Anda di halaman 1dari 4

Aksi Nyata Modul 3.1.a.

10
Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin
Pembelajaran
Peristiwa ( Facts )
Masa pandemic COVID-19 yang melanda dunia, sehingga menyebabkan pembelajaran secara tatap muka
terhambat dan solusinya adalah dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring, namun sayangnya pembelajaran
dengan PJJ tersebut ada yang berjalan optimal dan ada yang tidak berjalan karena factor sarana dan prasarana yang
kurang mendukung. Karena sarana prasarana kurang mendukung sehingga menyebabkan pembelajaran tidak
optimal dan berpengaruh terhadap tatanan baik pola belajar, degradasi moral, semangat belajar siswa menurun,
aktifitas belajar menurun, dan tata krama siswa jauh dari profil pelajar Pancasila. Begitu juga siswa SD Negeri 01
Cibodas tidak luput dari dampak pandemi ini, semuanya menjadi dilematika manakala sikap dan aklak siswa menjadi
turun, sebagai contoh siswa kurang menghormati kepada guru, tidak khusu dalam berdoa di kelas, kurang peduli
terhadap lingkungan sekolah dan mengesampingkan perintah dari guru.

Mengapa melakukan aksi??


Hal ini merupakan sebuah dilema etika, sekolah harus memiliki sikap dan pilihan apakah mau bangkit dari
sekarang tampa menunggu hilang dari bumi atau menunggu sampai semunya normal kembali. Paradigma yang
terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek melawan jangka panjang. Nilai-nilai keagamaan kami pilih sebagai
pondasi penanaman budi pekerti siswa dengan cara menggerakan kembali pembiasaan membaca surat surat
pendek , pembaca asmaul husna sebelum pembelajaran, kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah serta
pembiasaan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun). Kepedulian terhadap lingkungan merupakan salah satu
penerapan dari profil pelajar pancasila yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, dan sebagian dari
bentuk keimanan kita. Kegiatan tersebut bisa dilaksanakan dengan cara menjaga lingkungan sekolah tetap bersih,
mengumpulkan dan memilah sampah yang organik dan anorganik kemudian sampah organik dapat kita manfaatkan
lagi untuk kreativitas siswa dan bisa juga kita menjualnya kepada pengepul sampah disekitar sekolah untuk melatih
jiwa kewirausahaan peserta didik. Itulah sebagian alasan melakukan aksi dan hasil nyata beberapa bulan ini secara
rutin melaksakan pembiasaan yang berdapak pada siswa dan terus dievaluasi untuk perbaikan selanjutnya.
Perasaan ( Feeling )

Saya pribadi sebagai Calon Guru Penggerak merasa bersyukur, bangga dan termotivasi untuk melaksanakan
program dari materi aksi nyata modul 3 ini, karena materi aksi nyata tersebut diharapkan dapat menjadi pendidikan
yang lainnya dalam menjalankan program kerja yang mengalami hambatan baik hambatan secara internal maupun
eksternal. Dengan cara penerapan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ini, dapat
menjadi salah solusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Pembelajaran ( Findings )
Dengan adanya kolaborasi dan gotong royong warga sekolah di dalam ekosistem sekolah terutama dengan
orang tua siswa dalam pembiasaan akhlak mulia, Saya dapat mengamati, mengevaluasi, mengetahui berbagai
hambatan, dan keadaan yang dihadapi warga sekolah, siswa dan orang tua. Kegiatan tersebut merupakan sebagai
penanaman keimanan sesuai profil pelajar Pancasila. Pembelajaran yang didapatkan dalam materi ini bahwa
pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan 4 paradigma,3 prinsip dan 9langkah pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab dan solusi yang tepat.
Penerapan kedepan ( Future )
Sekolah mempunyai nilai positif dalam Membina mental spiritual sesuai profil pelajar Pancasila yang kita
harapkan.sebagai guru saya harus cermat melihat keadaan komunitas sekolah beserta warga sekolah apapun
permasalahannya sehingga semua hambatan yang dihadapi dapatdiselesaikan dengan cepat, tepat, efesien,
menemukan solusi terbaik khususnya yang berpihak kepada murid Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran diantaranya adalah :

 Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang
 Prinsip pengambilan bertentangan keputusan adalah berpikir hasil akhir
 Nilai-nilai yang adalah jangka pendek lawan jangka panjangi.
 Siapa yang terlibat dalam situasi ini : Saya pribadi, sekolah, para siswa, orang tua
 Fakta-fakta yang relevan :
1. Turunnya sikap menghormati siswa kepada guru
2. Nilai-nilai spiritual siswa menjadi rendah terbukti tidak khusuk bila berdoa.
3. Mengabaikan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah.
 Pengujian benar atau salah
1. Uji legal : kasus ini tidak menyangkut pelanggaran hukum
2. Uji regulasi : keputusan yang saya buat tidak melanggar regulasi apapun.
3. Uji intuisi : Keputusan saya membuat program sholat sunat duha di awali denganmembaca asmaul
husna sebelum kegiatan belajar mengajar, hapalan Quran sebelum keigatan pembelajaran, Pembiasaan
5S dan kerja bakti membersihkan halaman sekolah untuk menanamkan nilai-nilai dasar kebaikan
manusia yang yang berpedoman kepada profil pelajar Pancasila.
 Uji halaman depan koran : saya tetap nyaman apabila kasus ini dipublikasikan karena saya membantu
menanamkan nilai- nilai kebaikan terhadap semua orang.
 Uji panutan /idola : saya akan mendukung keputusan yang saya ambil.
 Pengujian paradigma benar lawan benar : dalam kasus ini paradigma yang dipilih jangka pendek melawan
jangka panjang.
 Prinsip Resolusi : prinsip penyelesaian dilema yang digunakan adalah berpikir berbasis
 akhir ( End-based- Thinking). Investigasi opsi trilema : Meminta orang tua murid untuk menuntun dan
mengawasi agar peserta didik rajin beribadah dan menanamkan nilai-nilai kebersihan dirumahnya.
 Membuat keputusan : Keputusannya adalah semua peserta didik wajib mengikutimembaca asmaul husna,
hapalan Quran sebelum KBM, Pembiasaan 5S dan kerja bakti membersihkan halaman sekolah semingghu
sekali sertta melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik untuk didaur ulang menjadi kreativitas
siswa yang lebih bermanfaat atau dijual ke pengepul sampah untuk melatih jiwa kewirausahaan siswa.
 Lihat lagi keputusan dan refleksikan : Keputusannya adalah mewajibkan semua siswa untuk mengikuti
program sekolah yang sudah dirancang. Demikian aksi nyata modul 3.1 tentang pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran yang sudah berjalan disekolah saya, dan kegiatan tersebut akan
dieavaluasi untuk perbaikan dan perkembangan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai