Anda di halaman 1dari 3

EKSPLORASI KONSEP

Halaman 1

Dilema etika seringkali membuat kita sulit untuk mengambil keputusan. Keputusan
yang kita ambil sering kali hanya berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Melakukan demi kebaikan orang banyak atau yang kita kenal dengan Berpikir
Berbasis pada Hasil Akhir (Ends Based Thinking).
2. Menjunjung tinggi nilai-nilai pada prinsip dalam diri atau yang sering kita sebut
dengan Berpikir Berbasis Peraturan (Rules Based Thinking).
3. Melakukan apa yang kita harapkan orang lain lakukan pada diri kita atau kita
kenal dengan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Cares Based Thinking).

Dari ketiga prinsip dilema etika, semuanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Dalam penerapannya, Seorang pengambil keputusan tidak dapat menggunakan hanya satu
prinsip saja, namun harus melihat situasi yang tepat kapan menggunakan prinsip berpikir
berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, atau berpikir berbasis rasa peduli.

Hal 1

Penting bagi seorang pendidik untuk mempelajari ilmu tentang etika. Hal ini dikarenakan Guru
sebagai figure bagi peserta didik yang sejak dini menanamkan nilai - nilai etika, moral dan norma
dalam menjalankan tugasnya, bahkan dalam setiap denyut kehidupannya, menjadi indikator
dalam keberhasilannya mengajar dan mendidik. Pandangan masyarakat, guru selalu menjunjung
tinggi etika dan moral, guru selalu benar, digugu dan ditiru, menjadi suri tauladan dan mereka
selalu memposisikan sebagai pejuang nilai, etika dan moral di tengah-tengah masyarakat.
Guru diharapkan bukan hanya mampu memberikan ilmu pengetahuan saja tetapi juga mampu
memberikan contoh perilaku yang akan menjadi pedoman bagi peserta didik dan lingkungan
sekitarnya.

Guru sebagai seorang pemimpin di sekolah terkadang menghadapi situasi di mana mengambil
suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara etika, dan berkonflik antara nilai-nilai
kebajikan universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan
merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan
atau teladan bagi seluruh warga sekolah. Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali akan
bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi
pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. Seseorang yang
memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika
yang pasti. Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang
disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun
agama seseorang.

Jika saya menjadi Kepala Sekolah, Saya akan berusaha bersikap bijaksana dengan mengkonfirmasi
laporan tersebut kepada guru yang bersangkutan. Saya akan mendengarkan penjelasan dari guru
yang bersangkutan. Jika yang disampaikan guru tersebut benar, sebagai Kepala Sekolah, Saya akan
mendukung sekali kegiatan sang guru memberikan les tersebut sedang membutuhkan dana
tambahan untuk keperluan obat bagi istrinya yang sedang sakit keras. Tetapi sebisa mungkin Saya
akan menyadarkan guru tersebut bahwa guru tersebut harus tetap berlaku adil terhadap semua
murid. Alangkah baiknya jika sang guru tidak membocorkan soal-soal tes kepada muridnya yang
mengikuti les.

Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua
pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral
(benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar
dan salah. Sedangkan paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika bisa dikategorikan menjadi
empat yaitu 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa
kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan
jangka panjang (short term vs long term).

Kasus 1

o Siapa yang menghadapi dilema? Ibu Dini


o Apakah dua kebenaran yang ada? Adalah benar jika tokoh tersebut Ibu Dini sebagai seorang
Kepala Sekolah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan yang ada di sekolah yang
dipimpinnya. Karena sebagai Kepala Sekolah, Bu Dini harus bertanggung jawab terhadap
permasalahan yang ada di sekolah, yaitu Guru-guru mulai menurun motivasi kerjanya, siswa-
siswa banyak yang melanggar peraturan, dan orangtua murid yang mengeluh karena
menurunnya kualitas Pendidikan. Tapi benar juga jika Ibu Dini ingin mengembangkan
usahanya dengan pelatihan bisnis selama 3 bulan di bawah bimbingan mentor-mentor
pebisnis yang sukses. Karena dengan mengikuti peatihan, Bu Dini akan mendapat banyak
ilmu untuk mengembangkan bisnis kulinernya.
o Paradigma mana yang terjadi pada kasus ini? Dilema individu lawan kelompok
o Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk kasus yang sama? Bisa. Termasuk kedalam
dilema jangka pendek lawan jangka panjang. Hal ini dikarenakan Bu Dini memilih keptusan
yang terbaik untuk mengikuti pelatihan 3 bulan ke depan atau tetap berada di sekolah yang
memerlukan keberadaan Bu Dini.
KASUS :

Saat penempatan PKL, biasanya murid-murid yang berprestasi dan perwakilan untuk Lomba
Kompetensi Siswa (LKS) tingkat propinsi ditempatkan di sekolah karena untuk mempermudah
pembimbingan dan persiapan Lomba. Murid telah terpilih dari sekian ribu siswa untuk mewakili
sekolah ke ajang tersebut. Tetapi murid tersebut ngotot memilih untuk tidak mengikuti Lomba LKS,
apabila tempat PKLnya ditempatkan di sekolah. Saat itu Saya sebagai panitia dari penempatan PKL
berkoordinasi dengan Kepala Sekolah untuk mencoba mencari tempat PKL yang dekat dengan
sekolah, tentunya sesuai dengan kompetensi yang ada pada murid. Sehingga murid bisa tetap
melakukan 2 kegiatan sekaligus yaitu PKL di dunia usaha dan dunia industri serta mengikuti
pembimbingan lomba. Kasus tersebut termasuk bujukan moral karena sesuai dengan kalender
akademik harusnya anak tersebut sedang melaksanakan PKL, tetapi oleh sekolah anak tersebut
diminta untuk mengikuti pembimbingan lomba di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai