Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REFLEKSI

DWI MINGGUAN
MODUL 3.2.a.8

"Pemimpin Dalam Wawan Kurniawan, S.Pd


Pengelolaan Sumber Daya" (CGP A.7)

Dindin Ginanjar
(Fasilitator)

CGP Angkatan 7
Kabupaten Bima Abdul Hamid

TERGERAK, BERGERAK
Pengajar Praktik
& MENGGERAKKAN
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2
“PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA”
Oleh Wawan Kurniawan, S.Pd
CGP A.7 Kab. Bima

Salam dan bahagia bapak ibu guru hebat, perkenalkan saya Wawan Kurniawan, guru
SMA Negeri 1 Sanggar Kabupaten Bima Provinsi NTB. Setelah mengikuti pembelajaran pada
modul 3.2 tentang Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya sebagai peserta Calon
Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Bima ingin membagikan pengalaman saya selama
2 minggu ini. Dalam Jurnal ini, saya ingin merefleksikan pengalaman dan kegiatan selama
mengikuti program MERDEKA di modul 3.1 yang membahas pendidikan guru penggerak
mengenai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dengan menggunakan model 4F atau
4P yaitu Facs (Peristiwa), Filing (Perasaan), Findings (Pembeajaran) dan Future (Penerapan)

1. Facts (Peristiwa)
Modul 3.2 dengan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Perjalanan
mempelajari modul 3.2 merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya yaitu modul 3.1.
Pada modul sebelumnya Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri
sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi
pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata).
Dimulai pada tanggal 2 Mei 2023 kegiatan pertama adalah "mulai dari diri". Pada
kegiatan ini, CGP diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk
mengaktifkan ulang pengetahuan awal Anda tentang ekosistem sekolah dan peran
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah.
Kemudian memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep pada tanggal 3 Mei 2023,
pada alur eksplorasi konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui
materi-materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta
untuk mendalami materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Disini kami
mempelajari sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan berbasis kekurangan dan
pendekatan berbasis kekuatan/aset, pendekatan ABCD (Asset Based Community
Development), karakteristik komunitas yang sehat dan komunitas, pengalaman rapat
dan mendiskusikan murid. Disini juga kami mempelajari kasus 1 dan kasus 2 tentang
kegiatan rapat guru membahas perpisahan siswa yang lulus sekolah di sebuah sekolah
dasar. Kami diajak untuk melakukan analisa mengenai suasana rapat tersebut.
Kemudian kami Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi. Fasilitator kami
yaitu Bapak dindin Ginanjar membagi beberapa kelompok dan saya bersama 2 rekan
saya yaitu Ibu Titi Haryani dan Ibu Latifatul Qudus tergabung dalam kelompok kelas 10
3A.
Selanjutnya kami melakukan kegiatan Vicon di aplikasi Gmeet dengan
melakukan diskusi kelompok. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama
dilakukan pada tanggal 4 Mei 2023, Ruang Kolaborasi pertama kami melakukan diskusi
untuk membahas kekuatan/aset sumber daya yang dimiliki di sekolah daerah kami.
Pada Ruang kolaborasi kedua yang dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2023 kami
melakukan diskusi kelompok dengan mempresentasikan hasil tugas kelompok kami.
Selanjutnya hasil tugas kelompok kami unggah di LMS sebagai tugas Ruang Kolaborasi.
Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual kami ditugaskan untuk
menganalisis video di LMS tentang visi dan prakarsa perubahan, mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan BAGJA,
mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran, dan menganalisis modal utama yang
dapat dimanfaatkan. Tugas ini harus kami unggah di LMS dan berakhir pada tanggal 12
Mei 2023 dalam bentuk tulisan ataupun video.
Alur yang kelima adalah Eloborasi pemahaman yang diawali dengan membuat
pertanyaan. Selanjutnya pada tanggal 11 Mei 2023 kami seluruh CGP binaan bapak Fasil
Dindin Ginanjar mengiktui Vicon Elaborasi Pemahaman bersama instruktur kami yaitu
Ibu Sa’adah yang memberikan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya
dengan ice breaking, diskusi, tanya jawab, dan Penugasan dalam bentuk refleksi via
Padlet.
Dan yang terakhir yaitu alur yang keenam adalah koneksi antar materi
mengaitkan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dengan materi yang
telah didapatkan pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi
nyata.
Pada aksi nyata ini calon guru penggerak diminta untuk melakukan aksi nyata
dengan mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah.
Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga
sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan
kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan
dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan
lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan
individu ke-6.

2. Feelings (Perasaan)
Dwi Mingguan yang modul 3.2 ini membuat saya merasa senang karena dapat
memahami pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ,kepada Fasilitator Pengajar
Praktik saya ucapkan banyak Terimakasih yang selalu memotivasi saya , selalu
mengingatkan dalam tugas tugas yang ada pada Modul 3.2 semoga ini menjadi bekal
saya kedepan untuk menjadi seorang guru yang berkompetensi.
Perasaan sebelum mempelajari modul 3.2 ini saya berpikir kekurangan dan
masalah yang ada di kelas dan di sekolah dan saya berpikir bahwa aset yang ada di
sekolah hanya berupa sarana dan prasana terutama potensi murid yang kurang
pengelolaan sebagai sumber daya sekolah.
Setelah mempelajari Modul 3.2 ini ternyata terdapat 7 aset sebagai kekuatan
utama dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah dan pembelajaran di kelas dengan
melakukan pendekatan berbasis aset sebagai sumber daya untuk mencapai visi dan
misi sekolah dan nasional. Saya sangat senang dan bersyukur dapat mempelajari
sumber daya di sekolah sebagai aset/kekuatan sehingga menambah pemahaman saya
dalam mengelolanya sehingga bermanfaat dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah.

3. Findings (Pembelajaran)
Modul 3.2 ini membuka pemikiran saya tentang banyak hal mengenai
pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis aset , banyak pengalaman
yang saya dapatkan bagaimana memetakan dan menganalisis aset aset sekolah yang
harus digali dan dioptimalkan dengan optimis serta berpikiran positif agar berdampak
pada pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Pembelajaran yang saya peroleh dalam modul ini yaitu kami diajak untuk
mengingat dan menulis tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya sekolah. Sekolah sebagai sebuah ekosistem terdiri dari faktor
biotik yaitu kepala sekolah, pengawas, guru, tenaga kependidikan, murid, orang tua,
komite, masyarakat, dan dinas terkait. Sedangkan faktor abiotiK terdiri atas keuangan,
gedung/sarana dan lingkungan alam. Dalam pengelolaan sumber daya dapat dilakukan
dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan berbasis kekurangan (Defisit Based Approach)
dan pendekatan berbasis aset/kekuatan (Asset Based Approach).
Selain itu pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya juga dapat
menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based
Community Development/ABCD). Karakter komunitas yang sehat yaitu:
memperaktikkan dialog, menumbuhkan komitmen, membangun koneksi, mengenal
dirinya sendiri, membentuk masa depan, bertindak dengan obsesi ide dan peluang,
merangkul perubahan dan bertanggung jawab, dan menghasilkan kepemimpinan. Aset
aset dalam sekolah/komunitas, terdiri dari 7 macam, yaitu : modal manusia, modal
sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam,
dan modal finansial.

4. Future (Penerapan)
Rencana kedepannya dalam penerapan di kelas dan di sekolah bahwa sebagai
pemimpin saya harus mengelola 7 aset utama sebagai kekuatan dalam meningkatan
mutu pendidikan sekolah dengan menggunakan pendekatan berbasis kekuatan/aset
dan pendekatan berbasis kekurangan. Saya memandang dan memaksimalkan guru
sebagai aset manusia yang utama dalam melaksanakan pembelajaran harus berinovasi
dan memperkaya diri dalam mengelola sumber daya di kelas dan di sekolah agar
tercipta pendidikan yang berpihak pada murid.
Menuntun segala kodrat yang ada pada anak, memberdayakan nilai dan peran
guru, membuat visi perubahan, menciptakan budaya positif, menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dan sosial emosional agar pengambilan keputusan tepat, melakukan
coach dan supervise akademik, pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan
dapat dilakukan jika pengelolaan sumber daya dapat dijalankan dengan sungguh-
sungguh.
Kedepan saya akan lebih menggali aset dan kekuatan , membayangkan sekolah
saya menjadi sekolah impian murid murid , untuk mencapai itu semua membutuhkan
pengorganisasian seluruh aset dan kompetensi serta sumberdaya,merancang rencana
berdasarkan visi dan kekuatan, dalam eksekusi rencana haruslah dapat memenuhi
kebutuhan belajar murid , agar menjadi pembelajaran menjadi bermakna dan murid
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Sekian dan Terima Kasih, Salam Guru Penggerak, Salam Guru Hebat, Guru
Bergerak, Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai