Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Syukron Dian

Guru Penggerak : 09.203-B_BBGP_JATIM


Unit Kerja : SDN Juwetkenongo Porong
Modul 3.1.a.9. : Aksi Nyata

Tujuan Pembelajaran Khusus:


CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan
pengujian keputusan di sekolah CGP.

Pendahuluan
Tugas Aksi Nyata dalam Modul 3.1, yang berfokus pada Pengambilan Keputusan
sebagai Pemimpin Pembelajaran, menjadi langkah awal dalam mengaplikasikan konsep-
konsep yang telah dipelajari. Tugas ini mengharuskan Calon Guru Penggeraknya (CGP)
untuk membuat portofolio aksi nyata dengan menggunakan metode refleksi 4P, yaitu
Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Perubahan.

Dalam tugas ini, saya akan menyajikan rangkuman dan refleksi terhadap langkah-
langkah aksi nyata yang telah saya jalani:

Peristiwa:

Dalam upaya meningkatkan pemahaman warga sekolah terkait pengambilan keputusan


sebagai pemimpin pembelajaran, saya mengidentifikasi beberapa peristiwa penting.
Salah satu peristiwa yang menjadi fokus adalah kenyataan bahwa masih ada guru yang
belum memahami perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika. Selain itu, banyak
yang belum memahami langkah-langkah yang tepat dalam mengambil keputusan.
Beberapa keputusan yang diambil belum selalu tepat. Maka dari itu, saya merencanakan
serangkaian langkah aksi nyata untuk mengatasi permasalahan ini.

Langkah-langkah Aksi Nyata:

1. Koordinasi dengan Kepala Sekolah: Langkah pertama adalah berkoordinasi dengan


kepala sekolah. Saya menjelaskan bahwa aksi nyata ini sebagai tanggung jawab
bawahan terhadap atasan dan untuk meminta dukungan. Hasilnya, saya
mendapatkan dukungan penuh dari kepala sekolah untuk melaksanakan rangkaian
aksi nyata pengambilan keputusan.

2. Sosialisasi dan Penyusunan Rencana Aksi: Saya menyusun rencana aksi yang baik
sebagai langkah awal yang penting. Ini mencakup langkah-langkah konkret yang akan
diambil untuk memastikan keberhasilan kegiatan. Hasilnya adalah tersusunnya
rencana aksi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

3. Analisis Kasus Terkini di Sekolah: Untuk memperkuat pemahaman tentang


pengambilan keputusan, saya melakukan analisis kasus yang sedang terjadi di
sekolah. Hal ini untuk memastikan bahwa pemahaman terkait topik ini menjadi lebih
kuat. Hasilnya adalah tersusunnya analisis kasus yang terjadi di sekolah.
4. Mengkolaborasi dengan Guru Kelas dalam Rangka Analisis Kasus: Saya
berkolaborasi dengan Guru Kelas untuk menyusun materi diseminasi. Materi ini
merupakan ringkasan dari modul 3.1 dengan penyesuaian pada studi kasus agar lebih
relevan dengan situasi di sekolah. Hasilnya adalah tersusunnya materi diseminasi
terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

5. Kolaborasi dalam Diseminasi Materi: Saya melakukan diseminasi materi dengan


kombinasi daring dan luring. Awalnya, saya menggunakan grup WhatsApp sekolah
untuk diseminasi daring. Hal ini membantu dalam memahamkan sejawat tentang
pengambilan keputusan berbasis dilema etika. Selanjutnya, saya melakukan transfer
pengetahuan secara luring kepada kelompok-kelompok kecil sesuai guru kelas
masing-masing. Hal ini bertujuan untuk memudahkan koordinasi dengan sejawat.
Hasilnya adalah peningkatan pemahaman dan keterampilan sejawat dalam
pengambilan keputusan.

6. Pertemuan Evaluasi: Pada akhir kegiatan, saya melakukan pertemuan evaluasi


dengan menggunakan lembar evaluasi. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh
mana penerapan pengambilan keputusan oleh sejawat dan mengidentifikasi kendala
yang muncul. Hasilnya adalah terpetakannya keberhasilan dan kendala yang ada
serta mengukur efektivitas keberhasilan pengambilan keputusan.

Perasaan:

Selama pelaksanaan aksi nyata, awalnya saya merasa khawatir tentang bagaimana
membuka komunikasi awal terkait pelaksanaan kegiatan. Namun, dengan kolaborasi dan
dukungan dari sejawat serta pelaksanaan yang bersamaan dengan kegiatan lain yang
serupa, perasaan tersebut berubah menjadi lega dan tenang. Saat pelaksanaan,
perasaan bahagia dan tertantang muncul. Bahagia karena rencana berjalan sesuai yang
diharapkan, dan tertantang untuk terus meningkatkan pemahaman diri dan sejawat
terkait pengambilan keputusan.

Pembelajaran:

Pembelajaran dari aksi nyata ini sangat berharga. Saya belajar bahwa kolaborasi adalah
kunci utama dalam menghadapi perubahan. Melalui kolaborasi, kita dapat menyamakan
persepsi dalam menyusun langkah-langkah perubahan. Pembelajaran lainnya adalah
pentingnya memiliki strategi alternatif dalam implementasi aksi nyata karena rencana
dapat berubah ketika menghadapi kendala.

Perubahan:

Perubahan nyata dalam diri saya adalah meningkatnya tekad untuk menguatkan
kolaborasi sebagai bentuk dukungan dari dan terhadap sejawat. Saya juga merasa lebih
optimis terutama terkait kompetensi dalam pengambilan keputusan. Hal ini akan
berpengaruh nyata terhadap keputusan yang saya ambil di masa depan, terutama terkait
peran sebagai pemimpin pembelajaran. Selain itu, komitmen diri untuk melakukan
perubahan ke arah kebaikan di sekolah semakin kuat.
Kesimpulan:

Dengan demikian, aksi nyata dalam Modul 3.1 telah membawa perubahan dalam
pemahaman dan sikap saya terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Saya yakin bahwa langkah-langkah ini akan memberikan manfaat positif
bagi sekolah dan komunitas pendidikan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai