Anda di halaman 1dari 11

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF BAGI MURID

Nama CGP : RIDWAN, S.Pd.I., Gr


Angkatan : 8 (Delapan)
Asal Sekolah : SMPN 2 Sungai Raya – Kab. Aceh Timur

Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP dapat melakukan koneksi antar materi yang telah dipelajari dari modul-modul
sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang
berdampak pada murid.

Pertanyaan Pemantik:

Bagaimana saya dapat mengaitkan intisari dari materi modul-modul guru penggerak
yang telah saya pelajari untuk menjadi landasan teori bagi rencana
program/kegiatan yang berdampak pada murid yang saya buat?

A PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

1. Pengalaman atau materi pembelajaran yang baru saja diperoleh.


Pada materi pengelolaan program yang berdampak positif pada murid saya
mempelajari makna dari student agency kepemimpinan murid untuk dapat
mengembangkan kepemimpinan murid, sekolah perlu menerapkan program-
program yang berdampak positif bagi murid baik program intrakurikuler,
ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler. Peran guru dalam mengembangkan
student agency antara lain mendampingi murid agar pengembangan potensi
kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan
kebutuhannya. Kepemimpinan murid berkaitan dengan pengembangan
identitas dan rasa memiliki. Murid mengandalkan motivasi, harapan, efikasi
diri dan growth mindset (pemahaman) bahwa kemampuan dan kecerdasan
dapat dikembangkan untuk menavigasi diri mereka menuju kesejahteraan
psikologis (wellbeing). Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid,
maka secara bersama akan menumbuhkan profil pelajar Pancasila pada diri
murid yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan Global,
bergotong-royong, Mandiri, bernalor kritis dan kreatif. Guru tidak dapat
bekerja sendiri dalam mengembangkan kepemimpinan murid, perlu dukungan
dari komunitas, di antaranya komunitas keluarga komunitas kelas dan antar
kelas, komunitas sekolah, komunitas sekitar sekolah dan komunitas yang
lebih luas. Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan
lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid, karena
hal tersebut telah membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk
mewujudkan pilihan dan suara mereka, membantu murid untuk belajar
melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuatnya,
membantu membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat,
dan membantu murid untuk lebih tumbuh menjadi agen perubahan yang
dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri orang lain,
masyarakat serta lingkungan sekitar.

2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar.


Pada Awal mempelajari modul 3.3. yaitu tentang pengelolaan program yang
berdampak positif bagi murid, saya merasa cemas dan sedikit khawatir
tentang makna student egency yang sesungguhnya, kekhawatiran saya
adalah ketidakmampuan saya memahami maksud yang sebenarnya dari
kepemimpinan murid di modul 3.3, seiring berjalannya waktu saya mulai
mempelajari materi ini dan mulai memahami makna student agency
(kepemimpinan murid). Sampai akhirnya saya mulai tertarik mempelajari
lebih mendalam terkait bagaimana cara menumbuhkan student agency pada
diri murid. Saya pun merasa sangat gembira saat mencoba berpikir dan
akhirnya menemukan program yang tepat dan sesuai dengan aset yang
dimiliki untuk dapat dilakukan di sekolah agar dapat mengembangkan
kepemimpinan murid secara maksimal.
3. Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses
belajar?
Saat kegiatan eksplorasi konsep pada sesi forum diskusi, saya merasa sudah
terlibat aktif dalam memberikan inisiatif terkait dengan menentukan
program yang berdampak positif di sekolah. saya mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan terkait dengan program tersebut
dari teman satu kelompok maupun kelompok lain. Selain itu, saat kegiatan
ruang kolaborasi bersama fasilitator dan rekan CGP dari kelompok lain, saya
juga terlibat aktif dalam diskusi dan berkolaborasi untuk pembuatan
program dengan menyumbangkan ide-ide, sekaligus menjadi notulen dalam
ruang kolaborasi tersebut yang kemudian akan dipresentasikan pada sesi
selanjutnya kedalam bentuk slide presentasi. Pada saat ruang kolaborasi
sesi presentasi saya pun turut memberikan argumen/pendapat untuk
menjawab pertanyaan dari kelompok lain serta memberikan pertanyaan
kepada kelompok lain terkait hal-hal yang ingin saya gali lebih jauh dari
program yang disampaikan oleh kelompok lain tersebut.

4. Apa yang Perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam


proses belajar?
Hal yang masih Perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan saya dalam
proses belajar pada modul 3.3 ini adalah saya masih merasa kurang
kompeten dalam menemukan alternatif program yang inovatif dan kreatif
yang belum pernah dijalankan atau dibuat oleh sekolah manapun. Saya
merasa kebingungan yang luar biasa untuk menemukan program yang tepat
sesuai aset yang sekolah kami miliki. Oleh karena itu saya harus banyak
mencari literatur dan referensi dari berbagai sumber, agar wawasan saya
lebih berkembang dan akhirnya mampu menemukan ide-ide baru dan
terupdate berupa program yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid.

5. Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi.


Setelah mempelajari modul ini, saya merasa kompetensi diri saya sebagai
seorang pendidik sekaligus Calon Guru Penggerak semakin terlatih dan
semakin bertumbuh. Saya sudah lebih memahami bagaimana cara
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid melalui program yang dibuat
oleh sekolah, baik program intrakurikuler, kokurikuler atau ekstrakurikuler.
Rencana saya kedepannya akan mencoba mengaplikasikan pengetahuan yang
saya miliki untuk dapat membuat suatu program yang berdampak positif
terhadap kematangan diri pribadi seperti: saya menjadi lebih peduli
terhadap program-program apa yang ada di sekolah saya, terutama yang
dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Sehingga ke depan saya
akan lebih selektif dalam menemukan dan menentukan program apa yang
layak diberikan kepada murid sehingga dapat menampung suara, pilihan dan
kepemilikan mereka pada setiap kegiatan atau program disekolah.

B ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CGP

1. Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi


dan menggalinya lebih jauh.
Setelah mempelajari modul 3.3, saya mulai berimajinasi dan memikirkan
program yang berdampak positif apa yang dapat diterapkan di sekolah saya
untuk menumbuhkan kepemimpinan murid. Apakah saya mampu
mengimplementasikan hasil dari proses pembelajaran yang saya lakukan ke
dalam kehidupan nyata di sekolah dengan mengutamakan suara (voice),
pilihan (choice) dan kepemimpinan (ownership) murid? Sebagai guru, saya
tentu tidak bisa melakukannya sendiri dalam mewujudkan kepemimpinan
murid di sekolah, namun perlu adanya dukungan dengan berbagai pihak,
seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, rekan guru lain, orang tua
murid, masyarakat sekitar sampai dengan komunitas lain yang lebih luas.
Kerjasama diperlukan untuk dapat saling bersinergi dan saling
berkontribusi, memotivasi dan merefleksi serta evaluasi agar memiliki satu
visi, satu tujuan yang sama demi terwujudnya student agency di SMPN 2
Sungai Raya.

2. Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga


terjadi wawasan (insight) baru.
Pada modul 3.3 kepemimpinan murid dapat terwujud ketika murid mampu
bertanggung jawab dalam mengarahkan pembelajaran mereka sendiri,
membuat pilihan, menyuarakan opini/pendapat, mengajukan pertanyaan dan
mengungkapkan rasa ingin tahu, partisipasi dan berkontribusi pada
komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman kepada orang lain dan
melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajar yang telah dilaluinya.
Dari situlah saya mulai berpikir keras, ternyata kepemimpinan murid
tidaklah mudah dibentuk secara instan, perlu dukungan berbagai pihak,
membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan mengeluarkan usaha yang tak
sedikit. Seandainya setiap sekolah yang ada di Kabupaten Aceh Timur,
khususnya dan Umumnya Sekolah di Indonesia mengutamakan student
agency ini, maka anak-anak generasi bangsa mendatang akan lebih adaptif
terhadap perkembangan zaman, lebih kreatif dalam mencari solusi dalam
kehidupan sehari-hari dan lebih matang dalam bertindak atau berpikir.
Student agency adalah proses panjang yang kontinyu, tidak hanya berada
dalam satu jenjang pendidikan saja, namun harus saling keterkaitan. oleh
karena itu, pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang student agency
mendapatkan tempat dan perhatian yang lebih, serta penyamaan persepsi
bagi semua warga sekolah di seluruh Indonesia. Oleh karena itu insight baru
dari materi ini adalah “dengan memberdayakan, menampung dan
memfasilitasi suara, pilihan dan kepemilikan murid akan melahirkan calon-
calon pemimpin masa depan yang bertanggung jawab kepada dirinya,
Tuhannya, orang lain dan lingkungan masyarakat”.

3. Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik


tingkat sekolah maupun daerah).
Ada beberapa hal yang menjadi tantangan, diantaranya:
a. Rendahnya pemahaman serta minat guru untuk sama-sama
mengembangkan student agency. Hal ini dikarenakan guru-guru di
Indonesia sudah dibuat nyaman menjalankan rutinitas yang ada di
sekolah, yaitu penerapan pola pembelajaran masih konvensional,
sehingga untuk melakukan perubahan merupakan tantangan yang
cukup sulit, hal ini bisa saja dipengaruhi oleh kondisi jumlah pendidik
yang rerata adalah guru senior lebih dominan.
b. Latar belakang pendidikan masyarakat di lingkungan sekitar yang
masih rendah, sehingga memiliki dampak motivasi belajar murid yang
rendah juga. Anggapan murid selama ini murid bahwa sekolah adalah
kewajiban dan rutinitas yang harus mereka lakukan setiap harinya,
mereka hanya berpikir asal datang ke sekolah saja namun kurang
menggali potensi diri untuk masa depannya kelak serta kebermaknaan
dari tujuan bersekolah.
c. Anggaran yang harus dikeluarkan dalam membentuk suatu program
baru. Dalam membentuk program baru, baik dalam kegiatan
intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler membutuhkan
anggaran untuk membiayai terlaksananya program tersebut. Semakin
banyak program yang dibentuk akan semakin banyak pula pengeluaran
yang akan dibutuhkan.

4. Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi.


Adapun solusi dari 3 tantangan diatas adalah sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah terutama guru
tentang pentingnya menumbuh kembangkan student agency pada diri
murid. Memberikan Berikan pemahaman mendalam disertai contoh
konkrit kegiatan atau program yang dapat dilakukan di sekolah agar
dapat mewujudkan kepemimpinan murid, baik program intrakurikuler,
kokurikuler ataupun ekstrakurikuler
b. Memberikan program-program yang variatif serta berkualitas yang
disesuaikan dengan minat dan potensi murid. Hal ini akan membuat
mereka lebih tertarik dalam mengikuti berbagai program yang
diselenggarakan oleh sekolah, sehingga lambat laun mereka mulai
terbiasa dan potensi murid akan terlihat dan tumbuh sesuai dengan
bakatnya. Program-program yang dibuat tentunya mengutamakan
suara, pilihan dan kepemimpinan murid sehingga murid akan merasa
nyaman menjadi bagian dari program tersebut dengan otomatis akan
melahirkan rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri setiap murid.
c. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah tentang pentingnya
pengadaan program yang mengutamakan kepemimpinan murid,
sehingga kepala sekolah akan mensiasati anggaran dana yang harus
dikeluarkan menggunakan dana yang tersedia.

5. Menggambarkan rencana implementasi (Praktik) sesuai konteks tempat


CGP mengajar (baik tingkat sekolah maupun daerah).
Program yang saya rencanakan adalah kegiatan intrakurikuler yaitu program
“MeUKeMat” yaitu “Mentor Untuk Kelas Matematika”. Program ini
dilatarbelakangi karena rendahnya pemahaman murid dalam pelajaran
matematika terutama pada hal-hal materi matematika terapan dilingkungan
sehari-hari. Dengan rumusan masalah tersebut maka menjadi sangat penting
mendorong murid agar dapat terlibat dalam suatu program untuk membantu
meningkatkan pemahaman murid menjadi lebih baik. Saya telah menganalisis
menggunakan pendekatan inquiry apresiatif (IA) melalui tahapan BAGJA
berdasarkan aset/potensi yang dimiliki sekolah saya yaitu SMPN 2 Sungai
Raya. Saya pun melibatkan suara, pilihan dan kepemilikan murid dalam
membuat program ini sebagai tahap awal saya akan melakukan koordinasi
terlebih dahulu dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata
pelajaran matematika serta berdiskusi juga dengan rekan guru lain dan wali
kelas dengan tujuan supaya seluruh warga sekolah ikut mendukung dan
memberikan masukannya sehingga program ini dapat berjalan dengan lancar
dan berdaya guna. Selanjutnya saya pun mengajak murid-murid untuk
menyampaikan aspirasinya terkait bagaimana jalannya program ini.

C MEMBUAT KETERHUBUNGAN

1. Pengalaman masa lalu.


Saat saya masih menjadi murid di SMA. pengalaman saya mengikuti program
keorganisasian yang yaitu OSIS. Dimana saya dan teman saya sebagai bagian
dari anggota OSIS untuk melakukan masa orientasi siswa baru di SMA
Negeri 1 Rantau selamat. Pada kegiatan ini saya dilatih bagaimana menjadi
orang yang mampu berkontribusi di dalam komunitas di sekolah, dilatih
menjadi orang yang disiplin serta bertanggung jawab, peduli terhadap
sesama dan menjadi pribadi yang tangguh. Pengalaman tersebutlah yang kini
ikut melekat dalam kepribadian saya, sehingga saya menyadari betapa
pentingnya memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang berdampak
positif bagi kehidupan murid kelas dan sekolah. Pengalaman itulah yang
secara tidak langsung dapat menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan
murid secara bermakna dan mendalam.

2. Penerapan di masa mendatang.


Setelah saya mengetahui, mempelajari, memahami dan memperdalam materi
pada modul 3.3 ini, saya akan mengimplementasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah saya. Saya akan ikut
mengembangkan student agency, dengan memperhatikan suara, pilihan dan
kepemilikan murid. Sebagai guru, saya tidak bisa melaksanakan semuanya
sendiri, perlu bantuan pihak lain, dari lingkup yang terdekat hingga lingkup
komunitas yang lebih luas. Pentingnya komunikasi dan kolaborasi dengan
berbagai pihak sehingga dapat mendorong terwujudnya kepemimpinan murid
(Student Agency).

3. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah
dipelajari.
• Keterkaitan Modul 1.1 dan 3.3
Program yang berdampak positif pada murid, harus menyesuaikan
dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Berdasarkan kodrat alam,
program yang dipilih harus sesuai dengan kondisi lingkungan di mana
anak tinggal. Misalnya membuat program kurikuler perayaan budaya
daerah Aceh sesuai dengan kearifan lokal di daerah tersebut,
sehingga murid akan lebih mengenal dan mencintai kebudayaan di
daerahnya sendiri. Sedangkan kodrat zaman, disesuaikan dengan
perubahan dari waktu ke waktu, misalnya dalam program
intrakurikuler guru memberikan pembelajaran sudah
menggunakan/menerapkan teknologi yang dapat membuat murid lebih
adaptif dan kreatif terhadap perkembangan zaman.

• Keterkaitan Modul 1.2 dan 3.3


Salah satu peran guru penggerak adalah mewujudkan kepemimpinan
murid (student agency) yang dapat diwujudkan dengan cara
memprakarsai dan mengolah pengalaman belajar sehingga murid
merasa kompeten, mandiri, merasa dicintai dan memiliki kepercayaan
diri yang tinggi serta determinasi untuk mencapai segala yang mereka
impikan. Guru juga menuntun murid Merdeka belajar dengan
mempertimbangkan suara, pilihan dan kepemilikan murid. Selain itu
peran guru penggerak juga mendorong kolaborasi antar semua
anggota dan warga sekolah. Dalam menumbuhkan kepemimpinan
murid, memerlukan faktor suara, pilihan dan kepemilikan . Ketiga
faktor tersebut dapat dilakukan dengan car berkolaborasi antara
murid dengan guru, murid dengan pihak sekolah bahkan komunitas
yang lebih luas.

• Keterkaitan modul 1.3 dan 3.3


Dalam merancang suatu program yang berdampak positif pada murid,
guru harus memiliki visi yang dituangkan dalam prakarsa perubahan
yang harus diwujudkan dengan menggunakan pendekatan Inquiry
Apresiatif (IA), melalui BAGJA. Tahapan BAGJA dipilih karena
berfokus pada kekuatan atau aset atau sumber daya yang ada di
sekolah. Pada tabel BAGJA terdapat kolom rencana untuk melibatkan
suara, pilihan dan kepemilikan murid sehingga akan terbentuk student
agency yang akan membuat program tersebut dapat berdampak
positif bagi murid dan tentunya sesuai dengan harapan dari sebuah
visi yang telah ditetapkan.

• Keterkaitan modul 1.4 dan 3.3


Dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, maka secara
tidak langsung akan memunculkan karakter murid yang memiliki nilai-
nilai kebajikan, dan budaya-budaya sekolah yang positif termasuk
diantaranya karakter yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila
yaitu beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia, berkebhinekaan
global, Mandiri, gotong royong, bernalar kritis dan kreatif. Karakter
tersebut akan tertanam dalam diri murid hingga ia dewasa sehingga
menjadikan murid menjadi pribadi yang kuat dan tangguh sebagai ciri
khas pelajar Indonesia dengan budaya yang mendunia.

• Keterkaitan modol 2.1 dan 3.3


Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
murid berdasarkan 3 aspek yaitu kesiapan belajar murid, minat murid
dan profil belajar murid. Kebutuhan belajar murid inilah yang harus
menjadi dasar dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid
melalui program yang berdampak positif pada murid.

• Keterkaitan modul 2.2 dan 3.3.


Dalam mengelola program, guru senantiasa berupaya
mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional dalam setiap
kegiatan pembelajaran agar dapat menghadirkan mindfulness atau
kesadaran penuh sehingga bisa terwujud kesejahteraan lahir dan
batin atau kesejahteraan psikologis (wellbeing).
• Keterkaitan modul 2.3 dan 3.3
Berdasarkan paradigma berpikir Among pada konsep coaching.
Seorang coach dan coachee adalah Mitra belajar, keduanya memiliki
kesepahaman yang sama tentang belajar, Coach juga berupaya
mengenali kekuatan dirinya dan mengenali coachee-nya. Konsep
tersebut sejalan dengan pengelolaan program yang berdampak positif
pada murid. Antara guru dan murid adalah mitra belajar, guru harus
mengenal potensi yang dimiliki murid dan mampu mengidentifikasi
suara, pilihan dan kepemilikan murid dengan berbagai cara agar murid
merasa nyaman saat proses pembelajaran di sekolah dengan demikian
kesenjangan antar murid, guru dan warga sekolah tidak akan terjadi.

• Keterkaitan modul 3.1 dan 3.3


Sebagai pemimpin pembelajaran, guru/pendidik harus mampu dalam
membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
Keputusan tersebut dapat digunakan dan dikontribusikan dengan
menemukan dcan menciptakan suatu program yang tepat untuk murid
agar dapat menumbuhkan student agency. Setiap program yang akan
dibentuk harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang akan
memperkuat karakter murid di masa depan nantinya.

• Keterkaitan modul 3.2 dan 3.3


Terdapat 7 aset yang dapat dikembangkan dalam mengelola sumber
daya yang ada di sekolah, yaitu modal manusia, modal sosial, modal
fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik dan modal
agama dan budaya. Dengan mengoptimalkan ke-7 aset yang ada, kita
dapat merencanakan dan melaksanakan program yang berdampak
positif bagi murid dengan memberdayagunakan apa yang telah kita
miliki, dengan demikian suatu program akan dapat berjalan dengan
lancar karena adanya proses kreatif dalam pengelolaan aset
tersebut.
4. Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar
pendidikan guru penggerak.
Dalam modul Pendidikan guru penggerak, terdapat tiga unsur utama dalam
mewujudkan kepemimpinan murid diantaranya suara (voice), pilihan (choice),
dan kepemilikan (ownership), namun ada pula yang membaginya menjadi
tujug elemen penting bagi guru dalam menerapkan student agency di kelas
yaitu:
1. Voice (suara, isi hati atau keinginan siswa)
2. Choice (pilihan)
3. Engagement (keterlibatan siswa)
4. Motivation (motivasi siswa)
5. Ownership (rasa memiliki siswa)
6. Purpose (tujuan)
7. Self efficacy (keyakinan dalam diri seseorang terhadap kemampuan yang
dimiliki bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu).
Sumber: agusampurno, The writer opens the story with a discription on the setting that will be important
to the story.

Sekian ringkasan untuk tugas koneksi antar materi modul 3.3. Pengelolaan
Program yang berdampak postif bagi murid dari saya dan semoga bermanfaat.

Mari terus tergerak, bergerak dan menggerakan.

Anda mungkin juga menyukai