Anda di halaman 1dari 15

YUDI SUPRIADI, S.Pd.

SD
CGP ANGKATAN 9
KAB. TASIKMALAYA
PEMANTIK
Buatlah sebuah kesimpulan dan Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di
Bagaimana keterkaitan
refleksi dari modul 2.3 ! sekolah dan keterkaitannya dengan materi
keterampilan coaching
sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran
dengan pengembangan kompetensi
berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan
sebagai pemimpin pembelajaran?
emosi?
KESIMPUL
AN Salah satu pendekatan dengan paradigma berpikir yang
memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan
diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah,
pendekatan tersebut adalah Coaching. Coaching
merupakan kunci pembuka potensi seseorang untuk
memaksimalkan kinerjanya. Selain itu Coaching
didefinisikan juga sebagai sebuah proses kolaborasi yang
berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan
sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas
performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri,
dan pertumbuhan pribadi dari coachee.
Pentingnya proses coaching:
 Proses untuk mengaktivasi kerja otak murid.
 Pertanyaan-pertanyaan reflektif dapat membuat murid
melakukan metakognisi.
 Pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga
membuat murid lebih berpikir secara kritis dan
mendalam sehingga murid dapat menunjukkan
REFLEKSI

Sebelumnya saya berpikir bahwa seorang coach harus lebih kompeten dibandingkan coachee sehingga solusi biasanya
muncul dari coach, kemudian tanpa sadar saya pun sering melabeli tindakan yang dilakukan oleh coachee sebagai
sesuatu yang salah, namun setelah mempelajari modul ini saya tersadar bahwa saya harus merubah paradigma selama
ini karena pada saat coaching kita harus memusatkan perhatian kita pada rekan yang kita kembangkan, bukan pada
"situasi" yang dibawanya dalam percakapan, bersifat terbuka dan ingin tahu (berusaha untuk tidak menghakimi,
melabel, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang lain), memiliki kesadaran diri yang kuat. Kesadaran diri yang
kuat membantu kita untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan dengan rekan sejawat,
dan mampu melihat peluang baru dan masa depan. Kita harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga
bisa membawa rekan kita melihat masa depan. Alhamdulillah pada saat praktik coaching, saya berusaha
mengimplementasikan paradigma berpikir coaching dan berhasil meskipun belum maksimal terutama pada poin 4 yaitu
membantu coachee melihat peluang-peluang baru sehingga saya ingin meningkatkannya.
REFLEKSI…

Sebelum mengetahui tentang prinsip-prinsip coaching, saya berpikir bahwa coach kedudukannya lebih tinggi daripada coachee ternyata hal ini sangat bertentangan dengan
prinsip coaching yang pertama yaitu kemitraan dimana posisi coach terhadap coachee-nya adalah mitra. Itu berarti setara, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah.
Coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri. Coach merupakan rekan berpikir bagi coachee-nya dalam membantu coachee belajar dari dirinya sendiri. Pada saat
melakukan praktik coaching percakapan kreatif ayitu dua arah terjadi antara saya sebagai coach dan rekan saya sebagai coachee. Saya mendengarkan coachee dan kemudian
melontarkan pertanyaan untuk membantu rekan kita untuk lebih memahami situasi dirinya, situasi ideal yang dia inginkan, serta langkah-langkah untuk membawa dia dari
situasi dia saat ini ke situasi ideal yang dia inginkan. Diakhir percakapan saya menggunakan prinsip coaching yang ketiga adalah memaksimalkan potensi. Untuk
memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan,
yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya. Selain itu juga, percakapan ditutup dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh rekan yang sedang
dikembangkan.
REFLEKSI …
Kemampuan untuk
•Presence hadir utuh bagi
coachee

KOMPETENSI •Mendengarkan Mendengarkan dengan


Aktif “RASA”
COACHING

Bentuk pertanyaan
Melontarkan terbuka: menggunakan
Pertanyaan
kata APA BAGAIMANA
Berbobot
SEBERAPA

Terkait kompetensi coaching ini, pengalaman saya pada saat melakukan praktik coaching sudah
mencoba mengimplementasikan semuanya namun fokus pengembangan saya pada kompetensi yang
kedua yaitu mendengarkan aktif dengan indikator keberhasilan menemukan kata kunci yang
disampaikan oleh coachee. Perasaan saya pada saat melakukannya sangat antusias karena jika kita
menguasai kompetensi ini maka pelaksanaan coaching akan sesuai dan dapat menggali potensi
coachee, kita juga harus sabar agar tidak melontarkan solusi terkait permasalahan yang dialami
coachee. Selain itu kompetensi yang ingin saya tingkatkan yaitu melontarkan pertanyaan berbobot
karena dirasa pada saat coaching masih ada beberapa pertanyaan yang kurang berbobot.
REFLEKSI …
Alur Percakapan
COACHING

Pengalaman saya melakukan coaching dengan alur TIRTA mengalir bagai air namun tetap mengikuti setiap
tahapan Tirta yaitu saya dan coachee menyepakati topik percakapan, membantu coachee menggali situasi yang
dihadapi, menggali potensi coachee tentang pengembangan ide dan solusi dari permasalahan tersebut, dan
yang terakhir menanyakan kesimpulan apa yang diperoleh coachee dari percakapan tersebut. Meskipun saya
sudah mengikuti alur TIRTA namun ada bagian yang ingin saya kembangkan lagi yaitu pada alur rencana aksi.
Selain itu saya harus mampu memahami lagi situasi pada saat coaching berlangsung karena dengan
membangun situasi yang nyaman akan berpengaruh juga pada proses coaching itu sendiri.
REFLEKS
I… Supervisi Akademik (SA)
SA merupakan serangkaian aktivitas untuk memberikan dampak
secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran di kelas.

Tanpa paradigma berpikir Dengan paradigma berpikir


coaching coaching, Supervisi Akademik
dilihat sebagai:
• Dalam pelaksanaannya, SA Kegiatan berkelanjutan yang
sering dilihat sebagai proses meningkatkan kompetensi guru
penilaian 1 arah dan yang bertujuan untuk
dilakukan menjelang akhir pemberdayaan dan
tahun ajaran. pengembangan kompetensi diri
• SA menjadi sebuah tagihan dalam rangka peningkatan
atau kewajiban bagi para performa mengajar dan mencapai
pemimpin sekolah dalam tujuan pembelajaran
tanggung jawabnya
mengevaluasi para pendidik.
Refleksi …
Saya merasa sangat terinspirasi, termotivasi,
Setelah dan tumbuh percaya diri untuk dapat
melakukan Supervisi Akademik dengan
mempelajari modul Paradigma Berpikir Coaching, menerapkan
ini saya merasa … prinsip-prinsip coaching dan memiliki
kompetensi coaching sehingga dapat
membantu memberdayakan rekan sejawat
(coachee) dalam menemukan solusi terkait
permasalahan yang dihadapinya, sayapun
mampu merubah mindset terkait supervisi
akademik bukan sebagai ajang penghakiman
bagi guru tetapi untuk membantu guru
menemukan solusi atas permasalahannya.
Sebagai coach saya harus memiliki rasa
percaya diri dan rendah hati sebagai
penunjang dalam pelaksanaan coaching.
Bagaimana peran Anda Peran saya sebagai coach di sekolah :
sebagai seorang coach di 1. Memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan
sekolah dan keterkaitannya reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak
dengan materi sebelumnya di
paket modul 2 yaitu terpancar dari dirinya. Coaching menjadi salah satu
pembelajaran proses ‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai
berdiferensiasi dan
kekuatan kodratnya.
pembelajaran sosial dan
emosi? 2. Menjadi mitra bagi teman sejawat (coachee) untuk
menggali potensi dalam dirinya dalam menemukan
solusi permasalahan yang dihadapi.
Koneksi Modul 2.3 dengan Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru


melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Sebagai
guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik
jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang
mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar/ readiness), jika tugas-tugas tersebut
memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), atau jika tugas
itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka
sukai (profil belajar), Hal ini akan berdampak pada capain hasil belajar murid lebih
optimal. Untuk mengetahui pemetaan kebutuhan tersebut diperlukan paradigma
berpikir coaching, penguasaan kompetensi coaching, dan prinsip-prinsip coaching.
Koneksi Modul 2.3 dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

Salah satu kompetensi coaching yakni menghadirkan Bagaimana peran Anda sebagai
diri sepenuhnya atau presence, kompetensi ini seorang coach di sekolah dan
penting dilatih agar kita bisa selalu fokus untuk keterkaitannya dengan materi
bersikap terbuka, sabar, ingin tahu lebih banyak sebelumnya di paket modul 2 yaitu
tentang coachee. Kompetensi ini penting untuk pembelajaran berdiferensiasi dan
dihadirkan sebelum dan selama percakapan pembelajaran sosial dan emosi?
coaching dilakukan. Kegiatan untuk melatih
menghadirkan presence yang bisa kita lakukan
adalah dengan melakukan kegiatan STOP dan
Mindful Listening. Seorang coach harus mampu
mengontrol emosi dan menjadi pendengar aktif
pada saat coachee bercerita, untuk itu diperlukan
Pemahaman 5 (lima) kompetensi sosial emosional,
yang terdiri dari : kesadaran diri, manajemen diri,
kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Selain itu penciptaan lingkungan Belajar yang
Suportif juga patut dilakukan.
Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan
pengembangan kompetensi sebagai
pemimpin pembelajaran?

Keterampilan coaching sangat diperlukan untuk dimiliki oleh seorang


coach untuk melakukan supervisi akademik sebagai kegiatan
berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin
pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni pembelajaran
yang berpihak pada anak. Karenanya kegiatan supervisi akademik hanya
memiliki sebuah tujuan yakni pemberdayaan dan pengembangan
kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan
mencapai tujuan pembelajaran. Seorang supervisor dengan paradigma
berpikir seorang Coach akan senantiasa menjadi mitra pengembangan
diri para guru dan rekan sejawatnya demi mencapai tujuan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Percakapan-percakapan
antara supervisor dan para guru senantiasa memberdayakan sehingga
setiap guru dapat menemukan potensi dan meningkatkan kompetensi
yang ada pada setiap individu. Supervisi akademik menjadi bagian
dalam perjalanan seorang pendidik menuju tujuan pembelajaran
yang berpihak pada murid dan membawa setiap murid mencapai
Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan
pengembangan kompetensi sebagai
pemimpin pembelajaran?

Coaching ini apabila diaplikasikan oleh seorang guru sebagai pemimpin


pembelajaran kepada murid – muridnya maka hasilnya sangat membantu
guru dalam memfasilitasi peningkatan performa belajar, pengalaman hidup,
pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari murid – murid yang
dituntunnya. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan model coaching
ini, seorang guru akan mampu mendorong murid - muridnya terbiasa
mengembangkan kemampuan murid dalam berkomunikasi, berkolaborasi
dan berpikir kreatif selama proses coaching berlangsung untuk menggali
potensinya sendiri sebagai bekal menyelesaikan permasalahan yang sedang
di hadapinya guna mencapai kemerdekaan dalam belajar. Proses coaching
sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan
ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik
sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi
yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan
dirinya tanpa membahayakan dirinya. Coaching membuat guru tidak
bertindak melabeli murid terhadap tindakan salah yang mereka lakukan,
tetapi guru menjadi pendengar aktif terhadap dengan kehadiran penuh dan
TERIMA KASIH KEPADA :
1. Bapak Edi Suryadi, M.Pd. selaku Fasilitator.
2. Bapak Galih Wangi, M.Pd. selaku Pengajar Praktik.

Anda mungkin juga menyukai