/ 3.1.A. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin / 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
07.46.Jabar.Sri_Sunarti
Back to course
Durasi : 2 JP
Moda: Mandiri
CGP dapat menjelaskan pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah
sebagai institusi moral.
CGP dapat menjelaskan pentingnya pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid,
bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
CGP bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan
dilema etika.
Lanjutan..
Prinsip-Prinsip
Pertanyaan
Keterampilan
2.2
Etika
Pemantik
Bujukan
Pengambilan
Moral dan Dilema
Previous 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Next
KeputusanEtika
2.2 Bujukan Moral dan Dilema Etika
Documentation tool Tujuan Pembelajaran Khusus
Tujuan Pembelajaran
Khusus
CGP dapat membedakan dilema etika (ethical dilemma) dengan bujukan moral(moral
Pengantar temptation).
CGP dapat mengidentifikasi jenis dilema etika berdasarkan 4 paradigma, baik dilema
Pertanyaan Pemantik yang dihadapi orang lain maupun diri sendiri.
CGP bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
Perbedaan Situasi
Pertama dan Kedua
https://lms26-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=244522 1/7
4/14/23, 10:38 PM 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
Page 6
41 0
Notes Question
Write note
dua-duanya menurut saya adalah keputusan yang sangat sulit. pada kasus 1 berhubungan dengan hati nurani. ibarat
dimakan ibu mati, tidak dimakan ayah mati. pada akhirnya seorang Guru dituntut untuk meloloskan siswa dengan dalih
demi masa depannya. pada kasus ke 2 adalah menghilangkan kebiasaan yang sudah ada disekolah. jika dituruti, tidak
AGUS respond:
Betul Bu El, kedua kasus tersebut memang keputusan yang sulit. Tapi menurut saya, dilema etika pada kasus
pertama lebih sulit karena benturan etika (kejujuran) dengan masa depan murid (kasih sayang) di mana keduanya
sangat penting.
Yups
EKA respond:
sependapat Bu
Setuju
SILVI ASTRIA RACHMAWATI noted on 2.2 Bujukan Moral dan Dilema Etika
kasus yang menantang bagi saya adalah kasus kedua, dimana kita dihadapkan pada kebiasaan turun temurun yang
sudah mengakar, dan pasti sangat sulit dirubah dan jika ingin merubahnya pasti ada kontroversi
ERWIN respond:
https://lms26-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=244522 2/7
4/14/23, 10:38 PM 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
kasus kedua lebih menantang karena sudah jadi tradisi, kalau diikuti tidak sesuai aturan peruntukannya, kalau tidak
INDRA respond:
Situasi yang ke-2 sebab dari kasus tersebut kita ditantang untuk merubah kebiasaan yang tidak sesuai dengan
kebajikan universal
AGUS respond:
Mengubah kebiasaan memang tidak mudah, apa lagi kebiasaan yang "mengenakkan" ya Pak Erwin.
EKA respond:
Menurut saya kedua kasus tersebut menantang,hanya saja kasus 2 lebih berat karena berkaitan dengan kebiasaan dan
Sepemahaman bu
FITRI respond:
betul bu
INDRA respond:
https://lms26-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=244522 3/7
4/14/23, 10:38 PM 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
Setuju bu
Menurut saya kedua kasus tersebut sama-sama menantang, namun untuk kasus yang ke-2 lebih menantang lagi karena
sudah menjadi tradisi atau kebiasaan yang pastinya akan sulit untuk kita merubahnya.
kasus 2 sangat menantang, karena untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan aturan akan berat dan akan
MARDIYATI respond:
sepakat bu fitri
Kedua kasus tersebut sangat menantang yaitu tentang nilai sebuah kejujuran. Tapi yang kedua lebih sering terjadi
Betul sekali pak, pada situasi kedua memang perlu keberanian yang lebih untuk merubah tatanan kerajaan yang
MARDIYATI respond:
sama pak
IIS KARLINA DEWI noted on 2.2 Bujukan Moral dan Dilema Etika
Menurut saya situasi yang lebih menantang adalah situasi yang pertama, karena didalam situasi itu kepala sekolah
merasa dilema untuk menindaklanjuti siswa tersebut, apabila mengikuti peraturan sekolah maka anak tersebut akan
kehilangan kesempatan meraih beasiswanya. Namun apabila kepala sekolah membiakan hal tersebut maka akan
ENDEN respond:
saya sependapat bu
https://lms26-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=244522 4/7
4/14/23, 10:38 PM 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
situasi yang menantang saya dalam mengambil keputusan adalah situasi yang kedua karena pada kasus yang pertama
fokus pemikiran saya menyelamatkan masa depan murid itu adalah hal yang utama , murid adalah individu yang
berkembang dan proses penyelesaian pada kasus menyontek akan memberi efek yang besar sehingga rayhan tidak
akan mengulang perbuatan tersebut. sedangkan pada kasus dua situasinya dilema antara nilai kejujuran dan memberi
apresiasi terhadap teman teman guru, disatu pihak ingin memberikan kebahagiaan pada rekan guru tetapi
kedua situasi memang cukup dilematis. Pada kasus pertama kita harus mempertaruhkan prinsip sekolah dan
kesempatan Rayhan. Keduanya adalah pilihan yang sama-sama benar, sehingga sangat dilematis kalau harus
mengorbankan salah satunya. Pada kasus kedua kita juga dihadapkan pada pilihan yang cukup sulit. Disatu sisi kita
harus mengikuti aturan, disisi lain kita harus memberikan reward kepada guru, dan hal ini sudah menjadi tradisi.
Pilihannya kita bertindak benar namun harus mengorbankan guru tidak mendapatkan reward, namun jika kita menuruti
Memang kedua kasus tersebut terasa sangat sulit, untuk itu kita harus benar-benar bijak dalam mengambil
keputusan
Kedua-duanya merupakan kasus yang sulit untuk diambil sebuah keputusan. Untuk kasus yang kedua karena sudah
jelas benar dan salahnya sehingga lebih mudah bagi kepala sekolah untuk mengambil keputusan dengan segala
konsekuensinya. Namun pada kasus yang pertama menurut saya lebih menantang karena dihadapkan pada pilihan
yang keduanya benar jika didasarkan pada pertimbangan nilai-nilai kebajikan sebelum pengambilan keputusan.
EL RAKHMAH respond:
https://lms26-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=244522 5/7
4/14/23, 10:38 PM 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
kedua kasus di atas memang sering terjadi terjadi di lingkungan kerja kita. Dan hal terebut tentunya memerlukan
pengambilan keputusan yang bijak. Kasus yang lebih menantang menurut saya adalah kasus 1 karena terdapat nilai-
nilai kebenaran yang saling bertentangan, yakni keadilan dengan rasa belas kasihan.
Kasus ke-2. Karena kasus ke-2 hal itu rata-rata sudah menjadi tradisi ataupun kebiasaan. Ketika suatu kebiasaan atau
tradisi dihilangkan maka akan terjadi benturan antara individu ataupun kelompok. Maka disinilah seorang pemimpin
agar bijak mengambil keputusan. Dimana keputusan itu tidak merugikan pihal manapun.
Menurut dilema etika pada kasus pertam lebih sulit. Hal ini karena adanya benturan antara moral (kejujuran) dengan
masa depan murid (kasih sayang). Kedua hal tersebut sangat penting untuk dilaksanakan. Untuk bujukan moral pada
kasus kedua, sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus bisa menjadi teladan yang baik bagi guru-guru. Dalam
kasus tersebut, jika saya sebagai kepala sekolah, saya akan menolak permintaan guru untuk menggunakan uang
dengan tidak semestinya. Mungkin akan muncul perasaan tidak suka dari guru-guru tersebut dengan keputusan ini.
Tapi seiring berjalannya waktu, saya meyakini mereka akan memahami bahwa sikap kita tersebut adalah hal yang benar.
Bagaimana pun, sebagai institusi moral, sekolah harus menjunjung tinggi etika (kejujuran) yang merupakan bagian dari
nilai-nilai kebajikan universal yang tentu saja akan berimbas pada moral dan etika murid-murid kita di sekolah.
Keduanya sulit, namun kalau memilih salah satu saya anggap kasus kedua lebih sulit. Kasus kedua apabila Pak Doni
tidak mengikuti kebiasaan lama akan berdampak pada benturan dengan guru yang ada walaupun pak Doni sudah
sesuai dengan aturan yang berlaku. Memerlukan pertimbangan yang dalam untuk memutuskannya
https://lms26-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=244522 6/7
4/14/23, 10:38 PM 3.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.1
Kedua kasus tersebut intinya sangat menantang karena keduanya memberikan dampak terhadap pengambilan
keputusan yang harus diambil. Dalam mengambil keputusan tentunya harus mempertimbangkan baik dan buruknya
yang terjadi. Pada Kasus 1 dan kasus 2 dihadapkan dengan nilai kebajikan yaitu kejujuran, dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan tentunya ada konsekuensinya. Misalnya saja jika kasus ke-2 tersebut tidak dicegah maka sama saja kepala
sekolah untuk mendorong nilai keburukan yaitu berbohong untuk memanipulasi data. Oleh karena itu kepala sekolah
dalam kasus ke-2 harus menerapkan nilai kejujuran untuk tetap tidak memakai uang bantuan tersebut. Dan
Bujukan Moral adalah bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat
keputusan antara benar dan salah. Dilema Etika yaitu keputusan antara benar dan benar yang saling bertentangan
Last Next
Back to course
English (en)
Bahasa Indonesia (id)
English (en)
https://lms26-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=244522 7/7