PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Zulfikar Maiwa M. Paysal, S.Pd
Filosopi Pendidikan, Nilai Kebajikan dan Coaching
Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):
Ki Hajar Dewantara mencetuskan Triloka pendidikan yakni Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani, di mana triloka tersebut tersirat bahwa pendidikan itu berpusat pada murid sehingga pendidikan itu bertujuan untuk menuntun murid sesuai kodratnya agar mencapai kebahagiaan setinggi tingginya sebagai individu maupun masyarakat. Ketika kita mengambil keputusan sebagai pemimpin pada diri kita sendiri untuk menjadi pendidik maka kita harus siap berlaku sesuai dengan triloka pendidikan dan bertujuan untuk menuntun murid sesuai dengan kodratnya. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan, Nilai nilai itu tentunya adalah nilai nilai kebajikan yang bersifat universal, jika baik untuk orang lain maka akan baik pula bagi diri kita sama nilainya terhadap seluruh manusia termasuk lingkungan kita. Jika nilai nilai itu berupa nilai kepedulian maka kita akan bisa mengambil keputusan dengan bijak menggunakan prinsip peduli terhadap orang lain. Jika pada diri kita juga tertanam nilai kemandirian, ketaatan nilai reflektif maka kita akan mampu mengambil keputusan dengan prinsip ketaatan pada aturan yang berlaku. Dan jika kita mempunyai nilai nilai inovatif kita akan mampu mengambil keputusan dengan prinsip berbasis hasil akhir. Coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran tentunya membawa pengaruh yang sangat besar pada diri kami terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang semakin efektif, sampai saat ini semua pertanyaan-pertanyaan dalam diri telah terjawab. Jika di kemudian hari ada pertanyaan yang muncul kembali kami rasa akan bisa kami selesaikan dengan baik karena bekal dari pendampingan atau coaching yang telah diberikan pada kami bisa menuntun kami untuk mengambil keputusan yang lebih efektif lagi. Sosial Emosional Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Aspek sosial emosional yang paling dibutuhkan adalah kesadaran diri dan manajemen diri yang baik, contohnya seperti ketenangan dalam berpikir dan memutuskan sesuatu, tidak dalam kondisi marah saat mengambil keputusan. Namun tentunya aspek aspek yang lain juga melengkapi dan mendukung pengambilan keputusan yang bertanggung jawab seperti kesadaran sosial dan keterampilan berelasi karena kelima aspek tersebut adalah suatu kesatuan yang melengkapi satu sama lain, terlebih pada aspek pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang merupakan aspek terakhir dalam Pembelajaran Sosial Emosional. Studi kasus yang telah kami pelajari memperkaya dan mengasah kemampuan kami dalam mengambil keputusan yang berfokus pada masalah moral atau etika sesuai dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Pengambilan keputusan yang tepat seperti dalam kasus dilema etika di mana ada dua kepentingan yang sama sama benar maka pilihan benar yang tidak terpilih akan melebur bersama pilihan yang terbaik karena asalnya adalah sama sama pilihan yang benar sehingga mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di antaranya adalah ketika dua pilihan sama kuat maka kita perlu untuk memahamkan dengan baik resiko jika satu pilihan tidak dapat terpenuhi kepada pihak pihak terkait. Dengan dipahaminya resiko tersebut maka akan memberi pemahaman kepada mereka bahwa paradigma dalam pengambilan keputusan itu ada beberapa sehingga tidak bisa dihindari kita akan banyak bersentuhan bahkan berbenturan dengan paradigma paradigma tersebut. Pembelajaran Berdiferensiasi Pengambilan keputusan yang kita ambil sangatlah berpengaruh dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita termasuk dalam bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda. Semakin kita mampu menerapkan pembelajaran diferensiasi yang baik seperti mendiagnosis kebtuhan dan gaya belajar murid terlebih dahulu, kemudian menyiapkan konten konten pembelajaran yang variatif, menggunakan metode metode beragam untuk memenuhi gaya belajar anak, cara pemberian assesmen, sampai pada penugasan berupa produk produknya diberikan sesuai kesukaan anak maka kebutuhan belajar murid kita dan kompetensinya akan berkembang dengan maksimal. Berbeda halnya jika kita hanya menerapkan cara yang monoton untuk memenuhi kebutuhan dan gaya belajar murid yang berbeda beda. Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya karena suatu keputusan kecil bisa berdampak besar pada masa depan anak seperti yang dicontohkan pada beberapa kasus yang telah kita pelajari. Bagaimana Rayhan akan bisa melanjutkan pendidikannya ke sekolah impiannya karena pengambilan keputusan gurunya yang mendukung tanpa membenarkan perbuatan yang dilakukan oleh Rayhan. Sama halnya dengan setiap kasus yang ada tentu semua dilakukan untuk kebaikan murid di masa depan. Paradigma, Prinsip dan Langkah Pengambilan Keputusan Dilema etika adalah pengambilan keputusan di mana pilihannya sama sama benar, sedangkan bujukan moral sangat jelas kelihatan ada pilihan yang benar dan ada yang salah. 4 paradigma pengambilan keputusan adalah; individu lawan masyarakat/kelompok, keadilan lawan rasa kasihan kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang. 3 prinsip pengambilan keputusan; berpikir berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, dan berbasis rasa peduli. 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan adalah; mengenal nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, review keputusan dan refleksikan. Hal hal yang di luar dugaan sesungguhnya adalah struktur dan susunan lengkap dari teori teori tersebut yang pada penerapannya sudah dikenali namun kadang tidak selengkap yang telah tersusun dalam teori teori di atas. Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran yang berupa dilema etika. Tentunya perbedaannya adalah tidak selengkap langkah langkah pengambilan keputusan yang ada di modul ini. Sedangkan mengenai paradigma dan prinsipnya saya pikir itu sudah tersirat namun saat itu tidak mampu kami deskripsikan sesuai yang kami pelajari di modul ini. KESIMPULAN DAN REFLEKSI Dampak mempelajari konsep ini, cara saya dalam mengambil keputusan sebelumnya adalah masih kurang terukur dan kadang masih menimbulkan keraguan setelah pengambilan keputusan namun sesudah mengikuti pembelajaran modul ini saya yakin pengambilan keputusan saya akan semakin meningkat, terukur dan tidak menimbulkan keraguan lagi setelahnya karena telah ada langkah review dan refleksi setelah pengambilan keputusan. Sebagai individu pentingnya mempelajari topik modul ini adalah meningkatkan kemampuan atau potensi kesadaran diri dan manajemen diri untuk membentuk pribadi kita ke arah lebih baik yang secara tidak langsung juga akan berdampak ke orang orang di sekitar kita dan sebagai seorang pemimpin sangat penting karena menyangkut orang banyak yang kita pimpin terkhusus sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah dan di dalam kelas. Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah pengambilan keputusan sebagai pemimpin tentunya akan berdampak pada lembaga yang kita pimpin terkhusus dalam dunia pendidikan sesuai modul modul sebelumnya mulai dari filosopi pendidikan, nilai nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, budaya positif, pembelajaran diferensiasi, pembelajaran sosial emosional, coaching sebagai supervisi akademik, semuanya berdasar dan berpihak pada murid termasuk pada modul ini pengambilan keputusan yang bertanggung jawab itu harus berdasar atas keberpihakan kepada murid. LET’S KEEP ZULFIKAR MAIWA M. PAYSAL, S.PD