Anda di halaman 1dari 23

Modul 2.

3
Coaching Untuk Supervisi
Akademik
2.3.a.8
Koneksi Antar Materi
SALAM GURU PENGGERAK!

TERGERAK!
BERGERAK!
MENGGERAKAN!

Yani Rohaeni, S.Pd.


Calon Guru Penggerak Angkatan 6
SMKN 1 GEGERBITUNG
KAB.SUKABUMI
Isi Pembahasan

01 02
Pemikiran reflektif terkait Analisis untuk implementasi
pengalaman belajar dalam konteks CGP

03
Keterkaitan Materi
Bagaimana peran anda sebagai seorang coach di
sekolah dan keterkaitannya dengan materi
sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran
berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
Peran saya sebagai coach di sekolah
adalah mendukung terhadap
pegembangan individu ( coachee)
dengan bersikap terbuka, fleksibel dan
percaya diri
Keterkaitan dengan Pembelajaran
berdiferensiasi dan PSE bahwa
keberhasilan suatu proses
pembelajaran bisa juga ditentukan oleh
refleksi dari kegiatan supervisi
akademik yang bersifat coaching
Refleksi pengalaman Belajar
Modul 2.3
Setelah mempelajari modul ini, saya mempelajari bahwa :

Saya sebagai guru penggerak, haruslah mampu menjalankan salah satu peran
guru penggerak, yakni menjadi coach bagi guru lain, agar mampu menuntun rekan
sejawat saya untuk menemukan sendiri solusi atas masalah yang dihadapinya melalui
kegiatan supervisi akademik menggunakan konsep coaching.

Coaching sendiri dapat kita artikan sebagai suatu proses yang menstimulasi dan
mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif seseorang (coachee), untuk
memaksimalkan potensi pribadi dan professional yang dimilikinya. Coaching lebih
kepada membantu seseorang untuk belajar (menuntun) daripada mengajarinya.
Agar mampu menjadi coach yang baik, saya harus
memiliki :
1 Paradigma berfikir
coaching, yaitu :
• Fokus pada coachee/rekan yang
akan dikembangkan
• Bersikap terbuka dan ingin tahu
• Memiliki kesadaran diri yang
kuat
• Mampu melihat peluang baru
dan masa depan
Agar mampu menjadi coach yang baik, saya harus
memiliki…

2 3 Kompetensi Inti
Prinsip Coaching coaching
• Kemitraan
• Proses kreatif • Kehadiran penuh/presence
• Memaksimalkan • Mendengarkan aktif
Potensi • Mengajukan pertanyaan
berbobot
Agar proses coaching berjalan dengan baik, saya harus
menerapkan :
Agar proses coaching berjalan dengan baik, saya harus
menerapkan :
Setelah mempelajari modul ini, saya merasa …
Setelah mempelajari modul ini, saya merasa tercerahkan dan termotivasi untuk
menerapkan prinsip coaching dalam membantu rekan sejawat untuk menemukan solusi
atas masalah yang dihadapi
Saya yakin bahwa dengan menerapkan paradigma berfikir coaching dan prinsip-
prinsip coaching dalam penyelesaian masalah, rekan sejawat akan lebih terbuka, dan
tidak merasa malu ketika menceritakan masalahnya kepada kita.
Saya juga menjadi lebih percaya diri untuk menerapkan paradigma dan prinsip
coaching setelah mendapat kesempatan beberapa kali untuk mempraktikan proses
coaching bersama rekan CGP lainnya.
Yang sudah baik dalam diri saya terkait modul ini
adalah …

1 2 3 4
Lebih memahami Mampu menerapkan Mampu menguasai
Mampu melakukan paradigma berfikir dan kompetensi inti
tentang coaching dan
coaching menggunakan prinsip coaching coaching dengan baik
bagaimana
alur TIRTA dengan baik dengan baik
penerapannya dalam
dunia pendidikan
Kompetensi yang akan saya tingkatkan ke depannya

1 2

Saya akan lebih fokus pada Saya akan berusaha, sebisa mungkin untuk
coachee saya saat melakukan mengarahkan coachee saya dalam menemukan solusi
coaching atas masalahnya dengan menggali lebih dalam lagi
potensi dirinya tanpa adanya asumsi-asumsi pribadi
saya
Analisis Implementasi
dalam konteks CGP
BAGAIMANA PENERAPAN COACHING UNTUK
SUPERVISI AKADEMIK?
Supervisi akademik sejatinya adalah kegiatan pemberdayaan dan
pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa
mengajar dan pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga penerapan konsep
coaching dibutuhkan sebagai peningkatan motivasi atau komitmen diri
seorang guru, agar kualitas pembelajaran meningkat seiring meningkatnya
motivasi kerja para guru.
Ketika melaksanakan Supervisi Akademik dengan prinsip coaching,
kemitraan dapat terbangun dan membuka peluang akselerasi kesadaran
yang mendorong tindakan aksi yang dilandasi kepercayaan coachee
kepada coach. Dalam prosesnya kita tidak perlu memandang perbedaan
jabatan, karna disini terjadi proses kolaboratif antara supervisor dan guru.
Apa tantangan implementasi coaching di
sekolah?

Fakta di lapangan, kegiatan Supervisi Akademik diasumsikan


sebagai suatu kegiatan observasi atau penilaian terhadap kinerja
guru. Sehingga kegiatan supervisi ini hanya menjadi kegiatan
mencari kekurangan guru dan dan guru merasa terbebani saat di
supervisi.
Bagaimana Alternatif Pemecahan Masalah yang
Ada?

Untuk mengatasi masalah tersebut saya dapat :

1 2
Melakukan sosialisasi tentang apa
Membangun komunikasi dan koordinasi yang baik
sebenarnya Supervisi Akademik
dengan rekan sejawat, sehingga ketika menghadapi
menggunakan konsep coaching itu,
masalah, rekan tidak segan untuk meminta disupervisi
beserta contoh penerapan nyata.
Keterkaitan Coaching dengan materi
sebelumnya di paket modul 2 yaitu,
pembelajaran berdiferensiasi dan
pembelajaran sosial emosi (PSE)
Pembelajaran
2.1 Berdiferensiasi

Dalam proses Supervisi Akademik, masalah yang muncul sudah tentu masalah tentang
pembelajaran dan dunia pendidikan.
Pembelajaran berdiferensiasi dapat kita jadikan sebagai salah satu patokan penggalian informasi
(identifikasi) dari masalah yang ada. Juga dapat kita jadikan sebagai salah satu alternatif pemecahan
masalah yang timbul. Sehingga kita bisa menuntun coachee kita untuk menemukan solusi
permasalahannya melalui pembelajaran berdiferensiasi.

Coaching untuk Supervisi


Akademik 2.3
Pembelajaran sosial dan
2.2 emosional

Dalam proses Supervisi Akademik, sangat diperlukan penerapan Kompetensi Sosial Emosional, yakni
kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran social, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab, baik bagi coach maupun choachee.
Coach perlu memahami dan menumbuhkan kompetensi social dan emosional agar mampu mengendalikan
dirinya dan menuntun coachee untuk menemukan solusi atas masalahnya.
Coach juga perlu menerapkan Teknik STOP guna menghadirkan mindfulness saat proses coaching,
sehingga ia akan focus pada masalah coacheenya, dan coachee akan lebih focus dalam proses identifikasi,
sehingga dapat ditemukan solusi sesuai atas masalah yang dihadapi.

Coaching untuk Supervisi


Akademik 2.3
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai