Anda di halaman 1dari 31

koneksi antar materi

MODUL 3.3
Pengelolaan Program yang
Berdampak Pada Murid

Cucu Wahyuni, S.Kom.I


Calon Guru Penggerak Angkatan 8
SMP Negeri 4 Jatinangor
Kabupaten Sumedang
TEAM EXPERT

Azwim Zulliandri, M.Pd Cucu Wahyuni, S.Kom.I Ahmad Arif Dipraja, S.Pd.
(Fasilitator) (CGP Angkatan 8) (Pengajar Praktik)
“Kreativitas hanyalah menyambungkan sesuatu. Ketika kamu menanyakan orang-
orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasakan sedikit
bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat
sesuatu. Hal itu akan terlihat jelas bagi mereka setelah beberapa lama. Itu terjadi
karena mereka mampu menghubungkan pengalaman yang mereka miliki dan
membuahkan hal baru.”

-Steve Jobs-
tujuan pembelajaran khusus

CGP dapat melakukan koneksi antar materi


yang telah dipelajari dari modul-modul
sebelumnya untuk membuat sintesa
pemahaman tentang program sekolah yang
berdampak pada murid.
pertanyaan 1

Bagaimana perasaan Anda setelah


mempelajari modul ini?
bAGAIMANA SETELAH BELAJAR
MODUL 3.3
Pengalaman Perasaan Capaian Keterkaitan dengan
Kompetensi Diri

Melalui modul 3.3 ini, saya banyak Nilai dan peran guru penggerak
Saya merasa bahagia, karena saya Selama mempelajari modul ini, saya
belajar mengenai pentingnya sangat dibutuhkan dalam mengelola
belajar banyak hal yang menarik, menyadari sebagai seorang pemimpin
seorang guru mengajak murid untuk sebuah program yang berdampak
dimana hal-hal ini yang membuat pembelajaran, ketika ingin menyusun
terlibat dalam program-program pada murid. Adanya keinginan diri
pikiran saya terbuka, untuk terus program sekolah, harus melalui
sekolah baik intrakurikuler, ko- tahapan mulai dari pelaksanaan, untuk berinovasi dan melakukan
memberikan yang terbaik untuk
kulikuler, maupun ekstrakurikuler. pelaksanaan, mentoring, hingga yang terbaik untuk murid
murid. Saya merasa tertantang
Seorang murid ternyata bisa evaluasi. Pentingnya seorang guru mendorong saya untuk terus belajar
untuk menyusun program
menjadi pemimpin pembelajaran memperbaiki proses penyusunan mengajak murid agar menjadi
berdasarkan aset yang ada,
bagi dirinya sendiri dan guru hanya program selama ini sehingga lebih pemimpin pembelajaran sehingga
kemudian mengelolanya dengan
mendampingi dan mengawasi. mengedepankan suara, pilihan dan menciptakan “well being” bagi
prinsip “Dari Murid Untuk Murid”.
kepemilikan. dirinya.
pertanyaan 2
Apa intisari yang Anda dapatkan dari
modul ini?
Apa itu kepemimpinan murid (students
agency) dan bagaimana kaitannya
dengan Profil Pelajar Pancasila?
“Student agency” atau kepemimpinan
murid adalah ketika murid mampu
mengarahkan pembelajaran mereka
sendiri, membuat pilihan-pilihan,
menyuarakan opini, mengajukan
pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin
tahu, berpartisipasi dan berkontribusi
pada komunitas belajar,
mengkomunikasikan pemahaman mereka
kepada orang lain, dan melakukan tindakan
nyata sebagai hasil proses belajarnya.
Upaya menumbuhkembangkan
Saat murid menjadi pemimpin dan
kepemimpinan murid akan
mengambil peran aktif dalam
menyediakan kesempatan bagi
proses pembelajaran mereka
murid untuk mengembangkan
sendiri, maka hubungan yang
profil positif dirinya, yang
tercipta antara guru dengan murid
kemudian diharapkan dapat
akan mengalami perubahan, karena
mewujud sebagai
hubungannya akan menjadi bersifat
pengejawantahkan profil pelajar
kemitraan.
Pancasila dalam dirinya.
Bagaimana suara (voice), pilihan (choice),
dan kepemilikan (ownership) murid dalam
konsep kepemimpinan murid?
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses
pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan :
saat murid memiliki agency), maka mereka
sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice)
dan kepemilikan (ownership) dalam proses
pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan
kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan
kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi
proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru
sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang
menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara,
pilihan dan kepemilikan mereka.
VOICE Choice Ownership in
Learning
Voice (suara) adalah pandangan,
perhatian, gagasan yang
diekspresikan oleh murid melalui Choice (pilihan) adalah peluang
partisipasi aktif mereka di kelas, yang diberikan kepada murid Kepemilikan dalam belajar
sekolah, komunitas dan sistem untuk memilih kesempatan- sebenarnya mengacu pada rasa
pendidikan mereka, yang kesempatan dalam ranah sosial, keterhubungan, keterlibatan aktif
berkontribusi pada proses lingkungan dan pembelajaran. dan investasi pribadi seseorang
pengambilan keputusan dan dalam proses belajar.
secara kolektif mempengaruhi
hasilnya.
Bagaimana lingkungan yang mendukung
tumbuhkembangnya kepemimpinan
murid?
Lingkungan yang menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid adalah lingkungan dimana
guru, sekolah, orang tua dan komunitas secara sadar
mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri
murid-muridnya secara optimal.
7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid, yaitu: 1) Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid
menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif. 2)
Lingkungan yang mengembangkan ketrampilan berinteraksi sosial secara
positif, arif dan bijaksana, di mana murid yang menjunjung tinggi nilai-
nilai sosial positif yang berbasis pada nilai kebajikan di sekolah. 3)
Lingkungan yang melatih ketrampilan yang dibutuhkan murid dalam
proses pencapaian tujuan akademik maupun nonakademik. 4) Lingkungan
yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama,
serta masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 5) Lingkungan yang
membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti
tujuan, harapan, atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampauai
pemenuhan kepentingan individu, kelompok maupun golongan. 6)
Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat
aktif dalam proses belajarnya sendiri, dan 7) Lingkungan yang
menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit
di tengah kesempitan dan kesulitan.
Bagaimana melibatkan komunitas untuk
mendukung tumbuhnya kepemimpinan
murid?
Bagaimana melibatkan komunitas untuk
mendukung tumbuhnya kepemimpinan
murid?

Sebagai pusat dari proses Komunitas memiliki peran


pendidikan, murid ‘berada’ penting dalam membantu
Komunitas-komunitas yang
dalam lintas komunitas. mewujudkan lingkungan
mendukung kepemimpinan
Mereka dapat berada belajar yang mendukung
murid akan memahami
sekaligus pada komunitas tumbuhnya kepemimpinan
bahwa sesungguhnya murid-
keluarga, kelas dan antar murid karena menyediakan
murid memiliki suara, pilihan
kelas, sekolah, sekitar kesempatan bagi murid
dan kepemilikan.
sekolah dan komunitas yang untuk mewujudkan pilihan
lebih luas lainnya. dan suara merdeka.
pertanyaan 3
Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat
antara modul ini dengan modul-modul
sebelumnya?
keterkaitan modul 1.1 dengan 3.3
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hajar
Dewantara

Berdasarkan pada filosofi KHD bahwa Pendidikan


adalah proses menuntun tumbuhnya kodrat murid
melalui penumbuhan murid merdeka, maka sebagai
pemimpin pembelajaran, pengelolaan program yang
berdampak pada murid hendaknya bertujuan untuk
merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat murid
dengan merdeka belajar. Potensi dan suara murid dapat
tergali dengan baik sehingga menumbuhkan rasa
memiliki/kepemilikan yang tinggi dalam diri murid.
keterkaitan modul 1.2 dengan 3.3
Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pemanfaatan komunitas belajar praktisi hendaknya selalu


bergerak dan menggerakkan semua komponen Pendidikan
untuk selalu aktif berpatisipasi dalam menunjang program
sekolah/kegiatan sekolah yang berpihak pada murid.
Komunitas juga terlibat aktif dalam membangun lingkungan
yang menunjang program sekolah/kegiatan sekolah yang
berpihak pada murid. Dalam hal ini sebagai guru penggerak
harus terus menggerakkan komunitas yang selalu
menumbuhkan lingkungan yang arif bijaksana dan
menggali potensi murid sehingga tumbuh menjadi student
agency yang memiliki poin-poin komponen profil pelajar
Pancasila.
keterkaitan modul 1.3 dengan 3.3

Visi Guru Penggerak

Sesuai dengan visi guru penggerak, maka pemimpin


pembelajaran harus dapat menciptakan lingkungan
belajar yang berpihak pada murid dan menjalankan
rencana program sekolah dengan dukungan para
pemangku kepentingan (stake holder) dalam mendukung
ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid.
keterkaitan modul 1.4 dengan 3.3

Budaya Positif

Pengelolaan program yang berpihak pada murid


diharapkan dapat memberikan dampak positif
dengan terwujudnya budaya positif di lingkungan
sekolah. Budaya positif ini akan memberi dampak
positif pula bagi sekolah dan murid agar tumbuh
kembang sesuai kodratnya.
keterkaitan modul 2.1 dengan 3.3

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid melalui


Pembelajaran Berdiferensiasi

Penyusunan dan pengelolaan program/ kegiatan


sekolah yang berpihak pada murid sesuai dengan
pemetaan kebutuhan belajar murid seperti
kesiapan belajar murid, minat belajar dan profil
belajar murid. Pemenuhan kebutuhan belajar
murid ini akan menjadikan murid menjadi profil
pelajar Pancasila.
keterkaitan modul 2.2 dengan 3.3
Pembelajaran Sosial dan Emosional

Penyusunan dan pengelolaan program/kegiatan


sekolah yang tentunya berpihak pada murid harus
mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional
yang mewujudkan keterampilan sosial emosiaonal
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
sepenuhnya mengembalikan kesadaran penuh
(mindfullness) murid. Agar dalam melaksanakan
program sekolah, murid dapat merasa tenang, fokus,
berempati, termotivasi dan memiliki sikap tanggung
jawab dalam menyuarakan suara, pilihan dan
kepemilikan program.
keterkaitan modul 2.3 dengan 3.3
Coaching

Coaching merupakan langkah yang sangat


mendukung dalam menggali potensi/ide/gagasan
murid, hal ini dikarenakan melalui coaching
maka dapat melejitkan kinerja murid untuk
menemukan sendiri solusi atas permasalahan
yang dihadapi ketika melaksanakan program
sekolah yang berdampak pada murid. Dampak
coaching adalah muncul tiga aspek student
agency yaitu suara, pilihan dan kepemilikan
program oleh murid.
keterkaitan modul 3.1 dengan 3.3
Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Dalam penyusunan dan pengelolaan program sekolah maka


melalui tahapan BAGJA, dimana dalam setiap langkahnya
harus ada kemampuan dalam pengambilan keputusan yang
universal dan berpihak pada murid. Pemimpin pembelajaran
sebagai agen perubahan, harus mengambil keputusan yang
bertanggung jawab yaitu keputusan yang diambil bersifat
efektif dan efisien terkait rancangan program yang ingin
dilakukan, tentunya keputusan tersebut telah harus
memperhatikan 3 prinsip berfikir, 4 paradigma pengambilan
keputusan dan melakukan 9 langkah pengujian dan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal
ini untuk mendorong rasa percaya diri, keselamatan dan
kebahagiaan murid serta seluruh pihak yang terlibat.
keterkaitan modul 3.2 dengan 3.3
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pengelolaan program yang akan dirancang selalu berprinsip


pada kebermanfaatanya yaitu mewujudkan pembelajaran
yang berpihak pada murid. Pengelolaan program ini harus
didukung oleh identifikasi aset/ modal yang dimiliki oleh
sekolah. Sehingga pemanfaatan dan pengefektifan sumber
daya menjadi prioritas yang perlu diperhatikan oleh seluruh
stakeholder yang ada.
pertanyaan 4
Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-
modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program
yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya
program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut
dapat berdampak positif pada murid?
perspektif saya tentang program yang
berdampak positif pada murid
Program yang berdampak positif pada murid
merupakan program sekolah yang dibuat berdasaekan
hasil analisis kebutuhan murid. Sasarannya adalah
murid dan untuk mengembangkan potensi murid
seutuhnya. Program yang dibuat berdasarkan minat
dan harapan dari murid dan untuk memfasilitasi
perkembangan potensi yang ada dalam diri murid.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai