No. Pertanyaan Dr. Endo Kosasih, M.Pd, (SDN Patimban) Risnawati, M.Pd. (SDN Pangipukan)
1 Selama ini, bagaimana Beberapa hal pernah saya saksikan beberapa Dengan mempelajari kasus-kasus yang
Anda dapat persoalan dilema moral yang terdapat pada para dihadapi dan menjadikan aturan sebagai
mengidentifikasi kasus- siswa. Suatu ketika, saya menyaksikan fakta bahwa pedoman dalam mengambil keputusan,
kasus yang merupakan ada siswi yang ternyata beragama non-Islam. Hal ini setelah itu baru menentukan prioritas,
dilema etika atau bujukan baru diketahui setelah orang tua siswa tersebut mana yang harus didahulukan dan mana
moral? mengajukan permohonan pindah sekolah. Ibunya yang bisa dilakukan kemudian.
adalah seorang bergama Islam, tapi tampaknya ayah
kandung dari siswi tersebut beragama non-Islam.
Sehingga, pada saat pendaftaran ditulis agama non-
Islam. Tampaknya hal ini tidak sadari oleh semua
guru dan kepala sekolah. Sehingga siswi tersebut
diberi layanan Pendidikan termasuk agama menuruti
agama Ibunya selama lebih dari tiga tahun
Wawancara dilakukan terhadap 2 (dua) orang kepala sekolah dengan lokasi yang berbeda, yaitu wilayah pantai dan perkotaan. Hal
yang menarik dari wawancara yang terhadap 2 (dua) pimpinan sekolah, yaitu: (1) pendekatan yang digunakan berbeda; (2) kerangka
berpikir yang menjadi acuan adalah bahwa pengambilan keputusan secara kolektif dapat menghasilkan keputusan terbaik; dan (3) dalam
menetapkan keputusan menggunakan hierarki urgensi (prioritas) atas kasus-kasus yang dihadapi. Sehubungan dengan moda yang
digunakan dalam wawancara adalah daring, maka dalam proses wawancara terbatas dengan waktu sehingga menyisakan pertanyaan yang
mengganjal mengenai alasan atau argumentasi atas jawaban yang mereka berikan. Banyak hal yang dapat dipetik dari wawancara yang
sudah dilakukan dengan kedua kepala sekolah, diantaranya: (1) kedua kepala sekolah sudah mampu mengidentifikasi kasus-kasus dilema
etika melalui perspektif yang berbeda melalui proses berpikir dengan basis yang berbeda pula dan pengambilan keputusan oleh masing-
masing kepala sekolah telah memuat 9 (Sembilan) langkah pengujian.
Hasil wawancara memberikan gambaran bahwa dalam proses penerapan pengambilan keputusan oleh kedua kepala sekolah
tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan proses penerapan pengambilan keputusan oleh kedua kepala sekolah,
diantaranya:
• pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan kolektif;
• dilakukan dengan menerapkan prinsip demokratis; dan
• berpikir berbasis peraturan cukup dominan.
Perbedaan proses penerapan pengambilan keputusan oleh kedua kepala sekolah, diantaranya:
• pendekatan dalam proses pengambilan keputusan;
• para pihak yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan;
• pemanfaatan sumber literasi yang mendukung pengambilan keputusan.