Anda di halaman 1dari 5

AKSI NYATA MODUL 3.1.a.10.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI


PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh : Achmad Toyib

CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN TULUNGAGUNG

”PERINGATAN HARI KARTINI DI TK DHARMA WANITA GEGER I DI


TENGAH MASA PANDEMI”

1. PERISTIWA (FACT)

Latar Belakang Tentang Situasi Yang Dihadapi

Pembelajaran untuk memperkenalkan tokoh-tokoh pahlawan yang berjasa


bagi perjuangan Bangsa Indonesia sangat penting dilaksanakan kepada
murid sejak usia dini. Hal ini dapat memupuk pembentukan karakter
nasionalisme, cinta tanah air, dan bangga menjadi warga negara Indonesia.
Raden Ajeng Kartini adalah salah satu pahlawan perjuangan emansipasi
wanita yang diperkenalkan kiprahnya kepada murid-murid TK Dharma
Wanita Geger I melalui program sekolah rutin yaitu kegiatan Lomba
Berbusana Adat (kebaya). Kegiatan tersebut selalu diselenggarakan setiap
tahun di bulan April sesuai dengan bulan kelahiran RA Kartini.

Namun di masa pandemi Covid-19 ini pihak sekolah perlu


mempertimbangkan kembali untuk menyelenggarakan acara yang
berpotensi mengundang kerumunan mengingat jumlah murid di TK kami
berjumlah 31 anak ditambah dengan pengantar / wali murid yang tentunya
akan memadati acara. Desa setempat juga masih berstatus sebagai zona
merah dimana angka penyebaran covid masih terbilang tinggi. Beberapa
wali murid tetap antusias menghendaki untuk terselenggaranya acara
tersebut secara tatap muka di sekolah seperti biasa walau di tengah
pandemi yang masih berlangsung. Kepala sekolah beserta dewan guru dan
komite sekolah harus mengambil keputusan apakah acara tersebut
diselenggarakan secara tatap muka ataukah secara virtual/daring.

Berdasarkan latar belakang situasi tersebut, untuk mengatasi dilema dan


pengambilan keputusan terbaik akan diterapkan 9 langkah pengambilan
keputusan.

Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan diuraikan sebagai


berikut :

Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini Kumpulkan fakta-fakta
yang relevan dengan situasi ini Pengujian benar atau salah Pengujian
paradigma benar lawan benar Melakukan prinsip resolusi Investigasi opsi
trilemma Buat keputusan Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Alasan Melakukan Aksi Nyata

Situasi yang sedang dihadapi merupakan situasi dilema etika dimana pihak
sekolah menghadapi permintaan dari wali murid yang menginginkan
pelaksanaan peringatan Hari Kartini yaitu Lomba Berbusana Adat yang
telah menjadi program rutin sekolah setiap tahunnya. Kegiatan tersebut
harus dianalisis terlebih dahulu apakah akan dilaksanakan secara tatap
muka di sekolah seperti biasa yang tentunya beresiko terjadinya
pengumpulan orang banyak dan melanggar protokol kesehatan, ataukah
dilaksanakan secara daring saja lewat WAG wali murid demi keamanan
kesehatan bersama.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian pengambilan keputusan dengan


menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan tersebut sehingga
keputusan yang diambil adalah keputusan terbaik, berpihak kepada murid,
serta dapat dipertanggung jawabkan. Maka pihak sekolah yang terdiri dari
kepala sekolah, dewan guru, serta komite, terlebih dahulu mengadakan
rapat koordinasi guna membahas langkah-langkah pengambilan keputusan
tentang kegiatan peringatan Hari Kartini yang sudah di depan mata.

Hasil Aksi Nyata

Proses Pengambilan Keputusan dengan menjawab 9 langkah pertanyaan


penuntun berikut ini :

Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut ?


Individu (dalam hal ini pihak sekolah) lawan masyarakat (wali murid) Siapa
yang terlibat dalam situasi tersebut ? Kepala sekolah, dewan guru
(termasuk saya), komite sekolah, murid, dan wali murid Apa fakta-fakta
yang relevan dengan situasi tersebut ? Kegiatan Lomba Berbusana Adat
dalam rangka memperingati Hari Kartini sudah menjadi program sekolah
yang dilaksanakan setiap tahun Wali murid menghendaki tetap
terselenggaranya kegiatan Hari Kartini di sekolah secara tatap muka Guru
menghendaki kegiatan dilaksanakan secara daring melalui WAG wali murid
Pihak komite sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan serta
mendukung keputusan yang diambil pihak sekolah Pandemi masih
berlangsung dan desa setempat masih termasuk zona merah yang artinya
sangat riskan untuk menyelenggarakan kegiatan yang menimbulkan
kerumunan orang banyak *Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam
situasi tersebut (uji legal) ? Tidak ada
*Apakah ada pelanggaran peraturan / kode etik profesi(uji regulasi) ? Tidak
ada

*Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda apakah ada yang salah dalam
situasi ini (uji intuisi)? Tidak ada

*Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman


depan koran ? apakah Anda merasa nyaman ? Tidak nyaman

*Kira-kira keputusan apa yang akan diambil oleh panutan / idola Anda
dalam situasi ini ? Kemungkinan besar kepala sekolah yang menjadi
panutan saya akan mengambil keputusan yang sama dengan yang
dikehendaki dewan guru (saya) yaitu mengadakan peringatan Hari Kartini
secara virtual / daring melalui WAG wali murid

*Jika situasinya adalah situasi dilemma etika paradigma mana yang terjadi
dalam situasi tersebut ? Individu lawan masyarakat ( individual vs
community)

*Dari 3 prinsip penyelesaian dilema prinsip mana yang akan dipakai ?


Prinsip peraturan

*Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir


sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (investigasi opsi trilema) ?
ada, yaitu : wali murid datang ke sekolah untuk mengumpulkan foto anak
mengenakan kostum pakaian adat untuk mengikuti lomba busana adat
(kebaya)

*Apa keputusan yang akan diambil ? Keputusan yang diambil yaitu kegiatan
peringatan Hari Kartini akan dilaksanakan secara daring melalui WAG wali
murid. Bagi wali murid yang mengalami kendala tidak memiliki gawai
android dapat mengikuti penyelesaian opsi trilema yaitu mengirimkan foto
anak secara langsung ke sekolah

*Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan ! Saya rasa keputusan
yang diambil oleh pihak sekolah merupakan keputusan yang tepat
mengingat situasi desa setempat yang berada dalam zona merah sehingga
sangat penting sekali untuk menghindari kegiatan yang dapat mengundang
potensi kerumunan. Dengan begitu murid tetap dapat merasakan
pengalaman berperan serta dalam peringatan Hari Kartini walau secara
daring. Wali murid yang terkendala gawai android pun masih tetap dapat
berperan serta dengan mengirimkan foto anak secara langsung ke sekolah.

Tindak Lanjut Pengambilan Keputusan


Guru mengirimkan percakapan pada WAG wali murid bahwa sekolah akan
mengadakan peringatan Hari Kartini berupa Lomba Berbusana Adat
(kebaya) secara daring. Sebagai contoh, guru memposting foto-foto ibu
guru mengenakan kebaya dan berpose dengan anggun. Kemudian guru
meminta kepada wali murid untuk mengirimkan foto anak memakai busana
adat kebaya untuk mengikuti peringatan Hari Kartini lewat WAG wali murid.
Foto yang dikirim dilengkapi dengan nama lengkap anak dan kelompoknya
untuk mempermudah guru dalam pemilahan dan identifikasi foto Guru juga
mengirimkan foto-foto ibu guru berpakaian adat sebagai contoh
berpartisipasi Setelah guru mengirimkan percakapan di WAG, maka wali
murid segera merespon cepat dengan mengirimkan foto-foto murid yang
memakai busana adat atau pakaian tradisional lengkap dengan riasannya
yang menawan. Tidak lupa pada setiap foto yang dikirim diberi nama anak
dan kelompok untuk mempermudah proses pengidentifikasi foto. Guru juga
memberikan kesempatan kepada wali murid yang terkendala gawai untuk
mengirimkan foto secara langsung ke sekolah agar tetap dapat
berpartisipasi dalam mengikuti Lomba Berbusana Adat. Kemudian dewan
guru mengumpulkan dan mengidentifikasi foto-foto murid untuk diseleksi
menjadi juara Lomba Berbusana Adat

B. PERASAAN (FEELING)

Saya merasa senang telah berhasil melaksanakan langkah-langkah


pengambilan keputusan bersama warga sekolah untuk mengatasi
permasalahan dilema etika yang terjadi di sekolah saya. Saya juga sangat
bersemangat manakala respon dari wali murid begitu antusias untuk
mengikuti lomba berbusana adat secara daring.

C. PEMBELAJARAN (FINDING)

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi nyata


dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dapat membantu
pihak sekolah atau guru dalam menghadapi situasi dilemma etika.
Keputusan yang diambil telah melewati tahapan-tahapan pengujian
sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang terbaik,
berpihak kepada murid, serta dapat dipertanggung jawabkan.

D. PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Proses pengambilan keputusan yang telah saya lakukan di sekolah


mungkin belumlah sempurna. Kedepannya bila menemui kasus dilema
etika lagi, saya beserta pihak sekolah akan terus menerapkan 9 langkah
pengambilan keputusan dengan lebih baik lagi sehingga kami mampu untuk
menganalisa setiap kasus dilema etika yang terjadi di sekolah untuk
menghasilkan keputusan yang lebih bijak serta berpihak kepada murid

Anda mungkin juga menyukai