Anda di halaman 1dari 6

JURNAL REFLEKSI DWI

MINGGUAN
MODUL 3.2
DANANG SETYOBUDI, S.Pd
CGP ANGKATAN 7
SD NEGERI 1 PATOKPICIS
KECAMATAN WAJAK
KABUPATEN MALANG
Assalamualaikum wr.wb

Salam dan Bahagia

Salam dan bahagia bapak ibu guru hebat, perkenalkan saya Danang Setyobudi, SD
Negeri 1 Patokpicis Kec. Wajak Kab Malang. Setelah mengikuti pembelajaran pada
modul 3.2 tentang Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya sebagai peserta
Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Malang ingin membagikan pengalaman
saya selama 2 minggu ini.

Disini saya akan menyampaikan refleksi dengan menggunakan model 4F atau 4P yaitu
Facs (Peristiwa), Filing (Perasaan), Findings (Pembeajaran)  dan Future (Penerapan)

1.    Facts (Peristiwa)

Modul 3.2 dengan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Perjalanan
mempelajari modul 3.2 merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya yaitu modul 3.1.
Pada modul sebelumnya Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri
sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi
pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata).

Dimulai pada tanggal 2 Mei 2023 kegiatan pertama adalah "mulai dari diri". Pada
kegiatan ini, CGP diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk
mengaktifkan ulang pengetahuan awal Anda tentang ekosistem sekolah dan peran
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah. 

Kemudian memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep pada tanggal 3 Mei
2023, pada alur eksplorasi konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui
materi-materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta untuk
mendalami materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Disini kami mempelajari
sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis
kekuatan/aset, pendekatan ABCD (Asset Based Community Development), karakteristik
komunitas yang sehat dan komunitas, pengalaman rapat dan mendiskusikan murid.
Disini juga kami mempelajari kasus 1 dan kasus 2 tentang kegiatan rapat guru
membahas perpisahan siswa yang lulus sekolah di sebuah sekolah dasar. Kami diajak
untuk melakukan analisa mengenai suasana rapat tersebut.

Kemudian kami Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi. Fasilitator kami
yaitu Ibu Sri Subekti membagi beberapa kelompok dan saya bersama 4 rekan saya yaitu
Bu Nanik, Bu Anis, Bu Ima Ida dan Bu Kinayah.

Selanjutnya kami melakukan kegiatan Vicon di aplikasi Gmeet dengan melakukan


diskusi kelompok. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama dilakukan
pada tanggal 4 Mei 2023, Ruang Kolaborasi pertama kami melakukan diskusi untuk
membahas kekuatan/aset sumber daya yang dimiliki di sekolah daerah kami. Pada
Ruang kolaborasi kedua yang dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2023 kami melakukan
diskusi kelompok dengan mempresentasikan hasil tugas kelompok kami. Selanjutnya
hasil tugas kelompok kami unggah di LMS sebagai tugas Ruang Kolaborasi.

Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual kami ditugaskan untuk


menganalisis video di LMS tentang visi dan prakarsa perubahan, mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan BAGJA,
mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran, dan menganalisis modal utama yang
dapat dimanfaatkan. Tugas ini harus kami unggah di LMS dan berakhir pada tanggal 12
Mei 2023 dalam bentuk tulisan ataupun video.

Alur yang kelima adalah Eloborasi pemahaman yang diawali dengan membuat
pertanyaan. Selanjutnya pada tanggal 11 Mei 2023 kami seluruh CGP dari Kabupaten
Malang mengiktui Vicon Elaborasi Pemahaman bersama instruktur yang memberikan
materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dengan ice breaking, diskusi, tanya
jawab, dan penugasan.
Dan yang terakhir yaitu alur yang keenam adalah koneksi antar materi
mengaitkan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dengan materi yang telah
didapatkan pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata. 

Pada aksi nyata ini calon guru penggerak diminta untuk melakukan aksi nyata
dengan mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah.
Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga
sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan
kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan
dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video,
dan lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan
individu ke-6.

2.   Feelings (Perasaan)

Perasaan sebelum mempelajari modul 3.1 ini saya berpikir kekurangan dan
masalah yang ada di kelas dan di sekolah dan saya berpikir bahwa aset yang ada di
sekolah hanya berupa sarana dan prasana  terutama potensi murid yang kurang
pengelolaan sebagai sumber daya sekolah.

Setelah mempelajari Modul 3.2 ini ternyata terdapat 7 aset sebagai kekuatan
utama dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah dan pembelajaran di kelas dengan
melakukan pendekatan berbasis aset sebagai sumber daya untuk mencapai visi dan
misi sekolah dan nasional. Saya sangat senang dan bersyukur dapat mempelajari
sumber daya di sekolah sebagai aset/kekuatan sehingga menambah pemahaman saya
dalam mengelolanya sehingga bermanfaat dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah.
3.   Findings (Pembelajaran) 

Pembelajaran yang saya peroleh dalam modul ini yaitu kami diajak untuk
mengingat dan menulis tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya sekolah. Sekolah sebagai sebuah ekosistem terdiri dari faktor
biotik yaitu kepala sekolah, pengawas, guru, tenaga kependidikan, murid, orang tua,
komite, masyarakat, dan dinas terkait. Sedangkan faktor abioti terdiri atas keuangan,
gedung/sarana dan lingkungan alam. Dalam pengelolaan sumber daya dapat dilakukan
dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan berbasis kekurangan (Defisit Based Approach)
dan pendekatan berbasis aset/kekuatan (Asset Based Approach).

Selain itu pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya juga dapat
menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based
Community Development/ABCD). Karakter komunitas yang sehat yaitu: memperaktikkan
dialog, menumbuhkan komitmen, membangun koneksi, mengenal dirinya sendiri,
membentuk masa depan, bertindak dengan obsesi ide dan peluang, merangkul
perubahan dan bertanggung jawab, dan menghasilkan kepemimpinan. Aset aset dalam
sekolah/komunitas, terdiri dari 7 macam, yaitu : modal manusia, modal sosial, modal
politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam, dan modal
finansial.

4.   Future (Penerapan)

Rencana kedepannya dalam penerapan di kelas dan di sekolah bahwa sebagai


pemimpin saya harus mengelola 7 aset utama sebagai kekuatan dalam meningkatan
mutu pendidikan sekolah dengan menggunakan pendekatan berbasis kekuatan/aset dan
pendekatan berbasis kekurangan. Saya memandang guru sebagai aset manusia yang
utama dalam melaksanakan pembelajaran harus berinovasi dan memperkaya diri dalam
mengelola sumber daya di kelas dan di sekolah agar tercipta pendidikan yang berpihak
pada murid. 

Menuntun segala kodrat yang ada pada anak, memberdayakan nilai dan peran
guru, membuat visi perubahan, menciptakan budaya positif, menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dan sosial emosional agar pengambilan keputusan tepat, melakukan
coach dan supervise akademik, pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan
dapat dilakukan jika pengelolaan sumber daya dapat dijalankan dengan sungguh-
sungguh.

Anda mungkin juga menyukai