Anda di halaman 1dari 4

3.1.a.4.3.

Forum Diskusi - Eksplorasi Konsep

Oleh :
Dede Rahayu CGP Angkatan 2 –
SMAN 1 Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2021

Dalam mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan


yang kreatif sebagai orang pemimpin pembelajaran, sangat penting bagi kita mempraktikkan
aspek-aspek apa saja yang perlu dilakukan atau diperhatikan sebelum dan sesudah
pengambilan suatu keputusan dibuat. Dari pengalaman kita bekerja kita di institusi
pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi
dari waktu ke waktu.
Ketika kita menghadapkan dengan situasi dilema etika, maka akan ada nilai-nilai
kebajikan yang mendasarinya namun bertentangan seperti cinta dan kasih sayang,
kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan
akan hidup.
Di samping itu kita harus menyadari pula bahwa tidak ada aturan baku yang berlaku
untuk memutuskan situasi dilema etika karena hal ini sifatnya relative dan bergantung pada
situasi dan kondisi yang terjadi pada saat kejadian. Artinya adalah hal ini dapat dimaknai
bahwa terkadang adalah hal yang benar untuk memegang aturan demi suatu keadilan, akan
tetapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar pula.
Demikian pula sebaliknya ketika dihadapkan dengan situasi bujukan moral (Benar
Versus Salah) bahwa dalam melakukan hal yang salah walaupun untuk alasan yang baik
tetap saja salah. Contohnya menyontek. Walau pun tujuannya untuk mendapatkan nilai yang
baik yang tentuanya juga merupakan hal yang baik, tetap saja salah. Kemudian berbohong
yang merupakan sebuah tindakan yang salah. Walaupun tujuannya untuk kebaikan tetap saja
salah.
Untuk itu sebelum melakukan aktivitas pengambilan keputusan pada situasi yang
terjadi dalam dilema etika, ada 4 kategori paradigma pengambilan keputusan yang harus kita
cermati yaitu:
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa
yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk yang lain,
kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini di dalam kelas.
Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada sebuah tugas, tapi
kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya, apakah pilihan benar yang
harus dibuat? Guru mungkin menghadapi dilema individu lawan kelompok.
Dalam paradigma Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) ini ada pilihan
antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada
adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan
membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. Kadang
memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga
merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan
rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan
dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan).
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi
dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia
(atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi
berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau
komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Sebagai contoh hampir dari kita semua pernah
mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman
(saudara) yang dalam masalah.
Paradigma Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) ini paling
sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya
terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa
terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas,
misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll.
Selanjutnya kita juga perlu menyikapi 3 prinsip pengambilan keputusan yang
mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur
dilema, lalu hal yang manakah kecenderungan yang mendasari kita dalam mengambil
keputusan itu?
1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak (Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based
Thinking))
2. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda (Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking))
3. Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda (Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)).

Dan terakhir adalah bahwa sebelum kita memutuskan agar keputusan yang kita ambil
itu akan tepat dan efektif maka kita harus mengujinya dengan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan sebagai berikut:
a. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
b. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
c. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
d. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
e. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
f. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
g. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji
intuisi)
h. Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran?
Apakah anda merasa nyaman?
i. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
j. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi
tersebut?

Hal Penting dalam Pengambilan Keputusan


Untuk dapat melakukan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab seseorang perlu
belajar beberapa ha berikut ini :
1. Mengevaluasi situasi
2. Menganalisis alternatif pilihan mereka, dan
3. Mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan itu terhadap diri mereka
sendiri dan orang lain.
Kemampuan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
Salah satu strategi sederhana yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kemampuan
mengambil keputusan yang bertanggung jawab adalah dengan menggunakan kerangka yang
disebut POOCH.
POOCH merupakan singkatan dari :
1. Problem (Masalah),
2. Options (Alternatif pilihan),
3. Outcomes (Hasil atau konsekuensi),
4. Choices (Keputusan yang diambil).

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut berkaitan dengan strategi POOCH ini.

1. PROBLEM / MASALAH
Hal ini berkaitan dengan Apa masalah yang sedang dihadapi dan Apakah
penyebabnya. Contoh :
a. Realita: Saya kurang bisa membagi waktu antara tugas mengajar dan mengerjakan
tugas tambahan dari kepala sekolah
b. Harapan: Saya terampil dalam membagi waktu antara tugas mengajar dan
mengerjakan tugas tambahan dari kepala sekolah
c. Analisis Penyebab:
 Belum mampu menentukan prioritas
 Ingin semua ada dalam kendali diri
 Belum memiliki keterampilan komunikasi untuk meminta bantuan
 Belum memiliki keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tugas yang terus
diberikan

2. OPTION / ALTERNATIF PILIHAN
Hal ini bekaitan dengan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang
ada. Contoh :
a. Saya dapat mencari informasi tentang membuat skala prioritas (berkonsultasi dengan
rekan, teman, atasan, belajar dari internet)
b. Belajar percaya dengan mendelegasikan tugas kepada orang lain
c. Belajar mengembangkan kemampuan komunikasi umum maupun asertif terhadap
kepala sekolah

3. OUTCOMES/ HASIL atau KONSEKUENSI


Selanjutnya adalah mari mulai menganalisis apa saja kemungkinan yang dapat terjadi?
(positif maupun negatif bagi diri sendiri dan orang lain).
Pilihan 1
 Negatif: menyediakan waktu lebih banyak dan kemauan untuk belajar dan berkurang
waktu untuk bersosialisasi dengan orang lain (keluarga, teman)
 Positif : dapat menentukan dan mengelola prioritas sehingga berguna bagi diri sendiri
dan orang lain
Pilihan 2
 Negatif: meluangkan waktu untuk mengcoach rekan lain, orang lain mungkin merasa
mendapatkan tambahan beban kerja, kemungkinan hasilnya tidak sesuai dengan
ekspektasi diri
 Positif: membangun tim kerja yang lebih solid dan profesional
Pilihan 3
 Negatif: kemungkinan terjadi kesalahpahaman atau konflik dengan rekan atau atasan
 Positif: mengembangkan kompetensi diri dan kinerja dapat meningkat, kontribusi yang
lebih besar untuk sekolah

4. CHOICES/ PILIHAN KEPUTUSAN


Hal ini berkaitan dengan apa keputusan yang dapat diambil
Setelah dipertimbangkan konsekuensi yang ada, maka saya akan mengambil pilihan
untuk belajar mengembangkan keterampilan menentukan prioritas karena itu akan
memberikan dampak pada kualitas.
REFLEKSI
Selanjutnya adalah Refleksi. Bagaimana berjalannya keputusan yang diambil?
Pilihan yang diambil perlu terus direfleksikan untuk mengetahui efektivitasnya. Jika tidak
efektif, maka ulangi proses dari kerangka POOCH ini
Kerangka kerja POOCH ini dapat efektif jika dikerjakan dengan tenang dan jujur melihat
situasi riil. Selain mampu membuat pilihan keputusan, seseorang yang memiliki kemampuan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab akan dapat menyikapi konsekuensi atas
keputusan tersebut dengan baik, termasuk jika hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai