Anda di halaman 1dari 5

NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL

Pendidikan harus mampu menumbuhkan manusia yang memiliki nilai kemanusiaan, yang memegang
teguh nilai-nilai kebajikan. Dalam konteks negeri kita yang beragam, kita memerlukan pegangan yang
mempersatukan. Nilai-nilai kebajikan yang dijadikan universal lah kemudian yang dapat dijadikan
“landasan bersama” (common-ground), bagi berbagai kepentingan, suku-bangsa, ras, agama, dan
antar-golongan. Semangat untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai yang dibutuhkan dan
menguntungkan anak adalah landasan dalam membawakan peran perubahan dalam pendidikan.

BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK


Hal yang bekerja secara alami pada diri seorang manusia dan mempengaruhi bagaimana manusia
dalam berperilaku adalah kebiasaan, lingkungan, pendidikan, keyakinan, tujuan hidup dan falsafah
hidup.

Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat


Otak bekerja dalam dua sistem berpikir yang berbeda, yaitu berpikir cepat dan berpikir lambat. Ini
dapat dicontohkan dengan eskalator. Otak manusia memiliki tiga bagian, yaitu menyerupai 1) Otak
Reptil, 2) Otak Mamalia, 3) Otak Primata atau Manusia. Otak manusia memiliki kemampuan untuk
belajar, tidak statis namun elastis.

Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan


Guru adalah manusia yang berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya. Sebagai seorang manusia
tentunya guru memiliki otak. Ternyata di balik kecanggihan otak manusia ada bagian-bagian yang
masih menyerupai otak Reptil, otak Mamalia ( dan Primata). Otak pada umumnya berukuran lebih-
kurang sebesar dua kepal tangan kita sendiri. Bagian tubuh kita bisa diumpamakan dengan bagian
otak. nilaig tangan sebagai batang otak, jempol sebagai sistem limbik (amiami), dan 4 jemari lain
sebagai otak berpikir atau otak ( neocortex). Batang otak ( otak reptil )mengelola semua otomatisasi
dan reflek di tubuh demi dikembangkan hidup kita, sehingga mampu mengkonservasi energi yang
digunakan otak. Sistem limbik (amigdala) yang menyerupai otak Mamalia ini, bertanggung jawab atas
emosi. Otak berpikir terdiri dari otak Primata (bagian gerak kompleks, rekayasa penggunaan alat) yang
berada dalam satu kesatuan dengan otak manusia, otak luhur, atau neokorteks. Otak ini mengelola
kemampuan berpikir (logis, rasional, terstruktur), kemampuan berbahasa, perencanaan dan
pemecahan masalah, berimajinasi (mengenai masa depan, visi).

A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis


Manusia adalah makhluk biologis yang memiliki sifat bawaan penyebabnya secara genetis. Kebutuhan
dasar manusia ada lima yaitu Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan untuk diterima
(love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan/penguasaan (power)
adalah kebutuhan yang tidak dimiliki oleh manusia, makhluk lain seperti Burung, Mamalia, dan Primata
juga memiliki kebutuhan yang sama. Kita pasti pernah melihat anak-anak singa atau singa remaja
bermain seperti menonton, atau anak-anak monyet yang saling mengganggu dan berakhir dengan
kejar-kejaran dari pohon ke pohon. Itu adalah satu contoh kebutuhan bersenang-senang (fun). Kelima
kebutuhan dasar ini bermuara pada kebutuhan tiap jenis makhluk untuk melanjutkan generasi,
termasuk juga manusia.

Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara


Setiap insan manusia memiliki cara pandangnya sendiri terhadap dunia sesuai dengan usia dan tahap
tumbuh-kembangnya. Ki Hajar Dewantara membagi periode usia anak ke dalam 3 tingkatan jiwa, yaitu
1) Wiraga (periode usia 0-8 tahun) yang dalam periode ini jasmani (raga) dan indera anak tumbuh
pesat sekali. 2) Wiraga-wirama ( periode usia 9-16 tahun), pada periode ini anak mulai berkembang
pikirannya. 3) Wirama (periode 17-24 tahun) dimana guru pada rentang usia ini, menuntun dan
menantang anak dalam hal pengelolaan diri dan pengenalan potensi dirinya. Sedangkan anak dalam
periode ini mulai menata bagaimana agar masa depannya senantiasa seirama dengan sesama dan
semesta.
Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
Erik Erikson adalah psikolog yang yakin bahwa kepribadian seseorang itu tumbuh dalam rangkaian
tahapan (8 tahapan). Diantaranya ada 6 yang dibahas yaitu 1) Tahap 1 (usia 0-1,5 tahun) anak
menumbuhkan harapan dan mengembangkan rasa percaya. 2) Tahap 2 (usia 1,5-3 tahun) anak
menumbuhkan tekad dan kehendak. 3) Tahap 3 ( usia 3-5 tahun) masa awal anak bersekolah. 4)
Tahap 4 (usia 5-12 tahun) anak menumbuhkan rasa kompeten atau kebanggaan. 5) Tahap 5 (usia 12-
18 tahuan ) masa remaja disini karakteristik anak adalah labil dan galau. 6) Tahap 6 ( usia 18-40)
seseorang mulai mengeksplorasi hubungan relasi yang sifatnya pribadi.

Tugas A.
1. Cara kerja otak dibagi menjadi 2 bagian yaitu sistem berpikir cepat ( mamalia dan reptil) dan lambat
(primata dan luhur). Menurut Ki Hajar Dewantara manusia memiliki 5 kebutuhan dasar yaitu bertahan
hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kebebasan dan kesenangan. Tahap tumbuh
kembang anak di bagi 3 yaitu Wiraga (0-8 tahun) perkembangan indera, Wiraga-Wirama (8-16 tahun)
berkembangnya pikir seirama dengan sesama, dan Wirama (17-24tahun) menebalnya jati diri manusia
yang merdeka. Tahap tumbuh kembang anak menurut psikososial Erik Erikson adalah tahap 1 (0-1,5
tahun) kepercayaan dan ketidakpercayaan (harapan), tahap 2 (1,5-3 tahun) otonomi dan rendah diri
( tekad ), tahap 3 (3-5 tahun) inisiatif dan rasa bersalah ( tujuan ), tahap 4 (5-12 tahun) produktivitas
dan inferioritas ( kompeten), tahap 5 (12-18 tahun) identitas dan kebingungan peran (loyalitas) dan
tahap 6 ( 18-40 tahun) keintiman dan solasi ( cinta). Ketika semua aspek ini dapat terwujud maka anak
dapat memiliki nilai-nilai hidup untuk bekalnya di masa depan dalam mewujudkan 6 dimensi profil
pelajar Pancasila.
2. Nilai-nilai guru penggerak adalah 1) Mandiri yaitu mendorong kemampuan diri untuk inovatif. 2)
Kolaboratif yaitu bekerjasama dan membangun hubungan. 3) Inovatif yaitu gagasan baru dan dapat
memanfaatkan peluang. 4) Berpihak pada murid yaitu mengutamakan kebutuhan dan perkembangan
murid. 5) Reflektif yaitu mengintropeksi diri untuk menjadi lebih baik.

 BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK


Apa makna dari manusia merdeka adalah yang berdaya dalam memilih dan menghargai mereka dari
dalam? Seorang guru penggerak harus menanamkan nilai-nilai penting dalam diri mereka. Kehadiran
nilai dalam diri seseorang dapat berfungsi sebagai standar bagi seseorang dalam mengambil posisi
khusus dalam suatu masalah, sebagai bahan evaluasi dalam membuat, bahkan berfungsi sebagai
motivasi dalam mengarahkan tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari. Dimana manusia
merdeka adalah yang berdaya dalam memilih dan menghargai mereka dari dalam dimulai dari sikap
mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid.

 Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)


Menurut Ki Hadjar Dewantara tentang konsep manusia merdeka, yaitu: mereka tidak terperintah,
mereka dapat mengatur dirinya sendiri, mengatur perikehidupannya, mengatur mengatur hubungan
mereka dengan kebebasan orang lain. Dengan begitu, pendidikan seyogyanya adalah upaya sadar
untuk menumbuhkan manusia-manusia yang merdeka. Dalam pernyataannya yang, Ki Hadjar
Dewantara (Dasar-dasar Pendidikan, 1936), menambahkan bahwa: “ Maksud pendidikan adalah
memimpin segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang lain tingginya baik sebagai , maupun anggota masyarakat
Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998) Untuk membantu mendefinisikan kembali apa yang
dimaksud dengan “diri kita yang merdeka”. 1. Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita
kendalikan adalah diri kita sendiri. 2. Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi. 3.
Semua masalah psikologis yang bertahan lama adalah masalah relasi (hubungan). 4. Masalah relasi
selalu menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini. 5. Apa yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan
keadaan kita sekarang ini, tetapi kita hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar kita saat ini dan
berencana untuk terus mengejar pemenuhannya di masa depan. 6. Kita hanya dapat memenuhi
kebutuhan kita dengan cara memuaskan gambaran yang kita anggap sebagai realitas di benak kita
sendiri (disebut juga sebagai: Dunia Berkualitas). Setiap manusia memiliki gambaran realitas yang
berbeda dalam memandang dunia mereka, biasanya gambaran itu lahir dari pengalaman hidup mereka
dan biasanya terkait: (1) orang-orang yang paling kita inginkan ada bersama kita, (2) hal-hal yang
paling ingin kita miliki atau alami, dan (3) gagasan atau sistem keyakinan yang kemudian mengatur
sebagian besar respon perilaku kita. 7. Yang kita lakukan hanyalah berperilaku. 8. Setiap perilaku
terdiri dari empat komponen: (1) tindakan, (2) pemikiran, (3) perasaan, dan (4) fisiologis. 9. Setiap
perilaku adalah buah dari pilihan. Kita memiliki kontrol langsung atas komponen tindakan dan
pemikiran. Kita dapat mengontrol komponen perasaan dan fisiologis secara tidak langsung lewat cara
kita memilih komponen tindakan dan pemikiran tadi. 10. Karena setiap perilaku ada dalam kendali kita
sendiri, maka kita perlu fokus pada apa yang dapat dilakukan (fokus pada kata-kerja) untuk mengambil
kendali atas perilaku dalam suatu keadaan bukan berperilaku sebagai korban dari suatu keadaan.

Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)


Menurut UU RI No. 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1,
No.1, “Pendidikan adalah usaha yang sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Pendidik harus menuntun
segala kekuatan kodrat anak dari dan menyediakan suasan belajar yang mendukung dan menumbuh-
kembangkan motivasi instrinsik anak. Dimana anak merasa kompeten, saling terhubung dan merasa
otonom.

Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia. Pelajar Pancasila berarti pelajar
sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar
Pancasila terdiri dari enam dimensi yang kesemuanya berakar pada falsafah Pancasila: (1) Beriman,
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Mandiri; (3) Bergotong-royong; (4)
Berkebinekaan global; (5) Bernalar kritis; (6) Kreatif.

Nilai-nilai Guru Penggerak


Rokeach (dalam Abdul H., 2015), menyatakan bahwa nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang
mengarahkan perbuatan dan pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang spesifik. Nilai-
nilai yang dimiliki oleh guru penggerak: (1) berpihak pada murid, nilai ini mewajibkan Guru Penggerak
untuk selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan murid (2) reflektif, Nilai Reflektif layaknya
adalah model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak dimana memaknai pengalaman
yang terjadi di sekelilingnya, (3) mandiri, Nilai Mandiri ini, secara sederhana menggambarkan
semangat Guru Penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat, (4) kolaboratif, Nilai Kolaboratif berarti
seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya sanding, dan (5) inovatif, Makna dari
nilai Inovatif adalah seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan
tepat guna.

Tugas B.
Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan
motivasi intrinsik? 1.Mandiri, saya tidak tergantung pada orang lain . 2.Reflektif, saya melakukan refleksi
dari apa yang sudah saya lakukan 3. Kolaboratif, sebagai makhluk sosial saya tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain. 4. Inovatif, saya mulai menerapkan berbagai metode dan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran di kelas. 5. Berpihak pada murid,Tindakan spesifik dapat dilakukan yaitu.
1.Melakukan merdeka belajar melalui metode pembelajaran project based learning 2. Holistik .3.
Kontekstual 4. Eksploratif 5. Menerapkan 6 Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertaqwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlah mulia. berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan
kreatif.

 BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA


1. Bagaimana menggerakkan manusia dengan menuntun kekuatan kodratnya? 2. Bagaimana struktur
sistem sistemik dalam pembentukan nilai dalam diri seseorang?

 Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh


Agar mampu menggerakkan orang lain agar berdampak pada murid, perlu memahami konsep
lingkaran pengaruh. Dalam lingkaran pengaruh, kita seorang guru dapat diumpamakan sebagai
pengemudi, dimana kita memegang kendali arah kendaraan, serta kecepatannya. Jadi dalam lingkaran
pengaruh, kita punya “kuasa” dan kepercayaan diri untuk menjalankan inisiatif perubahan pada
dimensi: diri, orang lain, institusi, dan lingkungan-masyarakat. Dalam dimensi masing-masing, kita
perlu memperkuat relasi, saling menghargai, saling bebas berekspresi), agar terbukalah komunikasi,
dan mendukung kolaborasi, hingga menghadirkan kontribusi. Perubahan yang kita bawakan pasti
terjadi di dalam lingkaran pengaruh. Dari waktu ke waktu, seiring dengan semakin kuat dan mampu-
nya kita maka lingkaran pengaruh kita pun semakin meluas.

Diagram identitas gunung es


Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang
bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Guru harus terus mengembangkan
diri menjadi teladan nilai-nilai kebajikan dan memanfaatkan ekosistem lingkungan sadar-bawah sadar,
fisik-psikis, maupun ekstrinsik-intrinsik untuk menumbuhkan nilai-nilai kebajikan dengan konsisten
melalui gotong-royong bersama anggota komunitas di sekolahnya 

Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”


Karakter tumbuh melalui kebiasan. dimana proses ini berkembang, dengan keteladan yang konsisten
dan pengaruh lingkungan. pandangan terhadap guru sebagai seorang yang memiliki teladan yang baik
juga merupakan pengaruh besar dalam pembentukan pembiasaan pembiasaan yang kemudian akan
tumbuh menjadi karakter peserta didik. pengaruh lingkungan memiliki peran besar dalam perubahan
dan penumbuhan karakter peserta didik sebagai manusia yang akan hidup bermasyarakat.

 Peran Guru Penggerak


Seorang guru harus memahami 4 kategori kompetensi sebagai kompetensi-kompetensi yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah, yaitu: mengembangkan diri dan orang lain,
memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah.
Guru Penggerak juga berfokus sebagai pemimpin yang menggerakkan diri, sesama, serta lingkungan-
masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid. Ada 5 peran guru penggerak yaitu
1) menjadi pemimpin pebelajaran, 2) menjadi coach bagi guru lain, 3) mendorong kolaborasi, 4)
Mewujudkan kepemimpinan murid (student agency), dan 5) Menggerakkan komunitas praktisi.

Tugas C.
1. Kaitan antara diagram identitas gunung es dengan penumbuhan Profil Pelajar Pancasila pada murid
dan transformasi pendidikan adalah gunung es mengajarkan bahwa kita tidak hanya
mempertimbangkan sesuatu dari apa yang terlihat di permukaan saja.
2. logistik dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai Guru Penggerak dalam
transformasi pendidikan adalah dengan menuntun siswa dalam meneladani karakter dan perilaku-
perilaku positif maka akan menjadi kebiasaan yang baik bagi siswa dalam transformasi pendidikan.
Memberikan contoh karakter yang baik akan dapat menumbuhkan karakter positif dari dalam diri siswa
yang berguna untuk pendidikannya.
Penutup
Dengan mempelajari paparan materi di modul 1.2 telah memberikan ilmu dan wawasan baru bagi saya
dalam mengikuti Program Guru Penggerak ini. Semoga semua ilmu yang saya dapatkan ini dapat
membawa perubahan baik bagi diri saya sendiri, peserta didik, dan semua di lingkungan sekolah dan
masyarakat. Sehingga membawa perubahan yang nyata terhadap pendidikan khususnya dilingkungan
saya bertugas

Anda mungkin juga menyukai