Anda di halaman 1dari 6

AKSI NYATA MODUL 3.

1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KIKI MELYA SARI, S.KoM., M.Pd., CGP Angkatan 7 SMKN 1 Kotaagung Barat-
Tanggamus-Lampung

A. Latar Belakang
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus memahami bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat dengan berbagai pertimbangan yang tidak hanya dilihat dari satu
aspek atau pihak saja. Akan tetapi yang pasti dan harus dilakukan oleh seorang guru
bahwa dalam setiap pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, yang tentu saja
mempertimbangkan nilai-nilai universal yang berlaku dan berkembang di masyarakat.

Seorang guru yang berada di Garda terdepan dalam mensukseskan program Pendidikan
harus benar-benar memahami dengan selalu focus pada kepentingan dan pengembangan
potensi murid. Dalam setiap pengambilan keputusan harus benar-benar dilakukan secara
bertanggung jawab, tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil sangat penting
karena dalam mengambil keputusan pastinya telah memperhatikan 9 langkah pengambilan
keputusan dan pengujian keputusan pada situasi dilema etika tersebut.

B. Tujuan
Aksi nyata ini dilakukan dengan tujuan:
1. Penerapan pemahaman dan pengetahuan yang didapat selama mempelajari paket modul
3.1 tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, baik dalam
pembelajaran kepada murid maupun melaksanakan tugas lainnya.
2. Menjadi praktik baik yang diharapkan bisa ditiru oleh rekan sejawat.
3. Memberikan pelayanan yang optimal kepada murid melalui pengambilan keputusan
yang berpihak kepada murid.
4. Membantu guru dan murid untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan
meningkatkan efektifitas komunikasi dan kolaborasi sesama guru, murid dan juga
dengan orang tua/wali murid, serta optimalisasi peran wali kelas
5. Percaya dan bukan putus asa dengan guru-guru lain yang mungkin agak sedikit lambat
melakukan perubahan. saya mendekati guru yang tidak mengerti atau tidak mau
melakukan perubahan, melalui pendekatan untuk bisa mengubah paradigma
6. Bekerjasama dengan guru lain atau kepala sekolah, sehingga menemukan paradigma
pengambilan keputusan.
7. Menyadari bahwa semua anak itu berbeda dan menyadari potensi dalam setiap anak dan
guru di sekitarnya.

C. Tolok Ukur
Tolok Ukur dari Aksi nyata ini adalah:
 Teratasinya permasalahan yang dihadapi tanpa ada yang merasa dirugikan.
 Pengetahuan dan pemahaman tentang strategi penyelesaian permasalahan yang
dihadapi terkait dengan dilima etika.
 Munculnya kesadaran sosial yakni dapat membagi ilmu dan pengalaman yang
dimilikinya kepada teman-teman sejawat, khususnya dalam satu sekolah.
 Adanya keputusan yang diambil secara bertanggung jawab terhadap dilema etika yang
harus diatasi.
 Terjalinnya konsultasi, komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan seluruh
stakeholder yang ada dalam rangka memberikan pelayanan secara optimal kepada
murid.

D. Hasil Aksi Nyata


1. Terlaksananya dengan baik rancangan Aksi nyata sebagai satu tugas yang harus
dilaksanakan Calon Guru Penggerak
2. Optimalisasi peran guru dalam memberikan pelayanan kepada murid.
3. Menyelesaikan masalah yang dihadapi di sekolah dengan tidak ada yang merasa
dirugikan.

E. Linimasa Tindakan yang dilakukan


1. Konsultasi dengan Kepala Sekolah
2. Komunikasi dan koordinasi dengan guru dan segenap stakeholder yang ada bdi sekolah
3. Komunikasi dengan murid
4. Pelaksanaan pengembilan keputusan
5. Refleksi dan Tindak lanjut
F. Dukungan yang dibutuhkan
1. Kebijakan Kepala Sekolah
2. Komitmen Guru
3. Komitmen murid
4. Sarana dan Prasarana

G. Refleksi Model 4 F:
1. Peristiwa (Facts):
Deskripsi singkat Aksi Nyata yang sudah dilakukan, meliputi: latar belakang tentang
situasi yang dihadapi, dan yang dilakukan pada Aksi Nyata, serta alasan melakukan
aksi tersebut.

Program Pendidikan Guru Penggerak yang saya ikuti membuat hari-hari terasa cepat
karena kegiatan yang begitu padat dan membutuhkan keja dan pemikiran yang ekstra.
Saya sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek sebagai upaya mencetak pemimpin
pembelajaran yang memiliki nilai, peran, kompetensi yang berdampak pada komunitas
pembelajaran di sekolah, khsusnya pada murid. Dengan adanya program ini diharapkan
murid dapat lebih merdeka dalam belajar dan memiliki profil pelajar pancasila sehingga
guru hanya menuntun dan mengarahkan tumbuh kembang murid-muridnya
sebagaimana filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yang menjadi dasar
kurikulum dari Program Pendidikan Guru Penggerak ini.

Di sisi lain, saya juga masih melakukan kegiatan belajar mengajar dan tugas tambahan,
dan berbagai kegiatan lain yang berkaitan dengan tugas saya sebagai guru mata
pelajaran Desain Grafis Percetakan dalam hal ini di butuhkan waktu dan pemikiran.

Dalam situasi yang demikian, saya mengalami dilema etika di mana program guru
penggerak dan tugas-tugas mengajar juga tugas yang lain yang tetap harus saya
laksanakan. Hal tersebut lantas tidak membuat saya mengeluh, disinilah kemampuan
memahami modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
memainkan perannya.
Alasan Aksi Nyata yang saya lakukan:
1. Menjadi satu tuntutan dan keharusan yang saya lakukan dalam Tugas dan Kewajiban
sebagai Calon Guru Penggerak adalah melakukan Aksi Nyata sesuai dengan Modul
yang dipelajari.
2. Pemahaman dan pengetahuan yang didapat selama mempelajari paket modul harus
diterapkan dalam pelaksanaan tugas di sekolah, baik dalam pembelajaran maupun
melaksanakan tugas lainnya. Hal ini diharapkan Calon Guru Penggerak
menunjukkan pemahamannya terhadap materi dengan memanfaatkannya untuk
menyelesaikan masalaah yang dihadapi.
3. Penerapan Ilmu pengetahuan, pemahaman yang didapatkan ini diharapkan benar-
benar dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Hal ini juga
mengandung maksud agar apa yang diperoleh kemudian diterapkan oleh Calon Guru
Penggerak menjadi praktik baik yang bisa ditiru oleh rekan sejawat.
.4. Membantu guru dan murid untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
dengan meningkatkan efektifitas komunikasi dan kolaborasi sesama guru, murid dan
juga dengan orang tua/wali murid, serta optimalisasi peran wali kelas .

Hasil Aksi Nyata


a. Terlaksananya dengan baik rancangan Aksi nyata sebagai satu tugas yang harus
dilaksanakan Calon Guru Penggerak
b. Optimalisasi peran guru dalam memberikan pelayanan kepada murid.
c. Menyelesaikan masalah yang dihadapi di sekolah dengan tidak ada yang merasa
dirugikan.

2. Feeling / Perasaan
a. Saat merencanakan aksi nyata, saya dihadapkan dengan paradigma dilema etika jangka
pendek lawan jangka panjang dengan memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk
saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang sehingga benar jika Program
Pendidikan Guru Penggerak merupakan prioritas dan di satu sisi, juga memberikan
pelayanan kepada Murid (pembelajaran) dan tetap melaksanakan tugas tambahan.
b. Dengan bekal elaborasi pemahaman bersama instruktur, berdiskusi dengan fasilitator,
serta pendampingan dari Pengajar Praktik dan juga sesama calon guru penggerak, dan
belajar secara mandiri, saya melakukan metakognisi terhadap materi pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengambil prinsip resolusi yakni
Berpikir berbasis hasil akhir (End-based thinking). Artinya, keputusan yang diambil
untuk kebaikan orang banyak.
c. Selanjutnya saya menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Mulai
dari mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat,
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, melakukan pengujian benar atau salah: Uji
Legal (Apakah ada pelanggaran hukum dalam situasi ini), Uji Regulasi/profesionalitas
(Apakah ada pelanggaran peraturan/ kode etik), Uji Intuisi (Menurut intuisi/perasaan
kita, apa ada yang salah), Uji Halaman Depan Koran (Apabila hal ini dipublikasikan
(warga di luar sekolah tahu), apakah akan merasa malu dan tidak nyaman), dan Uji
panutan/idola (apa yang dilakukan orang bijak jika masalah ini terjadi), Pengujian
paradigma Benar Lawan Benar, melakukan prinsip resolusi, Investigasi opsi trilemma
(Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif lainnya yang tidak terpikir sebelumnya
untuk menyelesaikan masalah ini), membuat Keputusan dan terakhir melihat kembali
keputusan dan merefleksikan.
d. Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka saya memiliki optimisme dengan
memutuskan untuk tetap menjalankan tugas program jangka pendek sebagai guru, tugas
tambahan dan tugas-tugas sebagai calon guru penggerak yang merupakan program
jangka panjang artinya tenggat waktu penugasannya lebih lama sehingga saya dapat
melakukannya secara seimbang dengan cara memanajemen waktu secara efektif dan
efisien. Alhasil, dengan perasaan penuh semangat saya dapat melakukan pengimbasan
kepada guru dan tenaga kependidikan.

3. Finding/Pembelajaran
Dari dilema etika yang saya hadapi, maka ada beberapa pembelajaran yang dapat dipetik
yakni:
a. Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memiliki kompetensi resiliensi (daya
lenting) sehingga dapat menghadapi berbagai situasi dan tantangan.
b. Guru harus memiliki kesadaran diri bahwa ia memiliki tugas dan tanggung jawab yang
banyak, maka dari itu hanya dirinya yang memahami bagaimana cara
menyelesaikannya.
c. Guru harus memiliki kompetensi pengelolaan diri terutama manajemen waktu sehingga
setiap pekerjaannya bisa diselesaikan dengan baik sesuai dengan prioritas yang ada.
d. Guru harus memiliki kesadaran sosial yakni dapat membagi ilmu dan pengalaman yang
dimilikinya kepada teman-teman sejawat, khususnya dalam satu sekolah.
e. Seorang pemimpin pembelajaran harus dapat membuat keputusan yang bertanggung
jawab.
f. Guru harus secara aktif melakukan konsultasi, komunikasi dan kolaborasi dengan
seluruh stakeholder yang ada dalam rangka memberikan pelayanan secara optimal
kepada murid

Anda mungkin juga menyukai