Anda di halaman 1dari 27

MODUL 3.

RUANG
KOLABORASI
Pengambilan Keputusan Berbasis
Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
ANGGOTA
KELOMPOK 1

YUSMI ALFIAH, S.PD. DIAN INDAH .H., S.PD.


SDN SIDOMUKTI 02 SDN SUCO 03
Moderator, memandu kegiatan Meyampaikan pertanyaan dalam
diskusi Ruang Kolaborasi kegiatan diskusi Ruang Kolaborasi
Modul 3.1 Modul 3.1 dari kelompok lain

SARI RISKI WATI, S.PD. ANA RISKA , S.PD.


SDN SUMBERJATI 03
SDN PRINGGONDANI 03
Menanggapi pertanyaan dalam Penyaji kegiatan diskusi Ruang
kegiatan diskusi Ruang Kolaborasi Kolaborasi Modul 3.1
Modul 3.1
DWI PARJOKO, S.PD.
(FASILITATOR)

SAIFUL SONNA .A.,S.PD.


(PENGAJAR PRAKTIK)

RATNANINGRUM, S.PD.
(PENGAJAR PRAKTIK)
EMPAT PARADIGMA
DILEMA ETIKA

Dari pengalaman kita dalam


bekerja di institusi pendidikan,
kita telah mengetahui bahwa
dilema etika adalah tantangan
berat yang harus dihadapi dari
waktu ke waktu.
Ketika kita menghadapi situasi dilema
etika, akan ada nilai-nilai kebajikan
EMPAT PARADIGMA mendasar yang bertentangan seperti cinta
DILEMA ETIKA dan kasih sayang, kebenaran, keadilan,
kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung
jawab dan penghargaan akan hidup.
EMPAT PARADIGMA
DILEMA ETIKA
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang
terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan
seperti di bawah ini:

INDIVIDU LAWAN KELOMPOK (INDIVIDUAL VS


COMMUNITY)
RASA KEADILAN LAWAN RASA KASIHAN (JUSTICE VS
MERCY)
KEBENARAN LAWAN KESETIAAN (TRUTH VS LOYALTY)

JANGKA PENDEK LAWAN JANGKA PANJANG (SHORT


TERM VS LONG TERM)
INDIVIDU LAWAN KELOMPOK ‘Individu’ di dalam paradigma ini tidak selalu berarti
(INDIVIDUAL VS COMMUNITY) ‘satu orang’, tapi dapat juga berarti kelompok kecil
dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih
Dalam paradigma ini ada pertentangan antara besar. ‘Kelompok’ dalam paradigma ini dapat berarti
individu lawan sebuah kelompok yang lebih besar kelompok yang lebih besar lagi, bisa berarti
di mana individu ini juga menjadi bagiannya. kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi
Paradigma ini, bisa juga berhubungan dengan juga bisa berarti kelompok sekolah maupun sebuah
konflik antara kepentingan pribadi lawan kelompok keluarga.
kepentingan orang lain, atau kelompok kecil
lawan kelompok besar.
RASA KEADILAN LAWAN RASA
KASIHAN (JUSTICE VS MERCY)

Dalam paradigma ini, pilihannya adalah


antara mengikuti aturan tertulis atau tidak
mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa
memilih untuk berlaku adil dengan
memperlakukan hal yang sama bagi
semua orang, atau membuat pengecualian
dengan alasan kemurahan hati dan kasih
sayang.
KEBENARAN LAWAN KESETIAAN
Pada situasi perang, tentara yang tertangkap terkadang harus
(TRUTH VS LOYALTY)
memilih antara mengatakan yang sebenarnya kepada pihak
musuh atau tetap setia kepada teman tentara yang lain.
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang Hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih
bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita harus antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman
memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab) (saudara) yang dalam masalah. Ini adalah salah satu contoh
kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan dari pilihan atas kebenaran melawan kesetiaan.
informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai
kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen
yang telah dibuat sebelumnya.
JANGKA PENDEK LAWAN
JANGKA PANJANG
(SHORT TERM VS LONG TERM)

Paradigma ini paling sering terjadi dan


mudah diamati. Seringkali kita harus
memilih keputusan yang kelihatannya
terbaik untuk saat ini atau yang terbaik
untuk masa yang akan datang.
Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal
yang setiap harinya terjadi pada kita,
atau pada lingkup yang lebih luas
misalnya pada isu-isu dunia secara
global, misalnya lingkungan hidup dan
lain lain.
KASUS 1

INDIVIDU LAWAN KELOMPOK


(INDIVIDUAL VS COMMUNITY)
CONTOH PERISTIWA KASUS 1

Dikelas saya ada seorang siswi dalam materi pembelajaran sangat semangat
mencatat,setiap kali saya memberikan materi siswi tersebut selalu selesai
terlebih dahulu,bahkan terkadang meminta diberikan banyak catatan sedangkan
teman-temannya yang lain mengatakan “jangan banyak-banyak bu”

PERTANYAAN
1.Siapa yang menghadapi dilema?guru
2.Apakah dua kebenaran yang ada?
Adalah benar jika tokoh tersebut memberikan catatan sesuai dengan materi
pembelajaran yang ada
karena untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran
Tapi benar juga jika dia memberikan catatan sesuai dengan kemampuan siswa
karena kemampuan,minat dan gaya belajar siswa beragam
CONTOH PERISTIWA KASUS 1 LANJUTAN . . .

Paradigma mana yang terjadi pada dilema etika tersebut ?


Jadi, paradigma dilema etika yang terjadi pada kasus tersebut adalah . . .

Dilema individu lawan kelompok


KASUS 2

Rasa keadilan lawan


rasa kasihan

(justice vs mercy)
CONTOH PERISTIWA KASUS 2

Dalam kegiatan belajar di kelas, salah seorang siswa mengalami keterlambatan belajar karena sulit
dalam memahami materi pembelajaran statistika sub materi mean (rata-rata), dikarenakan siswa
tersebut mengalami kesulitan dalam memahami perkalian bilangan, sehingga dalam menghitung rata-
rata data menggunakan pembagian, siswa tersebut tidak paham sama sekali.

1.Siapa yang mengahadapi dilema etika? Guru


2.Apakah dua kebenaran yang ada?
Benar jika tokoh tersebut adalah siswa yang belum mampu melanjutkan materi statistika karena
belum menguasai hitung perkalian
karena guru merasa kasihan sebab setiap siswa mempunyai hak untuk belajar lebih dengan waktu
yang guru mampu sediakan diluar KBM jika memang dibutuhkan dengan pertimbangan bersama
wali murid dan mengingat bahwa pembelajaran harus berpihak pada murid.
Tapi benar juga jika dia adalah siswa lainnya yang sudah mampu menguasai materi perkalian
dengan baik
karena siswa tersebut mampu menyelesaikan materi statistika dengan baik dan bisa melanjutkan
ke materi pembelajaran selanjutnya sesuai dengan ketentuan waktu penyelesaian kegiatan
belajar mengajar dalam jadwal yang sudah disepakati bersama.
CONTOH PERISTIWA KASUS 2 LANJUTAN . . .

Paradigma mana yang terjadi pada dilema etika tersebut ?


Jadi, paradigma dilema etika yang terjadi pada kasus tersebut adalah . . .

Dilema rasa keadilan lawan rasa kasihan


KASUS 3

Kebenaran lawan Kesetiaan


( Truth vs Loyalty)
CONTOH PERISTIWA KASUS 3

Sebuah lembaga pendidikan mengadakan penjualan LKS untuk menunjang pembelajaran murid-
muridnya. Langkah awal yang diambil adalah mengumpulkan wali murid dan memberitahukan
rencana pengadaan penjualan LKS. Kegiatan tersebut di respon baik oleh wali murid dan
hampir 95% tidak ada wali murid yang keberatan dengan penjualan LKS tersebut. Suatu hari
datanglah wartawan dan menanyakan tentang penjualan LKS tersebut, mulai dari kepala
sekolah guru dan murid ditanyai tentang kebijakan sekolah tentang penjualan LKS. Si wartawan
mengancam akan mempublikasikan kejadian tersebut karena telah melanggar aturan tentang
larangan melakukan pungli dalam bentuk apapun termasuk penjualan LKS.

Dalam hal ini terjadi sebuah dilema yaitu kebenaran lawan kesetiaan. Jika semua pihak sekolah
berkata jujur, maka satu lembaga yang akan terkena dampaknya. Dampak yang akan terjadi
adalah sekolah akan tercemar nama baiknya karena telah melakukan pelanggaran dan akan
berdampak kesulitan mendapatkan murid dimasa mendatang.

Untuk menghindari hal tersebut, maka semua guru sepakat untuk menutupi kejadian
sebenarnya dengan mengatakan bahwa sekolah tidak melakukan penjualan LKS, melainkan
penerbit yang menawarkan langsung kepada wali murid dan bertransaksi tanpa melibatkan
pihak sekolah.
CONTOH PERISTIWA KASUS 3 LANJUTAN . . .
PERTANYAAN
1.Siapa yang menghadapi dilema? guru dan kepala sekolah
2.Apakah dua kebenaran yang ada?
Adalah benar jika tokoh tersebut yaitu semua pihak sekolah sepakat
untuk tidak mengatakan hal sebenarnya dengan mengatakan bahwa
sekolah tidak terlibat dengan penjualan LKS demi menjaga nama baik
dan keselamatan lembaga.
Karena penting sekali menjaga nama baik lembaga demi masa depan
lembaga.
Tapi benar juga jika lembaga membuat kebijakan penjualan LKS demi
kelancaran proses pembelajaran muridnya.
Karena dengan terbatasnya buku pelajaran dari sekolah, kebijakan
penjualan LKS akan membantu kelancaran proses pembelajaran bagi siswa.
CONTOH PERISTIWA KASUS 3 LANJUTAN . . .

Paradigma mana yang terjadi pada dilema etika tersebut ?


Jadi, paradigma dilema etika yang terjadi pada kasus tersebut adalah . . .

Dilema kebenaran lawan kesetiaan


KASUS 4

Jangka pendek lawan jangka panjang


(short term vs long term)
CONTOH PERISTIWA KASUS 4

Pada bulan september sekolah akan mengikuti kegiatan ANBK. Sedangkan jumlah sarpras kurang
memadai dengan jumlah murid yang akan mengikuti, sedangkan disisi lain sekolah membutuhkan
untuk membeli buku paket IKM untuk kelas 2 dan 5 yang membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Sementara pelaksanaan ANBK kepala sekolah memutuskan untuk meminjam laptop pada guru atau
warga sekolah dan membeli buku paket IKM .

1.Siapa yang mengahadapi dilema etika? Kepala Sekolah dan guru


2.Apakah dua kebenaran yang ada?
Benar jika tokoh tersebut adalah kepala sekolah meminjam laptop dewan guru untuk
kegiatan ANBK
karena masih akan menganggarkan di RKAS perubahan
Tapi benar juga jika membeli buku paket IKM untuk kelas 2 dan 5
karena buku tersebut dibutuhkan untuk digunakan kegiatan KBM
CONTOH PERISTIWA KASUS 4 LANJUTAN . . .

Paradigma mana yang terjadi pada dilema etika tersebut ?


Jadi, paradigma dilema etika yang terjadi pada kasus tersebut adalah . . .

Dilema jangka pendek lawan jangka panjang


PERTANYAAN KELOMPOK 2

Dari Bapak Ike


kalau dilihat dari 4 kasus yang dipaparkan,kasus 1 dan kasus 3 sering terjadi di sekolah kita.Pada
kasus 1 ada siswa yang cepat dan lambat menulis padahal bisa diterapkan pembelajaran
berdiferensisasi dan kasus 3 pembelian LKS dimana pembelian LKS memang tidak
diperbolehkan,Dilema etika tersebut terjadi karena guru atau memang keadaan yang mengakibatkan
hal tersebut terjadi ?

Tanggapan kelompok 1
Untuk kasus 1 bisa dilakukan coaching dengan solusi penerapan pembelajaran berdiferensiasi
sesuai dengan gaya dan minat belajar siswa.Sedangkan pada kasus 3 dilema dilema tersebut
terjadi karena suara wali murid agar dirumah siswa tetap bisa belajar sementara wali murid
kebingungan bagaimana caranya jika tidak ada media(LKS).Hal tersebut dilakukan dengan
sosialisasi terlebih dahulu.Jadi dapat disimpulkan bahwa dilema tersebut karena keadaan
ditengah-tengah kebutuhan siswa.
PERTANYAAN KELOMPOK 2

Dari Bapak Agus


Sekolah sudah paham bahwa tidak boleh memperjual belikan LKS jadi seharusnya tidak memberi
alasan untuk boleh melakukan hal tersebut.Selain itu kepala sekolah bisa memerintahkan guru untuk
membuat LKS.Hal ini bukan dilema etika(benar dengan benar)tapi lebih mengarah kepada bujukan
moral.

Tanggapan kelompok 1
Untuk kasus tersebut seperti sudah dijelaskn bahwa bukan merupakan bujukan moral,karena
wali murid sudah diarahkan terlebih dahulu agar membeli sendiri LKS tersebut,namun karena
wali murid khawatir tidak seragam maka sekolah menyetujui untuk memfasilitasi.Dengan
demikian hal tersebut merupakan keadaan yang menyebabkan adanya dilema etika.
REFLEKSI

Dari IBu Ratna


LKS merupakan angin segar yang memberikan keuntungan dan kasus tersebut lebih dominan
sebagai bujukan moral.Hal tersebut harusnya menjadi instropeksi agar guru dapat
melaksanakan tugas dengan baik salah satunya membuat LKS sendiri karena kadang LKS
tidak sesuai dengan buku
Dari Bapak Joko
Untuk kasus 1 individu lawan sosial maka kemampuan berdiferensiasi akan menjadi
tantangan.Hal ini bisa diberikan pembelajaran extra sesuai dengan modul ajar.Sedangkan
pada kasus 3 pembelian LKS bisa merupakan bujukan moral tapi juga merupakan dilema etika
antara kebenaran lawan loyalti.Dalam LKS lebih baik hanya digunakan soalx saja,sedangkan
untuk materi tetap dijelaskan oleh guru.Selain itu peningkatan kemampuan literasi juga
penting dalam pembelajaran.
Terimakasih
Salam Guru Penggerak

Anda mungkin juga menyukai