Anda di halaman 1dari 5

Modul 2.1.a.

9 Koneksi Antar Materi

FATIMAHRANI, S.Pd
Guru penggerak angkatan 4
MANDAILING NATAL

A. Pembelajaran Berdiferensiasi

Di dalam modul 2.1 memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.
Modul ini banyak merubah pemikiran setiap pembelajar. Modul ini mengajarkan konsep bagaimana cara
mengajar yang baik. Pembelajaran yang dapat mengakomodir perbedaan peserta didik. Peserta diberikan
hak-hak yang sama sesuai dengan kodrat yang dimilikinya tanpa ada unsur pemaksaan. Fislosofi
pemikiran Ki hajar dewantara tentang konsep menghamba dan menuntun serta mengarahkan peserta didik
menuju kebahagian dan kemerdekaan dalam belajar diperkuat dengan dengan modul materi modul ini.
Pembelajaran yang selama ini hanya berpusat pada guru. Pembelajaran yang mengangggap bahwa
keberhasilan hanya ditinjau dari suksesnya akademik seorang peserta didik atau Penguasaan terhadap
materi dan keterampilan adalah fokus pembelajaran.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang
mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena
setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang
sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal
yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan
memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang
membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.

Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang
murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat
penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas
efektif.

Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru
menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan
beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta
guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari.
Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan
kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak
semuanya terenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah
baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara
lain:

1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat
belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey
menggunakan angket, dll)
2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai
pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
3. Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya.
Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan
akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang
akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa pandemi seperti ini,
dimana murid melaksanakan PJJ sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid sangat
jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita
tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap
dan benar sesuai kenyataan yang ada. Tidak ditambahi dan juga tidak dikurangi. Orang tua dan murid
harus jujur ketika guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik elalui wawancara, angket, survey,
dll.

Perubahan positif Pemikiran dan tindakan seorang guru tersebut mengarah terhadap proses pembelajaran
yang selalu memperhatikan kekuatan dan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran yang mengharuskan
guru mencurahkan segala kemampuan, tindakan dan  pemikirannya demi kebutuhan peserta didik itulah
yang dimaksud pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi  mendorong guru untuk tidak
melihat dari satu perspektif. Guru harus menyesuaikan dengan minat, kesiapan dan profil belajar supaya
tercapainya keberhasilan pembelajaran.

Guru tersadarkan akan pentingnya perubahan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, penilaian, refleksi dan
tindak lanjut yang diselaraskan dengan kebutuhan belajar peserta didik. Ketika seorang guru peduli dan
responsive terhadap kebutuhan belajar peserta didik. Berarti ia sedang mendiferensiasi pembelajaran
supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Tomlinson membagi Kebutuhan belajar peserta didik menjadi
tiga preferensi yaitu :

1. Minat belajar peserta didik

Peserta didik akan merasa dihargai dan diakui Eksistensinya jika keragaman dan keunikan minat mereka
selalu diperhatikan. Kebermaknaan pembelajaran akan lebih terasa dan teresapi oleh peserta didik jika
proses pembelajaran yang dilakukan direlevansikan dengan minat mereka. Motivasi belajar mereka akan
muncul dan meningkat ketika minat mereka selalu diperhatian dan dijadikan dasar dalam pembelajaran.
Maka penting bagi seorang guru sebagai meneger mengelola kelas, menyediakan meja-meja atau area
minat yang akan diakses dan digunakan saat mereka belajar. Pencapaian pengetahuan dan keterampilan
sama dengan cara yang berbeda yang disesuaikan dengan minat mereka.

Sebagai contoh pembelajaran yang memperhatikan minat. Dari hasil pemetaan kebutuhan belajar peserta
didik berdasarkan minat di kelas XI Akuntansi terdapat tiga kesukaan pelajaran yang paling mereka
minati yaitu menonton video,membaca dan mengamati gambar. Ketika seorang akan mengajarkan materi
persediaan maka pendidik akan meminta produk yang berbeda yang diseuaikan dengan minat mereka
yaitu

Peserta didik yang memiliki minat menonton video guru langsung memberikan pelajran dengan
meninonton vidio.

Peserta didik yang memiliki minat dengan membaca maka guru memberikan bahan bacaan kepada siswa,,
Peserta didik yang memiliki minat terhadap gambar maka gugu memberukan gambar contoh
penghitungan persediaan dengan menggunakan gambar gambar

Kesiapan belajar peserta didik

Kesiapan menjadi hal yang krusial dalam pembelajaran berdiferensiasi. Kesiapan belajar menjadi dasar
yang kuat bagi guru untuk membuat sebuah perencanaan level materi apa yang cocok bagi mereka,
tindakan yang bagiamana yang akan dilakukan dan assement seperti apa yang akan diberikan. Kesiapan
ini membantu guru untuk mengkreasi keterampilan seperti apa yang disesuaikan dengan level mereka.
Cara yang dilakukan guru untuk mengetahui tingkat kesiapan mereka bisa dengan bertanya atau
memberikan test awal terkait materi yang akan disampaikan.

Contoh pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan kesiapan belajar
adalah seorang guru akan mengajarkan matematika konsep Menyajikan data dan menghitung rata-rata
hitung/mean. Guru menemukan tiga peta kesiapan belajar peserta didik sebagai berikut:

Kelompok kesatu, Peserta didik yang Telah Memahami cara menyajikan data dengan berbagai penyajian
dan memahami konsep menghitung persediaan.

Kelompok kedua, Peserta didik yang hanya bisa sebagian cara menyajikan data dan belum begitu
mamahami konsep dalam menghitung persediaan.

Kelompok ketiga, peserta didik yang Belum mampu menyajikan data dan belum bisa menghitung
persediaan.

Salah satu alternative yang dapat dilakukan sebagai solusi untuk mengakomodir ketiga kelompok
tersebut, guru dapat melakukan proses yang berbeda disesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar mereka.
Adapun proses yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut:

Untuk kelompok kesatu, Peserta didik diminta menyelesaikan soal-soal tantangan menyajikan data dan
yang mengaplikasikan konsep persediaan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan diminta untuk
bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.

Untuk kelompok kedua, Peserta didik mendalami sendiri bagaimana menyajikan data dan menggunakan
konsep persediaan. Jika mengalami kesulitan, peserta didik diminta menanyakan kepada bererapa teman
di yang dianggap lebih menguasai sebelum bertanya langsung pada guru. Guru akan sesekali datang ke
kelompok ini untuk memastikan tidak ada miskonsepsi.

Untuk kelompok ketiga, Peserta didik akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang konsep
persediaan. Guru akan memberikan scaffolding dalam proses ini.

3. Profil Belajar Peserta Didik

Aspek ini terkait informasi secara secara individual dari pengetahuan yang dimiliki, tingkat pemahaman
konsep, kemampuan awal, kesalahan pemahaman suatu konsep, gaya belajar, perkembangan kapasitas
kognitif, sikap, fisik, serta factor-faktor yang mempengaruhi anak dalam belajar.
Profil belajar peserta didik dijadikan sebagai dasar dalam membuat sebuah perencanaan, pemantauan
peningkatan kemajuan hasil belajar, catatan perubahan dari sebelumnya dan rencana tindak lanjut yang
akan digunakan.

Sebagai contoh seorang guru akan mengajarkan materi dasar akuntansi semester 1. Dari hasil pemetaan
kebutuhan belajar peserta didik ditinjau dari profil belajar diperoleh tiga gaya belajar yaitu auditori,
visual, dan kinestetik. Maka guru merancang pembelajaran yang menyelaraskan dengan ketiga gaya
belajar sebagai berikut:

Untuk peserta didik dengan gaya belajar auditor dalam proses pembelajaran guru menjelaskan materi
secara lisan atau dengan rekaman yang didengar secara individu misalnya mengenai penjurnalan maka
peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori yang bagus audionya maka mudah memahami materi
yang di sampaikan guru dengan cara tersebut.

Untuk peserta didik dengan gaya belajar visual, Guru menjelaskan materi sekaligus mencatat di papan
tulis atau menyajikan gambar-gambar misalnya tentang akun akun dari sebuah perusahaan secara visual
akan lebih mudah memahami materi yang di sampaikan.

Untuk peserta didik kinestetik, Guru menjelaskan materi sekaligus mempraktekan di depan kelas
misalnya dengan menggunakna sebuahperusahaan langsung.

Kebutuhan-kebutuhan belajar tersebut harus mampu terakomodir dalam pembelajaran berdiferensiasi.


Guru dapat menggunakan pendekatan sedikitnya pada tiga aspek berikut:

1. Konten

Konten bisa berupa masukan , Informasi apa yang akan disampaikan atau materi apa yang akan diajarkan
kepada peserta didik dengan tetap memperhatikan kebutuhan peserta didik. Konten juga mencakup materi
dan entri poin yang disesuaikan dengan tingkatannya. Konten yang bersifat tantangan diberikan kepada
peserta didik yang telah memahami materi. Dalam diferensiasi konten guru dan sekolah harus bekerja
sama menyediakan daya dukung kepada peserta didik untuk mengakses materi. Guru juga memodifikasi
kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar, kesiapan dan minat peserta didik.

2. Proses

Dalam diferensiasi proses berhubungan dengan cara peserta didik berinteraksi dengan konten. Guru harus
mampu mengoptimalkan pengalaman setiap peserta didik; memberikan arahan yang disesuaikan dengan
keunikan masing-masing peserta didik, berusaha memvariasikan kemajuan belajar; menyajikan berbagai
varian ekspresi; memberikan keleluasaan peserta didik untuk memilih caranya sendiri yang disesuaikan
kebutuhan mereka untuk mencapai penguasaan materi dan keterampilan yang sama; guru berusaha untuk
menciptakan aktivitas yang selaras dengan modalitas pembelajaran yang disukai peserta didik.

3. Produk

Dalam produk merupakan hasil kreasi peserta didik yang berwujud seperti rekaman, infografis, poster,
video presentasi, diagram, karangan, atau tes tulis. Esensi produk yang selalu mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik setidaknya memuat stimulus untuk memikirkan kembali pengalaman belajar yang
telah dilalui, mengembangkan dan memperluas pengetahuan, dan menunjukkan apa yang telah dipelajari
peserta didik. Produk pembelajaran memungkinkan guru menilai materi yang telah dikuasai peserta didik
dan memberikan materi berikutnya. Dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik seperti gaya
belajar juga menentukan hasil belajar seperti apa yang akan ditunjukkan pada guru. Guru berusaha untuk
menyediakan berbagai pilihan produk yang merespons beragam profil, minat atau kesiapan belajar
peserta didik.

B. Kaitan Antara Materi Modul 1 dan Modul 2.1 

Jika kita merujuk terhadap uraian di atas pembelajaran berdiferensiasi memiliki peranan yang sangat
penting untuk menumbuh kembangkan peserta didik secara holistic. Cita-cita Ki Hajar Dewantara untuk
menciptakan manusia yang memiliki keluasan mental, spiritual, dan intelektual akan tercapai melalui
pembelajaran berdiferensiasi. Selain itu, kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif akan sangat mudah
diintegrasikan dalam proses pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik.

Nilai-nilai positif yang harus dimiliki seorang guru penggerak seperti Mandiri, Reflektif, Kolaboratif,
Inovatif, serta Berpihak pada Murid akan secara otomatis tumbuh dan terlestarikan dalam diri seorang
Guru pada saat membuat perencanaan, pelaksaanan, assessment, dan rencana tindak lanjaut dalam
pembelajaran berdiferensiasi. Dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten sehingga mampu
berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid atau pembelajaran
yang selalu mempertimbangkan kebutuhan belajar peserta itu semua terjawab dengan pembelajaran
berdifrensiasi.

Kita juga tidak menghilangkan kekuatan yang dimiliki peserta didik dalam mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi. Berbekal kekuatan yang dimiliki peserta didik kita akan lebih mudah untuk
melakukan perubahan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang selalu memperhatikan kebutuhan
peserta didik. Secara sadar displin positif akan tumbuh dan terbiasa dilakukan peserta didik karena apa
yang mereka lakukan dalam pembelajaran bediferensiasi sudah diselaraskan dengan kebutuhan mereka.
Mereka merasa dihargai dan diakui eksistensinya maka mereka otomatis akan melakukan tindakan yang
berbudaya positif sebagai bentuk timbal balik dari pembelajaran berdiferensiasi.

Anda mungkin juga menyukai