Anda di halaman 1dari 19

2.3.A.8.

KONEKSI

ANTAR MATERI
COACHING UNTUK

SUPERVISI AKADEMIK
Sri Wahyuni Nugraheni
Calon Guru Penggerak

Angkatan 7
Kabupaten Pati
TUJUAN

PEMBELAJARAN

KHUSUS :
CGP menyimpulkan dan menjelaskan

keterkaitan materi yang diperoleh dan

membuat refleksi berdasarkan pemahaman

yang dibangun selama modul 2 dalam

berbagai media
REFLEKSI....

MATERI

PEMBELAJARAN

MODUL 2.3
COACHING
✓ Sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi,

berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach

memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman

hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee


(Grant, 1999). Coaching sebagai kunci pembuka potensi

seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih

kepada membantu seseorang untuk belajar daripada


mengajarinya (Whitmore, 2003). Bentuk kemitraan bersama

klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan

professional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi

dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif (International

Coach Federation)
PARADIGMA

BERPIKIR

COACHING :

1. Fokus pada coachee/rekan yang akan


dikembangkan
2. Bersikap terbuka dan ingin tahu
3. Memiliki kesadaran diri yang kuat
4. Mampu melihat peluang baru dan
masa depan
PRINSIP COACHING YANG PERTAMA ADALAH KEMITRAAN.
DALAM COACHING, POSISI COACH
TERHADAP COACHEE-NYA ADALAH MITRA. ITU BERARTI SETARA,
TIDAK ADA YANG LEBIH TINGGI
MAUPUN LEBIH RENDAH.

PROSES KREATIF. PROSES KREATIF INI DILAKUKAN

MELALUI PERCAKAPAN, YANG


1. DUA ARAH
2. MEMICU PROSES BERPIKIR COACHEE
PRINSIP COACHING
3. MEMETAKAN DAN MENGGALI SITUASI COACHEE

UNTUK MENGHASILKAN IDE-IDE BARU

MEMAKSIMALKAN POTENSI. UNTUK


MEMAKSIMALKAN POTENSI DAN MEMBERDAYAKAN

REKAN SEJAWAT, PERCAKAPAN PERLU DIAKHIRI


DENGAN SUATU RENCANA TINDAK LANJUT YANG

DIPUTUSKAN OLEH REKAN YANG DIKEMBANGKAN,


YANG PALING MUNGKIN DILAKUKAN DAN PALING BESAR

KEMUNGKINAN BERHASILNYA.
COACHING DALAM

KONTEKS PENDIDIKAN
Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa
Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing

tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri


tumbuhnya atau hidupnya kekuatan
Handayani, menjadi semangat yang menguatkan

kodrat anak sehingga dapat memperbaiki

keterampilan komunikasi guru dan


lakunya.
murid dengan menggunakan pendekatan

oleh sebab itu keterampilan coaching

coaching.
perlu dimiliki para pendidik untuk

menuntun
segala kekuatan kodrat (potensi) agar

mencapai keselamatan dan kebahagiaan

sebagai
manusia maupun anggota masyarakat.
KOMPETENSI INTI COACHING

1 2 3
MENGAJUKAN PERTANYAAN

KEHADIRAN PENUH/

BERBOBOT
PRESENCE
MENDENGARKAN AKTIF Seorang coach diharapkan

Merupakan kemampuan untuk


mengajukan pertanyaan

bisa hadir utuh pada coachee.


berbobot yang dapat

Berupa badan, pikiran, hati


Merupakan kemampuan
menstimulus coachee untuk

selaras saat sedang melakukan untuk fokus pada apa


berpikir, memunculkan hal-hal

percakapan. Kehadiran penuh


yang dikatakan oleh
yang mungkin belum terpikirkan

merupakan bagian dari


sebelumnya. Nantinya Coachee

lawan bicara dan


akan mengungkapkan semua

kesadaran diri yang akan

membantu munculkan
memahami keseluruhan
emosi/ nilai dalam diri dan

paradigma berpikir dan


makna yang tidak
potensi yang dapat mendorong

membuat suatu aksi bagi

kompetensi lain saat


terucapkan pengembangan diri dan

melakukan proses coaching


kompetensinya.
ALUR PERCAKAPAN

“TIRTA”
1 RENCANA 3
TUJUAN 2
IDENTIFIKASI AKSI TANGGUNG
4



JAWAB
MENYEPAKATI MENGGALI DAN PENGEMBANGAN
TOPIK DAN MEMETAKAN IDE/ GAGASAN/ MEMBUAT
SITUASI SAAT INI. ALTERNATIF SOLUSI KOMITMEN ATAS
HASIL UNTUK RENCANA HASIL YANG
PEMBICARAN MENGHUBUNGKAN YANG AKAN DICAPAI DAN
FAKTA-FAKTA DIBUAT MELAKUKAN
YANG ADA. TINDAK LANJUT
SUPERVISI AKADEMIK DENGAN

PARADIGMA BERPIKIR COACHING

➢Supervisi akademik dimaknai positif sebagai kegiatan


berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai
pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran
yaitu pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk itu,
kegiatan supervisi akademik hanya memiliki sebuah tujuan yaitu
pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam
rangka peningkatan perform mengajar dan mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, ada dua paradigma yang
menjadi landasan untuk melaksankan supervisi akademik yang
memberdayakan yaitu paradigma pengembangan kompetensi
yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu.
➢Prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi:
1. Kemitraan
2. Konstruktif
3. Terencana
4. Reflektif
5. Objektif
6. Berkesinambungan
7. Komprehensif
➢Pelaksanaan supervisi akademik didasarkan pada kebutuhan dan tujuan sekolah.
Pelaksanannya dilakukan dalam 3 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan supervisi
dan tindak lanjut.
➢Pada tahap perencanaan, supervisor merumuskan tujuan, melihat pada
kebutuhan pengembangan guru, memilih pendekatan, teknik dan model,
menetapkan jadwal dan mempersiapkan ragam instrumen penilaian.
Pada tahap pelaksanaan supervisi akademik, observasi dilakukan pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan

berpikir dan kegiatan praktik yang dirancang oleh guru dan supervisor dalam

rangka meningkatkan perform pembelajaran guru dengan mengambil data dari

peristiwa yang terjadi, menganalisis data yang didapat, merancang strategi

untuk meningkatkan hasil belajar murid dengan terlebih dahulu meningkatkan

perform guru di kelas. Siklus dalam supervisi pada umumnya meliputi 3 tahapan

yaitu pra observasi, observasi dan pasca observasi. ➢Pada tahap tindak lanjut,

berupa kegiatan seperti percakapan coaching, kegiatan kelompok kerja guru di

sekolah/ di kabupaten, fasilitasi dan diskusi, serta kegiatan lainnya, dimana para

guru dapat belajar dan memiliki ruang untuk pengembangan diri melalui

berbagai kegiatan. Kegiatan ini bisa dilakukan secara berkala sesuai dengan

kebutuhan pengembangan diri dalam upaya meningkatkan kompetensi.


➢Pada tahap pelaksanaan supervisi akademik, observasi dilakukan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini merupakan rangkaian
kegiatan berpikir dan kegiatan praktik yang dirancang oleh guru dan
supervisor dalam rangka meningkatkan perform pembelajaran guru
dengan mengambil data dari peristiwa yang terjadi, menganalisis data
yang didapat, merancang strategi untuk meningkatkan hasil belajar murid
dengan terlebih dahulu meningkatkan perform guru di kelas. Siklus dalam
supervisi pada umumnya meliputi 3 tahapan yaitu pra observasi,
observasi dan pasca observasi.
➢Pada tahap tindak lanjut, berupa kegiatan seperti percakapan coaching,
kegiatan kelompok kerja guru di sekolah/ di kabupaten, fasilitasi dan
diskusi, serta kegiatan lainnya, dimana para guru dapat belajar dan
memiliki ruang untuk pengembangan diri melalui berbagai kegiatan.
Kegiatan ini bisa dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan
pengembangan diri dalam upaya meningkatkan kompetensi.
PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT

PENGALAMAN BELAJAR
Emosi-emosi yang
Hal yang sudah baik
Hal yang perlu
Keterkaitan

dirasakan Mempunyai diperbaiki terhadap

✓ Munculnya


kompetensi dan

motivasi untuk terus


pemahaman
Terkait
kematangan diri
belajar terkait
tentang materi
kompetensi

coaching untuk
coaching untuk
coaching,
Mengoptimalkan

supervisi akademik supervisi akademik


terutama pada
kekuatan diri

✓ Tertantang untuk
dan telah
kompetensi
sebagai guru

melakukan praktik
dipraktekkan mengajukan
yang mampu

coaching secara
pertanyaan
menjadi coach

berkelanjutan dengan
berbobot
dan melakukan

murid maupun rekan


kepada coachee. coaching bagi

sejawat agar
rekan sejawat

mendapatkan
dalam komunitas
keterampilan

coaching untuk

supervisi akademik
ANALISIS TERKAIT

MATERI MODUL 2.3


Alternatif solusi terhadap

Pertanyaan Kritis Wawasan (Insight) Baru Tantangan


tantangan


Supervisi Menerapkan proses

Coaching merupakan proses



coaching yang baik dalam

Seberapa pentingkah coaching

kemitraan dan menghilangkan


dipandang sebagai
supervisi akademik. Coach

untuk supervisi akademik?

kesenjangan. Artinya saat


suatu proses
akan menjadi pendengar

Melalui paradigma berpikir

proses coaching untuk


penilaian satu
aktif dan memberikan

coaching untuk supervisi

supervisi akademik tidak


arah oleh KS
pertanyaan berbobot yang

akademik, maka akan erwujud

memandang kesenjangan
mampu menggali potensi

proses pengembangan
kepada guru.

jabatan, lebih sebuah


coachee. Pada akhir sesi,

kompetensi yang berkelanjutan


Tantangannya:

kolaborasi antara supervisor


terjadi kesepakatan

dan optimalisasi potensiisetiap


merubah mindset
dan guru. Sehingga dapat
komitmen (tanggung jawab)

guru. Sehingga supervise


bahwa supervisi

menggali potensi, bukan coachee untuk

akademik tidak lagi identic


merupakan proses

menilai. Akhirnya terwujudlah


menyelesaikan

dengan penilaian tetapi akan


kolaborasi yang
permasalhan yang dihadapi

sebuah supervisi akademik

menjadi sebuah proses


yang memberdayakan
memberdayakan. beserta tantangannya

memberdayakan
(Proses kolaborasi yang

memberdayakan)
KONEKSI ANTAR MATERI

2.2 Pembelajaran Sosial Emosional


2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi


Pada proses supervisi akademik

Pada pembelajaran berdiferensiasi


dengan paradigma berpikir

terlebih dahulu dilakukan


coaching, seorang pendidik

pemetaan melalui 3 cara


membutuhkan keterampilan sosial

kebutuhan belajar murid, meliputi


2.3 Coaching
emosional (kesadaran diri,

kesiapan belajar, minat belajar dan


manajemen diri, kesadaran social,

untuk

profil belajar. Hasil pemetaan


keterampilan berelasi dan

supervisi

dapat digunakan murid (coachee)


pengambilan keputusan yang

dalam proses coaching. Sehingga


akademik
bertanggung jawab. Coach perlu

dalam proses coaching, coach


memahami dan menumbuhkan

(guru) mampu mengoptimalkan


kompetensi sosail dan emosional

potensi yang ada pada murid


agar mampu mengendalikan diri

untuk menemukan solusi


dan menuntun coachee untuk

permasalahan di proses
proses memberdayakan.
BAGAIMANA PERAN SAYA SEBAGAI SEORANG COACH DI SEKOLAH

DAN KETERKAITANNYA DENGAN MATERI SEBELUMNYA DI PAKET

MODUL 2 YAITU PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL?

• Berhubung potensi coachee


• Salah satu peran coaching yaitu

beragam, maka dalam proses coaching

memaksimalkan potensi coachee

memerlukan keterampilan sosial dan

dengan memberdayakannya.

emosional untuk memenuhi kebutuhan

Percakapan coaching perlu diawali

pengembangannya dan

dengan tujuan yang jelas dan diakhiri


memaksimalkan potensi coachee
dengan suatu rencana tindak lanjut
• Pada kompetensi coaching dengan

yang bertanggungjawab (diputuskan


alur TIRTA mengharuskan coach untuk

oleh coachee sebagai pihak yang


melakukan kehadiran penuh, salah

dikembangkan). satunya dengan melakukan Teknik

STOP dan Mindfull Listening


BAGAIMANA KETERKAITAN
KETERAMPILAN COACHING
DENGAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SEBAGAI
PEMIMPIN PEMBELAJARAN?

• Melalui praktik baik coaching terhadap murid dan rekan sejawat dengan
menerapkan paradigma, prinsip dan kompetensi inti coaching, saya dapat
memaksimalkan peran sebagai pemimpin pembelajaran.
• Sebagai bentuk pengembangan diri dan penguatan peran sebagai
pemimpin pembelajaran, coaching menjadi salah satu proses untuk
memastikan bahwa supervisi akademik yang diupayakan benar-benar fokus
pada proses pembelajaran yang berpihak pada murid. • Rangkaian supervisi
akademik adalah usaha yang mendorong perbaikan dan pengembangan
yang memberdayakan, menjadi kunci pembuka pengembangan potensi diri
dalam memaksimalkan kinerja yaitu menjadi pemimpin pembelajaran.
Terimakasih
Guru Bergerak Indonesia Maju

Anda mungkin juga menyukai