Anda di halaman 1dari 17

MODUL 3.2.A.

KONEKSI
ANTAR
MATERI

PEMIMPIN DALAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA

OLEH :
RAFIKA S. YUNUS
Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber
Daya
Sekolah merupakan sebuah ekosistem dimana
tempat terjadinya interaksi antara faktor
biotik dan faktor abiotik.
Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama
lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan
yang selaras dan harmonis.
Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor
biotik akan saling memengaruhi dan
membutuhkan keterlibatan aktif satu sama
lainnya.

Faktor-faktor biotik yang ada dalam


ekosistem sekolah antara lain sebagai berikut.
1. Murid
2. Kepala Sekolah
3. Guru
4. Staf/Tenaga Kependidikan
5. Pengawas Sekolah
6. Orang Tua
7. Masyarakat sekitar sekolah
Selain faktor-faktor biotik yang sudah
disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga
berperan aktif dalam menunjang keberhasilan
proses pembelajaran.
Faktor abiotik yang ada dalam ekosistem
sekolah antara lain sebagai berikut.
1. Keuangan
2. Sarana dan prasarana

Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang


berpihak pada murid, sekolah akan berhasil
jika mampu memandang segala aset (sumber
daya) yang dimiliki sebagai sebuah keunggulan
bukan memandang sebagai sebuah
kekurangan. Sekolah akan berfokus pada
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
yang dimiliki tanpa lebih banyak memikirkan
pada sisi kekurangan yang ada.
Dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki
oleh sekolah ada 2 pendekatan yang dapat
dilakukan yaitu:
1. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah
(Deficit-Based Thinking). Pendekatan ini
akan memusatkan perhatian kita pada apa
yang mengganggu, apa yang kurang, dan
apa yang tidak bekerja.
2. Pendekatan berbasis aset (Asset-Based
Thinking) adalah sebuah Pendekatan iyang
merupakan cara praktis menemukan dan
mengenali hal-hal yang positif dalam
kehidupan, dengan menggunakan kekuatan
sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk
memusatkan perhatian pada apa yang
bekerja, yang menjadi inspirasi, yang
menjadi kekuatan ataupun potensi yang
positif.
Menurut Green dan Haines (2002) dalam
bukunya yang berjudul Asset Building and
Community Development, ada 7 aset utama
atau di dalam buku ini disebut sebagai modal
utama, yaitu:

Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Fisik,


Modal Lingkungan/Alam, Modal Finansial,
Modal Politik, serta Modal Agama dan
Budaya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya merupakan sebuah
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin dalam mengelola dan memanfaatkan
berbagai aset-aset yang dimiliki oleh
sekolahnya dalam rangka mewujudkan visi dan
misi sekolah untuk mencapai peningkatan
mutu pendidikan di sekolah daam mewujudkan
pembelajaran yang berpihak pada murid.
Untuk dapat mengimplementasikan modul
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di
kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar
sekolah, maka seorang pemimpin harus
mampu bersinergi dengan semua pihak yang
ada di sekolah baik dewan guru, staff,
siswa, orang tua siswa, dan juga
masyarakat sekitar sekolah untuk dapat
secara bersama-sama
menginventarisir/memetakan segala sumber
daya (aset) yang dimiliki sekolah dan
menjadikan segala aset tersebut sebagai
kekuatan yang dimiliki oleh sekolah untuk
dikelola dan dimanfaatkan dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah.
Salah satu aset yang paling utama yang
dimiliki sekolah yaitu modal manusia. Jika
modal manusia ini mampu dimanfaatkan dan
dikelola dengan baik maka mutu pendidikan
di sekolah akan meningkat.
Seorang pemimpin sekolah harus mampu
menggerakkan guru-guru yang ada di
sekolah untuk dapat melaksanakan
pembelajaran yang aktif, kreatif,
menyenangkan, dan juga pembelajaran
berdiferensiasi, sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru lebih berpihak pada
murid.
Jika sekolah mampu mewujudkan
pembelajaran yang berpihak pada murid
maka segala minat, bakat, dan potensi yang
dimiliki oleh murid akan dapat berkembang
dengan maksimal.
Kaitan Modul 3.2
dengan Materi
pada Modul
Sebelumnya

Modul 1.1
Filosofi KHD

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan


adalah suatu proses memberi tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai seorang manusia
maupun sebagai anggota masyarakat.
Seorang pemimpin harus mampu mengelola
salah satu aset yang dimiliki sekolah yaitu
modal manusia (guru dan murid). Pemimpin
harus memastikan para gurunya
melaksanakan pembelajaran yang berpihak
kepada murid sehingga murid dapat
berkembang sesuai kodratnya (kodrat
alam dan kodrat zaman). Dengan demikian
maka murid akan dapat memaksimalkan
minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya
sebagai bekal mereka dalam menjalani
kehidupannya.
Modul 1.2
Nilai & Peran GP

Seorang pemimpin harus mampu


memastikan modal manusia yang dimiliki
sekolah utamanya guru agar dapat
menerapkan nilai-nilai guru penggerak dalam
kesehariannya seperti mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada
murid. Dengan diterapkan nilai-nilai ini maka
sekolah akan dapat mewujudkan murid
yang memiliki profil pelajar Pancasila yaitu
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar
kritis, kebhinekaan global, bergotong
royong, serta kreatif.
Modul 1.3
Visi Guru Penggerak

Seorang pemimpin harus mampu menyusun


visi dan misi yang jelas, terarah dan
tentunya visi yang disusun tersebut harus
berpihak pada sumber daya yang dimiliki
sekolah utamanya guru dan juga murid.
Melalui penerapan Inkuiri Apresiatif dengan
menggunakan tahapan BAGJA, seorang
pemimpin akan dapat melakukan perubahan
sekolah berbasis sumber daya yang akan
menggerakkan warga sekolah untuk
melakukan perubahan positif. Perubahan
positif yang dilakukan secara konsisten
akan melahirkan budaya positif dengan
demikian modul ini pun berkaitan dengan
modul 1.4 tentang budaya positif.
Modul 2.1, 2.2 & 2.3
Pembelajaran Berdiferensiasi, Sosial Emosional
& Coaching

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran


berdiferensiasi ini maka seorang pemimpin
harus memiliki kemampuan untuk memetakan
aset/sumber daya yang dimiliki utamanya aset
manusia yaitu siswa. Sehingga pembelajaran
yang dilaksanakannya akan bermakna bagi
siswa.
Potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh
siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi
dengan memperhatikan sisi sosial emosional
siswa. Sebagai seorang pemimpin kita harus
memahami sisi sosial emosional siswa, sehingga
ketika ada siswa kita yang mengalami
permasalahan maka kita akan dapat
memberikan layanan berupa coaching.
Coaching bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan
dan menggali potensi-potensi yang dimiliki siswa
untuk dapat dikembangkan. Dengan demikian
maka siswa akan dapat berkembang dengan
maksimal.
Modul 3.1
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran

Pada modul ini seorang pemimpin sudah


mempelajari bagaimana caranya mengambil
sebuah keputusan dengan sebaik-baiknya
ketika berada dalam situasi dilema etika.
Ada 9 langkah yang harus dilewati ketika
mengambil dan menguji keputusan. demikian
halnya dalam pengelolaan sumber daya/aset
juga dibutuhkan kemampuan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan saat
melaksanakan pengelolaan sumber daya
yang dimiliki.
Perbedaan Sebelum & Sesudah
Mempelajari Modul 3.2

Sebelum :
Berfokus pada kekurangan
Cenderung menerima kekurangan
tanpa berpikir bahwa ada sisi lain yang
bisa dikembangkan.
Berpikir berbasis masalah

Sesudah :
Berfokus pada sumber
daya/kekuatan
Berpikir apa yang bisa
dikembangkan
Berpikir berbasis aset
Terima Kasih

"Salam & Bahagia"

Anda mungkin juga menyukai