terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku
warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting
oleh sekolah, adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya berperan
sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral.
Sebelum kita bahas modul ini lebih dalam, kita akan mempelajari apa arti etika. Apa arti
moral, sehingga sekolah disebut sebagai suatu institusi ‘moral’. Apakah arti etiket? Apakah
sama dengan etika, adakah perbedaan antara etika dan etiket?
Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno, Ethikos yang berarti kewajiban moral.
Sementara moral berasal dari bahasa Latin, mos jamaknya mores yang artinya sama dengan
etika, yaitu, ‘adat kebiasaan’. Moralitas sebagaimana dinyatakan oleh Bertens (2007, hal. 4)
adalah keseluruhan asas maupun nilai yang berkenaan dengan baik atau buruk. Jadi moralitas
merupakan asas-asas dalam perbuatan etik. Istilah lain yang mirip dengan etika, namun
berlainan arti adalah etiket. Etiket berarti sopan santun. Setiap masyarakat memiliki norma
sopan santun. Etiket suatu masyarakat dapat sama, dapat pula berbeda. Lain halnya dengan
etika, yang lebih bersifat ‘universal’ etiket bersifat lokal (Rukiyanti, Purwastuti, Haryatmoko,
2018).
Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral
dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia
memiliki kesadaran moral.
(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).
Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan
suatu kekuatan yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan
dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil
suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.
Kegiatan Pemantik:
Selama ini pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran Anda memiliki
kecenderungan pada prinsip nomor 1, 2, atau 3? Silakan tanpa berpikir panjang, Anda
langsung menuliskan jawaban Anda di secarik kertas.
Etika sendiri tentunya bersifat relatif, dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak
ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip
di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga
prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh
tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip
tersebut adalah:
Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-
nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu
mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh
tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.