Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKSI NYATA MODUL 3.

1 a 10

PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERPIHAK PADA ANAK

ELA HUSNAENI CGP ANGKATAN 6 KABUPATEN MAJALENGAK

A. Latar Belakang

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus memahami bagaimana


pengambilan keputusan yang tepat dengan berbegai pertimbangan yang
tidak hanya dilihat dari satu aspek atau pihak saja. Akan tetapi yang pasti
dan harus dilakukan oleh seorang guru, bahwa dalam setiap pengambilan
keputusan harus berpihak pada murid. Yang tentu saja mempertimbangkan
nilai-nilai universal yang berlaku dan berkembang di masyarakat.

Seorang guru yang berada di Garda terdepan dalam mensukseskan


program Pendidikan harus benar-benar memahami dengan selalu focus
pada kepentingan dan pengembangan potensi murid. Dalam setiap
pengambilan keputusan harus benar-benar dilakukan secara bertanggung
jawab. Tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil sangat penting
karena dalam mengambil keputusan pastinya telah memperhatikan 9
langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan pada situasi
dilema etika tersebut.

B. Tujuan

Aksi nyata ini dilakukan dengan tujuan:

1. Penerapan pemahaman dan pengetahuan yang didapat selama


mempelajari paket modul modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan
sebagai Pemimpin Pembelajaran, baik dalam pembelajaran kepada murid
maupun melaksanakan tugas lainnya.

2. Menjadi praktik baik yang diharapkan bisa ditiru oleh rekan sejawat (guru
lainnya).

3. Memberikan pelayanan yang optimal kepada murid melalui pengambilan


keputusan yang berpihak kepada murid.

4. Membantu guru dan murid untuk menyelesaikan permasalahan yang


dihadapi dengan meningkatkan efektifitas komunikasi dan kolaborasi
sesama guru, murid dan juga dengan orang tua/wali murid, serta
optimalisasi peran wali kelas
5. Menunjukkan dan meningkatkan kepedulian serta pelayanan kepada
murid yang harus ditingkatkan, namun juga kualitas tetap terjaga.

6. Melihat kesulitan sebagai tantangan yang akan mendorong saya menjadi


orang yang lebih baik.

7. Melihat anak sebagai kesempatan untuk mengasah kapabilitasnya. Saya


percaya semua anak itu punya potensi,

8. Percaya dan bukan putus asa dengan guru-guru lain yang mungkin agak
sedikit lambat melakukan perubahan. saya bukan menjauhi mereka tapi
justru mendekati guru yang tidak mengerti atau tidak mau melakukan
perubahan, melalui pendekatan batin untuk bisa mengubah paradigma

9. Menyadari bahwa waktu untuk belajar sesama guru. Waktu untuk


bermusyawarah sebagai satu tim orang dewasa di dalam sekolah itu adalah
kunci daripada inovasi.

10. Bekerjasama dengan guru lain atau kepala sekolah, sehingga


menemukan paradigma Pengambilan keputusan

11. Menyadari bahwa sebenarnya PGP adalah program yang dari guru dan
untuk guru. untuk melepaskan potensi anak-anak,

12. Menyadari bahwa semua anak itu berbeda dan menyadari potensi
dalam setiap anak dan guru di sekitarnya.

13. Memiliki growth mindset pada dirisendiri dan juga terhadap orang-orang
disekitarnya.

C. Tolok Ukur

Tolok Ukur dari Aksi nyata ini adalah:

Teratasinya permasalahan yang dihadapi tanpa ada yang merasa dirugikan


(pelayanan terhadap murid dan tugas pribadi guru terpenuhi).

Pengetahuan dan pemahaman tentang strategi penyelesaian


permasalahan yang dihadapi terkait dengan dilima etika,

Pengelolaan diri terutama manajemen waktu sehingga setiap pekerjaannya


bisa diselesaikan dengan baik sesuai dengan prioritas yang ada.
Munculnya kesadaran sosial yakni dapat membagi ilmu dan pengalaman
yang dimilikinya kepada teman-teman sejawat, khususnya dalam satu
sekolah.

Adanya keputusan yang diambil secara bertanggung jawab terhadap


dilemma etika yang harus diatasi.

Terjalinnya konsultasi, komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan seluruh


stakeholder yang ada dalam rangka memberikan pelayanan secara optimal
kepada murid.

D. Hasil Aksi Nyata

1. Terlaksananya dengan baik rancangan Aksi nyata sebagai satu tugas


yang harus dilaksanakan Calon Guru Penggerak

2. Optimalisasi peran guru dalam memberikan pelayanan kepada murid.

3. Menyelesaikan masalah yang dihadapi di sekolah dengan tidak ada yang


merasa dirugikan.

E. Linimasa Tindakan yang dilakukan

1. Konsultasi dengan Kepala Sekolah

2. Komunikasi dan koordinasi dengan guru dan segenap stakeholder yang


ada bdi sekolah

3. Komunikasi dengan murid

4. Pelaksanaan pengembilan keputusan

5. Refleksi dan Tindak lanjut

F. Dukungan yang dibutuhkan

1. Kebijakan Kepala Sekolah

2. Komitmen Guru

3. Komitmen murid

4. Sarana dan Prasarana

G. Refleksi Model 4 F:
1. Peristiwa (Facts):

Deskripsi singkat Aksi Nyata yang sudah dilakukan, meliputi: latar belakang
tentang situasi yang dihadapi, dan yang dilakukan pada Aksi Nyata, serta
alasan melakukan aksi tersebut.

Program Pendidikan Guru Penggerak yang saya ikuti membuat hari-hari


terasa cepat karena kegiatan yang begitu padat dan membutuhkan keja
dan pemikiran yang ekstra. Saya sangat bersyukur diberikan kesempatan
untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek
sebagai upaya mencetak pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai,
peran, kompetensi yang berdampak pada komunitas pembelajaran di
sekolah, khsusnya pada murid. Dengan adanya program ini diharapkan
murid dapat lebih merdeka dalam belajar dan memiliki profil pelajar
pancasila sehingga guru hanya menuntun dan mengarahkan
tumbuhkembang murid-muridnya sebagaimana filosofi pendidikan dari Ki
Hajar Dewantara yang menjadi dasar kurikulum dari Program Pendidikan
Guru Penggerak ini.

Di sisi lain, saya juga masih melakukan kegiatan belajar mengajar , dan
berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan tugas saya sebagai guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu menghadapai kegiatan
PMBK Penulusuran Minat bakat dan Kreatipitas (Khusus Pelajaran PAI
yaitu Pentas PAI) dalam hal ini di butuhkan waktu dan pemikiran yang
banyak dimulai dari seleksi Siswa sampai dengan pembinaan dan terakhir
pelaksanan di samping itu saya juga dipercaya sebagai panitia di
Kecamatan untuk Pelaksanaan Kegiatan tersebut

Dalam situasi yang demikian, saya mengalami dilema etika di mana


program guru penggerak dan tugas-tugas mengajar juga tugas Yang lain
yaitu Menghadapi kegiatan PMBK dan yang tetap harus saya ikuti dan
laksanakan. Hal tersebut lantas tidak membuat saya mengeluh, disinilah
kemampuan memahami modul 3.1 tentang pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran memainkan perannya.

Alasan Aksi Nyata yang saya lakukan:

1. Menjadi satu tuntutan dan keharusan yang saya lakukan dalam Tugas
dan Kewajiban sebagai Calon Guru Penggerak adalah melakukan Aksi
Nyata sesuai dengan Modul yang dipelajari.

2. Pemahaman dan pengetahuan yang didapat selama mempelajari paket


modul harus diterapkan dalam pelaksanaan tugas di sekolah, baik dalam
pembelajaran maupun melaksanakan tugas lainnya. Hal ini diharapkan
Calon Guru Penggerak menunjukkan pemahamannya terhadap materi
dengan memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalaah yang dihadapi.

3. Penerapan Ilmu pengetahuan, pemahaman yang didapatkan ini


diharapkan benar-benar dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan
tugasnya. Hal ini juga mengandung maksud agar apa yang diperoleh
kemudian diterapkan oleh Calon Guru Penggerak menjadi praktik baik yang
bisa ditiru oleh rekan sejawat (guru lainnya).

.4. Membantu guru dan murid untuk menyelesaikan permasalahan yang


dihadapi dengan meningkatkan efektifitas komunikasi dan kolaborasi
sesama guru, murid dan juga dengan orang tua/wali murid, serta
optimalisasi peran wali kelas .

5. Kepedulian dan pelayanan kepada murid harus ditingkatkan

6. Melihat anak sebagai kesempatan untuk mengasah kapabilitasnya. Saya


percaya semua anak itu punya potensi

Hasil Aksi Nyata

a. Terlaksananya dengan baik rancangan Aksi nyata sebagai satu tugas


yang harus dilaksanakan Calon Guru Penggerak

b. Optimalisasi peran guru dalam memberikan pelayanan kepada murid.

c. Menyelesaikan masalah yang dihadapi di sekolah dengan tidak ada yang


merasa dirugikan.

2. Feeling / Perasaan

a. Saat merencanakan aksi nyata, saya dihadapkan dengan paradigma


dilema etika jangka pendek lawan jangka panjang dengan memilih antara
yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang
akan datang sehingga benar jika Program Pendidikan Guru Penggerak
merupakan prioritas dan di satu sisi, juga memberikan pelayanan kepada
Murid (pembelajaran) dan Membimbingan Melatih siswa untuk persiapan
PMBK

b. Dengan bekal elaborasi pemahaman bersama instruktur, berdiskusi


dengan fasilitator, serta pendampingan dari Pengajar Praktik dan juga
sesama calon guru penggerak, dan belajar secara mandiri, saya melakukan
metakognisi terhadap materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran dengan mengambil prinsip resolusi yakni Berpikir berbasis
hasil akhir (End-based thinking). Artinya, keputusan yang diambil untuk
kebaikan orang banyak.

c. Selanjutnya saya menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan


keputusan. Mulai dari mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan,
menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan,
melakukan pengujian benar atau salah: Uji Legal (Apakah ada pelanggaran
hukum dalam situasi ini), Uji Regulasi/profesionalitas (Apakah ada
pelanggaran peraturan/ kode etik), Uji Intuisi (Menurut intuisi/perasaan kita,
apa ada yang salah), Uji Halaman Depan Koran (Apabila hal ini
dipublikasikan (warga di luar sekolah tahu), apakah akan merasa malu dan
tidak nyaman), dan Uji panutan/idola (apa yang dilakukan orang bijak jika
masalah ini terjadi), Pengujian paradigma Benar Lawan Benar, melakukan
prinsip resolusi, Investigasi opsi trilemma (Apakah ada sebuah
penyelesaian yang kreatif lainnya yang tidak terpikir sebelumnya untuk
menyelesaikan masalah ini), membuat Keputusan dan terakhir melihat
kembali keputusan dan merefleksikan.

d. Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka saya memiliki


optimisme dengan memutuskan untuk tetap menjalankan tugas program
jangka pendek sebagai guru dan pembimbing dan pelatih siswa dalam
persiapan PMBK dan tugas-tugas sebagai calon guru penggerak yang
merupakan program jangka panjang artinya tenggat waktu penugasannya
lebih lama sehingga saya dapat melakukannya secara seimbang dengan
cara memanajemen waktu secara efektif dan efisien. Alhasil, dengan
perasaan penuh semangat saya dapat melakukan pengimbasan kepada
guru dan tenaga kependidikan.

3. Finding/Pembelajaran

Dari dilema etika yang saya hadapi, maka ada beberapa pembelajaran
yang dapat dipetik yakni:

a. Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memiliki kompetensi


resiliensi (daya lenting) sehingga dapat menghadapi berbagai situasi dan
tantangan.

b. Guru harus memiliki kesadaran diri bahwa ia memiliki tugas dan


tanggung jawab yang banyak, maka dari itu hanya dirinya yang memahami
bagaimana cara menyelesaikannya.

c. Guru harus memiliki kompetensi pengelolaan diri terutama manajemen


waktu sehingga setiap pekerjaannya bisa diselesaikan dengan baik sesuai
dengan prioritas yang ada.
d. Guru harus memiliki kesadaran sosial yakni dapat membagi ilmu dan
pengalaman yang dimilikinya kepada teman-teman sejawat, khususnya
dalam satu sekolah.

e. Seorang pemimpin pembelajaran harus dapat membuat keputusan yang


bertanggung jawab.

f. Guru harus secara aktif melakukan konsultasi, komunikasi dan kolaborasi


dengan seluruh stakeholder yang ada dalam rangka memberikan
pelayanan secara optimal kepada murid

D.Future (Penerapan ke depan)

Setelah memahami dan mendalami modul ini saya berharap dapat melatih keterampilan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dan dapat saya terapkan
dilingkungan kerja saya sehingga Ketika ada masalah saya dapat mengambil keputusan
secara tepat,adil dan sesuai nilai-nilai kebajikan, bertanggungjawab dan berpihak pada
murid

Anda mungkin juga menyukai