Anda di halaman 1dari 20

KONEKSI

ANTAR MATERI
MODUL 2.3
Coaching untuk
Supervisi Akademik

Oleh:
Erwin Tejasomantri, S.Pd.
SDN 1 Kawali Kab. Ciamis
Jawa Barat
Calon Guru Penggerak
Angkatan 7
FASILITATOR
Neno Hendrayatno, S.Pd., M.Pd.

PENGAJAR PRAKTIK
Wawan Setiawan, S.Pd.

Assalamualaikum
Warahmatullahi
Wabarakatuh, Bapak Ibu
Guru hebat, salam dan
bahagia! Perkenalkan saya
Erwin Tejasomantri, S.Pd.
dari SDN 1 Kawali, Ciamis,
Jawa Barat.
Pada kesempatan ini saya
akan menyampaikan Koneksi
Antar Materi Modul 2.3 yang
merupakan Kesimpulan dan
Refleksi saya terhadap
materi yang telah saya
pelajari dari Modul 2.1 hingga
2.3.
Setelah mempelajari Modul 2.3,
saya memahami bahwa....
Sebagai guru penggerak haruslah
mampu menjalankan peran guru
penggerak yaitu menjadi coach bagi guru
yang lain, agar mampu menuntun guru
yang lain untuk menemukan sendiri
solusi atas masalah yang dihadapinya
melaui kegiatan supervisi akademik
menggunakan konsep coaching.

Coaching dapat kita artikan sebagai


proses menstimulasi dan mengeksplorasi
pemikiran dan proses kreatif seorang
coachee untuk memaksimalkan potensi
pribadi dan profesional yang dimiliki.
Coaching lebih membantu seseorang
untuk belajar (menuntun) daripada
mengajarinya.
Agar menjadi coach yang baik,
saya harus memiliki....
Paradigma berpikir coaching:
Fokus pada coachee/rekan yang
akan dikembangkan
Bersikap terbuka dan ingin tahu
Memiliki kesadaran diri yang kuat
Mampu melihat peluang baru dan
masa depan

Prinsip Coaching, yaitu:


Kemitraan
Proses kreatif
Memaksimalkan potensi

Kompetensi Inti Coaching:


Kehadiran Penuh/Preesence
Mendengarkan aktif
Mengajukan pertanyaan berbobot
Agar proses coaching berjalan
dengang baik, saya harus
menerapkan....
Setelah mempelajari modul 2.3,
saya merasa....
Termotivasi untuk menerapkan prinsip
coaching dalam membantu rekan
sejawat untuk menemukan solusi atas
masalah yang dihadapi.

Dalam menerapkan paradigma cara


berfikir coaching dan prinsip-prinsip
coaching dalam menyelesaikan
masalah, rekan sejawat akan lebih
terbuka dan tidak merasa malu ketika
mengungkapkan masalah kepada kita.

Saya lebih percaya diri untuk


menerapkan paradigma dan prinsip
coaching setelah mendapatkan
kesempatan beberapa kali dalam
ruang kolaborasi untuk praktek
coaching.
Yang sudah baik dalam diri saya
terkait modul 2.3....
Peningkatan dan perkembangan kearah
yang lebih baik serta lebih memahami
apa itu Coaching dan penerapannya
dalam dunia pendidikan.

Melalui kegiatan praktek coaching yang


saya lakukan, saya mampu
menggunakan alur Tirta sebagai dasar
saya dalam melakukan coaching.

Saya juga mampu menerapkan


paradigma berfikir dan prinsip
coaching dengan baik dan menguasai
kompetensi inti coaching.
Kompetensi yang akan saya
tingkatkan kedepan adalah....

Lebih fokus pada coachee


saat melakukan coaching.

Mengarahkan coachee dalam


menemukan
solusi/masalahnya.

Menggali lebih banyak lagi


potensi diri coachee tanpa
adanya asumsi-asumsi
pribadi dari saya.
ANALISIS IMPLEMENTASI
DALAM KONTEKS
CALON GURU PENGGERAK
Bagaimana penerapan coaching
untuk supervisi Akademik?
Supervisi akademik adalah upaya membantu guru
mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pengajaran. Kegiatan supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah yang ditujukan
kepada guru dengan tujuan memberikan bantuan
profesional, selain itu supervisi akademik juga
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
profesional maupun kompetensi paedagogik yang
akan berdampak pada peningkatan kinerja guru–
guru di sekolah.

Tanggung jawab pelaksanaan supervisi di sekolah


adalah kepala sekolah. Oleh karena itu kepala
sekolah harus memiliki kompetensi supervisi. Inti
dari kegiatan supervisi adalah membantu guru dan
berbeda dengan penilaian kinerja guru, meskipun di
dalam supervisi akademik ada penilaian.
Di dalam supervisi akademik menilai unjuk kerja
guru dalam mengelola proses pembelajaran
merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa
dihindarkan prosesnya.
Apakah tantangan implementasi
coaching di sekolah?
Berdasarkan fakta di lapangan, kegiatan supervisi
akademik diasumsikan sebagai suatu kegiatan
observasi atau penilaian terhadap kinerja guru.
Sehingga kegiatan supervisi hanya menjadi
kegiatan untuk mencari kekurangan guru dan
banyak guru terbebani karena disupervisi.

Bagaimana alternatif pemecahan


masalah yang ada?
Melakukan sosialisasi tentang apa yang dimaksud
Supervisi akademik dengan menggunakan konsep
coaching beserta contoh penerapan secara nyata.

Membangun komunikasi dan koordinasi yangn baik


dengan rekan sejawat, sehingga ketika memiliki
permasalahan tidak seegan untuk berbagi dan
minta untuk disupervisi.
KETERKAITAN MODUL 2.3
DENGAN MODUL-MODUL YANG
DIPELAJARI SEBELUMNYA
Bagaimana peran Anda
sebagai seorang coach di
sekolah dan keterkaitannya
dengan materi sebelumnya di
paket modul 2 yaitu
pembelajaran berdiferensiasi
dan pembelajaran sosial dan
emosional?
Modul ini berkaitan erat dengan materi-
materi pada modul sebelumnya, yaitu:
Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha
untuk menyesuaikan proses pembelajaran di
kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
individu setiap murid (Tomlinson 2000).
Sebelum merancang pembelajaran
berdiferensiasi, terlebih dahulu kita dapat
memetakan kebutuhan belajar murid, paling
tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu aspek
kesiapan, minat dan profil murid. Ketiga aspek
tersebut dapat ditelusuri dari murid salah
satunya melalui proses coaching. Pembelajaran
berdiferensiasi bertujuan untuk
mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya
hasil dari pembelajaran murid diperlukan
pembelajaran yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan belajar murid. Pembelajaran
berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan
belajar murid dan membantu mencapai hasil
belajar yang optimal karena Pembelajaran
berdiferensiasi berakar pada pemenuhan
kebutuhan belajar murid dan guru merespon
kebutuhan belajar murid tersebut.
Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah
pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini
memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah
memperoleh dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial
dan emosional. Pembelajaran sosial dan emosional
bertujuan untuk:
Memberikan pemahaman, penghayatan dan
kemampuan untuk mengelola emosi
Menetapkan dan mencapai tujuan positif
Merasakan dan menunjukkan empati kepada
orang lain
Membangun dan mempertahankan hubungan
yang positif serta
Membuat keputusan yang bertanggung jawab

Dalam membimbing murid untuk membuat keputusan


yang bertanggung jawab salah satunya dapat
dilakukan dengan proses coaching.

Pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran


penuh untuk mewujudkan kesejahteraan (well-being).
Kompetensi Sosial Emosional tersebut yaitu
kesadaran diri (pengenalan emosi), pengelolaan diri
(pengenalan emosi dan fokus), kesadaran diri
(empati), keterampilan sosial (resiliensi) dan
pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
Bagaimana keterkaitan
keterampilan coaching
dengan pengembangan
kompetensi sebagai
pemimpin
pembelajaran?
Keterkaitan ketrampilan coaching
dengan pengembangan kompetensi
sebagai pemimpin pembelajaran

Keterampilan coaching perlu dimiliki para


pemimpin pembelajaran untuk menuntun
segala kekuatan sebagai komunikasi
pembelajaran antara guru dan murid.

Coaching, memiliki peran yang sangat penting


bagi pemimpin pembelajaran karena dapat
digunakan untuk menggali potensi diri
sekaligus mengembangkannya dengan
berbagai strategi yang disepakati bersama.

Proses coaching yang berhasil akan


menghasilkan kekuatan bagi coach dan
coachee untuk mengembangkan diri secara
berkesinambungan. Pengembangan kekuatan
dan potensi diri inilah yang menjadi tugas
seorang coach (pemimpin pembelajaran).
Terima kasih
Semoga bermanfaat
Guru Bergerak, Indonesia Maju

Jangan lupa subscribe channel Youtube


dan follow Instagram saya ya!

Mari memajukan pendidikan Indonesia dengan


menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid
dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih
baik melalui Program Guru Penggerak.

@erwinteja

Anda mungkin juga menyukai