Anda di halaman 1dari 17

Koneksi antar materi

modul 3.3

Pengelolaan
Program yang
berdampak
Positif pada
Murid

ri Handayani, S.Pd
Maya Put
CGP Angkatan 7
Pengelolaan program yang berdampak Positif
pada murid merupakan modul terakhir yang
dipelajari dari serangkaian modul pada pendidikan
guru penggerak ini.
Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan
padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa
dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat
pada murid, kita harus secara sadar dan terencana
membangun ekosistem yang mendukung
pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan
mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian,
saat kita merancang sebuah program/kegiatan
pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-
kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga
seharusnya menjadi pertimbangan utama.
menjadikan murid sebagai aktor utama dalam proses
pembelajaran membutuhkan proses yang panjang.
diperlukan lingkungan yang mendukung untuk
ketercapaian itu semua.
Pada modul ini dipelajari bahwa ketika murid
dihadapkan pada situasi dimana mereka memiliki
kontrol terhadap apa yang terjadi, mengetahui
bagaimana cara memperoleh solusi dan memilih
jalan terbaik serta memutuskan sebuah
penyelesaiannya maka dikatakan seorang murid
tersebut telah memiliki kepemimpinan atau
"agency".
Seorang guru memiliki peran yang penting dalam
menumbuhkan kepemimpinan murid. Guru harus
mampu menciptakan sebuah situasi dimana
seorang murid mampu menumbuhkan motivasi,
harapan, efikasi diri dan growth mindset sehingga
murid bisa menavigasikan diri mereka menuju
kesejahteraan lahir dan batin. Untuk menciptakan
hal ini, seorang guru harus mengupayakan sebuah
cara yang terencana agar aspek kepemimpinan
murid yang meliputi suara(voice), pilihan(choice)
dan kepemilikan( ownership) dapat berkembang
dan diasah dengan baik.
Suara (voice) bukan berarti hanya meminta
murid untuk berpendapat. namun suara adalah
pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan
oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di
kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan
mereka yang berkontribusi pada proses
pengambilan keputusan dan secara kolektif
mempengaruhi hasilnya. Pilihan (choice)
merupakan peluang yang diberikan kepada murid
untuk memilih kesempatan dalam ranah sosial ,
lingkungan, dan pembelajaran. Pilihan ini nanti
akan mendorong murid untuk meningkatkan
motivsi dan otonom murid sehingga memberikan
dampak yang positif pada efikasi dirinya.
kepemilikan (ownership) berarti menunjukkan
keterhubungan, keterlibatan aktif dan investasi
pribadi mereka dalam proses belajar . Hal ini
menyiratkan rasa hormat terhadap otonomi,
kekuasaan, suara dan tanggung jawab terhadap
orang lain.
Upaya yang dapat dilakukan guru untuk
menumbuhkan kepemimpinan murid adalah
dengan menciptakan lingkungan yang mendukung
seperti lingkungan yang memberikan kesempatan
kepada murid untuk berpola pikir positif dan
merasakan emosi yang positif, mengembangkan
interaksi sosial secara positif, arif dan bijaksana,
melatih keterampilan murid dalam pencapaian
akademik dan non akademik, melatih murid untuk
menerima dan memahami kekuatan diri, sesama
dan lingkungan sekitar, lingkungan yang
membuka wawasan murid untuk menentukan dan
menindaklanjuti harapan/mimpi yang bermanfaat
dan kebaikannya melampaui pemenuhan
kepentingan individu, kelompok atau golongan,
menempatkan murid sedemikian rupa sehingga
terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri
serta menumbuhkan daya lenting dan sikap
tangguh murid untuk terus bangkit di tengah
kesempitan dan kesulitan.
Selain menyediakan lingkungan yang
mendukung, guru juga perlu membangun
keterlibatan berbagai komunitas seperti
keluarga, kelas antar kelas, sekolah, sekitar
sekolah atau komunitas yang lebih luas.
Perasaaan bersyukur, sedih dan optimis
mengiringi langkah saya dalam mempelajari modul
ini. Bersyukur karena menyadari tugas penting
harus dilakukan sebagai seorang guru saya
dapatkan dari pengalaman modul ini dimana selain
mempersiapkan diri secara akademik,
mengembangkan karakter positif murid, guru
juga harus mampu menciptakan lingkungan agar
bisa menumbuhkan kepemimpinan murid. sedih
karena saya merasa masih banyak hal yang perlu
saya perbaiki sebagai seorang guru. Optimis karena
saya meyakini bahwa tidak ada kata terlambat
untuk senantiasa melakukan perubahan yang
positif meskipun hanya dimulai dari hal yang
sederhana.
Dari apa yang sudah saya pelajari ini, hal baik
yang sudah saya lakukan dalam keterlibatan dalam
proses belajar adalah sudah membiasakan diri
untuk melibatkan aspirasi murid dalam proses
pembelajaran saya. Sebagai contoh: ketika hendak
meminta murid untuk membuat tugas akhir, saya
lakukan dengan curah pendapat dulu dengan
murid, tidak lagi langsung memutuskan tugas
yang dibuat termasuk juga menentukan rubrik
penilainnya. sekarang saya cenderung lebih
mengarahkan murid untuk memberikan ide-ide
yang mereka punya.
Hal yang perlu saya perbaiki terkait keterlibatan
diri dalam proses belajar adalah mengoptimalkan
penyediaan lingkungan yang mendukung
kepemimpinan murid serta mengikutsertakan
keterlibatan komunitas dalam proses
pembelajaran terutama komunitas keluarga.
Modul ini memberikan saya ruang untuk
menggali lebih dalam kompetensi saya sebagai
seorang guru penggerak terkait pengembangan
diri dan orang lain. Pengelolaan program yang
berdampak positif bagi murid berarti seorang
guru harus memiliki kompetensi yang baik untuk
merencanakan segala hal dalam proses
pembelajaran sehingga bisa mempromasikan suara,
pilihan dan kepemilikan murid yang nantinya
mengarahkan murid memiliki student agency
yang bermuara pada terciptanya profil pelajar
pancasila dan berharap seorang guru mampu
memposisikan diri sebagai ujung tombak
terwujudnya generasi emas Idonesia 2045.
Modul 3.3 (Pengelolaan progran yang berdampak
positif pada murid) ini merupakan modul
penghujung yang memiliki kaitan dengan setiap
modul yang sudah dipelajari sebelumnya.
Pada modul 1.1 kita mempelajari bahwa menurut
filosofi KHD, guru bertugas untuk menuntun
segala potensi yang dimiliki seorang murid sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid
adalah pribadi yang unik, dan memiliki potensi
yang berbeda-beda. Dalam pengelolaan program
yang berdampak pada murid hendaknya
melibatkan aspirasi dan keterlibatan murid serta
pengembangan potensi murid. Hal ini berarti kita
menyadari murid memiliki kodrat yang berbeda-
beda.
pada modul 1.2 , kita mengenali nilai dan peran
guru penggerak. adapun nilai guru penggerak
adalah berpihak kepada murid, mandiri, reflektif,
kolaboratif dan inovatif. Dan peran guru
penggerak adalah pemimpin pembelajaran,
mewujudkan kepemimpinan murid,
menggerakkan komunitas praktisi serta menjadi
coach bagi guru lain.
untuk menjalan program yang berdampak pada
murid maka secara tidak langsung kita sudah
menjalankan nilai dan peran sebagai guru
penggerak seperti berpihak kepada murid dan
mewujudkan student agency.
Pada modul 1.3, setiap guru memiliki visi murid
impiannya. Dalam mewujudkan visi tersebut perlu
digunakan paradigma inkuiry apresiatif(IA) dengan
model tahapan BAGJA. Dalam merencanakan dan
mengelola program yang berdampak pada murid,
seorang guru perlu memiliki menggunakan IA
dengan model BAGJA agar prakarsa yang dibuat
mampu berdampak positif bagi murid.
Pada modul 1.4, Budaya positif akan terbentuk
apabila sekolah menyediakan ruang untuk murid
menemukenali nilai-nilai kebajikan dalam
pembiasaan mereka. Dalam mengelola program yang
berdampak pada murid dan student agencynya,
murid perlu didukung dengan Budaya dan
lingkungan yang positif untuk mengembangkan
student agencynya.
Pada Modul 2.1, pembelajaran berdifferensiasi perlu
dilakukan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan
belajar murid yang beragam. Dengan pembelajaran
berdifferensiasi ini maka kita telah mempromosikan
suara, pilihan dan kepemilikan ari murid terhadap
pembelajaran yang dijalaninya.
pada modul 2.2, setiap murid harus dituntun untuk
memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik
meliputi kesadaran diri, manajemen emosi, kesadaran
sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab.
mengelola program yang berdampak pada murid
berarti memberikan ruang kepada murid untuk
melatih dan mengasah kompetensi sosial dan
emosionalnya.
modul 2.3, Keterampilan coaching merupakan suatu
upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan potensi
yang dimiliki seseorang. Dalam pengelolaan program
yang berdampak pada murid, keterampilan coaching
akan mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki
murid agar terciptanya student agency mereka.
Modul 3.1, seorang pemimpin harus mampu
mengambil sebuah keputusan yang berdasarkan pada
nilai-nilai kebajikan , berpihak kepada murid dan
bertangggung jawab. Untuk mewujudkan program
yang berdampak pada murid, kita harus mampu
mengambil keputusan yang tepat dengan 9 langkah
pengujian keputusan agar program yang dijalankan
mampu mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan
murid.
Modul 3.2, dalam pengelolaan sumber daya berarti kita
mampu memetakan kekuatan yang ada pada
lingungan sekolah seperti modal manusia, modal fisik,
politik, agama dan budaya, sosial, lingkungan dan
finansial. Dengan memetakan segala aset yang ada
berarti akan memudahkan kita untuk membantu
proses kelancaran perencanaan program yang
berpihak kepada murid. selain itu, berpikir berbasis
pada aset atau kekuatan yang dimilki akan mampu
mengarahkan kita untuk membentuk komunitas yang
nyaman dan resilien yang pada akhirnya nanti akan
memberikan kontribusi positif pada murid dalam hal
ketercapaian student agency mereka.
Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan program
yang berdampak positif bagi murid hendaknya
dilakukan dengan perencanaan yang matang
dengan memetakan aset atau kekuatan positif
yang ada. selain itu, pemimpin harus mampu
mengambil keputusan yang tepat agar setiap
program yang dijalankan mampu memenuhi
keberagaman murid, menggali potensi murid yang
ada , menyediakan ruang untuk murid melatihkan
kemampuan sosial dan emosional serta melatihkan
kepemimpinan murid sehingga tujuan pendidikan
menurut KHD menyatakan bahwa pendidikan
adalah menuntun kekuatan kodrat yang ada pada
anak agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun aggota masyarakat dapat
terwujud.
Bagaimana seharusnya program-program atau
kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan,
dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat
berdampak positif pada murid?
Seharusnya program atau kegiatan yang di adakan
di sekolah hendaknya berasal dari aspirasi murid dan
dibuat berdasarkan kebutuhan murid yang disesuaikan
dengan aset atau kekuatan yang dimiliki oleh sekolah
dan diharapkan program yang dijalankan mampu
mewujudkan kepemimpian murid (student agency).
Program yang dijalankan hendaknya melibatkan
kolaborasi berbagai pihak seperti guru, murid, orang
tua, tokoh masyarakat, dll, menyediakan ruang untuk
mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid.
Guru Memiliki peran sebagai fasilitator dan
monitoring kegiatan yang dilakukan. Guru bersama
murid harus melakukan refleksi yang rutin terkait
kebermanfaat dan keberlanjutan kegiatan yang telah
dilaksanakan.
kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki
peran mengawasi dan memonitoring kegiatan yang
dijalankankan dan mengevaluasi sejauh mana dampak
kegiatan tersebut memberikan pengaruh pada
penumbuhkan profil pelajar pancasila yang menjadi
visi pendidikan indonesia.
"Aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang",
kutipan syair lagu ini merupakan gambaran diri saya
setelah mempelajari modul 3.3 ini. Pengelolalan
program yang berdampak positif pada murid telah
membuka mata saya terkait bagaimana tindakan yang
dilakukan seorang guru untuk menyiapkan murid
menjadi pribadi yang mencapai keselamatan dunia dan
akhirat.
Dulu, saya adalah guru yang memfokuskan
pembelajaran hanya pada ketuntasan materi saja.
Paradigma ini bergeser setelah saya mempelajari
modul 1 dan 2, saya mulai memahami bahwa pusat
pendidikan itu adalah murid. implemantasi pemikiran
ini sudah mulai membuahkan hasil menurut saya.
Hal ini terbukti sewaktu pertemuan terakhir
kemarin, saya memberanikan diri meminta umpan
balik dari murid terkait perbaikan proses
pembelajaran yang saya lakukan. hasil yang saya
dapatkan adalah pada umumnya murid saya sudah
merasakan nyaman belajar dan mengubah paradigma
mereka tentang pelajaran matematika.
relasi yang terjalin antara saya dan murid lebih hangat
dan akrab lagi.
Dari kejadian tersebut, saya memiliki rencana
untuk lebih mengoptimalkan ilmu-ilmu yang saya
dapatkan di guru penggerak ini pada pembelajaran
saya.
Dari pemahaman pada modul 3.3 ini, saya mulai
melakukan curah pendapat dengan murid baik
secara tanya jawab langsung ataupun melalui angket
untuk mengetahui aspirasi mereka dan apa yang
ingin mereka gali supaya mereka lebih bisa
mengoptimalkan kemampuan mereka untuk
mewujudkan student agency.
Saya juga memahami bahwa optimalisasi jalannya
sebuah program yang berdampak pada murid
tergantung bagaimana seorang guru dan
lingkungan sekolah menyediakan lingkungan yang
positif dengan pembiasan budaya positif dan mampu
memanfaatkan semua aset yang ada diarahkan
untuk mencapai mewujudkan tujuan pendidikan
yang sejalan dengan filosofi KHD.
Thank
You!
Guru Bergerak, Indonesia maju

Anda mungkin juga menyukai