Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan

Kegiatan Calon Guru Penggerak Angkatan 7


Oleh : Yulin Fridiawati, S.Pd.
Dari : Kabupaten Magetan, JawaTimur
Periode : 6 Maret - 18 Maret 2023

Model yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah 4F (Facts, Feelings, Findings,
Future).
1. Facts
Kegiatan ini diawalai dengan melanjutkan alur MERDEKA pada modul 2.2
yaitu elaborasi konsep pembelajaran, kemudian menyelesaikan tugas koneksi antar
materi 2.2 serta melakukan aksi nyata pembelajaran sosial emosional.
Serangkaian kegiatan dalam alur MERDEKA pada modul 2.2 telah selesai, saya
melanjutkan modul 2.3 yaitu tentang coaching untuk supervisi akademik.
Pembelajaran tetap menggunakan alur MERDEKA pada LMS.
a. Mulai dari diri dimulai tanggal 9 Maret 2023, kegiatan dilakukan dengan
melakukan refleksi tentang supervisi akademik yang dialami di sekolah.
b. Eksplorasi konsep dilaksanakan tanggal 10 Maret. Ada beberapa materi penting
yang saya pelajari dalam LMS. Pada modul ini, saya mempelajari tentang
konsep coaching secara umum; perbedaan coaching dengan mentoring,
konseling, fasilitasi dan training; konsep coaching dalam dunia pendidikan
sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan orang lain (rekan
sejawat); paradigm berpikir coaching; prinsip-prinsip coaching; paradigm dan
prinsip coaching dalam supervise akadmeik; percakapan coaching dengan alur
TIRTA; praktik 3 kompetensi inti coaching; percakapan coaching untuk
perencana, refleksi, pemecahan masalah dan kalibrasi; serta praktik rangkaian
supervise akademik berdasarkan paradigm berpikir coaching.
c. Ruang Kolaborasi. Pada alur Ruang Kolaborasi, saya diberikan tugas untuk
berpasangan dengan rekan sesama CGP dan bergantian mempraktikkan
percakapan coaching dengan alur TIRTA. Kami secara bergantian berperan
menjadi coach dan coachee. Dalam hal ini saya berkelompok dengan bu Evi.
d. Demonstrasi Kontekstual. Pada alur Demonstrasi Kontekstual, kami dibentuk
kelompok dengan masing-masing 3 anggota dan secara bergantian
mempraktikkan Supervisi Akademik dengan alur percakapan TIRTA dengan
berganti peran sebagai pengamat, coach dan coachee. Dalam kelompok ini, saya
1 tim bersama bu Anggarini dan bu Tanti. Kami melakukan praktik coaching
secara bergantian.
Jurnal dwi mingguan ini baru sampai pada demonstrasi kontekstual. Elaborasi
pemahaman dan koneksi antar materi serta aksi nyata belum kami laksanakan.
2. Fellings
Perasaan saya ketika dapat menyelesikan modul 2.2 sesi elaborasi ini saya
merasa lebih diperkuarkan materi tentang PSE oleh instruktur sehingga saya bisa
mampu melanjutkan alur koneksi dan aksi nyata dengan lebih baik.
Saat melakukan proses pada alur MERDEKA modul 2.3 ini saya merasa
bersemangat sekaligus khawatir karena materi ini benar-benar baru bagi saya.
Terutama saat alur Ruang Kolaborasi saya merasa sangat kebingungan dengan
tugas praktik coaching tersebut. Saya merasa kesulitan mempraktikkan alur
percakapan TIRTA dengan rekan sejawat. Meskipun demikian saya tidak patah
semangat dan terus berusaha serta berlatih sehingga pada alur Demonstrasi
Kontekstual saya mulai merasa percaya diri akan tugas praktik percakapan
tersebut.
3. Findings
Dalam sesi elaborasi saya mendapat penguatan tentang materi pembelajaran
sosial emosional oleh instruktur. Kemudian saya mengaitkan pembelajaran
sosial emosional dengan materi yang sudah saya dapatkan.
Dalam modul 2.3 banyak sekali pembelajaran yang saya peroleh. Sebelum
mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa Supervisi akademik adalah suatu
proses evaluasi dari atasan (kepala sekolah dan pengawas) kepada anak buah
(para guru) untuk mengevaluasi perangkat dan praktik pembelajaran di kelas.
Saya juga berpikir bahwa supervise akademik hanya dilakukan dengan proses
satu arah saja artinya hanya proses pengajaran dari supervisor (kepala sekolah
dan pengawas) kepada guru. Namun ternyata supervise akademik mengarah
pada serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara
langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran di kelasnya. Supervisi akademik
sebagai kegiatan yang berkelanjutan guna meningkatkan kompetensi guru
sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada anak. Inti kegiatan
supervise akademik adalah pemberdayaan,sehingga supervise akademik sangat
bias menggunakan prinsip dan paradigm beripikir coaching yang dapat
memberdayakan guru yang disupervisi. Supervisi akademik pada bagian pra-
observasi, observasi dan pasca-observasi dapat dilakukan dengan percakapan
coaching antara supervisor dan guru sehingga diharapkan dari proses percakapan
tersebut guru dapat mengetahui kelemahannya, dapat menggali solusi-solusi
pemecahannya dari dalam dirinya sendiri dan dapat bertanggungjawab serta
berkomitmen dalam proses perbaikannya.
4. Future
Setelah mempelajari pembelajaran sosial emosional saya menerapkan dalam
pembelajaran di kelas, serta saya lebih mengelola emosi juga ketika
berkomunikasi dengan rekan sejawat.
Dalam pembelajaran 2.3 belum saya terapkan di kelas, karena dalam
pembelajaran LMS baru sampai pada tahap latihan serta praktik coaching untuk
memenuhi tugas LMS. Ke depan, saya akan menerapkan soaching bersama
rekan sejawat sehingga saya bisa menjadi coach bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai