Anda di halaman 1dari 2

1.

Bagaimana perwujudan menuntun dalam kontek social budaya di daerah saya, perubahan
kongkret apa yang dapat di lakukan untuk mewujudkannya

Makna “menuntun” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah verba (kata kerja)
yang dapat dimaknai dengan “membimbing” dan dapat pula di maknai “mengarahkan”.
Menuntun dalam makna membimbing dapat diartikan bahwa terjadi sentuhan fisik, contoh
sederhana dalam pembelajaran adalah saat melakukan paktikum, sedangkan menuntun dalam
pemaknaan mengarahkan berarti tidak melakukan sentuhan fisik seperti guru mengarahkan
siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya. Jika menuntun dalam konteks social budaya akan
berorientasi pada pemikiran KHD yaitu : “Ing ngarso sung Tuladha”, guru senantiasa menjadi
contoh teladan bagi siswa, “ing madya mangun karso”, guru harus sesnantiasa merangsang
terciptanya ide dan gagasan. “Tut wuri handayani” dalam artian guru menjadi motivator atau
pendorong kepada siswa untuk senantiasa berfikir kritis, kreatif dan berkarakter. Dalam konteks
social budaya bugis maka menuntun itu lebih dekat dengan budaya Sipakainge atau saling
mengingatkan dari budaya 3S yaitu Sipakatau, Sipakalebbi dan Sipakainge. Jika dihubungkan
dengan pepatah bugis maka dalam menuntun siswa harus berpijak pada :

“Nai-accae ripatoppoki jekko, aggati aliri, narekko teyai maredduk, mapoloi.” Artinya
kecerdasan disertai ketidakjujuran seperti tiang rumah, jika tidak tercabut, maka itu
akan rusak/patah. Dari pepetah bugis ini dapat diartikan bahwa dalam membimbing,
mengarahkan siswa kita harus senantiasa dibarengi dengan pengintegrasian nilai-nilai
karakter dalam pembelajaran.

Dalam artian bahwa menuntun diartikan menuntun segala kodrat anak agar mencapai
kesalamat dan kebahagiaan sebagai individu dan anggota masyarakat dengan nilai-nilai
budaya local.

2. Mengapa pendidikan perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman


Kodrat alam diartikan kekuatan alam, hukum alam yang berlaku dimana lingkungan siswa
tersebut berada sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama.
Kodrat alam sendiri dapat diartikan sebagai lingkungan alam tempat peserta didik
berada, baik itu kultur budaya maupun kondisi lainnya.Kodrat alam juga berhubungan
dengan karakter dari anak itu sendiri, misalnya sifat bertanggung jawab, rajin, jujur,
malas dan lain sebagainya. Sehingga pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dari
seorang anak, pendidikan tidak bisa memaksakan menghapus kodrat alam seorang
anak. Pendidikan bertujuan untuk memoles kodrat alam menjadi hal-hal yang positif
dan lebih baik.
Sementara itu kodrat zaman dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi dari waktu
ke waktu. Mengapa pendidikan harus memperhatikan kodrat zaman, sebenarnya
alasannya cukup sederhana. Karena keterampilan yang harus dikuasai juga terus
berkembang, sehingga pendidikan harus mampu menciptakan peserta didik yang
memiliki kemampuan sesuai dengan zamannya. Misalnya saat ini teknologi
berkembang dengan pesat, maka peserta didik harus bisa mengikuti hal tersebut.

MERDEKA BELAJAR
menuturkan Belajar merdeka itu berarti merdeka atas diri sendiri. Minat dan bakat siswa itu
harus merdeka untuk berkembang seluas mungkin. Konsep itu yang dibawa Ki Hadjar
Dewantara bagi bangsa ini dengan harapan tak digerus perkembangan zaman. Serta, menjadi
cetak biru dalam membangun pendidikan Indonesia.

3. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yg menghamba pada anak” dengan peran saya
sebagai guru
4. Bagaimana gambaran proses pembelajaran yang merefleksikan/menggambarkan pemikiran KHD

Anda mungkin juga menyukai