Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam
dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Nilai-nilai yang akan membimbing dan
mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai
positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada
murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada
dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang
secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar)
atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang
menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.
Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang
dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita
mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu
memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.
Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan
moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena
manusia memiliki kesadaran moral. Dari kutipan tersebut kita bisa menarik
kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari
perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip
yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip
inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang
mengandung unsur dilema etika.. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun
ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan dapat kita digunakan
sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan.
ketiga prinsip ini seringkali membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang
penuh tantangan, yang harus kita hadapi sebagai pemimpin pembelajaran. Ketiga
prinsip tersebut adalah:
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan,
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan
lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan
sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter , perilaku dan membimbing dalam
kita mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak, tentunya ada
beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif
dan berpihak pada murid. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan
nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga
keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang
paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada
anak didik kita. Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi,
budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi sehingga
prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih jelas.
Dalam melaksanakan proses Pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu
melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola
kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri
(self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social
awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga
diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh
(mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi,
dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan
keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi
konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada
keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para
pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan
dan keberpihakan pada anak didik .
5.Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau
etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
8.Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil
ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Sebagai seorang pendidik, saya merasa terbantu dengan penjelasan materi dari
modul 3.1 terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena
sebelumnya kita sering menemukan dilema namun kita belum bisa menyelesaikan
permasalahan dengan mengambil sebuah keputusan dengan tepat, dengan semua
materi yang telah dipelajari dari modul 3.1 ini maka ketika kita mengambil keputusan
harus memperhatikan beberapa hal penting terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan maka keputusan yang kita ambil
akan berdampak baik kepada murid karena pada dasarnya tujuan pembelajaran
adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, sehingga
dengan keselamatan dan kebahagiaan yang didapatkan oleh murid maka kita telah
mampu memerdekakan mereka dalam belajar Pendidik sudah seharusnya
memberikan keputusan yang bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan
tenang. Semuanya dilakukan untuk memerdekan siswa dalam mencapai
keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka. Karena pengambilan keputusan
yang tepat akan mempengaruhi pengajaran seorang guru untuk mewujudkan
Pendidikan yang memerdekakan murid.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul 3.1 Pengambilan
Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul-modul yang telah
dipelajari sebelumnya, merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk
memerdekakan murid dalam belajar, Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar
Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi
anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk
dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.
Dalam melaksanakan proses Pendidikan, seorang pendidik harus mampu melihat
dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi
sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik
maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran
dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam
pengambilan keputusan.
Keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas
masalahnya sendiri tidak sebatas pada murid, keterampilan cocaching dapat
diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang dialami
dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self
awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social
awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk
mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat
dilakukan secara sadar penuh(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan
konsekuensi yang ada.