Anda di halaman 1dari 9

AKSI NYATA

MODUL 3.1.a.10
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN
PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :

ARDITA WIDIASTUTI, S.Pd.I.Gr.


CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN PATI
TK PKK GUYANGAN TRANGKIL PATI
1. Peristiwa ( FACTS)
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak yang berada di rentang usia 0-6 tahun dengan
segala potensi yang harus terus dikuatkan hingga mengkristal menjadi karakter
yang baik, yang kelak akan menjadi modal anak dalam menjalani hidupnya dimasa
yang akan datang. Bagaimana kesiapan ini akan terus dikembangkan oleh orang
dewasa di sekitarnya baik guru atau orang tua sehingga tumbuh kembang anak akan
maksimal
Bermain adalah fitrah anak usia dini. Bermain dan belajar merupakan
kesatuan yang tidak terpisahkan. Melalui bermain, anak belajar untuk memahami
dunia di sekitarnya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran anak usia dini haruslah
melalui bermain. Kegiatan bermain tersebut haruslah memiliki tujuan yang jelas
sehingga kegiatan tersebut dapat secara efektif menanamkan nilai agama budi
pekerti, menguatkan jati diri anak sebagai bagian dari komunitasnya, sehingga anak
memiliki pondasi yang lebih kuat untuk memahami dunia dan berkeinginan untuk
terus mengembangkan potensinya.
Dalam pembelajaran anak usia dini pada 2 tahun terakhir ini diharuskan
untuk belajar dari rumah dikarenakan adanya virus covid 19. Namun pada awal
Januari anak sudah dapat aktif masuk kembali untuk belajar disekolah dengan
durasi waktu yang terbatas yaitu 2 jam. Sehingga disini merasa saat proses
pembelajaran anak tidak dapat maksimal untuk belajar sambil bermain.
Penyesuaian diri antara anak belajar dari rumah dan disekolah mulai dari awal lagi,
apalagi terjadi kendala saat anak jenuh dan tidak focus dengan kegiatan bermain
dan belajar yang di sajikan oleh gurunya. Terlalu lama belajar dirumah menjadikan
anak berkurang tingkat kedisiplinan, potensi perkembangan anak baik nilai agama
dan moral, fisik motoric, kognitif, bahasa, social emosional dan seninya bahkan
jauh tertinggal. Disini kami sebagai pemimpin pembelajaran merasakan dilemma
etika untuk menghadapi anak yang menurun tingkat perkembangannya, maka dari
itu sebagai pemimipin pembelajaran saya mencoba untuk mengambil keputusan
agar guru dapat memfasilitasi anak dalam pembelajaran berdiferensiasi melalui
bermainnya, guru dapat melakukan refleksi atas kegiatan main yang telah
dilakukan anak, yang kemudian akan dijadikan dasar perencanaan selanjutnya.
Sebagai pemimpin pembelajaran, tentunya kita tidak bisa membiarkan
kendala tersebut menjadi sebuah hambatan kita dalam mengimplementasikan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Dalam pengambilan keputusan, guru
harus mampu menganalisis permasalahan yang terjadi agar keputusan yang diambil
mampu mengakomodir semua pihak.
Untuk membantu mengatasi permasalahan dilema etika ini, saya
bersama rekan sejawat akan melakukan analisis pengambilan keputusan dengan
menggunakan 4 paradigma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengujian keputusan dengan rincian sebagai berikut:
1) Tiga prinsip landasan pengambilan keputusan yaitu :
a. Berpikir berbasis hasil akhir
Memutuskan suatu tindakan yang terbaik untuk orang banyak, bukan
kepentingan individu.
b. Berpikir berbasis peraturan
Memutuskan suatu tindakan dengan mengikuti prinsip atau aturan-aturan
yang telah ditetapkan.
c. Berpikir berbasis rasa peduli
Memutuskan suatu Tindakan karena rasa empati terhadap orang lain dengan
pemikiran apa yang kita harapkan orang lain lakukan terhadap kita jika kita
berada pada posisi tersebut
2) Empat paradigma dalam situasi dilema etika,
a. Individu lawan masyarakat Memilih apa yang benar untuk satu orang atau
kelompok kecil dan apa yang benar untuk kelompok yang lebih besar.
b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan Memilih mengikuti aturan tertulis
sepenuhnya atau tidak, memilih keadilan dan perlakuan yang sama untuk
semua orang atau membuat pengecualian karena kasih sayang/murah hati.
c. Kebenaran lawan kesetiaan Memilih berlaku jujur atau berlaku setia kepada
teman atau saudara atau profesi.
d. Jangka pendek lawan jangka Panjang Memilih yang terbaik untuk saat ini
atau yang terbaik untuk dimasa datang.
3) Sembilan Langkah panduan untuk pengambilan dan pengujian keputusan
a. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
b. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
c. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
d. Pengujian benar atau salah
e. Pengujian paradigma benar lawan benar
f. Melakukan prinsip resolusi
g. Investigasi opsi trilema
h. Buat keputusan
i. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

B. Alasan melakukan aksi nyata


Situasi yang saya hadapi merupakan dilema etika yang terjadi pada kelas
saya. Rekan sejawat, orang tua, serta Komite sekolah harus memutuskan
bagaimana mengatasi minat belajar siswa, memperbaiki budaya positifnya dalam
berinteraksi dengan warga sekolah. Paradigma yang terdapat dalam studi kasus
dalam situasi ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang. Keadaan ini akan
berbahaya jika kita membiarkan siswa terlalu nyaman dengan keadaan sehingga
pembelajaran yang dilaksanakan tidak dapat bermakna. Dalam hal ini, jangka
panjangnya jika keadaannya dibiarkan maka potensi siswa tidak akan berkembang
sesuai kodratnya. Untuk memaksimalkan potensi dan meningkatkan budaya
positif, guru mengambil langkah untuk menyusun kembali program sekolah yang
relevan dengan tujuan agar budaya positif di sekolah dapat terwujud dan
melakukan pembiasaan seperti kegiatan literasi, budaya salam, dan jumat bersih
Sabtu sehat. Untuk mengatasi kegiatan pembelajaran, kami sebagai pemimpin
pembelajaran mengambil keputusan untuk menyeting kelas dengan menggunakan
media bahan Losepart serta menggunakan media pembelajaran dengan
pemanfaatan IT dengan tujuan menarik minat siswa untuk bermain dan belajar
secara semangat dan antusias.

C. Hasil aksi nyata


1. Langkah tindakan aksi nyata
a. Koordinasi dengan Kepala Sekolah
Kegiatan aksi nyata ini sebagai bentuk tanggungjawab sebagai seorang
CGP dalam melaksanakan tugas sekaligus mengatasi masalah yang terjadi
di sekolah. Tujuan koordinasi ini adalah untuk mendapatkan izin dan
dukungan dalam pelaksanaan pengambilan keputusan, selain itu saya juga
membutuhkan masukan dari beliau atas pengambilan keputusan ini tepat
atau tidaknya jika dilakukan di kelas saya.
b. Melakukan koordinasi dengan rekan sejawat
Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah, CGP melakukan
koordinasi dengan rekan sejawat mengenai kegiatan pemaparan materi
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dilanjutkan kegiatan
diskusi dan analisis tindakan pengambilan keputusan atas masalah yang terjadi
di sekolah.

c. Melakukan koordinasi dengan Komite


Setelah melakukan koordinasi dengan Kepala sekolah dan rekan sejawat,
maka saya melakukan koordinasi dengan komite mengenai kegiatan
pemaparan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
dilanjutkan kegiatan diskusi dan analisis tindakan pengambilan keputusan atas
masalah yang terjadi di sekolah, komite selalu mendukung tentang kegiatan
yang akan kami lakukan demi kemajuan pendidikan pada TK PKK Guyangan.

d. Melakukan pertemuan evaluasi


CGP bersama rekan sejawat menerapkan keputusan yang sudah
disepakati kemudian melakukan tindakan perbaikan dalam kegiatan
pembelajaran. Setelah tidakan perbaikannya dilakukan, maka masing-masing
guru akan mengisi lembar refleksi guna mengetahui seberapa efektif kegiatan
yang dilakukan. Kemudian memetakan keberhasilan dan kendala yang
dihadapi.

2. Dokumentasi Tindakan kegiatan setelah pengambilan keputusan

Pembelajaran menggunakan medi losepart


Pembelajaran dengan bermain

Pembelajaran menggunakan Sumber belajar IT

Bermain sambil bermain menggunakan media losepart


Jumat Bersih

2. Perasaan (FEELINGS)
Perasaan saya saat melakukan aksi nyata tentunya sangat senang dan tertantang
untuk melakukan apa keputusan yang direncakan sebagai pemimpin pembelajaran.
Saya juga sangat lega dapat bersama-sama dengan rekan sejawat menganalisis masalah
yang terjadi di sekolah kemudian menyetujui bahwa keputusan yang diambil
merupakan yang terbaik. Dalam berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat
dan komite sekolah saya merasa sangat terbantu dengan masukan dan saran untuk lebih
maksimal dalam menjalankan aksi nyata pengambilan keputusan.

3. Pembelajaran (FINDINGS)
Pembelajaran yang saya dapatkan dari aksi nyata yang telah dilakukan antara lain
sebagai pemimpin pembelajaran, menerapkan ilmu tentang pengambilan keputusan
dapat membantu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
dilingkungan keluarga maupun sekolah. Dengan menerapkan analisis pengambilan
keputusan yaitu dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan, maka guru
dapat mengambil keputusan dengan bijak dan dapat mengakomodir kebutuhan. Dalam
menghadapi kendala siswa, guru mengidentifikasi ternyata saat diterapkannya
pembelajaran yang berpihak pada murid, siswa lebih termotivasi dan antuasias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran walaupun masih dalam keadaan terbatas sehingga
siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. rekan sejawat semakin solid dalam
melaksanakan budaya positif serta melaksanakan program-progra yang telah disusun di
kelas masing-masing. Dari masalah yang terjadi, ternyata siswa membutuhkan
perhatian yang lebih dalam menerapkan kebiasaan baru karena sebelumnya siswa
hanya belajar dirumah. Ketika siswa mengalami kendala dalam pembelajaran,
hendaknya kita menganalisis masalah yang terjadi kemudian memetakan kebutuhan
murid sehingga potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara optimal. Dalam
menerapkan budaya positif, siswa harus menyesuaikan diri dan membutuhkan waktu
yang cukup lama karena budaya positif membutuhkan pembiasaan.

4. Penerapan Ke Depan (FUTURE)


Rencana saya ke depannya adalah dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di
lingkungan sekolah, saya akan terus meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam
pengambilan keputusan. Selain itu, selalu mengajak rekan sejawat untuk terus
berkolaborasi dan menerapkan praktik baik di sekolah sehingga tujuan akhir yaitu
mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila dapat terwujud

Anda mungkin juga menyukai