Anda di halaman 1dari 3

Jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.

Assalamualaikum.wr.wb. salam dan bahagia bapak ibu guru hebat. Pada jurnal
refleksi dwi mingguan modul 2.3 ini saya akan merefleksikan pengalaman belajar
saya tentang Coaching dalam Supervisi Akademik.

A. Peristiwa (Facts)

Pada pembelajaran modul 2.3 saya mempelajari tentang coaching


dalam supervisi akademik. Diawali dengan mulai dari diri pada hari Senin, 13
Maret 2023. Disini saya harus melakukan refleksi diri terkait supervisi
akademik yaitu saya menceritakan tentang guru adalah pemimpin
pembelajaran. Dalam perjalanan sebagai seorang guru, tentunya pernah
mendapatkan pengalaman terkait dengan supervisi akademik sebagai salah
satu cara pengembangan kompetensi diri saya. Kemudian dilanjutkan dengan
belajar mandiri melalui Eksplorasi konsep. Pada eksplorasi konsep saya
mempelajari tentang konsep coaching secara umum dan coaching dalam
konteks pendidikan. Diakhir eksplorasi konsep ada sesi diskusi untuk
menyampaikan refleksi pemahaman saya tentang konsep coaching dan
penggunaan keterampilan coaching untuk supervisi akademik. Pada diskusi
asinkron ini, peserta CGP saling memberikan komentar.

Pada hari Kamis, 16 Maret 2023 kami melakukan diskusi di ruang


kolaborasi sesi 1 yaitu sesi latihan coaching. Disini saya berlatih coaching
dengan bu Kamsih dari SMP Negeri 1 Andong. Disini kami mempraktikan
kasus coaching tentang ketidaknyamanan guru mengajar disuatu kelas karena
murid menyepelekan guru. Kemudian hari Jumat, 17 Maret 2023 kam
melakukan praktik coaching dengan kasus yang sama ketika sesi latihan
coaching. Kegiatan ini dipandu oleh fasilitator Bp. Mulyo Teguh. Pada sesi
diskusi presentasi ini setiap kelompok yang terdiri dari 2 orang CGP
melakukan praktik di room yang berbeda-beda.

Sabtu, 25 Maret 2023 pukul 15.30 WIB kami melakukan elaborasi


pemahaman melalui gmeet yang dipandu oleh instruktur Bp. Nizar Primadi
Dangkua. Sesi elaborasi ini salah satu materinya yaitu praktik coaching
dengan alur TIRTA dipraktikan oleh Ibu Suci Martanti dan Bp. Eko
Sudaryanto. Mereka melakukan coaching pada tahap pra supervisi dan pasca
supervisi, kemudian pengamat dilakukan oleh instruktur untuk diberikan
evaluasi dan umpan balik .

B. Perasaan (Feelings)
Saya antusias dan bersemangat mengikuti aktivitas pembelajaran
tentang bagaimana Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu penasaran di
awalnya bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang
sekali karena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa
praktik langsung bersama para CGP membuat pemahaman baik tentang
modul 2.3. Dari hasil praktik saya melakukan refleksi, bahwa saya merasa
masih banyak yang perlu ditingkatkan sehingga merasa bersemangat untuk
belajar lagi dan berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat
pertanyaan berbobot, bagaimana kita hadir secara penuh (presence) dan
bagaimana mendengarkan secara aktif.

C. PEMBELAJARAN (FINDINGS)

Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3.


memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang
bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervisi
akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat,
ada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi
pembelajaran di Modul 2 yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar
Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru
penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan
Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan
coaching dengan alur TIRTA dan supervisi akademik, di modul ini juga saya
mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan
sejawat yang bernama bu Sri Hastuti Nur Wakhidah. Beliau guru mapel IPA.
Disini saya melakukan supervisi akademik ketika jam mengajar belaiu yaitu
kelas IXC. Saya mencoba mengimplementasikan pembelajaran yang saya
peroleh di modul 2.3 ini sekaligus dapat membantu rekan saya tersebut
mengembangkan kemampuan diri sebagai pemimpin pembelajaran dari tahap
pra observasi, observasi dan pasca observasi.

D. PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak


permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan
mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu
penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka
bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki
untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat
perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Saya
ke depannya akan selalu menerapkan praktik coaching dengan alur Tirta agar
semakin menguasai dan terbiasa dalam menggunakan Coaching alur Tirta.
Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan
sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi
muridnya dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai