolah?

Bagaimana Anda menggambarkan posisi diri Anda dalam ekosistem


sekolah? Berikanlah gambaran diri Anda dengan menyebutkan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki dalam pengelolaan sumber daya sekolah.

14
Harapan
Apa saja harapan pada diri Anda Apa saja kegiatan. Materi,
sebagai seorang pendidik, manfaat, yang Anda harapkan
pemimpin, dan pada murid setelah ada dalam modul ini?
mempelajari modul ini?
Diri sendiri:

Murid:

Sekolah:

Tautan Google Form:


https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeVuw78M78b2_8Rj0f7YuITAS2FCvi
26QhMw6OtkQ-fl15l_g/viewform

Peran Fasilitator:

- - Mendampingi CGP dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang


diberikan.
- - Menganalisis jawaban CGP untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dan pendapat awal CGP tentang sosok pemimpin dan

15
perannya.

Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep Waktu: 2 JP (90 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus:


- CGP dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
ekosistem sekolah.
- CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin dalam pengelolaan
sumber daya.
- CGP memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya
dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas
berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD)

- CGP dapat mengidentifikasi potensi sumber daya yang dimiliki


lingkungan sekolahnya.
- CGP dapat mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya
sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran murid.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kali ini kita masuk pada sesi
pembelajaran 2, yaitu Eksplorasi Konsep Mandiri. Pada sesi pembelajaran
kali ini, Anda akan banyak melakukan eksplorasi mandiri dengan
menelaah konsep dasar tentang pengelolaan sumber daya dan
kemudian mendiskusikannya bersama dengan CGP lainnya pada Forum
Diskusi. Sebelum melakukan telaah materi, silakan Anda mempelajari
terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini.

Pertanyaan Pemantik:
- Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem
dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-

16
faktor apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
- Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan?
- Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah
sebagai pemimpin ekosistem sekolah?
- Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam
mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
- Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki
untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini?
- Seberapa efektif sumber daya sekolah yang kita miliki dalam
mendukung kualitas pembelajaran di sekolah?
- Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan
sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas
pembelajaran murid?
- Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan
sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?

Anda boleh menjawab dan menyimpan jawaban Anda sendiri, Tidak ada
jawaban salah atau benar di sini, tuliskan sesuai dengan apa yang Anda
pikirkan dan temukan saat ini. Kita akan mendiskusikan ulang semua
jawaban pada forum diskusi.

Eksplorasi Mandiri:

Sekolah Sebagai Ekosistem

Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan


unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem
mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah
teritorial atau lingkungan tertentu.
JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk
interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang
tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga
mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam
ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan

17
membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik
yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru
- Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah
- Orang Tua
- Masyarakat sekitar sekolah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang


juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran
di antaranya adalah:
- Keuangan
- Sarana dan prasarana

Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan


Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking)

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan


memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang
kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat
dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua
kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin
diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang
terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat
menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep


yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang
menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan
ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif
dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan

18
berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja,
yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang
positif.

Perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan


berbasis aset dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Berbasis pada
Berbasis pada aset
kekurangan/masalah/hambatan
Fokus pada masalah dan isu Fokus pada aset dan kekuatan
Berkutat pada masalah utama Membayangkan masa depan
Mengidentifikasi kebutuhan dan Berpikir tentang kesuksesan yang
kekurangan – selalu bertanya apa telah diraih dan kekuatan untuk
yang kurang? mencapai kesuksesan tersebut.
Mengorganisasikan kompetensi
Fokus mencari bantuan dari
dan sumber daya (aset dan
sponsor atau institusi lain
kekuatan)
Merancang program atau proyek Merancang sebuah rencana
untuk menyelesaikan masalah berdasarkan visi dan kekuatan
Mengatur kelompok yang dapat Melaksanakan rencana aksi yang
melaksanakan proyek sudah diprogramkan
(Green & Haines, 2010)

Sejarah singkat pendekatan ABCD (Asset-Based Community


Development
Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan
kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA)
merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight
dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah pendiri dari ABCD Institute
di Northwestern University. ABCD dibangun dari kemampuan,
pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota
komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari

19
lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang
berkelanjutan (Kretzman, 2010).
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul
sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang
menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada
suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan
komunitas sebagai penerima bantuan, dengan demikian dapat
menyebabkan anggota komunitas menjadi tidak berdaya, pasif, dan
selalu merasa bergantung dengan pihak lain.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA)
menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia.
Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan,
pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan
demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari
kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan.
Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat
memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari
aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang
penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan
warga yang produktif.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset menekankan


kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan
tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi
yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang
diharapkan akan lebih berkelanjutan.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada


potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas. Selama ini
komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang
sedang dihadapi. Pendekatan PKBA merupakan pendekatan yang
digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau
disebut sebagai community-driven development. Di dalam buku
‘Participant Manual of Mobilizing Assets for Community-driven

20
Development’ (Cunningham, 2012) menuliskan perbedaannya dengan
pendekatan yang dibantu oleh pihak luar. Penjelasan yang ada
sebetulnya ditujukan untuk pengembangan masyarakat, namun tetap
bisa kita implementasikan pada lingkungan sekolah karena sebetulnya
adalah miniatur sebuah tatanan masyarakat di suatu daerah.

1. Perubahan masyarakat yang signifikan karena warga lokal dalam


masyarakat tersebut yang mengupayakan perubahan. Apabila kita
aplikasikan ke lingkungan sekolah dan seluruh warga sekolah
berupaya melakukan perubahan maka perubahan tersebut pasti
akan terjadi.
2. Warga masyarakat akan bertanggung jawab pada yang sudah
mereka mulai. Dengan demikian setiap warga sekolah akan
bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai.
3. Membangun dan membina hubungan merupakan inti dari
membangun masyarakat inklusif yang sehat. Membangun dan
membina hubungan antar warga sekolah, seperti hubungan guru-
guru, guru – kepala sekolah, guru – murid – guru, guru – staf sekolah –
guru, staf sekolah – murid – staf sekolah, ataupun kepala sekolah –
murid – kepala sekolah menjadi sangat penting untuk membangun
sekolah yang sehat dan inklusif.
4. Masyarakat tidak pernah dibangun dengan berfokus terus pada
kekurangan, kebutuhan dan masalah. Masyarakat merespons secara
kreatif ketika fokus pembangunan pada sumber daya- sumber yang
tersedia, kapasitas yang dimiliki, kekuatan dan aspirasi yang ada.
Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan
tantangan, kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya
yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi
yang sudah ada.
5. Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman
keinginan unsur sekolah yang ada, dan pada tingkat kemampuan
mereka untuk menyumbangkan kemampuan yang ada pada mereka
dan aset yang ada untuk sekolah yang lebih baik.

21
6. Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada
menanyakan “ada masalah apa?” dan “bagaimana
memperbaikinya?”, lebih baik bertanya “apa yang telah berhasil
dilakukan?” dan “bagaimana mengupayakan lebih banyak hasil
lagi?” Cara bertanya ini mendorong energi dan kreativitas.
7. Menciptakan perubahan yang positif mulai dari sebuah perbincangan
sederhana. Hal ini merupakan cara bagaimana manusia selalu berpikir
bersama dan mencetuskan/memulai suatu tindakan.
8. Suasana yang menyenangkan harus merupakan salah satu prioritas
tinggi dalam setiap upaya membangun sekolah.
9. Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan adalah
kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan
kepemimpinan itu secara terus menerus.
10. Titik awal perubahan selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan
sikap yang positif.

Aset – aset dalam sebuah komunitas


Dalam mengatasi tantangan pada pendekatan tradisional yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan perkotaan, di mana penyedia
jasa dan lembaga donor lebih menekankan pada kebutuhan dan
kekurangan yang terdapat pada komunitas, Kretzmann dan McKnight
menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas adalah kunci dari
usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan dan pedesaan.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community
development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai
modal utama, yaitu:

1. Modal Manusia
- Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber
daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan
kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.

22
- Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan
menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang
dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan
kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan
berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan
kepala.
- Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan
melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan
kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok
orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai
kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan
kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha,
pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan
dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari,
bermain teater, dan bermain musik.

2. Modal Sosial
- Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di
dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur
kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang
ada di dalam komunitas/masyarakat.
- Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok,
dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya
kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa
memiliki masa depan yang sama.
- Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain
adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam
komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling
berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan
yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe
asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi,
kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam

23
bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan
institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur
organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama
dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.

3. Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
- Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan
proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun
pelatihan.
- Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran
pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana
pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.

4. Modal Lingkungan/alam
- Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga
kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara
yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan
sebagainya.
- Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak,
semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material
bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan
sebagainya.

5. Modal Finansial
- Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang
dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan
kegiatan sebuah komunitas.

24
- Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan
dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan
internal dan eksternal.
- Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana
menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan
uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana
menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara
penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan
pembukuan.

6. Modal Politik
- Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau
kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam
kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang
terjadi dalam komunitas.
- Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan
dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan
kesehatan, pelayanan listrik atau air.

7. Modal Agama dan budaya


- Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang,
dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan
pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan,
warisan budaya, seni, dan lain-lain.
- Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan
serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang
merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam
sebuah ruang geografis.
- Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan
berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah
komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut
terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi
juga perilaku atau amalan.

25
- Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan
langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan
dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas,
termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan
langsung atau tidak langsung di dalamnya.
- Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual
keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola
relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan
sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan
dan kegiatan bersama.

Menonton video dan jawablah pertanyaan di bawah ini.

(CGP menonton video yang menunjukkan suasana rapat guru dan kepala
sekolah yang berbasis masalah/kekurangan dengan berbasis aset,
kemudian menjawab pertanyaan)

Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antara guru dengan
kepala sekolah, biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa
yang menjadi kekurangan sekolah selama ini? Atau membahas soal
kekuatan yang dimiliki oleh sekolah?

Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang murid
bersama sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas?
Kekurangan atau kenakalan dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan
yang dimiliki murid kita?

26
Silahkan menuliskan pengalaman Anda pada Google Form ini:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdOvJvGY5qmUaR-
yDfbk0mlZ6oq0bAb8-A_zAPQ9jsH1HqVeQ/viewform

Pembelajaran 2.2: Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi) Waktu: 3 JP (145 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus:

- CGP mendiskusikan hasil telaah materi yang dilakukan pada sesi


eksplorasi konsep mandiri

Forum Diskusi:
Setelah kita membaca penjelasan tentang pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset, Ayo kita lihat ulang jawaban dari pertanyaan

27
pemantik sebelumnya. Selanjutnya mari kita diskusikan pertanyaan di
bawah ini

Daftar pertanyaan:
1. Setelah membaca, melihat, dan mendengar penjelasan tentang
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset,
bagaimanakah kita menghubungkannya dengan keadaan sekolah
kita?
2. Walaupun pendekatan tersebut ditujukan untuk
komunitas/masyarakat, apakah kita bisa menggunakannya untuk
mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata
komunitas menjadi sekolah – Pendekatan Pengembangan Sekolah
Berbasis Aset? Mengapa?
3. Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya?
Hubungkan dengan pendekatan berbasis masalah versus berbasis
aset.
4. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah cara pandang kita
yang sebelumnya berbasis masalah menjadi berbasis aset?
5. Adakah praktik baik yang Anda tahu atau pengalaman sekolah
Anda sendiri dalam pengelolaan berbasis aset?
6. Adakah rambu-rambunya? Hubungkan dengan peraturan yang
ada.

Diskusikan pula studi kasus di bawah ini, hubungkan dengan materi


pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset..
Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari
pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru,
sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.

Studi kasus 1:
Ibu Yuni adalah salah satu guru SMP favorit yang selalu diincar oleh
para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata

28
perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai
ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar
mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang
bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar
meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Yuni
mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat
kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru
digebrak oleh Ibu Yuni karena kondisi kelas yang susah dikendalikan.
Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran
yang Ibu Yuni jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu
Yuni merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto
dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Yuni
menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Yuni juga berada di
ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan
yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau
memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat
pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut
terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa
menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di
sekolah non favorit.

Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Yuni ini? Hubungkan dengan segala
aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini.

Studi kasus 2:

Pak Parjo, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat,
ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas
Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala
Sekolah merekomendasi Pak Parjo untuk mendaftar seleksi calon

29
pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Parjo untuk mengikuti
seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias
mendukung Pak Parjo mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya
alat peraga berbahan limbah yang Pak Parjo ikuti selalu bisa sampai
mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun
juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai
nilai 90, Namun, Pak Parjo justru merasa sedih direkomendasikan kepala
sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.

Pertanyaan

Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Parjo? Apabila Anda


sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

Peran Fasilitator:
- Mendiskusikan terlebih dahulu tanggapan dari pertanyaan pemantik
yang ada di awal eksplorasi konsep
- Memberikan daftar pertanyaan satu per satu untuk didiskusikan dan
memastikan bahwa setiap pertanyaan dijawab dan didiskusikan
oleh semua peserta.
- Memastikan semua CGP memiliki kesempatan dalam memberikan
pendapatnya
- Memastikan sebagian besar CGP merespon pendapat dari CGP
lain.
- Membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan mengomunikasikan hasil
diskusi di akhir sesi

30
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi Waktu: 3 JP (135 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus

- CGP dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya sekolah dan


strategi pemanfaatannya secara efektif
- CGP melakukan telaah sumber daya yang dimiliki sekolah dengan
cara bekerja dalam kelompok kecil. Setiap kelompok memilih satu
jenis sumber daya yang akan didiskusikan dari 7 sumber daya yang
ada, dan hasilnya dipresentasikan dalam galeri virtual.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada sesi pembelajaran 3 kali ini, kita
akan masuk pada Ruang Kolaborasi. Anda akan diajak untuk bekerja
sama dengan peserta lainnya dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Penugasan Kelompok

Mengidentifikasi sumber daya

31
- Buatlah kelompok yang terdiri atas 3 - 4 anggota. Masing-masing
kelompok terdiri atas guru dengan jenjang yang berbeda namun
berasal dari daerah yang sama atau berdekatan. Tentukan daerah
sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing peserta CGP.
- Dari masing-masing sumber daya tersebut, setiap kelompok akan
membuat identifikasi aset/modal apa yang dimiliki oleh daerahnya.
- Setiap kelompok akan memberikan umpan balik untuk 3 video
kelompok lain yang akan didapatkan secara acak.
- Umpan balik yang diberikan berdasarkan beberapa pertanyaan ini:
hal paling menarik yang ditemukan, hal yang paling ingin diketahui
lebih lanjut lagi, dan hal yang mungkin sangat tidak berhubungan
dengan aset sumber yang sedang kita diskusikan.
- Forum diskusi dilakukan menggunakan platform yang memungkinkan
seluruh peserta bertatap muka, misalnya menggunakan zoom atau
google meet.

TAGIHAN

- Hasil pemetaan/identifikasi semua aset yang dimiliki daerahnya. Hasil


pemetaan/identifikasi bisa dalam bentuk poster, tabel, mind map, dan
lain-lain.
- Presentasi penjelasan hasil pemetaan/identifikasi dalam bentuk video
berdurasi maksimal 5 menit.

MEDIA

a) Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.


b) Ruang digital di mana CGP bisa memberikan umpan balik dari video
masing-masing kelompok.

32
Tugas fasilitator:
1. Pada kegiatan kelompok, fasilitator akan menginformasikan dan
membagi CGP dalam 15 kelompok yang terdiri dari 3 – 4 peserta.
2. Sehari sebelum Forum Diskusi, fasilitator akan memberikan panduan
untuk melakukan diskusi dengan lebih tertib.
3. Pada sesi Forum Diskusi, setiap kelompok yang videonya sudah diberi
umpan balik diberi kesempatan untuk memberikan komentar dari
semua umpan balik yang diberikan oleh kelompok lain sebelumnya.
Batasan waktu presentasi untuk kelompok baru adalah 3 menit untuk
memberikan komentar, dan 2 menit untuk kelompok yang sudah
memberikan umpan untuk mengonfirmasi, menyanggah, dan
lainnya.

Pembelajaran 4: Refleksi Terbimbing Waktu: 2 JP (90 menit)

Pencapaian Pembelajaran Khusus

- CGP dapat melakukan refleksi dan metakognisi terhadap cara


pandang yang sebelumnya melihat dari sisi masalah dan kekurangan
sekolah dari semua sumber daya yang ada menjadi memandang dari
sisi aset dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah.
- CGP mampu mengambil makna dari pengalaman belajar dan dapat
melakukan refleksi yang dipandu oleh fasilitator

Selamat datang kembali Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak pada modul


‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’. Pada
pembelajaran kali ini, Anda masuk pada sesi Refleksi Terbimbing. Kegiatan
pada pembelajaran ini meminta Anda untuk merefleksikan sumber daya

33
yang dimiliki oleh sekolah. Untuk mengawali refleksi, mari kita simak
beberapa pertanyaan pemantik berikut ini

Pertanyaan Pemantik Untuk Refleksi

- Apa yang menarik dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh semua
kelompok yang ada?
- Apa yang menarik dari pembahasan tentang sumber daya sekolah?
- Apa yang masih belum Anda ketahui tentang Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset?
- Apakah Anda mendapatkan hal berbeda dari yang sudah Anda
ketahui selama ini?
- Buatlah satu gambar/simbol/kata yang bisa menggambarkan apa
yang Anda rasakan saat ini terkait pembelajaran?

TAGIHAN

- Tulisan reflektif yang menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.


- Hasil karya berupa gambar/simbol/kata yang bisa mewakilkan tulisan
reflektif tersebut.

MEDIA

a. Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.


b. Ruang konsultasi terjadwal dengan pendamping/fasilitator (tautan
Google meet pendampingan).

34
Peran Fasilitator:
1. Fasilitator akan merencanakan sesi diskusi terbimbing dengan CGP.
Sesi ini akan dilakukan dalam kelompok kecil yang dipegang oleh
masing-masing fasilitator.
2. Memastikan diskusi berjalan sesuai dengan tujuan menggunakan
semua pertanyaan pemantik yang ada.
3. Memancing dan mengarahkan diskusi untuk membuat peserta fokus
pada kekuatan dan potensi yang dimiliki daerahnya masing-masing
dan dihubungkan dengan tujuan pelatihan ini yaitu demi
meningkatnya kualitas pembelajaran murid.
4. CGP membuat jurnal refleksi dan membuat kesimpulan tentang
materi ini berdasarkan panduan pertanyaan untuk membuat refleksi.

Pembelajaran 5: Demonstrasi Kontekstual Waktu: 3 JP (135 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus

- CGP dapat menerapkan pemetaan aset yang dimiliki oleh sekolahnya


melalui penugasan mandiri.
- CGP menganalisis sejauh mana potensi kekuatan aset yang
sekolahnya miliki dibandingkan dengan semua sumber daya yang
seharusnya dimiliki sesuai dengan peraturan negara.

Setelah kita bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan


mengidentifikasi aset serta kekuatan yang dimiliki oleh daerah bersama

35
rekan lainnya, saatnya kita melihat ke sekolah kita sendiri. Kekuatan dan
aset apa yang kita miliki dari masing-masing sumber daya yang ada.

Gunakan pertanyaan - pertanyaan di bawah ini untuk membantu


mengidentifikasi aset atau kekuatan yang dimiliki.

- Apa yang kami kuasai?


- Apa yang paling kami banggakan dari sekolah ini? Dari murid-murid
kami?
- Apa yang membuat kami unik?
- Kekuatan apa yang kami miliki dan berharga untuk
masyarakat/komunitas sekitar?
- Apa yang telah sekolah lakukan dan miliki yang lebih baik dari orang
lain?

TAGIHAN

- Hasil pemetaan tujuh kelompok aset – sumber daya yang dimiliki oleh
sekolah. Hasil pemetaan bisa dalam bentuk apa pun sesuai dengan
kreasi masing-masing pesertanya.
- Presentasi penjelasan hasil pemetaan dalam bentuk video berdurasi
maksimal 5 menit.
- Hasil analisis berupa tulisan reflektif maksimal 500 kata yang bisa
dikumpulkan dalam google form pada tautan yang ada.

MEDIA

1. Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.


2. Ruang konsultasi terjadwal dengan pendamping/fasilitator (tautan
Google meet pendampingan).

36
Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan
akan mengevaluasi hasil yang dibuat.
2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan mereka selama
menyelesaikan tugas tersebut.

Pembelajaran 6: Elaborasi Pemahaman Waktu: 2 JP (90 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus


CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan
sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda
konferensi daring dengan narasumber dan fasilitator.

Penugasan mandiri

37
Pada pembelajaran ini, Anda dapat menonton video contoh proses
pembelajaran yang memanfaatkan kekuatan/aset yang murid miliki.

Tautan video: https://www.youtube.com/watch?v=dj6sTmiD1XM&t=1s

Setelah menonton video tersebut, tuliskanlah hal-hal menarik yang Anda


temukan dari video tersebut yang berhubungan materi kita, yaitu
pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya. Apa peran
kita sebagai pemimpin dalam video tersebut?

Buatlah juga pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang akan mengelaborasi


pemahaman Anda mengenai materi ini. Semua pertanyaan dapat
dituliskan dalam tautan google form berikut ini:

Anda diberikan waktu selama 60 menit untuk berdiskusi dengan


narasumber dan fasilitator pada waktu yang akan ditentukan sesuai
dengan kesepakatan antara narasumber, fasilitator, dan peserta.

Fasilitator akan menyortir dan menyeleksi pertanyaan-pertanyaan yang


diajukan sebagai panduan diskusi.

Peran fasilitator:
- Menyeleksi dan mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan yang
memiliki kesamaan.
- Memandu kegiatan diskusi agar lebih tertib dan lancar.
- Memastikan bahwa semua pertanyaan dari masing-masing CGP
terwakilkan untuk didiskusikan dan ditanggapi oleh narasumber
- Memastikan semua CGP memiliki kesempatan memberikan
pendapatnya.
- Memastikan diskusi berjalan ke arah yang diinginkan, fasilitator dapat
mengacu dengan beberapa pertanyaan seperti: apa tantangan
untuk menerapkan atau mengimplementasikannya, bagaimana
mengatasi tantangan tersebut? Apa faktor-faktor pendukungnya?
Apa peran seluruh sumber daya yang ada dihubungkan dengan
kualitas pembelajaran murid?

38
- Membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan mengomunikasikan hasil
diskusinya dalam forum.

Pembelajaran 7: Koneksi Antarmateri Waktu: 2 JP (45 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus


- CGP menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang meningkat
dalam mengimplementasikan pengelolaan sumber daya yang
memanfaatkan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.

Penugasan Mandiri:
Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda diberikan tantangan untuk membuat
kesimpulan dan juga koneksi antara semua materi yang telah diberikan

39
dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikut proses Pelatihan
Guru Penggerak.
- Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana
Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan
masyarakat sekitar sekolah.
- Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungannya pengelolaan
sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid
menjadi lebih berkualitas.
- Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan
dengan materi lain yang Anda dapatkan sebelumnya selama
mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak.
- Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa
Anda pilih sendiri. Hasil karya Anda akan diunggah pada media sosial
yang Anda miliki sehingga orang lain dapat melihat dan membacanya.

Gunakan juga pertanyaan pemantik berikut ini yang dapat membantu


Anda dalam menulis:

- Bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah saya mengikuti


pelatihan terkait modul ini?
- Pemikiran apa yang sudah berubah di diri saya setelah saya mengikuti
proses pembelajaran dalam modul ini?

Buatlah rencana kecil perubahan yang akan Anda lakukan pada diri
Anda yang berkaitan dengan materi dalam modul ini dan
mengimplementasikan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset.
Lakukan perubahan kecil yang berdampak dalam lingkup kelas Anda. Di
sini Anda akan berlatih membuat rangka perubahan dalam lingkup kelas
Anda sendiri sebelum masuk ke lingkup yang lebih besar, yaitu sekolah
pada modul selanjutnya.

40
Rencanakan prakarsa yang bisa dipastikan akan Anda laksanakan,
dengan jangka waktu yang optimal bagi Anda, dan tentunya Anda
dapat mengestimasi apa dampak dari rencana ini bagi murid Anda.
Anda dapat mengingat kembali video yang disaksikan pada sesi Elaborasi
Pemahaman sebelumnya.
Gunakanlah format BAGJA atau 5 D (Define, Discovery, Dream, Design,
Destiny/Deliver) yang sudah dipelajari pada modul 1.3. Anda dapat
mengunggah rencana perubahan kecil ini pada tautan berikut ini.
Sebagai pengingat apa itu yang akan Anda gunakan, saksikan video
tayangan berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=ZPsb4sU0ewY

Tagihan
- Kesimpulan diunggah ke dalam media sosial dalam bentuk apapun
yang diinginkan. Beberapa contoh yang bisa dilakukan adalah video
(vlogging), artikel yang bisa diunggah di website pendidikan atau blog
pribadi, infografis, powerpoint, lagu, dan lainnya. Tuliskan tautan atau
dokumen lainnya pada google drive yang ada.
- Rencana perubahan secara rinci dengan menggunakan format
BAGJA yang sudah pelajari pada modul sebelumnya.

MEDIA

1. Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.

Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan
akan mengevaluasi hasil yang dibuat.
2. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan CGP selama
menyelesaikan tugas tersebut.

41
Pembelajaran 8: Aksi Nyata Waktu: 1 JP (45 menit)

Tujuan Pembelajaran Khusus


CGP mempraktikkan pengetahuan dan keterampilannya tentang
pengelolaan sumber daya yang memanfaatkan pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.

Aksi Nyata
Ini saatnya Anda mempraktekkan rencana perubahan kecil yang sudah
Anda tuliskan pada pembelajaran sebelumnya. Proses implementasi
rencana tersebut akan Anda dokumentasikan dalam bentuk jurnal positif
harian dan diunggah ke dalam google drive yang tersedia.

42
Tagihan
- Jurnal harian, dokumentasi selama proses implementasi, rencana
perubahan kecil dalam bentuk foto, video, tanggapan guru kolega,
dan tanggapan murid serta orang tua (apabila memungkinkan).
- Refleksi diri selama melakukan implementasi.
- Rencana perbaikan.

MEDIA

1. Alokasi penyerahan tagihan digital melalui google drive.


2. Jadwal ruang konsultasi terjadwal dengan fasilitator.

Peran Fasilitator:
1. Fasilitator memastikan CGP melakukan tugasnya dengan tepat, dan
akan mengevaluasi perencanaan yang dibuat dengan
implementasinya.
2. Melakukan pendampingan dan memonitor proses implementasi dari
rencana yang sudah dibuat.
3. Memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama
menyelesaikan tugas tersebut.

43
SURAT PENUTUP

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak,

Selamat, Anda baru saja menyelesaikan modul tentang ‘Pemimpin


Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’. Terima kasih atas
antusiasme dan semangat selama melakukan proses pembelajaran modul
ini. Kami berharap apa pun pengetahuan dan keterampilan yang Anda
dapatkan selama proses pembelajaran kali ini dapat bermanfaat dalam
pengelolaan sumber daya yang ada.

Pada pembelajaran Aksi Nyata, Anda diminta untuk melakukan dan


menyelesaikan rencana aksi yang sudah dirancang. Semoga Anda dapat
menjalankan rencana Anda dengan baik karena kegiatan ini
berhubungan langsung dengan materi selanjutnya, yaitu Pengelolaan
Program yang Berdampak pada Murid.

44
Dalam rangkaian terakhir seluruh modul yang ada, kami yakin Anda sudah
menunjukkan jati diri Anda sebagai guru penggerak. Ayo terus bergerak,
rangkul semua elemen yang menjadi bagian dari ekosistem sekolah kita,
manfaatkan, fokuslah pada kekuatan aset yang kita miliki dengan kualitas
pembelajaran murid-murid kita.

Membuat dampak yang lebih baik untuk murid kita, maka kitapun sedang
membuat dampak bagi masa depan Indonesia. Teruslah bergerak, terima
kasih sudah menjadi bagian penting bagi masa depan Indonesia. Mohon
maaf dari kami para penulis modul apabila ada kekurangan dan
kesalahan yang tidak kami sengaja selama proses penulisan maupun
kegiatan dalam modul ini

Salam,

Tim Penulis Modul

Daftar Pustaka

Cunningham, G. et.all. (2012). Mobilizing Assets for Community-Driven


Development. Participant Manual. Coady International Institute.

Green, G.P., & Haines, A. (2002). Asset Building and Community.


Development. Sage Publications International Educational and
Professional.

Green, G.P., & Haines, A. (2010). Mobilizing Communities: Asset Building as


a Community Development Strategy. Philadelphia: Temple University
Press.

Kretzmann, J. P. (2010). Asset-based strategies for building resilient


communities. In J. W. Reich, A. Zautra & J. S. Hall (Eds.), Handbook of
adult resilience. New York: Guilford Press.

45
Profil Penulis

Nama Lengkap : Dr. Siti Suharsih, S.S., M.Pd


Pendidikan :
- Sarjana Sastra dan Bahasa Inggris dari Universitas Diponegoro
Semarang
- Magister Pendidikan Bahasa dari Universitas Negeri Jakarta
- Doktor Ilmu Linguistik di Universitas Indonesia dengan konsentrasi
kajian pemertahanan bahasa
Pekerjaan :
- 2002- sekarang : Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-UNTIRTA
- 2018-sekarang : Instruktur PPG Bahasa Inggris

46
- 2018-2020 : Koordinator Site Access Microshcolarship
Program (beasiswa untuk siswa/i SMA yang bekerja sama dengan
RELO-US Embassy, IIEF dan Pusba Untirta) untuk wilayah Banten

Publikasi
Buku:
Literasi dalam Keterampilan Menulis. Kumpulan Gagasan
Pendidikan Menjadi Prioritas. Penerbit Terakata, 2015
Prosiding:
- The Effective Media for Teaching english for EYL
- Promoting Simplified Short Story to Build Students’ Interest in The
Prose Class
- Language Maintanance and Shift: How Javanese Preserved and
Shifted in Industrial Area (Case Study in Nikomas Company)
Penelitian
- Pemertahanan Bahasa Jawa Dialek Banten di Provinsi Banten
- Dictogloss: Enhancing students’ creativity and Listening
Comprehension
- Pengembangan Keterampilan Membaca dan Menulis Bahasa
Inggris Melalui Implementasi Reading to Learn Program Bagi Siswa
di Tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Serang, Provinsi
Banten, tahun 2012.
- Pemantauan Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Luar Ruang.
Kerjasama dengan Kantor Bahasa Provinsi Banten
- Pilihan dan Penggunaan Bahasa di Kalangan Mahasiswa (Studi
Kasus pada Mahasiswa UNTIRTA dan IAIN), tahun 2015

Akun yang dapat dihubungi:


alamat surel archie.cerah@gmail.com;
facebook: archie

Aktivitas/hobi di waktu : menyanyi, travelling

47
--------------------------------------------------------------------

Nama Lengkap: Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.T

Pendidikan:

- Sarjana Biologi, FMIPA Universiatas Indonesia


- Magister Psikologi Terapan Anak Usia Dini, Universitas Indonesia

Pekerjaan

- Penggagas Rumah Main STrEAM, Komunitas Ibu Main STrEAM,


dan Komunitas Guru Main STrEAM
- Konsultan Pendidikan dan pelatih guru untuk kurikulum,
pedagogis, dan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art,
Mathematics)

Sosial Media:

Surel: youknee@gmail.com
IG: @rumahmainstream
Website: www.rumahmainstream.org

48

Anda mungkin juga menyukai