Anda di halaman 1dari 4

AKSI NYATA MODUL 3.

1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
oleh: Kurnia Wening Sari

A. Latar Belakang
Pendidikan di era globalisasi saat ini memiliki tantangan-tantangan, salah satunya adalah
tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tantangan ini terasa semakin nyata di masa pandemi
covid-19. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan secara daring masih harus dilakukan untuk
mengakselerasi pembelajaran pada masa pandemi sekaligus untuk memutus rantai penyebaran
virus covid-19. Proses pembelajaran baik itu pembelajaran jarak jauh maupun pembelajaran tatap
muka tentunya terdapat hambatan-hambatan yang menjadi tantangan pembelajaran. Guru
diharapkan mampu mengambil tindakan-tindakan yang tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan
yang ada salah satunya adalah tindakan pengambilan keputusan. Guru sebagai pemimpin
pembelajaran perlu melaksanakan langkah-langkah pengambilan keputusan dalam situasi-situasi
pembelajaran yang berpihak pada siswa. Keputusan guru tersebut nantinya dapat menentukan arah
pembelajaran yang mampu membuat siswa nyaman dan bahagia selama proses pembelajaran
serta menghasilkan makna berupa well being ekosistem pendidikan.
Dalam hal pengambilan keputusan, seorang pendidik harus memahami terlebih dahulu
perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika. Dilema etika merupakan situasi yang terjadi saat
harus memilih antara dua pilihan yang secara moral sama-sama benar tetapi bertentangan.
Sedangkan bujukan moral merupakan situasi yang terjadi saat harus membuat keputusan antara
hal benar dan salah. Jika studi kasus yang dianalisis adalah dua hal yang secara moral sama-sama
benar, maka pendidik harus menetapkan langkah pengambilan keputusan. Hal ini karena bisa
dipastikan kasus tersebut termasuk dilema etika. Sedangkan apabila kasus tersebut merupakan dua
hal yang secara moral benar dan salah artinya kasus tersebut merupakan bujukan moral. Dalam hal
pengambilan keputusan kasus bujuan moral, pendidik harus memiliki nilai ketegasan dalam
mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan yang tepat dalam kasus dilema etika harus didasari dengan nilai-nilai
kebajikan dan mengarah pada hasil akhir yang baik. Tentunya pengambilan keputusan harus melalui
langkah-langkah pengujian yang efektif seperti sembilan langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Dalam pengambilan keputusan ada 9 langkah yang bisa ditempuh yaitu: (1) Mengenali
nilai yang bertentangan; (2) Menentukan pihak yang terlibat; (3) Menemukan fakta; (4) Pengujian
benar-salah; (5) Uji paradigma; (6) Prinsip resolusi; (7) Investigasi opsi trilema; (8) Buat keputusan;
(9) Lihat lagi keputusan dan refleksi. Selain itu sebaiknya juga didiskusikan dengan pemangku
kepentingan lainnya untuk menguatkan keputusan yang diambil sehingga diyakini dapat berdampak
pada terciptanya lingkungan yang positif, kondisif, aman, dan nyaman.
Pada konteks merdeka belajar, proses pembelajaran yang dilakukan adalah yang berpihak
pada siswa sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran
hendaknya dapat “menuntun” dan memberikan ruang bagi siswa dalam proses pengajaran untuk
merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan ilmu-ilmu baru yang didapatnya. Dengan
demikian siswa-siswa nantinya juga dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan
pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain.
B. Peristiwa (Fact)
Dalam aksi nyata modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
ini saya akan memaparkan dilema yang dialami oleh rekan guru. Dilema yang dialami adalah ketika
di kelas terdapat siswa yang kurang disiplin saat pembelajaran jarak jauh. Siswa tersebut selalu
terlambat saat melakukan presensi maupun saat mengumpulkan tugas. Namun, meskipun terlambat
siswa tersebut tetap selalu melakukan presensi dan mengumpulkan tugas pada hari yang sama
sesuai jadwal pelajaran. Kejadian tersebut sudah berulang kali, sehingga rekan guru melakukan
pendekatan personal dengan siswa untuk lebih mengetahui kendala yang dihadapi siswa. Proses
coaching dilakukan oleh guru pada tahap ini. Siswa ternyata memiliki kendala untuk membeli pulsa
internet. Uang saku dari orang tuanya sangat terbatas sehingga siswa tersebut harus bekerja
sambilan agar bisa menambah biaya untuk membeli pulsa internet sehingga siswa tersebut selalu
terlambat saat presensi maupun saat mengumpulkan tugas. Namun, siswa tersebut merasa sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk dapat presensi dan mengumpulkan tugas pada hari yang
sama. Setelah mengetahui penjelasan siswa, guru merasa dilema apakah harus memaklumi
perilaku siswa tersebut karena adanya kendala yang dialami, atau justru mendisiplinkan siswa
tersebut agar selalu tepat waktu dalam presensi dan pengumpulan tugas.
Dilema yang dialami guru tersebut merupakan dilema etika sehingga dilakukan aksi nyata
berupa penerapan langkah-langkah pengambilan keputusan. Penerapannya yaitu:
1. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan
Nilai-nilai yang bertentangan pada kasus tersebut adalah seluruh siswa harus presensi dan
mengumpulkan tugas tepat waktu selama pembelajaran daring berlangsung sesuai jadwal
pelajaran. Namun, terdapat siswa yang selalu terlambat presensi dan mengumpulkan tugas tetapi
siswa tersebut tetap presensi dan mengumpulkan tugas pada hari yang sama.
2. Menentukan pihak yang terlibat
Pihak-pihak yang terlibat pada kasus tersebut adalah guru dan siswa.
3. Menemukan fakta yang relevan
Fakta dari kasus tersebut adalah terdapat siswa yang selalu terlambat presensi dan
mengumpulkan tugas tetapi siswa tersebut tetap presensi dan mengumpulkan tugas pada hari
yang sama. Guru melakukan pendekatan personal untuk mengetahui kendala yang dihadapi
siswa. Siswa tersebut mengalami kendala biaya sehingga harus bekerja sambilan untuk membali
pulsa internet.
4. Pengujian benar atau salah
a. Uji legal
Tidak ada pelanggaran hukum pada kasus dilema tersebut.
b. Uji regulasi
Tidak ada pelanggaran kode etik pada kasus dilema tersebut, tetapi terdapat pelanggaran
kesepakatan kelas mengenai kedisiplinan presensi dan pengumpulan tugas.
c. Uji intuisi
Guru wajib menuntun siswa agar dapat tidak salah arah demi kebahagiaan masa depannya.
Guru merasa siswa sudah berusaha untuk tetap presensi dan mengumpulkan tugas
meskipun tidak tepat waktu karena harus bekerja sambilan.
d. Uji halaman Koran
Guru merasa nyaman jika keputusannya dipublikasikan di Koran karena keputusannya
memikirkan masa depan siswa.
e. Uji panutan
Sosok panutan saya pasti akan memaklumi dengan memberikan tambahan waktu agar siswa
bisa tetap nyaman melaksanakan pembelajaran daring saat kondisinya harus bekerja
sambilan.
5. Uji paradigma benar lawan benar
Paradigma yang digunakan saya dan rekan guru dalam kasus tersebut adalah paradigma rasa
keadilan lawan rasa kasihan. Situasi akan adil jika siswa tersebut presensi dan mengumpulkan
tugas tepat waktu seperti siswa-siswa lainnya. Namun, siswa tersebut mengalami kendala
sehingga harus bekerja sambilan untuk menambah biaya pulsa internet. Siswa tersebut juga
sudah berusaha untuk tetap presensi, belajar, dan mengumpulkan tugas pada hari yang sama
sesuai jadwal meskipun terlambat.
6. Melakukan prinsip resolusi
Saya dan rekan guru menerapkan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking)
karena guru sebagai pamong bagi siswanya harus memiliki rasa peduli dalam menuntun siswa
untuk mencapai kesuksesan.
7. Investigasi opsi trilema
Dalam kasus tersebut tidak terdapat opsi trilema.
8. Buat Keputusan
Keputusan akhir yang disepakati guru dan siswa adalah guru memaklumi dengan memberikan
tambahan waktu bagi siswa tersebut untuk presensi dan mengumpulkan tugas, tetapi tetap
dilakukan di hari yang sama sesuai hari jadwal pelajaran.
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Guru sebagai pamong bagi siswa yang menuntun siswanya agar tidak salah arah dan mampu
mencapai kebahagiaannya sesempurna mungkin. Keputusan guru sudah tepat dan mungkin bisa
benar-benar membuat masa depan siswa tersebut menjadi lebih baik.

C. Perasaan (Feeling)
Saya merasa senang telah berhasil melaksanakan langkah-langkah pengambilan keputusan untuk
membantu mengatasi dilema etika yang dialami oleh rekan guru. Saya juga merasa bersemangat
dan termotivasi saat rekan-rekan di sekolah mensupport kegiatan yang saya lakukan. Saya juga
merasa senang dan lega karena dapat mendengar kejujuran siswa dalam menyampaikan kendala
pembelajaran yang dihadapi, serta dapat membantu siswa menemukan solusi.

D. Pembelajaran (Finding)
Dalam kegiatan aksi nyata yang telah dilakukan terdapat keberhasilan yang dicapai maupun
kegagalan yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran di masa yang akan datang. Keberhasilan
yang telah dicapai adalah mampu mengambil keputusan dengan melakukan langkah-langkah
pengambilan keputusan yang berdampak positif bagi siswa, dapat mendengar kejujuran siswa
tentang usahanya selama mengikuti pembelajaran daring, mampu mengajak guru dan siswa untuk
merefleksi diri. Sedangkan pembelajaran yang diperoleh selama kegiatan aksi nyata adalah setiap
manusia tak terkecuali siswa memiliki hambatan masing-masing sehingga teknik dalam mengatasi
hambatan-hambatan tersebut juga tidak dapat disamakan antara satu dengan lainnya. Kita sebagai
pendidik tidak pernah tahu akan seperti apa dan akan menjadi apa siswa-siswa kita kelak. Jika saat
ini kita salah mengambil keputusan, bisa jadi akan menghambat langkah siswa mencapai cita-cita.
Jika pengambilan keputusan kita tepat, bisa saja siswa berubah menjadi lebih baik berkat keputusan
yang kita ambil tentangnya. Bisa juga dengan keputusan kita yang tepat saat ini siswa bisa
menemukan potensi diri yang tersembunyi. Tentu hal tersebut akan menjadi berkah tersendiri. Oleh
karena, itu penting mengubah mindset kita bahwa proses pembelajaran sejatinya pengambilan
keputusan yang menuntun siswa mencapai keselamatan setinggi-tingginya bagi dirinya sendiri
maupun masyarakat.

E. Penerapan ke Depan (Future)


Berdasarkan pembelajaran yang telah didapatkan selama pelaksanaan aksi nyata, saya akan
berusaha untuk lebih meningkatkan teknik coaching dalam menyelesaikan masalah serta lebih
mengasah keterampilan dalam melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan yang
berdampak positif bagi siswa.

F. Dokumentasi
1. Proses coaching dengan siswa

2. Proses sharing hasil aksi nyata bersama rekan guru, kepala sekolah, dan pengajar praktik

Sekian, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai