Anda di halaman 1dari 21

Koneksi Antar

Materi
MODUL 2.3 COACHING DALAM
SUPERVISI AKADEMIK

Cut Novi Hasrianty, S.Pd


Cgp Angktan 9
SD Negeri 6 Langsa
PERKENALKAN

FASILITATOR PENGAJAR PERAKTI


Ibu Nuraini Ibu Sunarti

CGP
Cut Novi Hasrianty
Tujuan Pembelajaran Khusus :

CGP menyimpulkan dan menjelaskan


keterkaitan materi yang diperoleh dan
membuat refleksi berdasarkan
pemahaman yang dibangun selama modul
2 dalam berbagai media
PEMIKIRAN REFLEKTIF SAYA
TERKAIT PENGALAMAN
BELAJAR?
1.PEMIKIRAN REFLEKTIF SAYA TERKAIT PENGALAMAN
BELAJAR DI MODUL 2.3
Coaching adalah sebuah proses percakapan yang dirancang untuk
membantu seseorang mencapai tujuannya. Coaching berfokus pada
pengembangan potensi dan kekuatan individu, serta membantu individu
untuk menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Dalam
konteks pendidikan, coaching dapat digunakan untuk membantu guru
meningkatkan kompetensinya, mengembangkan praktik pembelajaran
yang lebih efektif, dan mencapai tujuan pembelajaran.
Percakapan berbasis alur TIRTA
Prinsip coaching meliputi kemitraan, proses kreatif, dan
memaksimalkan potensi.
Terdapat beberapa metode pengembangan diri selain coaching:
1) mentoring, 2) konseling, 3) fasalitasi, dan 4) training.
Kompetensi inti coaching ditentukan oleh system among dari
coach dengan melibatkan kehadiran penuh (presensce).
2. Emosi-emosi yang dirasakan
terkait pengalaman belajar?
2. EMOSI-EMOSI YANG DIRASAKAN TERKAIT
PENGALAMAN BELAJAR?
Cemas Gembira
Sebelum mengetahui isi materi Saya merasa gembira saat
dalam modul ini,saya sedikit mampu melakukan peraktik
cemas karena saya khawatir tidak coaching dengan rekan Cgp
mampu dalam memahami dan dalam Ruang Kolaborasi dan
mengaplikasikannya demonstrasi Kontekstual

Tertarik Optimis
Setelah mempelajari dalam Saya Optimis untuk Mampu
eksplorasi saya mulai mengaplikasikannya di Sekolah
tertarik dengan modul ini tempat saya mengajar
3. APA YANG SUDAH BAIK BERKAITAN DENGAN
KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJAR?
Praktik coaching dengan alur TIRTA sudah
dapat saya riilkan di beberapa rekan sejawat
dan murid. Prinsip dan paradigma berpikir
coaching perlahan sudah menjadi pilihan
utama untuk membantu menyelesaikan
permasalahan coachee. Menjalankan aspek
untuk menghindari asumsi dan melabel akan
terus dilatih supaya tujuan dari coaching
dapat terpenuhi secara maksimal.
4. APA YANG PERLU DIPERBAIKI TERKAIT DENGAN
KETERLIBATAN DIRINYA DALAM PROSES BELAJAR?
Beberapa hal yang dapat diperbaiki terkait dengan
pembiasaan berlatih untuk kegiatan coaching serta
menjadi usawatun khasanah untuk rekan sejawat.
Mengubah paradigma berpikir rekan sejawat atau
murid bahwa coaching itu tidak saling menggurui,
dilaksakan dalam percakapan yang santai melalui
komunikasi sehari-hari sehingga meminimaliskan
situasi yang 'kaku'. Saya bertekad harus banyak
berlatih dengan berbagai tantangan permasalahan
baik sebagai pengamat, coach, dan coachee.
5. KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN
KEMATANGAN DIRI PRIBADI?
Materi modul 2.3 ini menjadikan saya memahami bahwa
penyelesaian problem itu tidak harus mengandalkan
emosional dan hukuman. Pendekatan pribadi dengan
obrolan atau curhatan dari hati ke hati jauh lebih berhasil
untuk menentukan rencana aksi masa depan. Supervisi
akademik dengan cara berpikir coaching alangkah baiknya
jika dapat diwujudkan pada setiap satuan pendidikan.
Selama ini hasil supervisi akademik hanya sebatas
tuntutan administrasi dengan metode ceklist. Kegiatan pra,
observasi, serta pasca supervise tidak dapat berjalan
sesuai dengan harapan, karena masih banyak yang tidak
dilaksanakan.
ANALISIS UNTUK
IMPLEMENTASI DALAM
KONTEKS CGP
MEMUNCULKAN PERTANYAAN KRITIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KONSEP MATERI DAN MENGGALINYA LEBIH JAUH

BAGAIMANA AGAR PERINSIP COACHING DAPAT DI TERAPKAN DI SEKOLAH ?


Kemampuan coaching guru tidak hanya mengubah proses
pengajaran menjadi lebih personal, tetapi juga menciptakan dampak
jangka panjang pada siswa. Mengapa coaching itu penting dalam
pendidikan? Karena itu bukan hanya metode pengajaran, melainkan
filosofi pendidikan yang membentuk individu untuk menjadi yang
terbaik.
Hal tersebut dilakukan karena tujuan coaching adalah menemukan
potensi tersembunyi yang ada dalam diri. Karena berfokus pada self
growth dan membangun skill yang sudah ada, coaching tentu akan
memberi manfaat besar bagi sekolah jika dilakukan secara
konsisten.
MENGOLAH MATERI YANG DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN PRIBADI
SEHINGGA TERGALI WAWASAN (INSIGHT) BARU

Praktik coaching dengan rekan sesama CGP membuat


saya menyadari bahwa tidak mudah untuk memusatkan
perhatian kepada coachee, kita benar-benar harus
menjadi pendengar aktif. Peran kita sebagai pendengar
aktif terkadang belum sepenuhnya bisa terlibat dalam
permasalahan coachee. Hal ini menjadi campukan bagi
saya, bahwa tugas CGP selanjutnya yaitu terus
mengasah diri untuk dapat memainkan peran sebagai
coach secara lebih maksimal.
MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS
ASAL CGP (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)

Adapun tantangan yang saya hadapi, Bagaimana cara untuk


dapat membantu rekan sejawat saya dengan coaching tanpa
mereka merasa saya melakukan coaching. Dari hal ini
membuat saya berusaha menggali apa saja yang harus saya
lakukan. Selain tantangan tersebut, Bagaimana cara untuk
dapat mengajak rekan guru melakukan coaching pada siswa
di sekolah tanpa terkesan menggurui.
MEMUNCULKAN ALTERNATIF SOLUSI TERHADAP TANTANGAN
YANG DIIDENTIFIKASI
Alternatif solusi yang dapat saya lakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut adalah terus berlatih dan melakukan refleksi
diri. Menjalin hubungan yang baik dan kemitraan menjadikan
keluwesan dalam coaching. Selain itu dengan memberikan
pengimbasan aksi nyata coaching yang saya lakukan pada siswa
dapat menjadi salah satu alternatif solusi. Segala perubahan
memang membutuhkan keberanian dan proses dalam
menjalaninya, tentu dukungan semua pihak terutama warga
sekolah sangat diperlukan dalam menyikapi tantangan yang ada.
MEMBUAT KETERHUBUNGAN
PENGALAMAN MASA LALU

Menelisik kembali pada kejadian di masa lalu maka perlu adanya


perubahan dalam kegiatan supervisi. Pentingnya kegiatan
supervisi menjadikan hal tersebut harus selalu dilakukan guna
perbaikan dalam pengajaran di sekolah pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya. Kenyamana dalam supervisi dapat
dilakukan dengan coaching. Dimana guru yang disupervisi tidak
merasa dilabeli dan mengalami jajing, sehingga enggan jika
harus sering di supervisi. Hubungan kemitraan dan rasa nyaman
membuat proses coaching untuk supervisi menjadi hal baik
untuk dapat dilakukan.
PENERAPAN DI MASA MENDATANG

Penerapan dalam coaching akademik untuk supervisi


dilakukan dengan hubungan kemitraan dan rasa nyaman.
Sehingga segala kendala yang dialami oleh guru dapat
memperoleh alternatif pemecahan masalah dari dirinya
sendiri dan kemampuan diri yang ia miliki. Sehingga guru
bukan hanya dapat menemukan solusi untuk dirinya.
Namun, guru juga dapat belajar menjadi coach yang baik
bagi siswa, serta dapat membantu siswa dalam
menemukan alternatif penyelesaian masalah yang ia
hadapi.
KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK YANG DILAKUKAN DARI MODUL LAIN
YANG TELAH DIPELAJARI

Praktik baik yang telah dilakukan adalah melakukan


coahing pada siswa yang mengalami masalah di
pembelajaran. Selain itu membatu rekan sejawat dengan
cara coaching dalam menemukan alternatif solusi yang
harus ia tempuh. Keberagaman ini mejadikan proses
coaching menjadi lebih berfariatif dan tidak kaku. Hingga
terbentuknya hubungan yang harmonis dan iklim budaya
positif di sekolah.
INFORMASI YANG DIDAPAT DARI ORANG ATAU SUMBER LAIN DI LUAR
BAHAN AJAR PGP.

Informasi lain diluar pembelajaran saya peroleh dari


kegiatan literasi bahan bacaan berupa jurnal hasil
penelitian. Selain itu video coaching dari youtube juga
cukup membatu saya utuk dapat terus berusaha
melakukan coaching menjadi lebih bermakna.[]
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai