Anda di halaman 1dari 11

Demonstrasi Kontekstual

Modul 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BERBASIS NILAI-NILAI
KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Rika Handayani
CGP Angkatan 7
SMAN 2 Menggala
Tulang Bawang

Prepared by:
RIka Handayani
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN 

BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Rika Handayani

CGP Angkatan 7 Tulang Bawang

Kelas 16 B

Tugas : 

Melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan yang berdasarkan
pengetahuan yang telah dipelajari tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian
keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah lain.

Wawancara dengan Pimpinan/Kepala Sekolah:

1. Anda diminta untuk mewawancarai 2-3 pimpinan (kepala sekolah) di lingkungan Anda (salah satunya
adalah pimpinan di sekolah asal Anda).
2. Hasil wawancara ini adalah untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik pengambilan keputusan
yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang di mana nilai-nilai kebajikan saling
bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.
3. Apa yang selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang selama ini dijalankan?
4. Analisis praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para pemimpin yang Anda
wawancarai, dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sendiri tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9
langkah pengujian.
5. Analisis dan lakukan refleksi atas hasil wawancara tersebut. Silakan unggah hasil wawancara dan refleksi
Anda dalam bentuk video/audio/tertulis.

Panduan Pertanyaan Wawancara (Guiding Questions for the Interview)

Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau
bujukan moral?
Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk
kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai
kebajikan?
Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus
dilema etika?
Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus
dilema etika?
Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema
etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk
menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam
pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda
mengambil keputusan dilema etika?

Wawancara I

Narasumber   : Aida Novita, S.Pd


Jabatan   : Kepala SMA Muhammadiyah 
Tanggal Wawancara : Selasa, 4 April 2023

1. Selama Ibu menjadi Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Adakah suatu masalah yang Ibu
hadapi sebagai pemimpin di mana masalah itu menimbulkan Dilema dalam penyelesaiannya.
Saya harap Ibu bersedia menceritakannya kepada saya beserta cara penyelesaian masalah
tersebut?
Jawaban : Sebenarnya ada masalah yang menimbulkan Dilema, kami membutuhkan guru
geografi dan kebetulan ada guru PNS yang ingin Honor di sekolah untuk mencukupi
kebutuhan jam mengajar sertifikasi profesi. Kebetulan kami membutuhkan guru tersebut
yang linier dengan mata pelajaran Geografi maka kami menerima guru tersebut. Dalam
proses belajar mengajar beliau selalu hadir namun beliau hadir, untuk mengajar tidak sesuai
pada jadwal yang telah ditentukan. Saya mencoba untuk menegur, pada kenyataannya
masih juga belum ada perubahan. Bahkan ada keluhan dari murid bahwa beliau sering
mengajar di jam istirahat. Kami menyelidiki Apakah jam pelajarannya bersamaan dengan jam
pelajaran mengajar beliau di sekolah negeri, ternyata info yang kami dapatkan jam mengajar
di sekolah negeri dan dia mengajar di sekolah kami tidaklah sama. Saya sebagai kepala
sekolah menginginkan pembelajaran berjalan dengan baik. Pengurus yayasan yang
mengetahui kasus ini ingin memberhentikan guru tersebut. Jika saya memberhentikan guru
tersebut maka saya tidak memiliki guru geografi yang linier dengan mata pelajaran Geografi.
Akan tetapi jika saya melanjutkan dan membiarkan beliau tetap mengajar tapi tidak sesuai
dengan jam pelajaran yang sudah ditentukan tentu membuat siswa tidak nyaman dalam
belajar. Bersama dengan wakil kepala sekolah dan pengurus yayasan kami memutuskan
untuk memanggil guru tersebut secara pribadi dan membuat surat kesepakatan bahwa
akan masuk sesuai dengan jam pelajaran.
2. Wah keputusan yang sangat solutif sekali ya Bu, jadi begini Bu… dalam modul yang saya pelajari
ada jual jenis Dilema yaitu Dilema etika yang merupakan Dilema kebenaran lawan kebenaran
dan bujukan moral yang merupakan kebenaran lawan kesalahan. Nah kalau menurut ibu
Bagaimana ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang muncul ini mana yang berupa Dilema
etika dan mana yang berupa bujukan moral?
Jawaban : Selama ini saya melihat dulu kasus yang terjadi, Apakah kasus tersebut melanggar
hukum atau tidak jika kasus tersebut melanggar hukum berarti itu bujukan moral tetapi jika
itu tidak melanggar hukum atau undang-undang maka itu adalah Dilema etika. Apalagi jika
dampaknya benar di satu sisi dan benar di sisi lainnya.
3. Jadi selama ini bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan terutama untuk kasus-
kasus Dilema kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai
kebajikan?
Jawaban : Menurut saya lebih baik memilih nilai-nilai kebajikan yang harus dijunjung Tinggi
karena dengan menjunjung nilai kebajikan seperti keadilan kejujuran kemanusiaan maka
kebenaran itu akan mengikutinya.
4. Adakah langkah-langkah atau mungkin strategi seperti apa yang ibu lakukan dalam
menyelesaikan masalah Dilema seperti ini?
Jawaban : Untuk masalah seperti ini biasanya Saya memerlukan 3 strategi, itu yang pertama
saya mengkonfirmasi masalah kepada yang berkepentingan dalam hal ini dengan guru
tersebut dan murid. Yang kedua berdiskusi dengan para wakil kepala sekolah dan pengurus
yayasan, dan yang ketiga adalah merefleksi Apabila saya ada di posisi mereka : hal apa yang
saya inginkan atau Saya ingin diperlakukan seperti apa.
5. Menurut ibu ada tidak hal-hal yang dianggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-
kasus Dilema etika?
Jawaban : Saya rasa semuanya akan efektif jika kita berkomunikasi dengan baik kepada
semua pihak yang berkepentingan sehingga sama- sama tahu apa yang terjadi pada kita dan
kita tahu apa yang terjadi pada mereka.
6. Adakah yang menjadi tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus Dilema etika
di sekolah ibu?
Jawaban : Tentunya dalam kasus ini memberikan pengertian kepada murid bahwa guru
tersebut akan masuk sesuai dengan jam pelajaran, dan memastikan guru tersebut tidak
mengingkari kesepakatan yang telah dibuat.
7. Apakah ibu memiliki suatu aturan atau jadwal tertentu dalam menyelesaikan sebuah kasus
Dilema etika, seperti menjadwalkan penyelesaian kasus ini atau ada suatu prosedur tertentu
untuk menyelesaikan kasus.
Jawaban : Untuk menyelesaikan kasus tersebut tentu saya memiliki jadwal dan prosedur.
Prosedur yang saya lakukan Tentu saya mendiskusikan terlebih dahulu dengan para wakil
kepala sekolah dan pengurus yayasan langkah ini saya ambil untuk mencari solusi terbaik
bagi semua pihak.  Menjadwalkan untuk berdiskusi dengan para wakil kepala sekolah dan
pengurus yayasan, Selain itu penjadwalan untuk bertemu langsung dengan guru tersebut
juga perlu diatur untuk membuat surat pernyataan kesepakatan.
8. Adakah seseorang atau faktor yang mungkin selama ini dapat mempermudah ibu dalam
mengambil sebuah keputusan untuk kasus-kasus Dilema etika?
Jawaban : Tentu Bu biasanya saya berkonsultasi dengan ketua Yayasan dalam pengambilan
keputusan terutama yang berhubungan dengan kepegawaian.
9. Dari semua hal yang telah Ibu sampaikan tadi pembelajaran apa yang dapat Ibu petik dari
pengalaman ibu dalam mengambil keputusan sebuah masalah yang menimbulkan Dilema
etika?
Jawaban :  Pada dasarnya kita harus membangun komunikasi baik dengan semua pihak, kita
juga harus membangun rasa empati kepada orang yang bekerja sama dengan kita dengan
demikian kerjasama dalam mewujudkan pendidikan yang baik yang berpihak pada murid
akan terwujud.

Analisis yang dapat saya sampaikan dari wawancara tadi adalah

Ibu Aida sebagai kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah menggunakan:

Paradigma dalam Pengambilan keputusan

kebenaran versus kesetiaan, Kepala sekolah membenarkan bahwa membutuhkan guru geografi
yang linier, kepala sekolah menginginkan guru geografi PNS tersebut dapat masuk sesuai dengan
jam pelajaran dan tidak diberhentikan oleh pengurus yayasan.

Prinsip yang dipakai dalam pengambilan keputusan 

Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan
nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita. Ibu Aida memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan
kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan:

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan kebenaran adalah mengajar/ melakukan proses
pembelajaran tidak sesuai dengan jadwal pelajaran.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini kepala sekolah guru, pengurus yayasan dan
murid.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini:
Sekolah membutuhkan guru geografi yang linier
Guru tersebut membutuhkan Jam tambahan mengajar untuk sertifikasi profesinya.
Guru tersebut mengajar tidak sesuai dengan jam pelajaran.
Pengurus yayasan menginginkan pembelajaran yang nyaman bagi murid.
4. Pengujian benar atau salah
Uji legal: tidak ada unsur pelanggaran hukum
Uji regulasi atau standar profesional: tidak ada pelanggaran kode etik
Uji intuisi: Ibu F menginginkan Jam tambahan bagi sertifikasi profesinya, murid menginginkan
pembelajaran yang nyaman, dan pengurus yayasan ingin pembelajaran berjalan dengan
baik.
Uji publikasi: menimbulkan kegaduhan dan ketidaknyamanan
Uji panutan atau idola: membuat suatu kesepakatan.
5. Pengujian paradigma benar vs benar: rasa keadilan vs rasa kasihan
Pihak yayasan benar menginginkan pembelajaran yang nyaman bagi murid.
Ibu F benar sudah menjalankan tugasnya mengajar untuk memenuhi sertifikasi profesinya.
6. Melakukan prinsip resolusi: berpikir berbasis rasa Peduli (care based thinking)
7. Investigasi opsi trilema: bekerja sama dengan sekolah negeri tempat Ibu F mengajar, untuk
memastikan ibu F segera melanjutkan perjalanannya ke SMA Muhammadiyah jika telah selesai
waktu mengajar di SMA Negeri.
8. Keputusan mempertahankan Ibu F untuk mengajar di SMA Muhammadiyah.
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Keputusan yang diambil adalah dengan mempertahankan Ibu F dengan membuat
kesepakatan.
Seandainya saya di posisi ibu F mungkin saya juga akan datang terlambat karena tidak
membawa kendaraan sendiri.
Ambil pelajaran dari kasus ini, membuat kesepakatan dengan guru yang mengajar di SMA
Muhammadiyah.

Wawancara Ke II

Narasumber : Ubaidillah, S.Pd., M.Pd


Jabatan : Kepala SMAN 1 Gedung Meneng
Waktu Wawancara : 5 April 2023

1. Selama Bapak memimpin di SMAN 1 Gedung Meneng, adakah permasalahan yang menjadi perhatian
khusus bagi bapak Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan
dilema etika atau bujukan moral?
Jawaban :  Ada beberapa kasus yang terjadi tapi yang khusus menjadi perhatian saya adalah ketika
kenaikan kelas. Pada saat kenaikan kelas ada beberapa murid yang mempunyai nilai di bawah KKM,
dan absensi dengan ketidakhadiran cukup banyak. Menurut peraturan sekolah murid dengan
absensi apa cukup banyak dan nilai di bawah KKM maka tidak dapat naik kelas. Pembelajaran pasca
daring ini cukup sulit menghadirkan murid di kelas. Sedangkan begitu banyak murid yang dapat
dinyatakan tidak naik kelas.
2. Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk
kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai
kebajikan?
Jawaban : Pengambilan keputusan pada kasus-kasus dengan dua kepentingan yang sama-sama
benar dan mengandung nilai kebajikan, saya mengidentifikasi terlebih dahulu kasus tersebut
bertentangan dengan hukum atau tidak, jika tidak melanggar hukum atau undang-undang maka
kasus tersebut termasuk dalam dilema etika.
3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Bapak lakukan selama ini?
Jawaban: Ada beberapa strategi yang saya gunakan dalam pengambilan keputusan, terutama pada
kasus ini. Mengidentifikasi permasalahan yang ada dengan mengumpulkan informasi yang relevan,
mempertimbangkan bukti memilih dari sejumlah alternatif lalu mengambil tindakan. Dalam
mengidentifikasi kasus, saya bekerja sama dengan guru BK untuk menggali informasi yang melatar
belakangi masalah tersebut. Guru BK menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan yang
dihadapi siswa, berikutnya adalah guru mata pelajaran memberikan remedial disela waktu
liburan/sebelum KBM semester berikutnya berjalan.
4. Hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus
dilema etika?
Jawaban :  Bagi saya berkomunikasi dengan baik dan berkolaborasi bersama kepada semua pihak
yang berkepentingan sehingga sama- sama tahu apa yang terjadi pada kita dan kita tahu apa yang
terjadi pada mereka.
5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus
dilema etika?
Jawaban : Tantangan selalu ada, karena perbedaan pandangan/pendapat. Pada kasus ini yang
menjadi tantangan adalah kesediaan guru mata pelajaran melakukan remedial karena bertepatan
dengan libur sekolah.
6. Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema
etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk
menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Jawaban : Khusus pada kasus ini memerlukan jadwal dan aturan tertentu dalam penyelesaian kasus.
Guru BK membantu penjadwalan remidial yang akan dilaksanakan dan aturan-aturan tertentu yaitu
batas waktu penyerahan tugas remidial.
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam
pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Jawaban : Tim wakil kepala sekolah dan dewan guru yang saling berkolaborasi sangat membantu dan
mempermudah dalam pengambilan keputusan, selain itu juga komunikasi yang efektif harus dijalin
dengan semua pihak. 
8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda
mengambil keputusan dilema etika?
Jawaban : Pembelajaran yang dapat dipetik adalah koordinasi yang baik dari seorang
pimpinan akan mempermudah jalannya pengambilan keputusan, guru dan tenaga
kependidikan lainnya.

Analisis yang dapat saya sampaikan dari wawancara tadi adalah

Pak Ubaidillah sebagai kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah menggunakan:

Paradigma dalam Pengambilan keputusan

kebenaran versus kesetiaan, Peraturan sekolah benar siswa dengan nilai dibahwa KKM dan
kehadiran kurang dari 90% digolongkan tidak naik kelas

Prinsip yang dipakai dalam pengambilan keputusan 

Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan
nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita. Pak UBai memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan
kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan:

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan kebenaran keadilan dan kemanusiaan banyaknya
murid yang memiliki nilai dibawah KKM dan kehadiran dibawah 90%.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini : kepala sekolah, guru, orang tua murid dan
murid.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini:
Peraturan sekolah menetapkan bahwa tidak naik kelas apabila: nilai dibawah KKM dan
kehadiran kurang dari 90%
Banyak murid yang masuk dalam kriteria tidak naik kelas.
4. Pengujian benar atau salah
Uji legal: tidak ada unsur pelanggaran hukum
Uji regulasi atau standar profesional: tidak ada pelanggaran kode etik
Uji intuisi: Sekolah akan dipandang buruk karena tidak mampu menuntaskan siswa dalam
pembelajaran dan murid akan merasa tidak percaya diri apabila tidak naik kelas.
Uji publikasi: menimbulkan kegaduhan dan ketidaknyamanan
Uji panutan atau idola: meremidial murid yang nilai dibawah kkm dan memberikan tugas
tertentu bagi murid yang kehadirannya kurang dari 90%.
5. Pengujian paradigma benar vs benar: rasa keadilan vs rasa kasihan
Pihak sekolah benar tidak menaikkan kelas murid yang memiliki nilai dibawah KKM dan
kehadiran kurang dari 90%.
Benar murid akan merasa tidak percaya diri dengan tinggal kelas.
6. Melakukan prinsip resolusi: berpikir berbasis rasa Peduli (care based thinking)
7. Investigasi opsi trilema: meminta guru BK mengawal/ membersamai proses remidial dengan
menganalisis kesulitan belajar murid.
8. Keputusan mempertahankan memberikan kesempatan murid untuk remidial dan
mengumpulkan tugas dengan batas waktu sebelum dimulai kegiatan KBM disemester
selanjutnya.
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Keputusan yang diambil adalah memberikan kesempatan kepada murid mengikuti remidial.
Seandainya saya di posisi murid dalam transisi pembelajaran daring ke luring mereka
kembali menyesuaikan jadual pembelajaran dan kegiatan sehari-hari.
Ambil pelajaran dari kasus ini, guru pelajaran dan tim kurikulum lebih memperhatikan
kebutuhan proses belajar murid.

Wawancara Ke III
Narasumber : Hj. Seprida, S.E., M.Pd
Jabatan : Kepala SMAN 2 Menggala
Waktu Wawancara : 6 April 2023  

1. Selama Ibu menjadi Kepala Sekolah SMAN 2 Menggala Adakah suatu masalah yang Ibu hadapi
sebagai pemimpin di mana masalah itu menimbulkan Dilema dalam penyelesaiannya. Saya
harap Ibu bersedia menceritakannya kepada saya beserta cara penyelesaian masalah tersebut?
Jawaban : Dalam suatu organisasi tentu sering terjadi permasalahan. Siswa kelas XII
menjelang kelulusan memiliki acara pengambilan foto di lapangan sekolah, mereka
menggunakan banyak meja dan kursi untuk alat mereka berdiri supaya terlihat lebih tinggi.
Selaku Wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana pak Didik marah besar, karena pak
Didik khawatir kursi tersebut tidak dimasukkan ke dalam ruang kelas yang sesuai dengan
barcode yang ada di kursi. Wali kelas sebagai penanggung jawab kelas ketika itu sudah
dimintai izin oleh siswa, akan tetapi belum menyampaikannya kepada pak Didik sebagai
wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana. Pada akhirnya saya membuat kesepakatan
dengan seluruh murid  bahwa mereka memiliki tanggung jawab masing-masing akan
meja/kursi yang diambilnya untuk mengembalikan sesuai dengan kelas di mana mereka
mengambil meja/kursi tersebut.
2. Keputusan yang bijak sekali ibu…. jadi begini Bu… dalam modul yang saya pelajari ada jual jenis
Dilema yaitu Dilema etika yang merupakan Dilema kebenaran lawan kebenaran dan bujukan
moral yang merupakan kebenaran lawan kesalahan. Nah kalau menurut ibu Bagaimana ibu
dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang muncul ini mana yang berupa Dilema etika dan mana
yang berupa bujukan moral?
Jawaban : Saya melihat dari sudut pandang moral dan hukum Apabila kasus tersebut
melanggar hukum maka sudah tentu benar lawan salah ini adalah bujukan moral. Namun
jika masih bisa dikatakan benar lawan benar maka masalah tersebut termasuk Dilema etika.
3. Jadi selama ini bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan terutama untuk kasus-
kasus Dilema kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai
kebajikan?
Jawaban : Selama ini dalam pengambilan keputusan di sekolah yang sama-sama
mengandung nilai kebajikan Saya akan melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap
kasus tersebut dari berbagai sudut pandang kemudian menimbang secara matang mana
yang paling benar dan keputusan tersebut tidak merugikan banyak orang.
4. Adakah langkah-langkah atau mungkin strategi seperti apa yang ibu lakukan dalam
menyelesaikan masalah Dilema seperti ini?
Jawaban : Langkah-langkah yang dilakukan selama ini : menentukan penyebab
permasalahan menentukan siapa yang terlibat, menanyakan kepada orang terdekatnya,
berdiskusi dengan warga sekolah membuat beberapa solusi keputusan dengan menimbang
dari berbagai sudut pandang sebelum mengambil keputusan.
5. Menurut ibu ada tidak hal-hal yang dianggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-
kasus Dilema etika?
Jawaban : Saya melakukan analisis kasus kemudian menentukan solusinya menyesuaikan
dengan peraturan dan norma yang berlaku serta mengedepankan kepentingan umum dan
bermanfaat bagi orang banyak dalam jangka panjang.
6. Adakah yang menjadi tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus Dilema etika
di sekolah ibu?
Jawaban : Tantangan dalam pengambilan keputusan adalah mencari keputusan terbaik,
karena keduanya merupakan masalah yang sama-sama benar dalam mengambil keputusan
harus menguntungkan kedua belah pihak dan tidak merugikan salah satunya.
7. Apakah ibu memiliki suatu aturan atau jadwal tertentu dalam menyelesaikan sebuah kasus
Dilema etika, seperti menjadwalkan penyelesaian kasus ini atau ada suatu prosedur tertentu
untuk menyelesaikan kasus.
Jawaban : Untuk memutuskan masalah yang ringan biasanya langsung saya putuskan jika
masalah itu berat maka saya mengambil keputusan dengan beberapa tahap dan
pertimbangan.
8. Adakah seseorang atau faktor yang mungkin selama ini dapat mempermudah ibu dalam
mengambil sebuah keputusan untuk kasus-kasus Dilema etika?
Jawaban : Dalam mengambil keputusan saya selalu mengajak warga sekolah stakeholder
orang-orang yang mempunyai kedekatan personal dengan orang yang mengalami masalah.
9. Dari semua hal yang telah Ibu sampaikan tadi pembelajaran apa yang dapat Ibu petik dari
pengalaman ibu dalam mengambil keputusan sebuah masalah yang menimbulkan Dilema
etika?
Jawaban : Tentu pembelajaran yang dapat diambil dari penyelesaian permasalahan yaitu
menjadikan saya lebih bijaksana dalam menganalisis sebuah permasalahan untuk dijadikan
pertimbangan menentukan solusi yang tepat dan terbaik.

Analisis yang dapat saya sampaikan dari wawancara tadi adalah

Ibu Aida sebagai kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah menggunakan:

Paradigma dalam Pengambilan keputusan

kebenaran versus kesetiaan, Kepala sekolah membenarkan pentingnya momen terakhir kelas XII
untuk diabadikan, akan tetapi pak Didik juga benar beliau menjaga aset sekolah supaya tetap berada
di tempatnya dan tidak rusak.

Prinsip yang dipakai dalam pengambilan keputusan 

Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan
nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita. Ibu Seprida memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang
dan kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking) 

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan:

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan kebenaran menggunakan Meja/Kursi sebagai


tumpuan pengambilan foto di luar kelas tanpa izin dengan wakil kepala sekolah bidang sarana
prasarana.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini kepala sekolah, wali kelas, waka sarpras dan
murid.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini:
Menggunakan meja/kursi banyak di luar ruangan
kursi harus dimasukkan ke dalam kelas sesuai dengan barcode yang tertera. 
4. Pengujian benar atau salah
Uji legal: tidak ada unsur pelanggaran hukum
Uji regulasi atau standar profesional: tidak ada pelanggaran kode etik
Uji intuisi: Siswa mau mendokumentasikan saat-saat terakhir bersama teman-temannya.
Uji publikasi: menimbulkan ketidaknyamanan
Uji panutan atau idola: membuat suatu kesepakatan.
5. Pengujian paradigma benar vs benar: rasa keadilan vs rasa kasihan
Pak didik benar sebaiknya siswa meminta izin dengan pak Didik sebagai wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana, dan mengembalikan meja/kursi sesuai dengan ruangan.
Siswa benar sudah meminta izin kepada wali kelasnya.
6. Melakukan prinsip resolusi: berpikir berbasis rasa Peduli (care based thinking)
7. Investigasi opsi trilema: wali kelas mengkoordinir siswanya untuk  mengembalikan meja/kursi
sesuai dengan barcode ruangannya.
8. Keputusan memberikan izin murid menggunakan meja/kursi, akan tetapi dengan tanggung
jawab masing-masing murid.
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Keputusan yang diambil beresiko anak murid tidak mengembalikan meja-kursi sesuai
barcode.
Perlu pengawasan oleh wali kelas agar pengembalian meja-kursi sesuai dengan barcode.

Anda mungkin juga menyukai