Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REFLEKSI

DWI MINGGUAN
MODUL 1.1
DANANG SETYOBUDI, S.Pd
CGP ANGKATAN 7
SD NEGERI 1 PATOKPICIS
KECAMATAN WAJAK
KABUPATEN MALANG
1. Fact (Peristiwa)
Program Guru Penggerak angkatan 7 dibuka perdana oleh Menteri Kemdikbudristek,
Nadiem Anwar Makarim B.A. M.B.A dan Dirjen GTK, Prof. DR. Nunuk Suryani, M.Pd pada
hari Kamis, 20 Oktober 2022 melalui video conference dan disiarkan secara langsung melalui
Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI. Pada tanggal 21 Oktober 2022 seluruh Calon Guru
Penggerak (CGP) diwajibkan mengerjakan pretest di LMS akun guru penggerak. Pada tanggal
23 Oktober 2022 diadakan Lokakarya Orientasi secara luring di Aula SMAN 1 Bululawang dari
pukul 08.00 s.d. 15.15 WIB. 

Dalam kegiatan Lokakarya Orientasi diundang juga Pengawas dan Kepala Sekolah CGP.
Tujuan Lokakarya Orientasi ini adalah a) agar CGP mengenal ekosistem belajar di program guru
penggerak; b) CGP memahami program Pendidikan Guru Penggerak (alur, peran tim pendukung,
kompetensi lulusan); c) CGP mengidentifikasi posisi diri pada Kompetensi Guru Penggerak; d)
CGP dapat membuat rencana pengembangan kompetensi diri Guru Penggerak, berikut dukungan
yang diperlukan, dan tantangan yang mungkin terjadi; dan e) CGP memahami pentingnya
membuat portofolio, tahapan dan contoh portofolio sebagai bagian dari pengembangan
kompetensi. 

Dalam kegiatan Lokakarya Orientasi ini ada beberapa hal yang dibelajarkan, yaitu
kesepakatan kelas, harapan dan kekhawatiran, pengantar program Pendidikan Guru Penggerak
(PGP) dan perjalanan CGP, posisi diri, rencana pengembangan kompetensi diri, pengenalan
portofolio digital, serta refleksi peserta. 

Pada kegiatan Lokakarya Orientasi ini CGP diberikan tugas untuk mengerjakan Lembar
Kerja (LK), yaitu LK 1 tentang Kesepakatan Peran CGP dan Kepala Sekolah, LK 2 tentang
Pengecekan Mandiri Kompetensi GP, LK 3 tentang Evaluasi Diri Guru Penggerak, LK 4 tentang
Rencana Pengembangan Kompetensi diri dan LK 5 tentang Evaluasi Lokakarya Orientasi. 

Dengan bimbingan Bapak Nur Khoiri, M.Pd., M.A selaku Pengajar Praktik, saya merasa
kegiatan Lokakarya Orientasi ini menjadi sangat menyenangkan. Beliau juga memberikan
motivasi dan semangat kepada CGP agar tidak putus asa jika mengalami kendala.

Selama dua minggu, mulai 24 Oktober sampai 1 November 2022 saya belajar melalui LMS
tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara bersama fasilitator Ibu Sri
Subekti. Kegiatan yang dilakukan dalam LMS, diantaranya eksplorasi konsep, ruang kolaborasi,
demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi (kesimpulan dan refleksi),
dan aksi nyata. Pada tanggal 2 November 2022, diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman
bersama Instruktur Ibu Deasy Irawati melalui Google Meet tentang pemahaman mendalam
konsep Filosofis Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan pendidikan abad 21.

2. Feeling (Perasaan)
Selama dua minggu mengikuti pendidikan guru penggerak ini berbagai macam perasaan
yang saya rasakan, antara senang, bangga, dan juga khawatir tidak dapat melaksanakan
pendidikan ini dengan baik dan maksimal, bahkan insecure atau merasa minder karena melihat
teman-teman calon guru penggerak yang hebat. Semua terasa bercampur aduk dengan keinginan
dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. 

Banyak ilmu pengetahuan yang saya dapatkan selama menjalani kegiatan ini, misalnya
bagaimana menjadi guru yang selayaknya, bagaimana berhamba pada anak, upaya apa yang
harus dilakukan, dan lainnya. Keseluruhan rangkaian yang ada di dalam LMS membuat saya
merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang pendidikan sangat jauh dari pemikiran filosofis
Ki Hajar Dewantara.

Apalagi ketika saya mulai menerapkan filosofis Ki Hajar dewantara dalam pembelajaran
dikelas. Saya merasa kasih sayang saya terhadap murid semakin bertambah. Saya tidak lagi
memandang murid yang sering bercanda dan bermain-main di kelas sebagai anak yang nakal,
karena saya menyadari bahwa kodrat anak adalah bermain. Oleh karena nya, ide yang muncul
dari pembelajaran ini adalah menerapankan pembelajaran dengan media TikTok agar suasana
pembelajaran menjadi asyik dan menyenangkan.

3. Findings (Pembelajaran)
Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar
Dewantara ini saya mendapat ilmu untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang pendidik.
Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu Ing ngarso
sung tulodo, Ing madya mangun karso, dan Tut wuri handayani.

Dari pembelajaran ini, saya baru mengetahui bahwa pengajaran dan pendidikan harus selaras
dengan penghidupan dan kehidupan bangsa agar semangat cinta tanah air dapat terus terpelihara.
Ki Hajar Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan; a) Kodrat Alam, b)
Kemerdekaan, c) Kemanusiaan, d) Kebudayaan, dan e) Kebangsaan.

Semua ini tujuannya yaitu agar terwujud pendidikan yang memerdekakan anak. Oleh karena
itu saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak dalam mengembangkan potensi yang
dimilikinya, sebab anak bukanlah kertas kosong, melainkan anak itu sebagai kertas putih yang
sudah berisi coretan namun masih buram, Tugas kita sebagai guru untuk menjadikan coretan
yang buram itu semakin jelas. 

Artinya setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing, Selain itu
berdasarkan filosofi pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus
memandang anak sebagai individu yang berbeda dan unik. Setiap anak punya gaya belajar dan
potensinya masing-masing, sehingga kita sebagai guru harus melaksanakan pembelajaran yang
berdiferensiasi. 

Artinya dalam melaksanakan pembelajaran guru harus selalu memperhatikan perbedaan


individu dan juga melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada anak. Jangan memaksakan
metode atau strategi yang menurut guru baik namun belum tentu memperhatikan setiap
perbedaan individ.
Sebaiknya kita sebagai guru harus melakukan asessmen diagnostik awal untuk mengetahui
kebutuhan, profil, gaya belajar, metode belajar seperti apa yang mereka inginkan, sehingga kita
sebagai guru dapat merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan anak
atau dikenal dengan sebutan ‘berhamba pada anak’. 

Disisi lain, menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia merupakan keharusan
yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan
pencapaian Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

4. Future (Penerapan)
Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar
Dewantara ini, memotivasi saya untuk melakukan hal terbaik dalam pembelajaran agar tujuan
pendidikan bisa tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki hajar Dewantara, diantaranya: 

a) Mengubah pandangan bahwa siswa bukan seperti kertas putih kosong,


b) Mengubah metode dan model pembelajaran di kelas yang memperhatikan kebutuhan
siswa,
c) Mengubah cara pandang terhadap siswa yang semula berorientasi pada nilai menjadi
berorientasi pada proses,
d) merancang dan melakukan asessmen diagnostik awal untuk mengetahui profil siswa,
e) merancang pembelajaran sesuai dengan hasil asessmen diagnostik awal yang telah
dilakukan,
f) membuat kesepakatan belajar, dan g) melaksanakan pembelajaran dengan metode
bermain sambil belajar.

Sekian pemaparan saya dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Pendidikan Calon Guru
Penggerak Angkatan 7

Anda mungkin juga menyukai