Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI 4C PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

1. CONNECTION

Keterkaitan materi dengan peran saya sebagai guru penggerak.

Materi pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan yang disampaikan Ki Hajar Dewantara bahwa
maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, sayatentu menyadari bahwa setiap anak
adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas saya sebagai guru adalah
menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh
dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing. Pembelajaran harus
dapat memenuhi semua kebutuhan belajar semua murid yang memiliki keberagaman yang sangat
luas, maka sebagai guru, saya perlu berpikir bagaimana caranya agar dapat menyediakan layanan
pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk
mengakses apa yang diajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan murid. Fakta bahwa
murid-murid memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan
belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka tentunya akan
terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak
sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.Salah
satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini
adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensias adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang
dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang
dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha guru untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid.
Peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mewujudkan kepemimpinan murid
maka harus dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memperhatikan kebutuhan
murid dalam 3 aspek yaitu 1) kesiapan belajar murid. 2) minat dan 3) profil belajar murid. Saya
mengidentifikasi kebutuhan belajar murid agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang
berdiferensiasi serta mendesain Strategi Direfensiasi yaitu Diferensiasi konten merupakan apa
yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan,
minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan
bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Diferensiasi proses mengacu pada
bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat
dilakukan dengan cara: a. menggunakan kegiatan berjenjang, b. meyediakan pertanyaan
pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat, c. membuat agenda
individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk
menyelesaikan tugas, d. mengembangkan kegiatan bervariasi. Diferensiasi produk adalah hasil
pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato,
rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal: a.
memberikan tantangan dan keragaman atau variasi, b. memberikan murid pilihan bagaimana
mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

2. CHALLENGE

Pembelajarn berdiferensiasi merupakan hal yang baru saya pelajari secara pribadi. Pelaksanaan
pembelajaran yang saya laksanakan selama ini dimana saya hanya memperhatikan murid yang
benar-benar memiliki kesulitan dalam proses belajar tanpa mengidentifikasi murid secara
keseluruhan akan keberagaman mereka. Pemahaman Konsep pembelajaran berdiferensiasi
memberikan pembelajaran yang berkualitas, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan belajar
siswa, serta menjawab ketimpangan permasalahan pendidikan. Selama ini faktanya adalah bahwa
pembelajaran saya desain dengan menggunakan media atau metode yang diaggap baik dan cocok
untuk menyajikan sebuah topik tertentu. Baik bagi guru, tidak berarti baik pula dalam
pencapaian tujuan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan kebutuhan belajar
murid dan guru menciptakan lingkungan belajar yang berdiferensiasi. Selama ini saya hanya
terfokus pada pencapaian kompetensi sesuai dengan yang ada dalam kurikulum tanpa
memperhatikan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

3. CONCEPT

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang
dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Diantaranya keputusan-keputusan
yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan
hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.

2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan
menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut.
Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan
penugasan serta penilaian yang berbeda.

3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap
murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang
memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun
mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan


dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang
masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar
yang ditetapkan.
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed
Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, paling
tidak berdasarkan 3 aspek yaitu : ● Kesiapan belajar murid (readiness) ● Minat murid ● Profil
belajar murid

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau
keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan
membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun
dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat
menguasai materi atau keterampilan baru tersebut.

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi
atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat sebenarnya dapat
kita lihat dalam 2 perspektif. Yang pertama sebagai minat situasional. Dalam perspektif ini,
minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan
pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya
berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan
tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan
menggunakan berbagai alat bantu visual. Yang kedua, minat juga dapat dilihat sebagai sebuah
kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik
tertentu. Minat ini disebut juga dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki
minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun
mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang
menarik atau menghibur.

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar.
Tujuan dari memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk
memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Sebagai guru,
kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan
gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki
kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan
mengajar mereka.

Strategi Direfensiasi yaitu Diferensiasi konten merupakan apa yang kita ajarkan kepada murid.
Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid
maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan
kebutuhan belajar murid. Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami
atau memaknai apa yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara: a.
menggunakan kegiatan berjenjang, b. meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang
perlu diselesaikan di sudut-sudut minat, c. membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas,
memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas, d.
mengembangkan kegiatan bervariasi. Diferensiasi produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk
kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau
sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal: a. memberikan tantangan dan
keragaman atau variasi, b. memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan
pembelajaran yang diinginkan.

Lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Dibangun di atas komunitas


belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi, Iklim belajar yang menghargai setiap
orang, ruang kelas yang dipenuhi tugas murid atau peran yang ada di dalamnya. Sekolah yang
melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi akan menciptakan lingkungan belajar : Setiap orang
dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik, setiap orang di dalam kelas
tersebut saling menghargai, murid akan merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru
mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan siswa
berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Menghargai setiap orang dan
menerima keberadaan yang lain.

4. CHANGE

Pembelajaran diferensiasi memberikan pemahaman baru bagi saya bagaimana memposisikan


murid sebagai pusat pembelajaran sesuai dengan kodrat murid yang memiliki keberagaman. Saya
merancang pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan murid. Saya sebagai guru diharapkan
memiliki pemahaman yang berkembang secara terus menerus tentang kemajuan akademik
murid-murid agar ia bisa merencanakan pembelajaran sesuai dengan kemajuan tersebut. Strategi
pembelajaran berdiferensiasi antara lain diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi
produk yang dapat diterapkan untuk memenuhi semua kebutuhan belajar murid. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi juga perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung karena
sangatlah berpengaruh terhadap kesuksesan implementasinya di sekolah. Sebagai guru saya
harus dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun di atas apa yang kita sebut sebagai learning
community. Learning community yang semua anggotanya adalah pembelajar.

Anda mungkin juga menyukai