Anda di halaman 1dari 2

KONEKSI ANTAR MATERI

MOdul 3.1
NAMA : CHRISMAN HAREFA

CGP ANGKATAN 6 KOTA GUNUNGSITOLI

SMA NEGERI 2 GUNUNGSITOLI

a. Filosofi triloka yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada,
Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut wuri Handayani merupakan dukungan dan tuntunan
bagi guru sebagai pamong dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Keputusan hendaknya dapat memberikan teladan, membangkitkan semangat dan
memberikan dorongan atau motivasi untuk maju yang seluruhnya pada peningkatan
pembelajaran dan berorientasi pada murid.
b. Guru penggerak harus mampu menggerakkan mulai dari diri sendiri, memahami cara kerja
otak, memahami kebutuhan dasar manusia, memahami tahap perkembangan anak, dan
memahami karakter anak yang digambarkan dengan gunung es. Terlebih-lebih dalam
pemahaman nilai guru penggerak yaitu : 1) Berpihak pada murid, 2) Mandiri, 3) Reflektif,
4) Kolaboratif, dan 5) Inovatif. Peran guru penggerak yaitu : 1) Menjadi pemimpin
pembelajaran, 2) Menjadi coach bagi guru lain, 3) Mendorong kolaborasi, 4) Mewujudkan
kepemimpinan murid, dan 5) Menggerakkan komunitas praktisi. Pemahaman akan konsep
nilai dan peran guru memiliki relevansi dalam pengambilan keputusan oleh guru dalam
proses pembelajaran maupun dalam masalah yang dihadapi di sekolah. Nilai dan peran
guru memampukan guru untuk berkreasi terhadap keputusan yang akan diambil.
c. Sebelum guru mengambil keputusan, guru harus memiliki visi yang jelas yang disusun
dalam Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) yang merupakan strategi perubahan kolaboratif
yang berbasis kekuatan. Guru mengupayakan pencapaian visi melalui prakarsa perubahan
yang positif dan apresiatif dengan mengambil keputusan yang berpihak pada murid.
d. Pengambilan keputusan tentunya mendukung dalam membangun budaya positif . Guru
penggerak harus dapat menjadi agen pembaharu di sekolah dalam menggerakkan dan
memotivasi warga sekolah agar memiliki, meyakini, dan menerapkan visi atau nilai-nilai
kebajikan yang disepakati, sehingga tercipta budaya positif yang berpihak pada murid.
e. Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi,
berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas
performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari
coachee. Kompetensi inti coaching percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah
adalah : Kehadiran Penuh/Presence; Mendengarkan Aktif; Mengajukan Pertanyaan
Berbobot; Mendengarkan dengan RASA. Keterampilan coaching akan membantu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi
sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.
f. Pengambilan keputusan diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness),
pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan
berhubungan sosial (relationship skill).
g. Proses pemgambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan dengan kesadaran penuh
(mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
h. Pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada
pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil.
Dilema etika sendiri merupakan dua keputusan yang sama-sama benar sedangkan bujukan
moral adalah dua keputusan dimasa salah satunya adalah keputusan yang salah. Jadi jelas
bahwa dilema etika benar lawan benar sedangkan bujukan moral keputusan yang benar
lawan salah. Kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering
melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan
yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin,
perlu mendasarkan keputusan pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-
nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari
keputusan yang diambil.
Ketika menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang
bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan,
toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup .
Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah
ini:
1) Individu lawan kelompok (individual vs community)
2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan :


1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Untuk memandu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil
dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah
yang dapat Anda lakukan yaitu :

1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan


2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4) Pengujian benar atau salah : Uji Legalitas, Uji Regulasi/ Standar Profesional, Uji Intuisi,
Uji Publikasi dan Uji Panutan/ Idola
5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
6) Melakukan Prinsip Resolusi
7) Investigasi Opsi Trilema
8) Buat Keputusan
9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Sembilan langkah pengambilan keputusan adalah panduan, bukan sebuah metode yang
kaku dalam penerapannya.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH


SALAM DAN BAHAGIA

Anda mungkin juga menyukai